Il-Pyo lanjut bersila pada pilar di tengah kolam walau tidak ada lagi yang dapat dia serap karena airnya telah habis. Masih ada 4 orang di ranah puncak Pengungkit Teknik yang dikirim untuk membunuhnya. Keadaan bahaya belum usai dan dia perlu menyediakan penanggulangan. Agar sesegeranya dapat mempelajari teknik, yang dia lakukan sekarang adalah mengakses Lautan Kesadaran."Kultivasiku naik menjadi ranah Pengungkit Teknik bintang tiga saat kultivasi ganda. Ditambah teknik Qi dan Teknik Leluhur yang akan kita pelajari sekarang. Aku mungkin sudah dapat bersaing dengan ranah Penguasa Teknik," celetuk Il-Pyo semangat saat sudah bertemu dua entitas kesadaran dari Afinitas Leluhurnya."Tidak sederhana seperti ranah Petarung dan ranah Pengungkit Teknik. Ranah Penguasa Teknik memiliki perbedaan mencolok. Dari peningkatan dampak serangan Teknik sampai pada kemampuan terbang. Itu tentu menjadi dinding paling tebal yang harus dilewati ranah di bawahnya jika ingin menang," jawab Minghao diiringi lan
Sekalipun Il-Pyo ingin mempelajari Teknik Leluhur dengan waktu sesingkat mungkin. Nyatanya melatih Teknik Leluhur tidak semudah yang dia kira. Empat hari sudah dia mencoba menguasainya selama bertahan di ruang rahasia labirin. Namun, hasil yang diperoleh jauh dari kata sempurna.Hal baik yang mungkin dapat Il-Pyo syukuri sekarang adalah tentang apa yang disimpulkan oleh Minghao. Menurut naga kecil tersebut dia sudah cukup bagus merealisasikan tekniknya hanya dalam waktu singkat. Sesuatu yang mustahil dicapai oleh jenius manapun. "Baiklah, kalau tidak dapat meningkat lagi, artinya memang sudah mencapai batasku." Selain anggota keluarga Zhou yang pasti menunggunya keluar labirin, Il-Pyo juga perlu memperhatikan keadaaan labirin usai Benih Api dan Benih Es dimurnikan. Akan berbahaya jika dia terlalu lama berdiam di tempat yang tidak menentu. Il-Pyo memutuskan ini adalah percobaan terakhir melatih Teknik Leluhur.Sama seperti yang dia lakukan secara
Minghao dengan jelas dapat merasakan ada dua keberadaan tengah menghadang di depan. Tidak salah lagi mereka adalah orang-orang yang menginginkan nyawa Il-Pyo semenjak di kekaisaran Nilam, sama seperti dua orang yang sebelumnya mereka lawan.Intinya orang-orang itu ingin pembuatan pil Tingkat Emas kualitas tertinggi tidak terjadi. Semua terkait dengan perjanjian Il-Pyo dengan putri Nilam Guangmei. Lebih besar lagi, konspirasi ini mungkin melibatkan seluruh kekaisaran Nilam."Kenapa mereka mundur? Apa karena aku bersama Zhou Hao mereka takut bertindak? Atau karena mereka tidak ingin memancing perhatian jenius dari wilayah Akademi Hujan?" Il-Pyo terpaku dalam pertanyaannya sendiri ketika dua orang yang dia perkirakan akan menyerang malah pergi.Entah kenapa hati Il-Pyo tidak dapat tenang walaupun itu hal yang baik. Masih ada 4 orang di ranah puncak Pengungkit Teknik dan dua orang yang mengawasi adalah bagian dari mereka. Tanpa keberadaan Zhou Hao kelompok jenius muda keluarga Zhou bisa s
"Hanya api biasa," tukas Yang Xue'er memandang remeh sosok Il-Pyo yang mengenakan topeng. "Kau pikir bisa mengalahkan kemampuan jenius keluargaku dengan itu? Sungguh konyol."Dari semua keluarga kuat di wilayah Akademi Hujan, keluarga Yang menduduki salah satunya. Yang Xue'er merupakan nona muda kedua keluarga Yang. Selama ini tidak ada yang berani meremehkan keluarganya sebagaimana yang Il-Pyo lakukan sekarang.Bagi gadis tersebut Il-Pyo pasti akan langsung kalah jika jenius keluarganya serius menyerang. Dia beranggapan jika membunuh Il-Pyo tidak lebih dari mencubit serangga. Maka dari itu api di telapak tangan pemuda tersebut sama sekali tidak membuatnya takut.Il-Pyo balas menatap gadis yang menurutnya hanya bisa mengoceh tersebut. "Kenapa tidak kau buktikan sendiri jika ini api biasa? Kau lihat jenius keluargamu ... mereka berkeringat dingin.""Kalian berdua jangan takut! Cepat serang dia!" seru Yang Xue'er merasa kesal pada dua anggota keluarganya.Meskipun merasa ragu dikarenaka
Il-Pyo dan Zhou Hao sampai di perbatasan tanpa hambatan seperti yang sudah-sudah. Seluruh anggota Keluarga Zhou menyambut kembalinya mereka dengan lega. Terutama tetua pertama yang merasa cemas karena dia sendiri tidak dapat berbuat banyak di dalam perbatasan. Ranah Kaisar Teknik tidak memungkinkannya untuk masuk dan memeriksa ke sana.Setelah penjelasan Il-Pyo yang masih menyamar sebagai Alkemis bertopeng. Mereka tidak mempertanyakan lagi keberadaan Il-Pyo yang sebenarnya. Alasan bahwa dirinya sedang melakukan perjalanan pulang melalui rute yang aman cukup untuk membuat mereka tenang. Artinya, membatasi kekuatan saat bertarung tidak perlu Il-Pyo lakukan saat memakai identitas Minghao.Keluarga Zhou memutuskan bertahan selama satu minggu. Sembari memulihkan diri, hal ini juga dikarenakan Zhou Yubei yang tiba-tiba akan menerobos ke ranah Petarung. Terakhir kali Il-Pyo ingat jenius keluarga Zhou tersebut berada di ranah Semi Petarung bintang delapan. Sepertinya dia mendapatkan peluang c
Pada sisi tersembunyi di hutan, sosok berjubah hitam tengah memperhatikan keluarga Zhou yang dicegat sekelompok ahli bertopeng. Namun, pandangan sosok tersebut hanya tertuju pada seorang pemuda yang tidak lain adalah Il-Pyo."Sebelumnya aku menunggumu di perbatasan. Apa yang sebenarnya kau lakukan di dalam labirin? Kenapa terlambat menyusul?" celetuknya sambil meret mata ke samping. Di sisinya seorang wanita cantik baru saja datang dan tersulut warna."Meskipun Benih Api dan Benih Es dimurnikan, ada hal yang mengganjal di sana. Jadi aku lebih menyelidikinya," jawab wanita itu lalu ikut mengarahkan pandang pada Il-Pyo. Dia tersadar akan sesuatu dan cepat berusaha menjelaskan, "A—aku tidak terlibat dengannya, Paman.""Apa kau akan mengelak setelah dengan jelas Il-Pyo mengenakan topeng milikmu?" "Se—setidaknya aku tidak membantunya bertarung seperti yang paman minta. Aku hanya melakukan kultivasi ganda dengannya. Dan aku ...." Kalimat sosok wanita cantik itu memelan hingga tidak lagi ter
Perubahan aneh dan drastis Il-Pyo membuat dua sosok bertopeng langsung memasang kewaspadaan tinggi. Tentu saja, ada ekspresi ketidakpercayaan yang mengiringi keduanya. Api pemuda yang mereka lawan sebelumnya berwarna biru kehitaman, tapi sekarang berubah menjadi hijau. Belum pernah satupun dari mereka yang mendengar ada perubahan warna terhadap api Alkemis. Meskipun sudah siap akan kedatangan serangan, hilangnya Il-Pyo tidak cepat mereka sadari. Bayangan samar dan retakan tertinggal di tempat terakhir pemuda tersebut berdiri. Hingga akhirnya ia muncul membawa tendangan berapi dari samping tubuh mereka. Serangan tersebut berhasil mengenai leher salah satunya dan menghempasnya ke bawah.Menelan pil Terlarang memungkinkan Il-Pyo memperoleh peningkatan ranah setara Penguasa Teknik. Namun, kemampuan terbang bukanlah hal yang dimilikinya karena ini hanya kekuatan sementara. Dia harus jatuh ketika gaya dorong dari lompatan tadi habis. Sesaat kaki Il-Pyo menyentuh tanah, dia menekuk lutut d
-Tanah tersembunyi: Bukit Klan Cahaya Seolah diisi entitas bintang-bintang, sepasang pupil mata memuat manik galaksi yang memikat. Setengah wajah pemiliknya ditutupi helaian kain dan rambut panjangnya yang hitam tergerai ketika berlari. Dia terus menyusuri atap bangunan yang berjejer dengan kaki jenjangnya yang ringan dan tanpa bunyi. Hingga pijakan sosok perempuan misterius itu berakhir dan terciptalah gelombang ruang saat ia mulai menapaki udara. Dia lekas membalik tubuh ke arah bukit yang habis dilalap nyala api, kemudian, mengayunkan Qi hitam pekat untuk menghempas Qi hijau tua yang datang. Akibat dua Qi yang saling beradu, angin berhembus ke segala arah dan bunyi yang memekakkan telinga tercipta, masuk ke pendengaran bayi di gendongan wanita itu hingga tersentak kaget. "Ueeek ... Ueeek....""Il-Pyo, kau tenang saja, Ayahmu pasti akan datang dan kita akan selamat," hibur wanita itu dengan tatapan yang teduh lalu cepat kembali waspada ke arah datangnya serangan. Di sana, di uj