Share

Kembalikan Busur Panahku

Tiada penunjuk waktu kecuali sinar matahari yang samar-samar masuk pintu gua. Kendati demikian keadaan dalam gua tetap gelap, hanya beberapa gelintir sinar yang bisa menerobosnya, membangunkan empat sosok manusia yang terlelap dalam bungkusan selimut kedinginan, berbantalkan dingin yang menyengat.

“Bangun, Danu! Sudah pagi!” Permata membangunkan Danu.

Mata Danu mengerjap-erjap. Tangannya membersihkan sisa-sisa kotoran yang menyelimuti matanya, dia masih mengantuk.

“Ke mana mereka?” tanya Danu, yang dia maksud adalah Karim dan Rosan.

“Aku juga tidak tahu!” sahut Permata.

Dengan segera Danu memeriksa busur panahnya, masih ada. Kendi pemberian Oprus, masih ada. Pusaka Naga? Masih ada. Dalam hati dia bersyukur tidak ada barang-barang berharganya yang hilang dari tempatnya.

“Semua baik-baik saja!” ujar Danu.

Beberapa saat kemudian ternyata Karim dan Rosan berjalan dari pintu gua membawa kayu-

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status