Share

07. Masa Lalu Shian Long

Kitab Pusaka masih menunggu jawaban Shian Long mengenai tawarannya ini.

"Apa yang bisa kamu lakukan? Kamu tidak tahu apa-apa tentang diriku!" seru Shian Long. Dia tidak

peduli sama sekali dengan tawaran dari Kitab Pusaka.

"Justru aku tahu banyak tentang dirimu, hanya saja kamu tidak menyadarinya!" sahut Kitab Pusaka.

"Aku tidak percaya padamu! Kamu menghabisi seluruh Pendekar dunia persilatan baik golongan putih maupun hitam dengan kejam."

"Kejam? Apa hanya itu yang kamu dengar selama ini? Kamu akan berubah pikiran kalau tahu masa lalumu!"

"Kamu bisa menggambarkan kilas balik masa laluku ini, Kitab Pusaka?" tanya Shian Long setelah berhasil mengendalikan dirinya yang ketakutan oleh kitab yang bisa berbicara ini.

"Tentu saja, Shian Long!" jawab Kitab Pusaka.

'Kamu tahu namaku juga? Apa kamu ini iblis yang menghuni sebuah kitab?" tanya Shian Long memberanikan dirinya.

"Hahaha ... memangnya kenapa dengan iblis? Apa menurutmu iblis lebih jahat daripada manusia atau dewa?" balas Kitab Pusaka.

"Biasanya yang namanya iblis pasti jahat!" seru Shian Long.

"Tahu apa kamu tentang Iblis? Para Pendekar di dunia persilatan itu jauh lebih jahat daripada Iblis! Sayangnya, kamu lupa masa lalumu sebelum terdampar di Hutan Kematian saat berusia 7 tahun."

"Aku tidak percaya padamu! Kejahatanmu telah terbukti! Master Thio Siansu tidak mungkin melenyapkanmu beserta Pendekar Iblis Neraka kalau kamu tidak jahat!"

"Aku tidak pernah bilang kalau aku ini baik, tapi mereka yang mengaku baik itulah penjahat sebenarnya. Kamu akan mengerti maksudku kalau ingatan masa kecilmu kembali! Para Pendekar yang mengaku golongan putih telah melakukan perbuatan yang membuatmu sengsara!"

"Apa maksudku, Kitab Pustaka? Aku tidak mengerti apa yang telah kamu katakan ini!"

"Masih ingin tahu masa lalumu? Kenapa kamu sampai terdampar di hutan dan ditemukan oleh biksu Shaolin?" tanya Kitab Pusaka tanpa mengubris pertanyaan Shian Long sama sekali.

"Kok kamu tahu semuanya, Kitab Pusaka?" Wajar saja Shian Long heran dengan Kitab Pusaka yang telah lama berada di dalam tempat tersembunyi ini tapi mengetahui segalanya.

"Mau tahu atau tidak?' tanya Kitab Pusaka dengan tegas. "Kamu akan tahu busuknya manusia terutama pendekar dunia persilatan setelah melihat kilas balik masa lalumu!"

"Ck! Aku masih kurang percaya! Iblis bisa saja memperlihatkan kejadian yang tidak benar untuk memanipulasi manusia!" kata Shian Long.

"Kamu terlalu polos Shian Long! Biksu Shaolin terkenal sebagai Pendekar yang budiman dan welas asih tapi apa kamu tahu sifat asli mereka? Lihat saja perbuatan para Samanera ini padamu padahal mereka adalah calon Biksu yang menjadi penerus Biara Shaolin!"

"Jangan hubungkan perbuatan suheng padaku! Mereka memang jahat tapi tidak sekejam kamu yang memanfaatkan pendekar untuk mencapai tujuan jahatmu membasmi semua pendekar baik golongan putih ataupun hitam!"

"Hahaha! Zhang Kui melakukannya atas kehendaknya sendiri! Aku hanya memberikan alasannya, sama seperti aku memberikan alasan padamu untuk tidak memuja para endekar terutama pendekar golongan putih yang merasa paling benar!"

"Sebenarnya apa yang telah terjadi padaku sebelum aku berada di Hutan Kematian? Apa trauma yang terjadi padaku karena perbuatan pendekar golongan putih?" tanya Shian Long yang semakin penasaran dengan kisah masa kecilnya.

*****

Desa Fujian adalah desa yang indah dan asri, yang berbatasan dengan pegunungan dan lautan.

Desa ini dipimpin oleh pasangan pendekar yang merupakan pasangan suami istri. Tidak ada yang tahu kalau Shu Yonjin yang menjadi pimpinan Desa Fujiian adalah pendekar golongan hitam di masa lalu. Dia memutuskan untuk keluar dari golongan hitam setelah menikahi Qian Ling yang berasal dari golongan putih.

Shu Yonjin dahulu terkenal sebagai Pendekar Tinju Besi, sedangkan Qian Ling terkenal sebagai Pendekar Pedang Rajawali.

Pernikahan pasangan yang berbeda golongan ini membawa bencana bagi mereka. Ayah Qian Ling yang juga ketua Pendekar golongan putih memburu Shu Yonjin yang dianggap melarikan putrinya. Sementara di pihak golongan hitam, Shu Maojin yang merupakan pemimpin golongan hitam sekaligus saudara Shu Yonjin juga memburu Pendekar Tinju Besi ini untuk diminta pertanggung jawabannya karena telah mencemari nama baik keluarga mereka.

"Ling'er ... kamu bawa anak kita pergi sejauh mungkin dari Desa Fujian. Aku merasakan bahaya besar akan datang dari masa lalu kita," ujar Shu Yonjin setelah mereka berhasil sembunyi selama sepuluh tahun terakhir ini.

"Bagaimana denganku? Aku tidak ingin Shu Zhen hidup tanpa ayahmya!" Qian Ling tidak ingin putranya yang baru berusia 7 tahun mengalami penderitaan akibat masa lalu mereka.

"Serahkan padaku! Aku akan coba bicara baik-baik dengan ayahmu dan saudaraku agar kita bisa hidup tenang! Aku ingin kamu pergi untuk berjaga-jaga kalau mereka ingin memisahkan kita ... aku tidak ingin anak kita hidup sengsara."

"Jangan terlalu memaksakan diri, Jin'ge ... lebih baik kita pergi dari desa ini bersama-sama daripada kamu celaka!" saran Qian Ling.

Shu Yonjin hanya tersenyum menenangkan istrinya. "Aku pasti menyusul kalian! Aku tidak ingin lari lagi. Desa Fujian adalah desa kita ... sudah sepantasnya kita bertahan di desa ini. Siapapun tidak berhak membuat kita pergi seperti penjahat! Kasihan Shu Zhen yang pasti hidup menderita kalau kita pergi jauh dari desa ini untuk selama-lamanya."

Qian Ling yang berhasil membawa Shu Zhen pergi jauh dari kampung halamannya untuk sementara ini  merasakan hatinya tidak karuan, sehingga dia memutuskan untuk kembali.

Kerisauan hatinya terbukti begitu melihat Shu Yonjin terluka cukup parah oleh keroyokan pendekar golongan hitam dan putih yang bersatu untuk melenyapkan Pendekar Tinju Besi.

"Zhen'er ... jangan pernah keluar, apapun yang terjadi pada ayah dan ibu!" pesan Qian Ling terhadap anaknya. Dia memutuskan melawan ayahnya sendiri yang hendak menghabisi nyawa Shu Yonjin.

Tepat ketika pedang ayahnya hendak menembus tubuh Shu Yonjin, dengan cepat Qian Ling melindungi suaminya sehingga tubuhnya tertembus pedang yang langsung membuatnya tewas seketika.

Shu Zhen yang melihat ibunya tewas ingin keluar memeluk ibunya tapi teringat janjinya terhadap ibunya membuatnya tetap bersembunyi.

"Ling'er!" Shu Yonjin juga terkejut melihat istrinya tewas tertembus pedang tepat di hadapannya.

"Kalian para pendekar brengsek! Aku tidak pernah menganggu hidup kalian tapi kalian terus mengejar kami!" seru Shu Yonjin dengan penuh amarah tinggi.

"Kamu telah melanggar aturan Dunia Persilatan yang melarang anggota golongan hitam menjalin hubungan dengan anggota golongan putih! Gara-gara kamu, putriku jadi korban!" balas Qin Wang tidak kalah marahnya.

Kemarahan Qian Wang tidak terbendung lagi. Pedang yang membunuh putrinya diayunkan dengan kencang untuk mengakhiri hidup Shu Yonjin. Semua kesalahan akibat tewasnya putri satu-satunya ini dilampiaskan kepada Shu Yonjin.

Pasangan pendekar yang hebat pada masanya ini tewas mengenaskan tepat di depan mata putranya sendiri

"Tidak! Ayah ... ibu ...!!!"

Shu Zhen yang histeris melihat kematian ayah dan ibunya di depan matanya sendiri melupakan pesan ibunya untuk tetap bersembunyi.

"Kejar anak ini! Jangan biarkan hidup!" Perintah kakeknya sendiri membuat Shu Zhen berbalik dan lari sekencang-kencangnya dari para pengejarnya.

Rasa takut, sedih, dan trauma akibat melihat kematian orangtuanya membuat Shu Zhen hilang ingatan. Anak ini terus berlari masuk ke dalam Hutan Kematian.

"Sudah! Biarkan saja! Dia tidak akan bisa bertahan hidup di dalam hutan ini!" teriak salah satu anggota pendekar golongan putih yang mengejar Shu Zhen.

Shian Long yang mendapat penglihatan masa lalunya ini terkejut sekali karena dia mengenali sosok pendekar yang melarang pendekar lainnya untuk mengejarnya ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status