Arya mulai kehilangan kesadaran nafsunya terus berpacu menggores sedikit demi sedikit rasa setianya. Dia sudah tidak lagi mampu menahan jika terus seperti ini dirinya yang akan celaka. Siapa wanita di depannya? kenapa dia menjebaknya seperti ini? Arya memegang kuat-kuat lengan Rosa dia pun mengungkung wanita itu di bawahnya. Rossa bergembira malam ini Arya akan menjadi miliknya dan melati Goodbye. “Pak Arya adalah jodohku Melati jadi aku harus mengambilnya kembali.”Tapi ketika bibir mereka akan menyatu tiba-tiba pintu kamar terbuka. “Apa yang kalian lakukan?” teriak Melati.Wanita itu berjalan mendekat ke tempat tidur. Dia segera menarik tubuh Arya lalu dia juga menarik wanita yang berada di bawah kungkungan calon suaminya itu. “Apa yang kamu lakukan?” tanya Melati menatap tajam Rosa. Tak ingin ketahuan Rosa segera berlari keluar. Lebih baik menyelamatkan diri dulu daripada memikirkan rencananya. Ketika Melati hendak mengejar Rosa tangan Arya menarik tangannya. “Aku sudah
Persiapan pesta sudah hampir selesai Grey dan Arya mengadakan pesta lajangnya di salah satu villa milik orang tua mereka. “Kira-kira mereka mau datang nggak ya Kak kalau pestanya dilakukan di villa?” Tanya Azalea. “Datang Sayang,” Jawab Grey sambil memencet hidung sang adik. Grey sangat bahagia akhirnya dia dan Azalea menikah juga, impian dari kecil sudah di depan mata. “Kakak nanti kalau besar jadikan aku istrimu ya, aku ingin selalu bersama Kakak.” Serpihan ingatan di masa kecil mencuat, di usia yang masih dini mereka telah berjanji untuk tetap bersama saat dewasa nanti. “Memangnya kamu Sayang sama Kakak.” Tanya Grey. “Sayang sekali, Kakak Grey adalah yang terbaik.” Azalea memeluk Grey. Ingatan itu membuat Grey tersenyum, dan dia sangat bahagia kini. Sore itu mereka bertiga bersiap, semua persiapan sudah dibawa tinggal menjemput Melati lalu berangkat. “Hati-hati Grey, Arya jaga adikmu baik-baik.” Pesan Alea. “Dia sekarang bukan adikku lagi tante,” sahut Grey sambil menata
“Kak kamu ingat Aron klien kita yang dari luar negeri?” kata Grey saat dia berbicara dengan sang kakak. “Yang bekerjasama dengan kita beberapa tahun yang lalu itu?” Sambil mengingat-ingat kembali kliennya yang bernama Aron.Grey mengangguk, sebenarnya Aron tak hanya klien perusahaan nya tapi Aron juga teman kuliahnya dulu waktu dia berada di luar negeri. Tidak dekat tapi mereka setiap bertemu pasti saling menyapa.“Ada apa memangnya dengan dia?” Tanya Arya kemudian. “Katanya dia akan datang ke tanah air. Bagaimana kalau kita mengundangnya ke acara pesta lajang kita.” Kata Grey menatap sang Kakak. Arya setuju setuju saja, semakin banyak yang datang semakin meriah pesta mereka. “Kamu atur saja Grey gimana baiknya.” Ujar Arya. Pagi itu Aron tiba di tanah air, setelah istirahat sebentar dia langsung pergi ke perusahaan Aiden untuk bertemu dengan Grey. “Hai Grey.” Sapanya saat dia berada di depan ruangan Grey. Grey menghentikan aktivitasnya, dia langsung bangkit dari kursi kebesara
Mendapati pertanyaan Melati Arya pun gugup dia tidak mungkin mengatakan kalau dia sedang cemburu dan ingin tahu apa yang dilakukan calon istrinya bersama sahabatnya. “Klienku menyukai makanan-makanan khas tanah air jadi aku mengajaknya ke sana,” Jawab Arya berbohong. “Oh begitu.” Sahut Melati. Untunglah melatih percaya dengan ucapannya sehingga Arya tidak perlu repot-repot mencari alasan yang pas. “Oh ya Sayang kosongkan jadwal hari ini karena nanti kita akan pulang cepat.” Bisik Arya “Kita mau kemana Mas?” Tanya Melati. Rencananya Arya akan mengajak Melati memesan gaun pengantin. Dia juga akan menemui wedding planner untuk menentukan konsep pernikahan mereka. Sesuai nama calon istrinya, maka Arya akan menggunakan konsep putih-putih seperti bunga Melati. . #####Di Bandara Internasional seorang wanita paruh baya cantik menenteng koper nya. Setelah sekian tahun tidak menginjakkan kaki ke tanah air akhirnya dia pulang juga. “Gea…” Gina melambaikan tangan saat sang adik keluar
“Arthur selidiki pekerjaan Gina, dan sumber penghasilannya.” Titan Aiden. Dada pria itu terus bergejolak melihat Gina hidup bahagia. Beberapa saat kemudian, Arthur memberikan berkas tentang Gina, wanita itu masih menjadi Dokter Freelance, tapi bukan Dokter pada umumnya melainkan Dokter pasar gelap. Dia ditugaskan mengoperasi orang-orang yang organnya akan dijual. Gina menghindari kerja di rumah sakit karena takut bertemu Aiden. Lagipula pendapatan menjadi Dokter pasar gelap jauh lebih banyak, Itulah sebabnya dia bisa hidup mewah meski tanpa sandaran. Membaca berkas itu Aiden tersenyum licik, entah apa yang dipikirkan pria itu. “Awasi gerak-geriknya, dan terus laporkan padaku.” Titah Aiden. “Beberapa waktu ini dia tidak mendapatkan job jadi dia lebih sering di rumah Tuan.” Kata Arthur. Aiden mengkode Arthur untuk pergi karena dia masih harus memeriksa berkasnya. #####Siang itu Agam menghubungi Melati, pria itu ingin berbicara dengan sahabatnya. “Mel makan siang bersama ya.”
Sebelum pergi Aiden menatap tajam Gina dia merasa kurang puas tapi ada hal penting yang harus dia lakukan daripada melampiaskan amarah pada wanita itu. Di sebuah rumah yang tidak terlalu besar mereka semua berhenti, ya itu adalah rumah Aiden yang lama tidak pernah dia kunjungi. Di depan rumah tampak seorang pria dan seorang wanita berdiri, mereka sepertinya sengaja menunggu kedatangan Aiden. “Silakan masuk Tuan.” Kata pria itu dengan ramah. Setelah semuanya masuk Aiden memberitahu Melati kalau dia bisa menempati rumah ini dengan ibunya. “Meski tidak besar tapi bisa menjadi tempat tinggal sementara.” ujar Aiden. Ibu Melati menunduk dia nampak tak enak dengan calon desanya karena belum belum sudah merepotkan seperti ini. “Maafkan kami,” cicitnya pelan. Ibu Melati tak bisa menolak karena memang dia tidak punya tempat tinggal lain. “Tidak perlu sungkan, anak-anak kita akan segera menikah.” Sahut Aira. Aira dan Alea turut menghibur Ibu melati. Meskipun mereka tak saling kenal tap