Share

-21-

Endaru bangkit dengan tangan meraba-raba dinding gedek untuk mencari pegangan. Tatapannya mengabur. Di dalam kepalanya berpuar-putar wajah sang emak yang terus menari-narikan senyum tipis. Dia keluar dari rumah dengan langkah gontai dan telinga yang berdengung sampai tangan kasar Suro menarik bahunya. Endaru jatuh terduduk ke permukaan tanah yang berkerikil.

“Aku harus melihat emak!” tatap pemuda tanggung itu dengan nanar dan memohon pada Suro.

“Mereka memang ingin kau datang ke sana, sadarlah! Emakmu mungkin sudah mati tapi aku yakin dia tak ingin kau ikut menyusulnya,” bentak Suro.

Endaru meraung-raung di tanah. Semua orang memperhatikan dengan dada yang remuk. Setelah lelah melampiaskan marah dan kecewa, Endaru bangkit dengan sedikit limbung untuk menghadap ke Sentikno yang masih duduk di amben.

“Ajarkan aku segala ilmu yang Anda punya!” Endaru memelas, membujuk, hingga menghardik dengan mata merah dan bengkak.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status