Share

-33-

Tubuh Endaru dan Gandari berguncang-guncang karena entakan kereta beroda empat yang membawa mereka menggilas bebatuan jalan. Mereka duduk saling berhadapan—lutut beradu dengan lutut—tetapi mulut tetap saling mengunci dan membisu.

Perempuan itu menjelajahi paras Endaru yang sudah banyak berubah. Wajah bocah yang dulu dikenalnya, kini berwujud seorang pemuda berparas lembut dengan tulang pipi yang sedikit menonjol, rahang yang tegas, dan bibir tipis berwarna terang yang masih meninggalkan bekas senyuman meski dia tengah gelisah. Mata, Gandari terpaku pada bekas luka di bawah mata kanan putranya.

Gandari berpaling mengubah pandangan ke luar kereta yang susul-menyusul adalah pepohonan dan semak belukar.

“Emak benci menatap bekas luka di wajahku?”

“Bekas luka itu mengingatkan pada kegagalanku sebagai seorang ibu. Aku benci pada diriku sendiri yang tak bisa berbuat apa pun saat kau menderita sendirian di luar sana,” ujarnya p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status