Share

76. Ahhh, Muncrat!

last update Last Updated: 2025-06-27 08:38:58

“Aku tunggu kabar selanjutnya,” ucap suara di seberang telfon.

Ruang kamar hotel itu terasa sunyi, hanya diiringi suara lembut pendingin ruangan yang berhembus perlahan. Lampu tidur di sudut kamar menyala temaram, memancarkan warna kuning hangat yang menciptakan suasana intim. Di meja kecil di dekat tempat tidur, lilin aromaterapi dengan aroma mawar perlahan-lahan menguarkan wanginya, membuat udara terasa lembut dan menenangkan.

Dengan hanya mengenakan lingerie tipis seksi yang sudah telanjang di bagian payudara nya, Alya berdiri di depan jendela besar, tirai beludru merah tersingkap setengah, memperlihatkan pemandangan kota yang gemerlap dengan lampu-lampu malam. Namun, matanya tidak fokus pada pemandangan indah itu. Ia lekas mematikan sambungan telfon dengan seseorang di seberang sana.

Namun, tiba-tiba saja ia merasakan sebuah kehangatan mendadak melingkupi tubuhnya. Dua lengan kuat melingkar di pinggangnya dari belakang, membuat tubuhnya membeku sejenak. Bahkan sebelah tangan kekar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   95. Dipaksa Melayani Pria Hidung Belang

    Brak!“Lepaskan dia! Apa yang kalian lakukan, hah?”Suara Mami Lulu terdengar menggelegar, memekakkan telinga siapa pun di ruangan itu. Kedua pria bertubuh kekar yang tadi sudah nyaris memasukkan kepala kont nya ke dalam memew Nada, sontak terhenti mendengar teriakan itu.Keduanya buru-buru menoleh dengan cepat, dan dilihatnya Mami Lulu yang berada di ambang pintu kamar, dan sedang berjalan cepat ke arah mereka.“Gawat! Mami Lulu,” kata kedua pria itu dengan gemetar. Mereka pun cepat-cepat mengenakan baju dan celana yang semula sudah terlepas dari badan.Dengan mata penuh kemarahan, Mami Lulu segera melangkah mendekat. Ia menarik tangan Nada dan membawanya bangkit.Plak! Plak!Dua tamparan mendarat keras di pipi kedua pria itu.“Kurang ajar kalian!”“Ini barang bagus. Bukan buat kalian yang rendahan,” bentaknya marah. “Kalau kalian sentuh dia lagi tanpa izinku, kamu yang akan aku jual ke luar pulau! Mengerti?”“I … iya, mami. Kami mengerti. Tolong maafkan kami.” Kedua pria itu tertund

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   94. Digarap Dua Pria Mesum

    “Apa kamu mau digarap seperti itu juga, Cantik? Sepertinya memew mu sudah basah dari tadi,” ucap salah seorang anak buah Mami Lulu, sebab dari tadi matanya terus menatap pada Nada yang gelisah dan tengah menggesek-gesek pangkal pahanya.Mendengar itu, Nada langsung menoleh pada dua orang pria bertubuh kekar di sampingnya itu. Matanya membelalak, lebih membelalak daripada saat tadi dia melihat Rere digarap oleh pelanggannya di atas ranjang.“A … apa? Enggak, itu nggak benar!” Nada bergidik cepat.“Sudahlah, nggak usah pura-pura nolak seperti itu. Kami tau kalau kamu juga menginginkannya.” Salah satu pria juga semakin mendekatkan tubuhnya pada Nada.“Jangan! Jangan mendekat!” Nada panik dan bergerak mundur, karena kedua pria itu kini sudah semakin dekat dan hendak memepet tubuhnya.Dengan mata penuh nafsu, salah seorang pria langsung menyingkap dress mini sebatas lutut milik Nada.Dress itu terangkat, memperlihatkan paha putih mulus yang sangat menggoda. Kedua pria sampai tercengang da

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   93. Ahhh! Enak Banget di Jilmew

    “Kamu … kamu siapa?” suara Nada bergetar, lemah tapi penuh ketakutan.Matanya yang bening menatap tajam ke arah sosok wanita paruh baya yang baru saja muncul di ambang pintu. Rambut wanita itu dicat pirang terang, makeupnya tebal, dan tubuhnya dibungkus gaun ketat merah menyala. Di belakangnya berdiri dua pria bertubuh kekar dengan ekspresi dingin tanpa emosi.Wanita itu tersenyum miring, senyum yang membuat darah Nada terasa membeku.“Kamu nggak usah takut, Sayang,” katanya dengan suara pelan namun tegas. “Kamu sekarang ada di tempatku. Dan di sini, kamu akan dibayar mahal.”Nada menggeleng cepat.“Apa maksudnya? Aku… aku nggak ngerti,” bisiknya panik sambil merapatkan selimut yang menutupi tubuhnya.Ia baru sadar bajunya telah berganti, bukan bajunya sendiri. Ia memandang sekeliling kamar dengan tembok lusuh dan lampu temaram. Aroma parfum murahan dan alkohol menguar di udara.“Di mana aku?” tanyanya lagi, suara mulai meninggi. Napasnya memburu.Wanita itu melangkah masuk, mendekat.

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   92. Pergumulan Panas di Balik Tirai

    "Rina? Kamu kenapa?" Nada langsung duduk tegak, jantungnya berdegup tak karuan.Mendengar suara ketakutan Rina di seberang telfon, rasanya Nada pun juga merasakan ketakutan yang sama."N-Nada... t-tolong aku..." Suara Rina terdengar serak, tersendat-sendat seolah ia mencoba bicara sambil menahan tangis atau rasa sakit. "Aku ... aku gak tahu harus gimana lagi, Nada. Aku ...."Nada langsung panik. "Rin, kamu di mana? Kamu kenapa? Halo? Halo? Rina?!"Tut! Tut! Tut!Tapi sambungan itu tiba-tiba terputus. Nada mencoba menelepon ulang, tapi tak diangkat.“Ya ampun, kenapa nggak bisa dihubungi sih? Rina kenapa? Apa yang terjadi sama kamu, Rin?”Tanpa pikir panjang, Nada pun segera bangkit. Ia sempat melirik ke arah ponselnya. Ia ingin menghubungi Daffa, tapi waktunya terasa sangat tak memungkinkan. Rina terdengar sangat butuh bantuan.“Oke, aku akan hubungi Daffa nanti. Sekarang aku akan ke rumah Rina lebih dulu.”Dengan jantung berdebar, Nada pun keluar dari rumah dan langsung memesan ojek

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   91. Ahh! Lagi Ena-Ena

    “Kamu nanya itu ke aku? Ya tentu saja aku nggak tahu, Sayang. Kamu bisa tanyakan hal itu sama papa. Tau tau aku sudah bangun setelah disusui sama kamu.” Daffa menggeleng, karena ia memang tak tahu siapa yang sudah memberikan informasi tentang Nada kepada papanya.Nada pun terdiam. Dalam hatinya, ia membenarkan juga apa yang dikatakan oleh Daffa. Nada masih ingin bertanya lagi, tapi Daffa tak memberinya kesempatan itu.Begitu Nada ingin membuka mulutnya, tiba-tiba Daffa sudah membungkam bibirnya dengan bibir pria itu sendiri. “Daffa … mmpphh!” Nada seakan kesusahan bernafas, tapi Daffa terus menghisap dan menjilat bibir Nada hingga penuh dengan salivanya.Nada pun tak bisa menolak. Ia hanyut dalam permainan bibir Daffa yang nikmat dan membuatnya candu. Nada pun turut membalas ciuman Daffa, hingga lidah mereka saling membelit, saling menyesap, dan bertukar saliva.“Daffa, ahh!”“Ayo kita lakukan, Sayang. Aku nggak tahan lagi,” rengek Daffa.Nada hanya mengangguk. Dimana kini keduanya s

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   90. Saling Menghisap dan Memanjakan (Daffa+Nada)

    "Ahhh, Sayang." Suara desahan Nada terdengar manja, sembari tubuhnya menggeliat merasakan sensasi geli dan nikmat bersamaan.Mendengar suara desahan yang terlontar dari bibir Nada, tentu semakin membuat hasrat Daffa bergejolak. Ia merasakan batangnya di bawah sana semakin menegang dengan kerasnya, dan kini dengan jahil ia bahkan menggesekkan rudal kerasnya itu tepat ke gundukan memew Nada yang terlihat besar dan cembung, meskipun masih berada dalam balutan rok abu-abunya.Sementara itu, tangan Daffa masih asyik meremas-remas payudara Nada dan mengenyot puting susu gadis itu dengan rakusnya. Hingga air susu tumpah dan berleleran memenuhi mulutnya.“Ahh! Daffa.” Nada mendesah, seraya meremas rambut Daffa dengan lembut."Ahh, Sayang. Rasanya aku nggak tahan untuk memasuki memew tembam mu ini." Daffa menggeram sambil tangan satunya mencengkeram bokong indah nan besar milik Nada. Birahinya kini sudah memuncak di ubun-ubun."Ahhh, lakukan, Sayang. Aku juga udah nggak tahan lagi," desah Nada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status