Share

590. Part 10

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 01:03:57

"Maafkan temanku itu. Dia salah duga. Kau disangka Dadung Amuk."

"Dadung Amuk, Dadung Amuk, mukanya kusut itu yang seperti dadung sedang mengamuk!" gerutu Singo Bodong.

Dewa Racun tertegun diam memandangi Pendekar Kera Sakti melangkah bersama Singo Bodong ke arah bawah pohon. Dewa Racun hanya membatin, "Cukup berbahaya pukulanku tadi. Tak mungkin ia biarkan begitu saja. Mestinya ia tangkis walau secara diam-diam. Tapi darah yang keluar dari mulutnya itu menandakan pukulanku kena pada sasaran. Kalau tidak segera ditolong Baraka, bisa mati dia! Apakah dia memang bukan Dadung Amuk? Rasa-rasanya sulit aku mempercayai dirinya bukan Dadung Amuk!"

Baraka berbisik kepada Dewa Racun, "Kurasa sudah cukup, jangan kau jajal lagi ilmunya. Dia kosong. Tidak punya ilmu apa-apa."

"Jang... jang... jangan mudah tertipu oleh permainan liciknya, Baraka," balas Dewa Racun berbisik.

"Waktu kusalurkan hawa murni di dalam tubuhnya, aku tidak merasakan getaran membalik sed

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1345. Part 20

    "Coba kau periksa gua itu, dan aku akan mengikutinya dari belakang!" kata Angin Betina, lalu ia melesat berpindah pohon tanpa timbulkan suara. Baraka segera melesat ke arah gua dengan melintasi dahan-dahan pohon lainnya. Dara Cupanggeni berjalan dengan gontai, seperti orang putus asa.Baraka terkejut melihat gua dalam keadaan kosong. Dewa Rayu tak ada di tempat, tapi baju dan celananya tertinggal di sana, juga suling mustikanya."Ke mana perginya? Apakah dia pergi tanpa kenakan pakaian apa-apa?"Baraka segera susul kepergian Perawan Tanpa Tanding. Tapi pada waktu itu Perawan Tanpa Tanding sudah terhenti langkahnya karena Angin Betina nekat menghadang dari arah depan. Perawan Tanpa Tanding segera tegakkan badan dan pasang lagak sebagai orang yang tidak mengalami duka apa pun."Siapa kau?" sapanya dengan ketus kepada Angin Betina."Angin Betina! Aku kekasih Baraka! Kau ingat saat bertemu dengan Sumbaruni? Akulah yang dihajar habis-habisan oleh peremp

  • Pendekar Kera Sakti   1344. Part 19

    Dalam hati Angin Betina kagum dengan kecerdasan Baraka. "Biar sinting tapi otaknya encer juga!" katanya membatin sambil ia duduk di atas pohon berdaun rindang.Sementara itu Baraka sedang memancing Perawan Tanpa Tanding agar memasuki gua tersebut. Angin Betina masih bisa pandangi pertemuan Baraka dengan Perawan Tanpa Tanding di lembah, karena pohon tempatnya bersembunyi tak jauh dari gua tersebut. Di sana, Baraka kembali mekarkan senyum pemikatnya. Hati Perawan Tanpa Sakti kian berbunga-bunga. Senyum gadis itu menampakkan kegirangan hati yang sepertinya baru kali ini dialami dan dirasakannya."Kusangka kau tak akan kembali lagi.""Kau pikir aku lelaki yang bodoh! Mana mungkin akan kubiarkan gadis secantik kau duduk sendirian di sini sampai petang tiba?"Mereka berhadap-hadapan, jaraknya sangat dekat. Tangan Perawan Tanpa Tanding sempat berbuat nakal, mencubit pipi Baraka, mengusap rambut panjangnya, dan semua itu membuat Angin Betina di atas pohon salah t

  • Pendekar Kera Sakti   1343. Part 18

    "Iblis kau, Baraka! Peri hamil busung kau!""Hei, hei... kenapa kau marah begitu? Masuklah! Lekas masuk, kita bicaral"Baraka menarik lengan Angin Betina untuk dibawa masuk ke gua. Angin Betina sentakkan lengannya dengan kasar hingga terlepas dari genggaman Baraka."Jangan sentuh diriku lagi! Kau telah puas memeluknya!""Angin Betina, ini siasat! Hanya siasat semata!""Siasat untuk menutupi kerakusanmu! Siasat untuk memuaskan hasratmu? Iya!"Angin Betina angkat pedangnya untuk ditebaskan, Baraka hanya merunduk dan menyilangkan tangannya seakan ingin menangkis pedang itu dengan tangan."Tunggu dulu. Kujelaskan dulu rencanaku!"Angin Betina hempaskan napas dengan dongkol sekali. Ia tak suka melihat Baraka berpelukan dengan wanita lain, tapi ia harus menahan rasa tak suka itu untuk dengarkan penjelasan dari Pendekar Kera Sakti."Kau menyingkirlah dulu. Pindah di tempat lain yang tersembunyi!""Apa...! Kau menyuruhku

  • Pendekar Kera Sakti   1342. Part 17

    Perawan Tanpa Tanding semakin berdebar-debar indah mendengar ucapan itu. Sangkanya hati Baraka benar-benar tulus mengucapkan perasaan sebenarnya. Padahal kata-kata itu adalah seonggok gombal yang sudah lama tak pernah digunakan oleh Baraka . Kali ini ia terpaksa menggunakannya demi runtuhkan kedua ilmu berbahaya itu.Katanya lagi seraya mendekat dan mengusap pipi gadis itu dengan punggang telapak tangannya, "Ilmu setinggi apa pun bisa kucari dan kupelajari. Tapi kecantikan seperti ini hanya ada satu di dunia, yaitu hanya kau pemiliknya.""Jangan merayuku," ucapnya lirih sekali, hampir tak terdengar. Pandangan matanya semakin sayu karena terbuai keindahan dalam hatinya."Kalau kata-kataku ini kau anggap rayuan, izinkan aku merayumu beberapa saat sebelum akhirnya kita harus bertarung. Tapi sesungguhnya apa yang kukatakan adalah curahan hatiku yang sukar kubendung sejak aku harus berhadapan denganmu. Mestinya aku tak ingin temui kau lagi, karena kau mempunyai ilmu

  • Pendekar Kera Sakti   1341. Part 16

    Beberapa saat setelah Baraka berpikir demikian, tiba-tiba ia rasakan dirinya tertegun mematung.Laaap...!Jantung bagaikan berhenti, semuanya terasa mati. Ternyata saat itulah Perawan Tanpa Tanding lepaskan jurus 'Bias Dewa'-nya yang menghantam leher Kucing Terbang.Dees...! Akibatnya bisa dibayangkan sendiri; nasib Kucing Terbang seperti nasib Kapak Iblis dan Setan Akhirat. Ia tumbang dan segera dikerumuni belatung dalam waktu beberapa saat saja. Baraka yang mulai sadar kembali setelah nyala sinar merah dari telunjuk gadis itu padam, segera memandang ke arah pertarungan dengan wajah sedikit tegang. Matanya lebih tertuju pada mayat Kucing Terbang. Ia hanya geleng-gelengkan kepala merasa prihatin melihat nasib korban jurus maut Itu.Perawan Tanpa Tanding bermaksud tinggalkan tempat. Baraka bergegas keluar dari persembunyiannya, langsung melompat dalam gerakan salto beberapa kali. Sampai akhirnya ia tapakkan kakinya di tanah belakang gadis itu tanpa terdeng

  • Pendekar Kera Sakti   1340. Part 15

    "Mungkin pertarungannya agak berbeda dengan pertarungan yang kau bayangkan.""Kau akan menghantam Perawan Tanpa Tanding dari belakang saat ia bertarung melawan Dewa Rayu?""Tidak. Seingatku, Guru pernah berpesan padaku: 'Jika kau tak bisa atasi lawanmu dengan ilmu, atasi lawanmu dengan kecerdasan otak'. Berarti aku harus gunakan siasat untuk mengalahkan Perawan Tanpa Tanding.""Siasat yang bagaimana?"Baraka sunggingkan senyum, seakan telah terbayang kemenangan di tangannya. Tapi ia tidak jelaskan siasatnya itu. Ia hanya berkata, "Carikan sebuah tempat untuk menyembunyikan pemuda itu!"Angin Betina mendesah malas. Baraka membujuk sampai akhirnya Angin Betina memandang ke sana-sini, lalu berkata, "Seingatku di sebelah barat bukit ini ada gua yang biasa digunakan bermalam para pengelana. Entah gua itu masih ada atau sudah tertutup, aku kurang bisa memastikan. Tapi ada baiknya kalau kita periksa dulu ke sana!"Ternyata gua yang dimaksud Angin B

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status