LOGINILMU 'Lebur Samudera' adalah ilmu yang sangat berbahaya. Si Setan Bodong pun tidak memiliki ilmu itu. Tetapi Ratu Pekat tahu, satu-satunya orang yang memiliki ilmu 'Lebur Samudera' yang ada di sekelilingnya itu adalah Dewi Kencana Langit, yang bersemayam di pesisir selatan bagian timur tanah Jawa.
'Lebur Samudera' ilmu yang tak kenal ampun lagi. Orang yang memiliki kesaktian setinggi apa pun, jika terkena pukulan ilmu 'Lebur Samudera', akan hilang semua kesaktiannya, dan ia tak akan bisa berbuat apa-apa. Ia akan menjadi orang polos dan bodoh. Bahkan untuk berlari cepat pun tak akan mampu. Ratu Pekat melihat keadaan Singo Bodong yang dianggap Dadung Amuk itu, menjadi sangat curiga dan agak ragu dalam bertindak.
Sebab ia tahu ciri-ciri orang berilmu tinggi yang habis terkena pukulan 'Lebur Samudera' akan menjadi seperti Singo Bodong; bodoh, penakut, dan kosong tanpa isi sedikit pun.
"Setidaknya," pikir Ratu Pekat, "Kalau Dadung Amuk hanya berpura-pura kalah, maka
Percampuran kedua rasa itu membuat hati Baraka menjadi jengkel. Belum lagi jika ia memikirkan 'Racun Lanang Sepuh' yang belum terobati dari tubuhnya itu, semakin besar saja kedongkolan hati Pendekar Kera Sakti menerima kenyataan itu."Sekali lagi kusarankan, lupakan tentang dongeng Telur Dewa. Kau tidak akan berhasil mendapatkannya walaupun sampai masuk ke liang lahat. Jika kau nekat ingin mencarinya, kau harus masuk ke alam negeri dongeng. Tapi itu pun sesuatu yang amat mustahil!"Tarikan napas Pendekar Kera Sakti tampak memberat. Kejap berikutnya suaranya mulai terdengar lirih tapi jelas di telinga Teratai Kipas."Permainan siapa sebenarnya yang kujalankan ini? Nyai Paras Murai atau si Bongkok Sepuh!"Wajah cantik itu terperanjat, "Kau mengenal Nyai Paras Murai?""Ya. Aku berkenalan di tengah jalan dan ia memberitahukan tentang Telur Dewa itu. Katanya telur tersebut ada di Gunung Kundalini. Maka kami segera lari kemari.""Aku juga mengenai
Teratai Kipas tak berani membantah lagi. la sadar bahwa ilmunya kalah tinggi. Malaikat Miskin bukan tandingannya. Jika ia melawan hanya untuk membela Baraka. Itu sama saja ia mati konyol tanpa arti. Maka segera saja tubuh Baraka diangkat dengan menggunakan ilmu tenaga dalamnya hingga tubuh itu terasa ringan. la memanggul tubuh Baraka dan melesat pergi tinggalkan perguruan tersebut."Waktumu hanya semalam untuk menebus adikmu Itu dengan Golok Setan," kata Teratai Kipas ketika merasa sudah jauh dari Perguruan Tongkat Sakti."Ja... jangan bicara dulu....!" Baraka sulit bicara karena sekujur tubuhnya bagaikan berubah menjadi kayu keras.-o0o-Suling Naga Krishna berhasil selamatkan Pendekar Kera Sakti dari pembusukan yang dikarenakan jurus Tendangan Melarat' si Malaikat Miskin itu. Jika Teratai Kipas terlambat memberikan air itu kepada Baraka, maka pembusukan akan segera berlangsung dan itu berarti mereka terlambat melawan pengaruh kekuatan jurus Tendangan Me
"Menak Goyang...!" seru penjaga pintu gerbang. Empat orang itu segera mengepung Baraka dan Teratai Kipas. Mereka bersiap melepaskan serangan. Tetapi Menak Goyang melirik tangan Baraka tetap menguncup berarti siap lepaskan satu pukulan yang akan mencabut nyawanya. Menak Goyang ngeri, dan segera berseru kepada keempat penjaga gerbang, "Jangan serang mereka! Nyawaku terancam! Buka pintu gerbang dan bawa kami menghadap Guru!""Tapi....""Jangan membantah perintahku!" sergah Menak Goyang dengan kepala masih bisa bergerak-gerak tak mau diam.Teratai Kipas sempat menggerutu pelan, "Dasar Menak Goyang, biar ditotok masih saja bisa goyang-goyangkan kepala!"Pintu gerbang dibuka, Baraka membawa masuk Menak Goyang bersama Teratai Kipas. Semakin banyak murid perguruan yang melihat keadaan itu semakin banyak yang mengepung dari kejauhan. Wajah-wajah mereka tampak tegang, karena Menak Goyang yang dikenal sebagai murid tertinggi di situ bisa dilumpuhkan oleh dua tamu ta
Perguruan itu dikelilingi oleh benteng kayu yang rapat dan kokoh. Pada tiap sudut terdapat menara pengawas yang dijaga oleh satu orang untuk satu menara. Hal itu mempersempit kemungkinan pencuri masuk ke bangunan pusat perguruan yang ada di tengah benteng kayu itu. Anehnya justru perguruan itu sedang dilanda musibah dengan masuknya seorang pencuri yang berhasil membawa lari Golok Setan. Sudah pasti pencurinya orang berilmu tinggi karena bisa menerobos masuk ke benteng yang dijaga ketat itu."Bagaimana caranya masuk tanpa menimbulkan korban?" tanya Baraka kepada Teratai Kipas."Itu yang sedang kupikirkan," jawab Teratai Kipas dengan mata pandangi benteng perguruan itu. "Jika benar Golok Setan dicuri orang, maka mereka juga akan mencurigai diriku sebagai pencurinya. Sebab akulah orang yang dulu sering keluar-masuk benteng itu selama menjadi kekasih Raden Panji. Ini yang membuatku agak ragu untuk mendekati secara baik-baik."Pendekar Kera Sakti mau ucapkan kata, ta
Setelah itu terdengar suara Teratai Kipas ajukan tanya, "Mengapa adikmu diculik Menak Goyang?""Aku dituduh mencuri pisau pusaka milik Malaikat Miskin!""Maksudmu, Golok Setan?""Ya. Rupanya kau tahu tentang pisau itu!""Aku kenal Malaikat Miskin. Aku kenal orang-orang perguruan itu, karena almarhum kekasihku dulu memang orang Perguruan Tongkat Sakti.""Kalau begitu kau tentunya tahu di mana letak Perguruan Tongkat Sakti!""Sangat tahu!" jawab Teratai Kipas. "Kau ingin agar aku mengantarmu ke sana dan membantu merebut adik kecilmu itu?""Hanya menunjukkan tempatnya saja. Soal merebut adikku itu urusanku. Aku bisa menanganinya sendiri.""Apa keuntunganku jika mengantarmu ke sana?"Baraka diam sambil tersenyum tanpa memandang Teratai Kipas. La segera angkat pundak dan berkata, "Aku tak tahu apa yang kau harap dari jasamu nanti. Kau punya keinginan apa, Teratai Kipas?""Membalaskan dendamku pada Nyai Sapu Lanang! Aku
Dengan terhuyung-huyung Teratai Kipas menghampiri senjatanya dan memungutnya kembali. Saat memungutnya ia hampir saja tersungkur jika tidak segera menopang tubuh dengan tangan kiri dan lutut kirinya. Sedangkan Baraka berjalan dari tempatnya terkapar dalam keadaan sehat. Langkahnya sedikit lamban dan kurang gagah karena pengaruh ketuaannya. Rupanya ia tadi sudah segar kembali."Teratai Kipas, kau terluka dalam cukup parah. Biar ku bantu untuk mengobati luka dalammu!""Hmm...!" Teratai Kipas bangkit dengan limbung, lalu berusaha untuk berdiri tegak walau kedua kakinya tampak bergetar samar-samar. la memandang dengan sikap curiga ke arah Baraka."Kau pikir aku lawan yang mudah kau jebak dengan sikap baikmu itu?" katanya sebagai pelampiasan sikap curiga kepada Baraka.Baraka tersenyum tipis. Masih tidak menampakkan sikap bermusuhan. Sementara hati Teratai Kipas segera membatin, "Dia tetap segar dan tak menjadi pucat sedikit pun. Hebat sekali!"Pendekar






