Share

Melati Marah

Author: CitraAurora
last update Last Updated: 2025-08-21 10:28:49

Suasana hatinya yang tidak enak membuat Melati mengurungkan niatnya untuk menjemput sang ibu. Dia meminta supir untuk pulang saja karena tidak mungkin menunggunya di rumah sakit.

“Bapak pulang saja.” Kata Melati.

“Oh ya Pak, jangan bilang kepada semua kalau Arcelo sakit.” Pesannya.

“Kenapa Nyonya kalau Tuan tanya bagaimana?”

Melati tahu Pak supir serba bingung tapi dia juga tidak ingin membuat semua orang khawatir.

“Saya tidak ingin semua orang khawatir jadi jangan beritahu siapa-siapa kalau saya berada di rumah sakit.” Ujar Melati kepada lalu turun.

Sopir itu paham kemudian pulang.

Sementara Melati berjalan kembali masuk ke dalam rumah sakit, tak dia menghubungi sang Ibu.

“Besok pagi saja Bu.” Kata Melati dalam sambungan telepon.

Di dalam ruang inap, Melati duduk di sisi bayinya, dia tak tega melihat sang buah hati sakit seperti ini.

“Cepat sembuh Sayang jangan buat mama takut.” Bibirnya terus menciumi tangan putranya.

“Apa perlu saya gendong Nyonya?” tanya baby sitter.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
CitraAurora
hehe maaf kak sari
goodnovel comment avatar
Sari Aldia
waw kkk ni gk seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Memggantikan Kakeknya

    Umur tidak ada yang tahu karena jodoh, maut dan rezeki semua berada di tangan Tuhan manusia hanya memainkan perannya dan jika waktunya sudah habis maka akan kembali ke penciptanya. Setelah diurus semua ini kini jenazah Papa Adrian akan segera dikebumikan, menurut kepercayaan mereka, segera menguburkan jenazah adalah suatu kewajiban. Di pusara sang Papa, Adrian terus menangis Kenangan sama papa terus menari di kepalanya. Pria itulah yang membuatnya hebat, pria itu juga yang terus mensupportnya hingga bisa menjadi seorang CEO yang sukses. “Sudah Mas ayo pulang,” kata Alea mengajak Adrian pulang. “Aku masih ingin menemani Papa sayang, kamu pulanglah terlebih.” Titah Adrian. Azalea dan Grey mengajak Alea pulang, sebenarnya Azalea juga ingin menemani sang Papa tapi Arsen terus menangis. “Pa, doa Adrian akan menemani Papa.” Adrian mengusap batu nisan papanya. Seminggu telah berlalu semua keluarga Adrian masih bersedih atas meninggalnya sang papa tapi kehidupan harus tetap berjalan.

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Bermain Diluar

    “Kalian dari mana? dari tadi mama cariin.” Tanya Alea ketika melihat Putri dan menantunya. “Habis jalan-jalan di luar Ma cari udara segar,” jawab Grey.Alea mengangguk tapi netranya tertuju pada tanda merah di leher Sang Putri. Dia menghela nafas, “Cari udara segar atau cari kenikmatan?” Sindirnya. Grey terkekeh mendengar ucapan Mama mertuanya. “Dua-duanya Ma,” sahutnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Alea menasehati mereka jangan sembarangan melakukan hal seperti itu di tempat asing. Karena makhluk halus terkadang tidak senang bila diusik dengan hal-hal seperti itu. Adrian yang baru keluar dari kamar turut bergabung. “Ada apa sih sayang? Pagi-pagi sudah pidato saja.”“Ini Mas mereka main-main diluar kan bahaya kalau ada makhluk halus yang terusik oleh perbuatan mereka.” Cerocos Alea sembari menatap Putri dan menantunya. “Sudahlah sayang anak muda memang seperti itu terkadang mencari hal yang berbeda seperti tidak pernah muda saja.” Adrian justru membela Grey dan A

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Jalan-Jalan

    Seperti biasa dokter memberikan obat-obatan kepada Azalea agar drama mereka tidak dicurigai.Selain memberi obat, Dokter juga melakukan pemeriksaan keseluruhan. Azalea mengangguk kecil mengkode Dokter agar segera bicara pada Grey. “Pak Grey ada kabar baik,” kata dokter.Grey segera menatap Dokter, “Apa penyebaran kankernya dapat dikendalikan Dok?” Dengan mata berbinar. “Kankernya benar-benar hilang Pak Grey.” Jawabnya. Mendengar ucapan dokter Grey terperangah “Apa Dok!” Teriaknya. Dokter menunjukkan hasil pemeriksaan Azalea dan juga hasil rontgen. “Kanker dalam tubuh istri anda benar-benar menghilang, selamat Pak Grey, Bu Azalea.” ujar dokter sambil menatap Azalea. Dokter tersebut menghela nafas, akhirnya masalah ini selesai juga. “Sayang kamu sembuh.” Grey yang sangat senang langsung memeluk istrinya. Dia benar-benar bersyukur karena akhirnya Tuhan mengabulkan doanya. “Aku harus memanggil yang lain.” Saking senangnya Grey keluar memanggil keluarga besarnya. “Ma Pa, Azalea

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Salah Diagnosa

    Lama tidak melakukan adegan ranjang membuat Azalea dan Grey menggila, keduanya saling memburu, suara desahan mereka juga menggema di seisi kamar. “Kak.” sambil menarik rambut suaminya. “Terus Kak,” pintanya sambil menggigit bibir bawahnya. Melihat ekspresi istrinya Grey semakin liar hasratnya semakin memuncak ketika melihat Azalea seperti itu. Tak cukup disini saja bibirnya juga menyambar sesuatu yang bisa disambar dia terus memainkannya membuat Azalea semakin mendesah kuat-kuat. Beberapa saat kemudian keduanya telah sampai di puncak kenikmatan. “Kak kamu liar sekali.” Tangan Azalea memainkan dada suaminya. Sontak Grey menatap istrinya, “Apa ada yang sakit?” Dia menjadi panik takut jika penyakit Azalea kambuh. Azalea menggeleng hanya saja bagian bawah perutnya sedikit ngilu. “Sayang kamu baik-baik saja kan?” tanya pria itu. “Baik kak.” Setelah mendapatkan pelepasannya Azalea menjadi mengantuk dia memejamkan mata sambil memeluk suaminya. Pagi cepat menyapa, saat Azalea mem

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Syok

    “Sudahlah.” Tak ingin ribet lagi Azalea mengambil kartu sumbangan dan mentransfer uang sebesar 30 juta. “Sudah aku transfer dua kali lipat,” ujarnya lalu membawa Arsen pulang. Semua Mama mencaci Azalea, bahkan netranya terus memperhatikan ibu dan anak itu. “Sok-sokan kaya padahal keadaan lagi susah!” Ujar salah satu dari mereka. “Lihat! pulang saja jalan kaki sok-sokan memberi sumbangan 30 juta,” sahut lainnya. Karena belum waktunya pulang jadi Azaela memutuskan menunggu jemputan di kafe seberang kelas bayi Arsen. Esok harinya mobil-mobil mewah parkir di depan kelas bayi. Azalea rencananya datang sendiri tanpa memberitahu Grey. Nanti dia akan meminta sopir mendampinginya jika diperlukan. Melihat Azalea yang didampingi sopirnya membuat para mama semakin mencacinya. “Kelihatannya pria itu suaminya,” ujar salah satu mama. “Benar, tapi kenapa agak tua seperti itu? Tampangnya juga biasa tapi anaknya kenapa tampan sekali?” semua berisik membicarakan Azalea. Azalea yang tahu kalau

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Kelas Bayi

    Niat Azalea untuk sembuh kini menguat membuat semua orang senang melihatnya.Secerca harapan muncul ketika semua orang sedih memikirkan Azalea. “Nona apa yang anda rasakan?” Tanya Dokter ketika memegang perut Azalea. “Tidak merasakan apa-apa Dok.” Dokter itu menekan perut Azalea kembali namun jawaban Azalea tetap sama yaitu tidak merasakan apa-apa. Dokter nampak heran, wanita paruh baya itu hanya mengangguk lalu mengurungkan niatnya menyuntikkan obat.“Karena istri anda tidak merasakan sakit jadi saya tidak jadi memberinya obat pereda nyeri.” Jelasnya. Dokter hanya memberikan obat saja. Dia juga menjadwalkan pemeriksaan lebih lanjut esok harinya.“Kalau ada niatan untuk sembuh pasti ada jalan,” ujar Grey sambil mengecup kening istrinya. Dokter meminta Azalea untuk banyak istirahat dan meminum obatnya secara teratur.Keluar dari kamar itu, Azalea langsung ke kamar Arsen. Dia ingin mengajak anaknya bermain. Saat masuk dia mendengar anaknya berhitung. “Mbak, dia sudah bisa berhitu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status