Istana Kerajaan Sembilan Naga ternyata sangat luas di dalamnya. Selain paviliun utama tempat raja memerintah, terdapat beberapa paviliun lainnya di dalam istana kerajaan ini termasuk paviliun tamu tempat Mahasura menginap. Kamar yang diberikan kepada Mahasura, juga bukan kamar sembarangan. Kamar ini memiliki tempat tidur yang nyaman, juga penerangan yang sangat memadai. "Ternyata begini rasanya tinggal di lingkungan kerajaan," gumam Mahasura. Mahasura juga tidak menyangka kalau Chandani akan mengajaknya ke dalam lingkungan istana kerajaan, kaena sulit sekali bagi orang awam seperti dirinya untuk masuk ke dalam istana. Bahakan hanya sekedar menginjakan kaki di pintu gerbang istana saja tidak akan bisa dilakukannya. Tapi sekarang, dia berada di kamar tamu kerajaan. Bahkan Raja Naga Langit akan menemuinya. Sungguh pengalaman hidup yang bagaikan dongeng baginya. Guyuran air dari pancuran air bambu yang dialirkan dari tempat penampungan air istana menyegarkan pikiran Mahasura yang
Ting! Ting! Ting! Bunyi ketukan di gelas yang berasal dari tangan Raja Naga Langit membuat semua peserta perjamuan makan malam ini terdiam. Semua mata tertuju kepada raja yang saangat berwibawa ini. "Perhatian semuanya! Mungkin kalian semua bingung dengan munculnya pemuda gagah yang sedang duduk di samping Putri Chandani ini. Ketahuilah kalau pemuda ini adalah Pendekar Dewa Naga yang mewarisi semua Kitab Dewa Naga yang ditulis oleh salah satu pendiri kerajaan kita yaitu Raja Ravindra yang lebih terkenal sebagai Pendekar Pedang Dewa Naga!" seru Raja Naga Langit. Seluruh yang hadir dalam perjamuan makan malam ini dibuat terkejut oleh pengumuman dari Raja Naga Langit yang tidak disangka-sangka oleh mereka. Plok! Plok! Plok! Tepuk tangan membahana dari seluruh peserta perjamuan makan malam ini langsung bergemuruh memenuhi seisi ruangan perjamuan makan malam ini. "Pemuda ini bernama Mahasura Arya. Bukan hanya mewarisi Kitab Dewa Naga, tapi pemuda ini juga keturunan langsung dari
"Kita selesaikan dahulu perjamuan makan malam ini. Setelah itu baru kita berbincang mengenai masa lalu keluargamu, Arya!" ujar Chandani.Gadis ini khawatir kalau Mahasura tidak bisa mengendalikan dirinya, yang bisa menyebabkan kekacauan yang tidak diharapkan."Baiklah, Chan!' jawab Mahasura singkat.Perjamuan makan malam yang diadakan raja berlangsung meriah.Pandangan meremehkan terhadap Mahasura sebelumnya, sekarang berubah menjadi pandangan hormat dari semua kalangan istana kerajaan.Raja Naga Langit dan permaisuri kemudian meninggalkan ruang jamuan makan yang mengakhiri jamuan makan malam khusus untuk memperkenalkan Mahasura Arya ini.Chandani meminta ijin ayahnya untuk berbicara sebentar dengan Mahasura.Mahasura dan Chandani kemudian bersandar di balkon istana sambil melihat gemerlap bintang di langit."Apa kamu bisa memberitahuku sekarang tentang pertanyaanku tadi, Chan?" tanya Mahasura."Apa hubungan Senopati Aryawiguna dengan dirimu, Arya?" tanya Chandani yang agak terkejut d
"Setahuku leluhurmu itu yaitu nenek buyutmu adalah Pendekar Lembah Iblis yang sangat terkenal suka membunuh pendekar-pendekar muda untuk ilmu sesatnya. Tapi itu yang aku tahu ya, benar atau tidaknya aku tidak tahu, Arya!" ujar Chandani yang sedang terbaring di samping Mahasura di dalam kamar Mahasura."Maksudmu, sebenarnya nenek buyutku itu adalah pendekar aliran jahat? Kenapa Pendekar Pedang Dewa Naga menjadikannya istri kalau Pendekar Lembah Iblis itu jahat? Kan aneh jadinya!" ujar Mahasura sambil matanya menerawang jauh ke atas."Aku tidak tahu! Seharusnya kamu tanyakan kepada kakekmu, Arya!" ujar Chandani."Tadi kamu bilang tidak mungkin itu kakekku!" ujar Mahasura."Setelah kupikir-pikir, kemungkinan besar kakekmu adalah Senopati Aryawiguna, yang menurut sejarah telah melakukan pemberontakan. Tapi memang ada yang aneh sih!" ujar Chandani."Kamu menyusup kemari, tidak khawatir kalau ketahuan?" tanya Mahasura."Kalau ketahuan, paling kamu yang dihukum! Hihihi!" tawa Chandani yang m
Pagi-pagi sekali Mahasura sudah meninggalkan Kerajaan Sembilan Naga di tengah semua penghuni kerajaan masih tertidur.Chandani telah memberitahukan pengawal kerajaan kalau Mahasura akan keluar dari istana pagi-pagi sekali, jadi pemuda ini tidak mengalami kesulitan saat keluar dari istana kerajaan.Perjalanan dari Kota Naga Sakti menuju Lembah Iblis hanya memerlukan waktu dua jam dengan berjalan kaki.Mahasura ingat dengan pesan Chandani kalau Qirani, gadis yang memimpin Lembah Iblis tidak mengijinkan siapapun untuk masuk ke Lembah Iblis."Aku harus berhasil masuk ke dalam Lembah Iblis, bagaimanapun caranya!" tegas Mahasura dalam hati.Lembah Iblis memang sesuai namanya karena kondisi lembah ini cukup menyeramkan bagi pendatang dari luar.Hanya ada satu jalan sempit yang diapit oleh lereng batu yang tinggi.Jalan sempit ini kemudian akan mengarah ke jalan yang lebih besar menuju ke dalam Lembah Iblis.*****"Siapa dirimu? Berani-beraninya kamu memasuki Lembah Iblis ini tanpa ijin darik
Ada yang aneh dengan gelombang sinar yang berlalu melewati mereka di Lembah Iblis ini. Begitu gelombang sinar ini berlalu, kejadian berulang lagi dari awal. Mahasura juga seakan lupa dengan pertanyaan awalnya mengenai ibunya. "Berhenti!" teriak gadis berpakaian merah yang langsung menghadangnya di jalan masuk Lembah Iblis. Langkah kaki Mahasura langsung terhenti tepat di hadapan gadis berpakaian merah ini. "Aku minta ijin untuk memasuki Lembah Iblis karena aku ada keperluan mendesak yang harus aku lakukan di lembah ini," kata Mahasura sambil memberi salam hormat. Gadis berpakaian merah ini tidak bergeming dari tempatnya yang menghalangi jalan masuk ke Lembah Iblis. Mahasura kesulitan masuk ke dalam Lembah Iblis karena dihadang oleh bayangan merah yang ternyata adalah Pendekar Lembah Iblis bernama Qirani. "Aku mendengar adanya Pendekar Lembah Iblis baru yang menjaga keamanan Lembah Iblis! Apa pendekar itu adalah kamu, Qirani?" tanya Mahasura. Sekarang giliran Pendekar Lembah I
Setelah pertarungan dengan Qirani, Pendekar Lembah Iblis yang dimenangkan oleh Mahasura, akhirnya Mahasura berhasil memasuki Lembah Iblis tanpa dicegah lagi oleh Qirani."Cepat selesaikan urusanmu di Lembah Iblis ini, dan segera angkat kaki dari sini!" seru Qirani penuh kemarahan."Kamu kenapa sih, benci sekali sama diriku? Kita saja baru pertama kali bertemu, tapi kamu sudah membenciku seperti kita sudah menjadi musuh bertahun-tahun!" seru Mahasura."Kita memang sudah bermusuhan bertahun-tahun! Kamu adalah keturunan nenek buyut Adhisti dengan Ravindra, si Pendekar Pedang Dewa Naga! Sedangkan aku adalah keturunan nenek buyut Adhisti dengan Senopati Aryawiguna, si Penguasa Api!" seru Qirani penuh kebencian.Mahasura seakan tersambar geledek begitu mendengar perkataan Qirani."Tidak mungkin! Kamu pasti berbohong! kakekku tidak mungkin berhubungan dengan Pendekar Lembah Iblis, Adhisti!" seru Mahasura penuh kemarahan, "Kakek dan Ravindra itu bersaudara!""Kamu tidak tahu apa yang telah te
Qirani mulai melunak setelah tahu kalau Mahasura tidak tahu apa-apa mengenai kerumitan masa lalu yang membuat keturunan Pendekar Lembah Iblis bermusuhan dengan keturunan Pendekar Pedang Dewa Naga."Aku tadinya menyangka kalau kamu ingin merebut Lembah Iblis ini!' ujar Qirani, "Makanya aku melarangmu masuk, Mahasura!""Buat apa aku merebut Lembah Iblis? Tidak ada gunanya bagiku, tempat ini!" ujar Mahasura, yang merasa bingung juga dengan Qirani yang bisa berpikir seperti itu."Aku tidak tahu, Mahasura! Awalnya kukira begitu!" seru Qirani yang tidak mau disalahkan oleh Mahasura."Ya sudah, tidak apa-apa! namanya juga salah paham!" ujar mahasura."Bagus kamu mengerti, Mahasura!' sahut Qirani."Kamu galak sekali tadi, hampir saja aku pergi!" kata Mahasura lagi teringat kejadian sebelumnya."Banyak sekali yang datang ke Lembah Iblis ini mengaku sebagai keturunan dari Pendekar Lembah Iblis, padahal sejak nenek buyut Adhisti, semua yang menyandang nama Pendekar Lembah Iblis tinggal di lembah