Share

Curiga

Di dalam ruangannya Ketua Yuan menatap Saga yang duduk di depannya memasang wajah serius, Ketua Yuan berharap syarat yang diminta oleh Saga tidak terlalu berlebihan, karena jika berlebihan dirinya tidak memiliki pilihan selain menolak dan mengingkari janjinya walau itu harus bertentangan dengan prinsipnya.

Haaaaaah.

Ketua Yuan menarik nafas panjang dan langsung berdiri, ketua Yuan melihat ke arah luar jendela untuk mengalihkan pikirannya.

"Sebelum kamu mengatakan apa yang kamu mau aku akan mengatakan dengan jelas, jika yang kamu minta terlalu berlebihan aku akan menolak aku tidak peduli kamu mau berkata apa," ucap Ketua Yuan.

"Ketua tenang saja yang aku minta tidak berlebihan," sahut Saga.

"Baiklah, kalau begitu katakan apa yang kamu inginkan," ucap Ketua Yuan.

"Perguruan ini perguruan besar aku mau minta sesuatu yang bisa memperkuat tubuhku, Ketua seharusnya tau aku memiliki tubuh yang lemah bukan," sahut Saga.

"Aku mengetahui itu, tapi sesuatu yang bisa memperkuat tubuh tidak bisa dimasuki sembarang murid, aku juga tidak memiliki hak untuk membawa murid ke sana," ucap Ketua Yuan.

"Aku bisa membawamu ke sana, tapi aku tidak tahu apa kamu mau melakukan sesuatu dulu sebelum aku mengantarmu."

Ketua utama yang berdiri di depan pintu berjalan masuk ke dalam, Ketua utama sengaja beberapa saat lalu menguping dari luar karena penasaran apa yang diminta oleh Saga dan semua seperti perkiraannya.

"Melakukan apa? Katakan saja asal kamu bisa membawaku memperkuat tubuhku," sahut Saga.

"Aku sudah menyiapkannya, taruh tanganmu di atas batu itu," ucap Ketua utama.

Saga yang tidak tau batu apa di depannya langsung memegangnya, dari dalam batu cahaya berwarna merah terang memancar keluar, belum sempat Saga menarik tangannya batu yang dipegangnya meledak.

"Apa itu sudah cukup, bisakah sekarang kamu membawaku pergi," ucap Saga.

"Aku akan membawamu ke sana nanti malam, sekarang kamu bisa keluar aku ingin bicara dengan Ketua Yuan," sahut Ketua utama.

"Akan aku tunggu," ucap Saga yang langsung berjalan pergi.

Selesai memastikan Saga sudah benar-benar pergi Ketua utama memasang pelindung kedap suara di dalam ruangan itu dilakukan Ketua utama agar tidak ada yang bisa mendengar pembicaraan mereka termasuk Saga yang mungkin saja tiba tiba kembali.

"Kamu seharusnya tau aura berwarna hitam dan merah bukan aura yang baik, apalagi aura anak tadi berwarna merah terang," ucap Ketua utama.

"Tapi bukannya setengah tahun lalu kita sudah memastikan auranya, aura Saga berwarna biru pudar kenapa bisa berubah?" tanya Ketua Yuan.

"Itu juga yang masih belum bisa aku ketahui, coba kamu tanya lagi ketiga muridmu yang pergi dengannya beberapa hari lalu, minta mereka menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi mungkin saja kita bisa mendapatkan jawabannya," ucap Ketua utama.

"Untuk sementara awasi anak bernama Saga itu, kita tidak tau apa yang dilakukannya nanti setelah dia selesai memperkuat tubuhnya," sambung Ketua utama.

"Baik Ketua, aku akan meminta seseorang mengawasinya," sahut Ketua Yuan.

Melihat Ketua utama yang berjalan pergi Ketua Yuan mengernyitkan dahi, sepertinya memang ada yang disembunyikan Yang dan kedua temannya, demi kebaikan semuanya dirinya harus mencaritahu bagaimanapun caranya.

***

Malam harinya Ketua utama yang sudah berjanji langsung membawa Saga ke sebuah tempat, sebelum masuk keduanya dihadang dua penjaga dengan mata yang menatap tajam ke arah Saga.

"Pergilah, di puncak sana ada kolam yang bisa memperkuat tubuhmu, aku akan menunggumu di sini," ucap Ketua utama.

Saga tanpa menjawab hanya menganggukkan kepala pelan dan berjalan meninggalkan Ketua utama, sampai di anak tangga terakhir Saga bisa melihat kolam yang dimaksud Ketua utama.

Saga melepaskan bajunya dan langsung berendam di dalam kolam, baru berendam beberapa detik Saga bisa merasakan tubuhnya yang mulai terasa berbeda.

Saat berendam Saga tiba-tiba mengingat kejadian terakhir di kehidupannya yang lalu, sebelum mati Saga mendengar suara seorang pria di samping kekasih yang baru saja membunuhnya.

Saga berpikir keras siapa pria itu, siapa yang berani mengkhianatinya selain kekasihnya di sekte miliknya.

Jedug!

Jedug!

Kekuatan iblis Saga yang tersegel memaksa menerobos keluar dengan cepat, Saga menyadari sesuatu saat itu juga, ternyata dirinya hanya perlu mengingat masa lalu untuk membuka sedikit demi sedikit segel iblisnya.

Di bawah Ketua utama yang masih menunggu Saga terkejut seketika, sudah sangat lama dirinya tidak merasakan aura itu, aura dari Sekte iblis yang berada jauh dari tempatnya saat ini.

"Ketua utama anda pasti juga merasakannya bukan," ucap salah satu penjaga.

"Mungkinkah aura anggota sekte iblis itu adalah murid Ketua yang saat ini berada di atas," sahut penjaga lainnya.

"Itu tidak mungkin, apa kalian pikir aku tidak bisa memilih orang hingga sembarang memasukkan murid yang menjadi anggota sekte iblis," ucap Ketua utama tidak senang.

Beberapa saat kemudian Saga yang sudah merasakan banyak peningkatan di tubuhnya bergegas turun, Saga menatap Ketua utama dan 2 penjaga yang saling diam tanpa bicara satu katapun.

"Coba kalian rasakan dengan benar, apa ada aura dari anggota iblis di tubuhnya," ucap Ketua utama mengejutkan Saga.

"Tidak ada, maafkan kami," sahut kedua penjaga serentak.

"Mari kita pergi," ucap Ketua utama memutar badannya.

Saga tidak menyangka aurabiblisnya keluar dan bisa dirasakan orang lain, karena sudah seperti itu ke depannya dirinya tidak boleh mengingat tentang kehidupannya yang lalu di sembarang tempat termasuk jika berada di dalam perguruan.

***

Ketua Yuan yang sudah tidak sabar ingin mengetahui apa yang terjadi langsung meminta Yang, Lan dan Wan ke ruangannya malam itu juga. Setelah ketiganya masuk ke dalam ruangan Ketua Yuan menaruh cambuk 3 tangkai di mejanya.

"Aku rasa kalian juga bisa merasakan kalau ada yang berbeda dari Saga yang sekarang bukan," ucap Ketua Yuan membuat ketiganya tersentak kaget mendengarnya.

Yang menatap kedua temannya bingung harus menjawab apa, jika mereka mengiyakan bukankah Ketua Yuan akan bertanya lebih banyak lagi.

"Aku sebenarnya tidak mau menggunakan cara ini, tapi jika tidak seperti ini kalian tidak akan jujur padaku," ucap Ketua Yuan mengambil cambuk yang baru saja ditaruhnya di atas meja.

"Ka kami juga merasa ada yang aneh dengan Saga," ucap Wan yang ketakutan.

"Itu jawaban yang aku mau. Kalau begitu ceritakan dengan benar apa yang terjadi saat kalian pergi, ingat aku mau tau cerita yang sebenarnya jika kalian berbohong cambuk ini akan menyakiti kalian," sahut Ketua Yuan.

Merasa tidak memiliki pilihan lain Yang menjelaskan apa yang terjadi dengan sedikit kebohongan, Yang hanya tidak mengatakan kalau Saga mati karena mereka tapi Saga mati karena berusaha melawan hewan spiritual di hutan.

"Jadi apa kalian yakin jika Saga sudah mati sebelum kalian pergi?" tanya Ketua Yuan.

"Kami sangat yakin, kami sudah memastikannya sendiri."

Jawaban serentak dari ketiganya meyakinkan Ketua Yuan jika mereka tidak berbohong, tapi jika Saga sudah mati bagaimana dia bisa hidup kembali pikir Ketua Yuan.

"Kalian bisa pergi sekarang, aku akan menyelidiki apa perkataan kalian benar atau tidak, jika kalian berbohong masih tidak terlambat untuk aku mencambuk kalian," ucap Ketua Yuan.

"Kami permisi Ketua," sahut Ketiganya serentak.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status