Share

Kata Maaf Yang Sia-Sia

Tiba-tiba Danu terbangun dari tidurnya, teringat dengan sebuah hal. Dia ingat bahwa Permata tidur sendiri, dia tidak mengunci pintunya, dan tempat itu adalah lokalisasi.

“Permata!” seru Danu kepada dirinya sendiri.

Dia berjalan setengah berlari menuju kamar nomor 14. Matanya berkunang-kunang sebab baru saja bangun dari tidur, tapi dia sama sekali tidak mengantuk. Bintang-gemintang di atas sana sepertinya menertawakan Danu yang lupa mengunci pintu, sedang rembulan memandangnya prihatin.

“Ha...!” Danu mendengar suara teriakan, dan benar itu adalah suara Permata.

“Kenapa kamu tidak bersedia melakukannya denganku, cantik? Apakah harga yang aku tawarkan kurang mahal?” Sebuah suara genit berkata.

Danu semakin mempercepat langkah. Ketika sampai di depan pintu Danu mencoba membukanya dengan baik, tapi sepertinya pintu itu ditutup dan dikunci dari dalam. Perasaan Danu semakin tidak karuan ketika mendengar suara teriakan P

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status