Singgg...!
Senjata lawan menderu ke arah Pendekar Kera Sakti. Sesaat lagi, pasti batok kepalanya akan remuk dihantam rantai berduri milik lawan. Dalam keadaan kritis, pemuda itu mencabut Suling Krishna dari ikat pinggangnya. Kemudian ditebaskannya suling itu ke atas dengan mengerahkan sisa tenaga dalamnya yang dilapisi Tenaga Angin Es dan Api.
“Heaaa...!”
Trang!
Percikan bunga api keluar ketika dua senjata itu beradu. Pendekar Kera Sakti terpental, jatuh terduduk dengan darah meleleh dari sela-sela bibirnya. Sedangkan mata Kelangit Sepuh melotot tegang ke arahnya. Dari mulutnya keluar kata terputus-putus.
"Kau.... Kau Pendekar Kera Sakti... Ka..." Belum usai ucapannya, tubuh Kelangit Sepuh telah terjungkal setelah mengeluarkan darah kehitaman. Sesaat dia mengerang, kemudian mati dengan tubuh biru.
Nyi Bangil terlonjak ke belakang dengan mata melotot tegang. Tatapannya ngeri, menyaksikan betapa dahsyatnya tenaga dalam pem
"Bodoh sekali dia!" geram Baraka. "Lalu apa yang dilakukannya?""Menyamar sebagai juru masak istana!"Pendekar Kera Sakti hembuskan napas, tertawa pendek sekali. "Yang lain bagaimana?""Tetap tak ada yang mau tinggalkan Ratu. Mereka juga menyamar sebagai pegawai istana, termasuk Nyai Paras Murai!"Kelana Cinta hanya diam saja, tapi mengikuti percakapan itu. Otaknya pun ikut berpikir mempertimbangkan beberapa kemungkinan yang melemahkan pihak Ratu. Sesaat kemudian Baraka berkata kepada Batu Sampang."Dari mana kau tahu aku berada disini?!""Seorang anak buahku menjagamu terus dikejauhan sana. Ia punya tanda khusus yang ku kenali. Jadi aku mudah mencarimu. Tapi kurasa itu tak penting, ada yang lebih penting lagi.""Tentang apa?!""Seorang wanita cantik hendak mengamuk didepan istana. Ia ingin bertemu denganmu!"Baraka dan Kelana Cinta terperanjat dan saling pandang. Lalu Baraka bertanya, "Siapa nama wanita itu?!""P
Bruuusss...!Raja Tumbal terpental dan berguling-guling tak jadi meniup seruling. Ki Parandito tak mau beri kesempatan kepada Raja Tumbal untuk meniup serulingnya.Claap...! Claapp...!Dua sinar menghujam didada Raja Tumbal Dua sinar lurus itu melesat dari ujung dua jari Ki Parandito yang disentakkan ke depan. Maksudnya dengan menghujani pukulan bersinar mera, Raja Tumbal akan kewalahan dan tak sempat meniup seruling. Setidaknya ia harus menghindar atau menangkis. Tapi rupanya sinar itu dibiarkan menghantam dadanya.Deb, deb...! sinar itu padam. Tidak timbulkan suara ledakan, tidak tampak menembus dada. Sedangkan tangan Raja Tumbal tetap memegang suling, menutup empat lubang nada dengan kedua tangannya itu."Rupanya ia juga kebal sinar tenaga dalam!" bisik Kelana Cinta."Ya. Selagi ia sempat menangkis atau menghindar. Ia akan melakukannya. Tapi jika ia tidak sempat lagi, sinar itu dibiarkan menghantam tubuhnya tanpa rasa takut celaka dan ked
"Ya, aku kenal!" Jawab Baraka sambil memandang tokoh tua berjubah merah.Rambutnya pendek, putih, tapi bagian tengahnya botak. Tokoh tua itu menggenggam tongkat yang ujungnya membentuk anak panah."Siapa orang itu?""Ki Parandito alias si Juru Bungkam," jawab Baraka sambil membayangkan masa pertemuan pertama dipantai dengan Ki Parandito yang waktu itu dampingi saudara seperguruannya yang bergelar Pawang Gempa."Rupanya dia punya dendam kepada Raja Tumbal!""Entahlah. Kita lihat saja apa sebenarnya yang ingin dilakukan olehnya.""Atau mungkin dia berniat mau bergabung dengan Raja Tumbal?" duga Kelana Cinta.Baraka diam sejenak lalu berkata, "Yang jelas kalau dia ingin bertarung dengan Raja Tumbal, aku khawatir kalau ia tumbang walau mungkin ia mengandalkan ilmu bungkamnya. Tapi apakah ilmu bungkamnya itu dapat membungkam suara seruling maut itu?"Ki Parandito semakin mendekat, dan Raja Tumbal tidak terhalang tubuh Landak Boreh,
"Celaka!" gumam Baraka tampak kian tegang. Tentu saja ia sangat tegang karena kini ia diliputi kebimbangan. Jika Ia pergi kearah timur, kelereng Gunung Mata Langit, ikut mengejar perempuan itu, maka keadaan Muara Singa sangat berbahaya. Bisa-bisa Raja Tumbal bertindak seenaknya sendiri, membantai kesana-kesini dengan Seruling Malaikatnya. Tapi jika hadapi Raja Tumbal tanpa Pedang Kayu Petir, kemungkinan mati ditangan Raja Tumbal sangat besar.Sekarang pun seandainya Pendekar Kera Sakti melesat kearah timur untuk temui perempuan si penemu pedang maha sakti itu, tak akan cukup waktu untuk kembali lagi ke Muara Singa. Secepatnya esok pagi ia baru tiba di Muara Singa, dan itu berarti Baraka harus sudah persiapkan diri untuk bentengi negeri tersebut.Repotnya lagi, Ratu Galuh Puspanagari ternyata menolak saran Baraka melalui Batu Sampang. Dengan tegas, wanita muda yang dulu dijuluki sebagai Tandu Terbang murid Pendeta Arak Merah dari Tibet, berkata didepan para pengawal dan
Kelana Cinta malah tertawa kecil, "Yang kumaksud bukan itu.""Sial! Jadi maksudmu bagaimana?""Mengapa kau tidak lebih tertarik dengan keadaan ditimur?""Ditimur? Keadaan apa yang kau maksud?""Rupanya kau ketinggalan zaman," ejek Kelana Cinta sambil tertawa kecil."Dalam perjalananku kemari, sudah lebih dari sepuluh mulut yang mempergunjingkan tentang Pedang Kayu Petir!""Ooo..., Baraka manggut-manggut. Ia merasa menang, karena ia lebih tahu banyak tentang pedang itu dan ia terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Kelana Cinta hanya mendengar kabarnya saja. tapi Baraka merasa menjadi pelakunya."Mengapa kau tidak ikut memperebutkan Pedang Kayu Petir itu? Setahuku, pedang tersebut bisa untuk kalahkan kekuatan sakti Seruling Malaikat. Sebab menurut kabar yang kudengar sejak dulu kala, Pedang Kayu Petir dapat membuat kesaktian seseorang menjadi lenyap seketika jika melihat pedang itu atau berada disekitar pedang itu. Tapi bagi pemega
TANGAN yang menepuk pelan punggung Baraka itu adalah tangan berjari lentik. Seraut wajah ayu tapi berambut cepak terpampang dengan senyumnya yang manis. Wanita yang berusia dua puluh tujuh tahun itu tampak seperti lelaki, tegar, sigap, dan berani. Ilmunya cukup tinggi, sehingga ia diangkat menjadi mata-mata kepercayaan Ratu Asmaradani.Wanita cantik berjubah ungu tua itu tak lain adalah Kelana Cinta. Kedudukannya dan ilmunya lebih tinggi dibanding Rindu Malam. Hanya saja, Pendekar menjadi kesal hati, karena Rindu Malam sudah berhasil di bujuk untuk pulang, sekarang malah muncul yang lebih sakti lagi. Padahal Baraka sama sekali tak ingin orang Samudera Kencana terlibat dalam urusannya dengan Ratu Galuh Puspanagari yang dulu disebut sebagai gadis Gila bernama Palupi dan berjuluk Tandu Terbang itu.Jelas kedatangan Kelana Cinta pasti ada hubungannya dengan tugas perlindungan dari Ratu Asmaradani, sebab Kelana Cinta berkata, "Aku jumpa Rindu Malam diperjalanan tadi. Benark