LOGINSemua diam, seakan saling berserah diri untuk menjelaskan. Lawa Abang segera berseru kepada si muka runcing, "Jelaskan sekalian, Musang Hitam!"
Maka orang berwajah runcing dan berkulit hitam itu pun berkata tegas. "Kami adalah orang-orang yang tergabung dalam Partai Bayaran. Kami dibayar untuk dapatkan pusaka Keris Setan Kobra yang kau rampas dari Ki Empu Sakya itu, Baraka."
"Kalian salah duga," kata Baraka dengan masih kalem. "Bukan aku yang membunuh Ki Empu Sakya, dan aku tidak mempunyai keris pusaka itu!"
"He, he, he, he...!" Musang Hitam terkekeh sinis.
"Kepada orang lain kau boleh mengaku begitu, Anak Muda. Tapi kepada kami kau tak bisa berkata begitu. Karena kami tak pernah punya rasa segan untuk mencacah dan merajang-rajang tubuh orang yang bermaksud menipu kami, Baraka!"
Dengan mata menatap Musang Hitam yang berusia sekitar empat puluh tahun itu, Baraka berkata tegas pula.
"Kalian salah sasaran! Carilah pembunuhnya. Jangan termakan h
"Celana kolor buat bungkus batu. Dibuka sedikit baunya langu. Tujuh keliling kucari pusaka itu. Ternyata ada di tangan bocah dungu!"Resi Pakar Pantun mengawali lagaknya yang gemar bermain pantun untuk mengungkapkan rasa. Ia tampak tenang dalam sikap berdiri yang masih berkesan gagah walau usianya sudah banyak.Mata Pendekar Kera Sakti memperhatikan ke arah Resi Pakar Pantun, karena ia ingat Sumbaruni yang tadi mencari orang itu. Rasa khawatirnya membuat Pendekar Kera Sakti memancing keterangan dengan pertanyaan seakan tanpa maksud yang semestinya."Resi Pakar Pantun, beruntung sekali kau datang kemari, karena aku ingin bertanya apakah kau tadi bertemu dengan Sumbaruni?""He, he, he, he.... Sumbaruni tak akan bisa mengejarku walau aku punya janji padanya. Aku tak akan penuhi janjiku sebelum berhasil merebut pusaka milik leluhurku itu!""Kalau boleh kusarankan, jangan teruskan niatmu Resi Pakar Pantun. Tapi aku berjanji akan merebutkan Golok Setan i
Tetapi sebelum Baraka bergerak, tiba-tiba ia terkejut melihat Maling Sakti melompat dengan sangat cepat, menerjang tubuh si Malaikat Miskin. Gerakannya itu jelas tak bisa dihindari karena menyerupai hembusan badai.Wuuusss..! Tahu-tahu ia sudah berada di seberang sana, dari sisi kanan Malaikat Miskin pindah ke sisi kiri. Tentu saja orang yang dilintasinya menjadi terkejut dan menatapnya penuh keheranan."Monyet burik! Gerakannya lebih cepat dari gerakanku. Padahal setahuku, Cukak Tumbila sendiri tak mungkin mampu berkelebat secepat itu! Dia seperti menghilang dan berbentuk angin lewat di depanku. Dan... dan... oh, celaka!"Malaikat Miskin menjadi tegang, karena ketika ia memandang ke bawah, ternyata pakaiannya telah robek dan kulit dadanya tergores benda tajam. Malaikat Miskin terpaku sejenak memandangi lukanya. Tubuhnya segera kelihatan gemetar. Ketegangan wajahnya kian jelas dan sangat menonjol. Di sisi sana, Maling Sakti tertawa terkekeh-kekeh."He, he
Wuuut...! Sodokan ke depan atas mengenai perut Maling Sakti.Duuhg, claap...!Sinar merah memercik dari ujung tongkat yang menyentuh perut Maling Sakti."Uhg...!" Maling Sakti hanya terpekik pelan, tubuhnya tertahan dan oleng ke kiri.Bruuk...! Lalu, wajahnya yang masih terangkat disapu oleh tendangan putar kaki Malaikat Miskin.Plook...!Tendangan itu cukup kuat dan keras, namun hanya membuat kepala Maling Sakti tersentak ke belakang dan membentur tanah empuk.Buuk...! Tapi wajah itu tetap utuh, tanpa luka dan tanpa darah. Malaikat Miskin cepat sentakkan badan dengan bertumpu pada tongkatnya. Badan melesat naik dan bersalto mundur dua kali.Wuk, wuk...!"Edan!" gumamnya dalam hati setelah kakinya menapak di tanah dengan tegak. "Sodokan tongkatku tak membuatnya cedera apa pun! Padahal biasanya sodokan tongkat membuat benda apa pun menjadi pecah, perut orang bisa jebol karena kualiri tenaga dalam yang bernama jurus 'Naga
BERULANG KALI Baraka ingin bergerak, tapi selalu ditahan oleh Teratai Kipas. Padahal di hati Baraka sudah tak sabar, ingin segera mengamankan Golok Setan itu."Biarkan mereka berurusan sendiri. Bukan pada tempatnya kalau kita ikut campur urusan mereka! Mereka adalah pemilik dan pencuri," Teratai Kipas memberikan alasan dan pengertian maksud menahannya."Tetapi golok itu membahayakan! Bisa-bisa golok itu memakan korban lagi kalau tidak segera diamankan. Malaikat Miskin yang menjadi korban berikutnya! Kita harus amankan golok itu dari tangan si Maling Sakti.""Kalau Maling Sakti menjadi korban, itu adalah hukumannya yang pernah membunuh adik Resi Pakar Pantun untuk merebut golok itu!"Baraka diam termenung, namun matanya masih mengawasi ke arah pertemuan Malaikat Miskin dan Maling Sakti. Sementara itu, Menak Goyang agaknya tidak tertolong lagi. Tubuhnya diam, kaku, hangus, dan tentunya sudah tidak bernapas sedikit pun."Kau seorang guru yang kejam, M
"Barangkah kau ingin merebut kekasihku ini dari pelukanku?" sambil Menak Goyang melingkarkan tangannya ke pinggang Maling Sakti.Sumbaruni hamburkan tawa kecil. "Apa aku ini perempuan sebodoh kamu? Baraka adalah kekasihku. Jika dibandingkan kekasihmu seperti bumi yang diinjak-injak kebo dan langit yang dipenuhi bidadari.""Sekali lagi kau bicara begitu, kurobek mulutmu, Betina Jalang!""Itulah sebabnya kau jangan gede rasa dulu. Tak perlu cemburu padaku. Aku hanya ingin menyampaikan kabar padamu bahwa seseorang sedang mengamuk di perguruanmu. Mungkin sekarang sudah selesai atau mungkin juga sedang berlangsung. Orang itu mencari gurumu dan menuntut kembalinya Golok Setan itu. Jika kau tidak segera pulang ke perguruanmu, maka perguruanmu akan hancur tak tertolong lagi. Mungkin pula kau tak sempat melihat gurumu menghembuskan napas terakhir. Sebab orang itu mempunyai ilmu lebih tinggi dari ilmunya gurumu; Malaikat Miskin!""Siapa orang yang berani berkurang
Seperti diketahui oleh Baraka, bahwa istri Adipati Kumitir dulu pernah dihebohkan sebagai istri Adipati yang dibawa lari oleh Baraka. Padahal yang membawa lari adalah Baraka palsu. Tetapi Baraka asli tahu bahwa istri adipati itu memang tergila-gila oleh ketampanan Baraka palsu, sehingga ketika sang Istri Adipati Kumitir bertemu dengan Baraka asli, ia mengejar-ngejar dan mengharap belaian kemesraan. Perempuan itu agaknya memang tergila-gila dengan sosok penampilan Baraka palsu, hingga lupa akan martabatnya sebagai istri seorang Adipati.Durjana Belang yang dikenal si Maling Sakti itu menjawab pertanyaan Menak Goyang, "Secara pasti aku tak tahu mengapa Gusti Permeswari Prananingsih berkeinginan sekali memiliki Golok Setan. Tapi dalam salah satu percakapan aku sempat mendengar ia keceplosan bicara, bahwa ia sedang menyimpan dendam dan cinta kepada seorang pemuda tampan. Perempuan itu hanya punya dua pilihan, Jika cintanya tidak dilayani, pemuda itu harus dibunuh. Dan golok itula







