Beberapa saat kemudian, Desya keluar dari dapur, berjalan ke ruang keluarga, sembari membawa sepiring roti panggang di tangannya.
“Nona, ini roti panggangnya.” kata Desya pada Angel, sembari memberikan roti panggang yang dibawanya, pada Angel.
“Ah, terima kasih Desya. Yasudah, saya dan Chelsea, pamit dulu, ya” kata Angel pada Desya.
“Iya, nona.”
Setelah itu, Angel dan Chelsea, keluar dari rumah Jordi, dan langsung kembali ke rumahnya.
“Fan, Angel dan Chelsea kemana, ya? Mengapa mereka lama sekali, ya? William dan yang lainnya juga sama. Hadehh… Perutku sudah laper, nih.” tanya Cassey pada Fanny.
“Sama, nih. Perutku juga sudah laper. Iya juga, mengapa mereka belum kembali, ya? Jangan-jangan, Angel dan Chelsea, kesasar lagi?”
“Mustahil, sih. Kamu pikir, rumah Jordi itu labirin? Ada-ada saja, kamu.”
“Kami pulang…” kata Chelsea, yang b
“Tuan, izin melapor! Ini, saya sudah mendapatkan foto William Mendez. Adik dari Angel Mendez. Dia adalah pemilik tunggal, dari W Mall, yang ada di kota ini. Dan juga, dia berkunjung kesini, bersama dengan puluhan pasukan milliter pilihan, yang tengah menjaga Helikopternya, di sekitar pantai, di Hotel Mendez. Dan juga, menurut informasi yang saya dapatkan dari anak buah saya, William, bersama dengan kakaknya Angel, dan teman-temannya yang lain, sedang ada di rumah barunya Angel, yang tidak jauh dari kampusnya.” kata seorang pria paruh baya, di dalam sebuah ruangan yang gelap.“Bagus! Terima kasih atas informasinya. Sekarang, kamu boleh pergi. Emm… Angel… Kamu yang lebih dulu, mencari masalah denganku. Sekarang, saatnya aku membalas dendam, atas perlakuanmu kepadaku, hahaha.”……………………………………………………
Prok … Prok … ProkSeorang pria tak di kenal, memiliki tubuh yang tinggi, memakai jubah hitam, dengan sebuah topeng yang di kenakan, untuk menutup wajah, berjalan dari arah belakang, sembari bertepuk tangan, bersama dengan segerombolan pasukan berjumbah dan memakai topeng.Mendengar itu, Angel dan yang lainnya, langsung menoleh kearah belakang,“Hahaha … Sebuah pertunjukkan yang sangat bagus, bukan?” kata pria berjubah itu.“Siapa, kamu!?” bentak Samuel.“Aku? Ah, kalian tidak perlu tahu tentang, siapa aku, dan mengapa aku berada disini. Yang jelas, William? Hahaha … William sudah mati! Hahaha…”“Brengsek!!!”Plak!Bruaakk!!Sebuah tamparan yang sangat keras, mendarat di sisi sebelah kanan topeng pria itu. Pria itu langsung terduduk di atas tanah, dan topengnya, terlepas dari wajahnya. Pria itu langsung memalingkan wajahnya kearah belakang
“Hah? Ini dimana? Eh!? Kok, tanganku di ikat begini? Eh!? Kok aku hanya memakai pakaian dalam saja? Woi! Apa-apaan, nih! Baju dan Celana ku dimana, woi!!!” kata Angel yang baru saja terbangun, sembari sedikit teriak.Sebuah ruangan kecil yang gelap, dengan sedikit penerangan dari lampu yang sudah hampir rusak. Angel terbangun, dengan kondisi hampir tak berbusana, dengan hanya mengenakan pakaian dalamnya saja, dengan tangan dan kaki, yang terikat. Angel di ikat dalam kondisi berdiri, di kedua buah tiang besi, yang ada di sisi kanan dan kirinya Angel.Tepat di hadapan Angel, ada sebuah pintu. Lalu, sembari Angel teriak-teriak, tiba-tiba,Jeglek!“Hai, Angel … Ah, kamu sudah bangun, ya? Selamat datang, di markas besarku. Sengaja, kamu di letakkan di ruangan ini, ruangan ini adalah, ruangan khusus penyiksaan. Dan, wah-wah, kamu terlihat ‘menggoda’ sekali. Wajahmu yang cantik, dengan tubuh putih mulus, dan … Waw, bag
“Kiri, kanan, kiri, kiri, naik, turun. Oke, tadi itu kiri. Berarti, ini kanan.” kata Angel, sembari terus berlari.“Hei! Berhenti!” bentak 3 orang pria, yang tiba-tiba muncul dari depan Angel, sembari mengacungkan pistol kearah Angel.“Merunduk, nona!”“Huwaaaaaaa!!!” teriak Angel, sembari merunduk, dan menutup kedua telinganya.Dooor, Dooor!Dooor, Dooor!Dooor, Dooor!Gubrak!Ketiga pria itu, langsung tergeletak seketika.“Ayo, nona! Kita tidak punya banyak waktu!” bentak petugas keamanan itu, sembari menarik tangannya Angel.Mendengar itu, Angel langsung berdiri kembali, dan langsung berlari, dengan kondisi jantungnya yang tengah berdegup sangat kencang.“Oke, kiri … Kanan … Ah, ini kiri.” kata Angel, yang sempat menghentikan langkahnya, karena sempat merasa bingung.Kemudian, Angel melanjutkan kembali pelarianny
“Jadi begini, Will. Tadi malam, aku bermimpi aneh.”“Bermimpi aneh? Aneh bagaimana, kak?”“Nah, di dalam mimpiku itu, aku dan …”Angel menceritakan, sebuah kejadian yang terjadi, di dalam mimpinya. Sampai sekitar hampir 30 menit, Angel selesai bercerita.“Hah? Hahaha … Ah, kakak mimpi, nih …” kata William, sembari tertawa pada Angel.“Lah? Kan, aku memang sedang bercerita, tentang apa yang ku alami, di dalam mimpiku, Will? Kan, sudah ku katakan, kalau aku sedang bermimpi tadi malam.”“Eh, bukan begitu maksudku, kak. Kakak mengatakan, kalau kakak bermimpi, kakak di culik oleh seorang pria, mengenakan jubah hitam, dengan sebuah topeng yang terpasang di wajahnya. Dan, kakak mengatakan, kalau aku akan pulang hari ini, berpamitan dengan kakak dan juga yang lain, kemudian, Helikopterku meledak. Helikopterku meledak, itu adalah ulah dari pria berjubah hitam itu?
Kejadian demi kejadian, yang hampir, atau bahkan sama persis, dengan kejadian yang terjadi di mimpinya Angel, terjadi juga di dunia nyata. Mulai dari penjaga gerbang, yang tiba-tiba datang menghampiri William, Joe dan Samuel, mengatakan kalau, tadi malam, ada sebuah mobil mencurigakan di depan rumah Angel. Kemudian, Angel dan Chelsea pergi ke rumah Jordi, untuk meminta roti panggang, lalu kembali lagi ke rumah. Kemudian, setelah roti panggang yang dibawa Angel habis, William, Joe dan Samuel, pulang dengan membawa sarapan. Intinya, semua kejadian yang terjadi di rumah itu sebagaimana, kejadian yang ada di mimpinya Angel, terjadi juga di kehidupan nyatanya Angel. Lalu,“Ah, saya mengantuk, nih. Kak, aku ke kamar kakak, ya. Mau tidur dulu, hehe”William, langsung berlari naik ke lantai 3, dan langsung masuk ke kamar Angel, meninggalkan Angel dan yang lain.‘Tuh, kan. Kejadiannya, bahkan sama persis, loh? Kebetulan? Atau, memang ini pertanda?&rsquo
“Ah, kita masih disini kan, ya? Aku ingin ke toilet, nih. Sayang, temenin yuk.” kata Fanny.“Ah, aku juga ikut Fan. Sayang, kamu tidak ikut?” kata Chelsea, sembari bertanya kepada Joe.“Emm … Tidak deh, kalian saja, sayang. Aku disini saja, menemani nona Angel dan Cassey. Kamu dan Fanny, biar di temani oleh Samuel saja.” Jawab Joe.“Ah, yasudah. Ayo, Fan”Kemudian, Fanny, Samuel dan Chelsea, berjalan bersama, menuju toilet, yang ada di Hotel Mendez.Beberapa saat kemudian, baru saja mereka tiba di pintu keluar Hotel yang mengarah ke pantai, tiba-tiba,“Joe? Cassey? Eh, sayang, itu Joe dan Chelsea, bukan?” tanya Samuel pada Fanny, sembari menunjuk kearah pantai.“Eh? Iya loh, sayang. Itu Joe dan Cassey. Tapi, mengapa mereka tiduran di atas pasir seperti itu, ya?” jawab Fanny.“Eh, sepertinya sih, mereka bukan hanya sekedar tiduran di atas
“Eh? Aku, ada dimana? Dan … Eh? Kok, tanganku diikat begini? Tunggu dulu … Perasaan, di dalam mimpiku kemarin, Aku di culik, dan di letakan di sebuah ruangan yang sangat gelap, dengan tangan diikat dalam posisi berdiri, juga tak berbusana. Terus, mengapa sekarang, aku berada di sebuah gedung, dengan posisi tangan diikat, duduk di kursi, tapi masih memakai pakaianku? Kok beda?” tanya Angel, yang baru saja terbangun, di sebuah gedung rusak, kosong, sepi, dan sedikit kotor.Tap … tap … tap“Suara langkah kaki? Siapa?” bisik Angel, sembari memandang kearah depan.“Ah, ternyata kamu sudah bangun, Ngel. Bagaimana? Sudah puas tidurnya?” tanya seorang pria, memakai jubah hitam, dan juga memakai topeng, dengan 3 pria berbadan kekar, yang tengah berdiri di belakangnya.“Ace!? Kamu Ace, kan!? Apa yang kamu inginkan! Cepat lepaskan, aku!” bentak Angel pada pria itu.“Wow …