MENGAJAR CINTA

MENGAJAR CINTA

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-17
Oleh:  Nd.parkOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Belum ada penilaian
6Bab
4Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Adinda Rahayu, gadis lemah lembut yang mencintai dunia pendidikan, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menjadi guru privat dan menerima tawaran untuk mengajar seorang anak kecil. Anak itu ternyata putra dari Andreas Putra Perzando, seorang duda kaya yang tampak dingin di luar, tapi hangat di dalam. Seiring waktu, pertemuan demi pertemuan membuat mereka saling mengenal lebih dalam, hingga cinta pun tumbuh perlahan tanpa mereka sadari.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Pertemuan Pertama

SELAMAT MEMBACA SEMUANYA

---

Adinda Rahayu mengusap keringat di wajahnya yang mulai memerah karena terik matahari. Map berisi dokumen lamaran kerja masih erat di tangannya, sementara seragam putih-hitam yang ia kenakan mulai terasa lembap.

Sudah lima bulan ia mencari pekerjaan, dan hari ini pun belum membuahkan hasil. Ia berdiri di pinggir jalan, mencoba berteduh sambil membuka ponsel yang berdering.

“Halo, assalamualaikum, Cin,” ucap Dinda lemas.

“Waalaikumsalam. Di mana sekarang?” tanya suara di seberang. Cindy, sahabatnya sejak SMA.

“Baru keluar dari sekolah swasta di Jalan X. Masih belum ada kabar juga,” jawab Dinda.

“Gue jemput. Ada kabar bagus buat lo.”

Belum sempat Dinda bertanya lebih lanjut, Cindy sudah menutup telepon. Tak lama, mobil putih berhenti di depan warung kecil tempat Dinda berteduh.

“Cepet amat, Cin,” kata Dinda saat masuk ke dalam mobil.

“Gue kebetulan lagi nyari buku di perpustakaan deket sini. Dengar ya, Din... tetangga kompleks gue buka lowongan guru bimbel privat. Yang punya mau lanjut kuliah S2, dan mereka butuh pengganti segera. Mau coba?”

Mata Dinda langsung berbinar. “Mau banget! Aku suka ngajar, Cin. Anak SD, SMP, SMA juga aku bisa.”

“Bagus. Gue udah ngomong dikit soal lo. Besok lo bisa langsung wawancara jam 14.30. Nanti alamatnya gue kirim.”

Semangat Dinda kembali tumbuh. Dalam hati, ia berdoa agar kali ini jalannya lebih terbuka.

Keesokan harinya, pukul 14.30, Dinda tiba di lokasi bimbel. Sempat gugup, ia beberapa kali memeriksa dokumen lamaran dan menarik napas dalam. Bangunan bimbel itu tampak sederhana dari luar, namun bersih dan tertata rapi.

Halamannya cukup luas, dengan beberapa permainan anak-anak seperti perosotan kecil, ayunan, dan jungkat-jungkit yang tampak terawat. Suasana itu memberi kesan hangat dan ramah, seolah menyambut siapa pun yang datang.

Dinda melangkah masuk dengan hati-hati. Meski tampak tenang dari luar, dalam hatinya masih ada rasa gugup. Ia menarik napas pelan sebelum membuka pintu utama.

“Selamat siang,” sapanya pelan saat membuka pintu.

Seorang perempuan yang tampaknya sebaya dengan Dinda menghampirinya dengan senyum hangat.

“Kamu pasti Dinda, ya? Silakan masuk,” ucapnya ramah.

Wajahnya lembut, tutur katanya tenang, dan sorot matanya penuh ketulusan cukup untuk membuat kecanggungan yang tadinya sempat Dinda rasakan perlahan mereda. Ia mengangguk pelan dan mengikuti langkah perempuan itu masuk ke dalam.

Setelah berbincang singkat, Dinda nyaris tak percaya saat mendengar kalimat berikutnya.

“Kami butuh orang sepertimu. Kamu kami terima, bukan hanya sebagai pengajar, tapi juga sebagai admin untuk membantu mengatur jadwal dan keperluan bimbel,” ujar Pita, pemilik bimbel.

Dinda menatap Pita dengan mata berbinar. Ia tak menyangka prosesnya begitu cepat, begitu lancar. Ada haru yang menyesak di dadanya, seolah beban selama lima bulan pencarian kerja itu perlahan mulai terangkat.

“Terima kasih, Mbak… Saya sangat bersyukur,” ucap Dinda lirih.

Dalam hati, ia berjanji akan bekerja dengan sepenuh hati di tempat ini.

Hari itu, langit tampak mendung, namun tak menyurutkan langkah Dinda menuju alamat yang dikirimkan Pita semalam.

Semalam, Pita mengabarinya jika ada anak umur tiga tahun ingin les privat dengannya di rumah saja.

Dinda tiba di rumah yang dimaksud. Bangunan bergaya minimalis itu berada di ujung kompleks, terkesan tenang dan rapi. Sebelum ia mengetuk pagar, seorang pria tinggi membukakan pintu terlebih dulu.

“Selamat siang. Maaf, ini rumah Bapak Andreas Putra?” tanya Dinda sopan.

“Betul. Neng Adinda, ya?” tanya pria itu sambil mengangguk dan tersenyum tipis.

Dari penampilannya, Dinda menebak ia adalah salah satu pekerja di rumah ini. Wajahnya tampak serius, namun tatapannya menyiratkan keramahan.

“Mari masuk, Tuan sudah menunggu di dalam,” lanjutnya sambil mempersilakan Dinda masuk.

Sesampainya di depan rumah berwarna abu-abu minimalis, Dinda menarik napas pelan. Halaman rumah itu bersih, dengan dua pot bunga di samping pintu. Ia menekan bel sekali.

Tak lama kemudian, seorang pria membuka pintu. Penampilannya rapi, mengenakan kemeja lengan panjang biru gelap yang digulung hingga siku. Wajahnya tenang, tatapan matanya tampak tajam.

“Selamat siang. Maaf, ini dengan Bapak Andreas Putra?” tanya Dinda sopan sambil menunduk sedikit.

Pria itu mengangguk. “Adinda? Masuk saja.”

Suara pria itu terdengar tenang, namun cukup berwibawa. Dinda mengangguk dan mengucapkan terima kasih, lalu berjalan perlahan ke dalam rumah sambil menatap sekeliling. Ruang tamu tertata rapi, dengan rak buku dan mainan anak di satu sisi.

Begitu melangkah masuk, seorang anak laki-laki sekitar tiga tahun menyambutnya dengan teriakan, “Papa! Itu gulu balunna, ya?"

“Itu Ares, anak saya,” ucap Putra, singkat.

“Ares,” ucap Dinda pelan.

Putra mengangguk, lalu menoleh ke Dinda. “Anak saya memang aktif, tapi sejauh ini dia cukup cepat tanggap. Saya harap kamu bisa cocok.”

Dinda tersenyum pada anak kecil yang berdiri di depannya, matanya berbinar penuh rasa penasaran.

“Halo, Ares. Aku Dinda, guru yang akan bantu kamu belajar baca, nulis, dan berhitung,” sapa Dinda sambil berjongkok, menyesuaikan tinggi badan.

Ares tersenyum lebar. “Yes cuka belajal! Tapi ndak cuka belhitung!” katanya polos.

Dinda tertawa kecil. “Wah, berarti kita harus bersahabat dulu sama pelajaran berhitung, ya, supaya nanti Ares bisa jago.”

Putra memperhatikan dari belakang, lalu berbicara, “Saya dengar kamu bisa mengajar anak SD sampai SMA?”

“Iya, Pak. Saya terbiasa mengajar privat. Biasanya saya pegang pelajaran umum seperti Fisika, Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.”

Putra mengangguk. “Kalau begitu, coba dulu seminggu. Apakah Ares cocok atau tidak.”

“Baik, Pak. Saya senang sekali diberi kesempatan.”

“Putra saja.”

Dinda mengangguk. “Baik, Pak Putra.”

Putra hanya tersenyum tipis, lalu melangkah tenang ke ruang kerja, membiarkan Dinda dan Ares berinteraksi.

“Yuk, Ares, kita mulai belajar,” ajak Dinda sambil merapikan beberapa buku di meja kecil yang sudah disiapkan.

Mereka duduk bersama, dan Dinda mulai mengenali pola belajar Ares. Anak itu cepat tanggap, hanya saja mudah bosan kalau suasana terlalu kaku. Maka Dinda menambahkan sedikit permainan dan gambar saat menjelaskan.

Satu jam berlalu tanpa terasa.

“Udah celecai?” tanya Ares begitu Dinda mulai menutup bukunya.

“Udah. Ares pintar banget,” puji Dinda.

Ares tersenyum bangga. “Miss becok datang lagi?”

“Tentu. Tapi, Ares harus tidur siang dulu besok sebelum belajar.”

“Oteee!” jawab Ares sambil tertawa.

Putra muncul lagi di ruang tamu, “Terima kasih. Besok bisa datang jam yang sama?”

“Bisa, Pak.”

“Nanti saya transfer uang lesnya di akhir minggu.”

“Baik, terima kasih, Pak.”

Sebelum pulang, Dinda sempat menoleh ke Ares. Anak itu masih duduk sambil menggambar sesuatu di buku bekas.

---

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA DAN MEMBERI DUKUNGAN

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
6 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status