Shian Long tidak bisa mengendalikan tubuhnya yang terjun bebas meluncur ke dasar lubang yang tidak berdasar ini. Matanya tidak terbiasa dengan kegelapan. Dia hanya bisa meraba-raba pinggiran dinding untuk tetap bergerak setelah terhempas cukup keras ke dasar lubang yang sangat dalam ini.
"Tempat apa ini? Kenapa ada tempat seperti ini di Hutan Kematian?" batin Shian Long yang masih meraba-raba di dalam kegelapan.Tubuhnya agak lecet dan luka di luar, serta bagian dalam tubuhnya terasa sakit saat dia terhempas menghantam dinding batu di dasar lubang ini."Apa yang telah terjadi? Kenapa aku bisa terperosok jatuh ke dalam lubang yang dalam ini?" gumam Shian Long. Tangannya terus meraba dinding batu yang dingin, sementara tubuhnya terus menggigil kedinginan. "Kenapa dingin sekali di dalam lubang ini, sementara di luar sangat cerah dan hangat?" batin Shian Long sambil terus melangkah agar tidak beku karena kedinginan.Tiba-tiba, tangannya menyentuh sesuatu yang keras dan dingin tapi dia tidak mengetahui apa yang telah disentuhnya ini. "Apa ini? Kenapa rasanya dingin sekali?" ujarnya.Perlahan-lahan matanya mulai terbiasa dengan kegelapan setelah beberapa lama berada di dalam lubang yang dingin ini. "Aku ada di mana ya? Kenapa harus aku yang jatuh ke dasar lubang ini? Kenapa selama ribuan tahun, tidak ada Biksu Shaolin yang terjatuh dalam lubang jebakan ini?" batin Shian Long sambil matanya berusaha melihat jelas apa yang telah disentuhnya ini.Betapa terkejut dirinya begitu mengetahui kalau yang disentuh olehnya adalah tengkorak manusia yang sedang duduk dengan pakaian yang sudah hancur menyelimuti tengkorak ini. Sontak, Shian Long melompat mundur karena khawatir tengkorak ini akan hidup dan mencekik lehernya."Siapa dia? Kenapa dia ada di dasar lubang yang tertutup ini? Dari mana dia masuk?" batin Shian Long yang merasa penasaran dengan kejadian yang dialaminya ini. Setelah merasa kalau tengkorak yang sudah hampir hancur ini adalah tengkorak yang tidak berbahaya, Shian Long mencoba mendekati tengkorak ini kembali.Matanya tertuju kepada sebuah Kitab Kuno yang tergeletak di samping tengkorak ini. Sepertinya tengkorak yang asalnya manusia ini melindungi kitab ini dengan nyawanya yang penghabisan. Kitab Kuno ini masih tampak baru, padahal usia tengkorak ini paling tidak sudah ribuan tahun lamanya."Kenapa Kitab Kuno ini begitu penting? Apa sebenarnya isi kitab ini?" batin Shian Long. Tangannya berusaha meraih kitab yang tertutup oleh tangan tengkorak ini. Perlahan dia menyingkirkan tangan tengkorak ini agar tangannya bisa meraih Kitab Kuno yang digenggam erat oleh tengkorak ini.Saat Kitab Kuno yang masih terlihat baru ini berhasil diambil olehnya, tengkorak yang menjaga Kitab Kuno ini hancur menjadi debu."Wah! Jadi Kitab Kuno ini yang tetap menjaga tengkorak ini tetap awet dan tidak hancur oleh kelembaban udara yang dingin di tempat ini?" Shian Long langsung berusaha membuka Kitab Kuno ini namun tiada membawa hasil.Dia masih penasaran dengan sosok tengkorak yang menjaga Kitab Kuno ini. "Apa tengkorak ini adalah Pendekar Zhang Kui yang berhasil dikalahkan oleh Hwesio Thio Siansu saat pertarungan terakhir di Pegunungan Tay Shan?" Shian Long sering mendengar cerita Biksu Tang Fei tentang kehebatan Thio Siansu mengalahkan Pendekar Iblis Neraka yang saat itu sangat meresahkan dunia persilatan dengan aksinya.Kitab Kuno ini seakan terkunci rapat dan tidak mengizinkan siapapun membuka Kitab Kuno yang masih tampak baru ini. "Kenapa Kitab Kuno ini masih baru, sementara tengkorak yang menjaganya sudah berumur ribuan tahun?"*****Sudah berjam-jam Shian Long terperangkap di dasar lubang yang dingin ini, dan sudah berjam-jam pula dia berusaha membuka Kitab Kuno yang ditemukannya di dalam dekapan tengkorak yang diduganya merupakan Pendekar Iblis Neraka-Zhang Kui yang kalah dan terpental ke dalam Hutan Kematian oleh serangan Pendekar Jari Sakti, Biksu Thio Siansu.Ada satu hal yang membingungkannya tentang kisah pertarungan Akbar yang melegenda ini. Kenapa Biksu Thio Siansu tidak pergi memeriksa kondisi Zhang Kui yang terjatuh ke dalam Hutan Kematian padahal Pendekar Iblis Neraka ini sangat berbahaya apabila dibiarkan hidup? Kenapa bersusah payah menghadapi Zhang Kui tapi tidak menuntaskannya? Kalau permasalahan dunia persilatan adalah Kitab Iblis Neraka, kenapa Kitab Kuno ini tidak berada di tangan Thio Siansu dan tetap dibiarkan dipegang oleh Zhang Kui. Apa yang menyebabkan tewasnya Zhang Kui di dasar lubang dingin ini? Siapa yang membunuh pendekar sakti ini? Kenapa Kitab Iblis Neraka tidak menolongnya saat itu?Banyak misteri yang masih menggantung tentang kejadian pertarungan akbar di pegunungan Tay Shan ini, tapi tidak banyak pendekar dunia persilatan yang mempermasalahkan sikap Thio Siansu. Bagi mereka, tidak munculnya Pendekar Iblis Neraka yang meresahkan mereka saja sudah cukup.Shian Long berulang kali menanyakan masalah ini kepada Biksu Tang Fei. Namun, Biksu Tang Fei tutup mulut mengenai masalah yang ditanyakan Shian Long ini. Seakan ada rahasia besar yang tersimpan rapat-rapat yang tidak boleh diberitahukan keluar dari Biara Shaolin. Ada bagian yang hilang dari kisah pertarungan Akbar antara Pendekar Iblis Neraka dengan Pendekar Jari Sakti ini.Tapi ... Bukan itu permasalahannya sekarang, melainkan tertutupnya Kitab Kuno ini dengan rapat tanpa bisa dibuka.Shian Long masih saja berusaha membuka Kitab Kuno yang seakan dilem keras dan tidak bisa dibuka sama sekali. Tanpa disadari oleh pemuda ini, tubuhnya mengeluarkan aura hitam yang masuk ke dalam Kitab Kuno. Aura hitam yang memang sudah dimiliki Shian Long sejak lahir yang juga menunjukkan asal usulnya.Tiba-tiba Kitab Kuno terlepas dari tangannya dan melayang di udara. "Akhirnya, aku bebas!" Suara teriakan yang sangat kencang terdengar oleh Shian Long berasal dari dalam Kitab Kuno."Tidak mungkin! Tidak ada Kitab yang bisa bicara apalagi Kitab yang sudah lama terkubur di dasar lubang dingin ini!" batin Sian Long menghadapi kejadian aneh di hadapannya."Terima kasih sudah membebaskanku, anak muda! Siapa namamu?" tanya Kitab Kuno ini."Aku ini Shian Long dari Biara Shaolin! Siapa dirimu ... kenapa kamu bisa bicara?" Shian Long bergerak mundur, siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi."Kamu bisa memanggilku, Kitab Pusaka! Apa yang bisa aku lakukan untukmu sebagai balas budiku karena kamu telah membebaskanku!" sahut Kitab Pusaka.Shian Long tidak mengerti bagaimana dia bisa membebaskan Kitab Pusaka ini, tapi tidak ada salahnya memanfaatkan Kitab yang begitu ditakuti di dunia persilatan. Dia sudah menduga kalau Kitab Pusaka ini adalah Kitab Pusaka Iblis Neraka yang pernah menghebohkan dunia persilatan ribuan tahun silam. "Mungkin aku bisa menjadi pendekar terhebat apabila Kitab Pusaka ini mau ikut bersamaku?" batin Shian Long mulai menyusun siasatnya.Kaisar Han yang berhasil diselamatkan bersama Ketua Lima Perguruan Besar, seakan melupakan perbuatannya dahulu yang memerintahkan pembunuhan terhadap Shian Kui. Kini, Kaisar Han sangat berterima kasih kepada Shian Long dan semua pendekar yang telah membebaskan Negeri Han dari cengkraman Ang Cit Mo Kui.Ketua dari Lima Perguruan Besar juga memutuskan untuk melupakan masa lalu Shian Long setelah adanya penjelasan dari Wang pao mengenai keterlibatan Ang Cit Mo Kui untuk semua perbuatan yang dilakukan oleh Pendekar Kitab Iblis.Setelah mengikuti perayaan di istana Kekaisaran Han yang hancur sebelumnya ini, Shian Long dan Guo Xiang memutuskan untuk hidup di Desa Fujian, tempat tinggal Shian Long saat kecil.Wang Pao tetap tinggal di Hutan Racun sambil sesekali mengunjungi Shian Long di Desa Fujian untuk memastikan kalau Pendekar Kitab Iblis ini telah lepas dari pengaruh Kitab Iblis Neraka.Kitab Dewa Surgawi memutuskan ikut bersama Shian Long setelah mengetahui asal usul Shian Long di kehid
Di Hutan Selaksa Racun, persiapan untuk pertarungan terakhir berlangsung dengan intens. Para pendekar dari seluruh pelosok negeri berkumpul, menyusun strategi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Ang Cit Mo Kui. Suasana di hutan dipenuhi dengan aura ketegangan dan semangat, di mana setiap pendukung tahu bahwa pertempuran ini adalah yang terpenting.Di tengah hutan yang dikelilingi oleh pepohonan yang berkilauan di bawah sinar bulan, Shian Long berdiri di depan sebuah lingkaran besar yang terdiri dari pendekar-pendekar dan murid-murid perguruan besar. Api unggun yang menyala di tengah memberikan cahaya hangat, namun suasana tetap serius."Kita akan melancarkan serangan malam ini. Tujuan kita adalah menembus pertahanan istana kekaisaran dari beberapa arah sekaligus. Kita harus memecah konsentrasi musuh agar dapat menyusup ke dalam istana."Shian long memulai persiapan terakhir sebelum penyerangan ke istana kekaisaran Han."Apa strategi kita untuk mengatasi penjaga di sekitar istana? M
Shian Long berdiri tertegun di depan altar yang dikelilingi oleh cahaya lembut, matanya tertuju pada Kitab Dewa Surgawi yang melayang di udara. Kitab itu bersinar dengan cahaya keemasan yang memancar, menyebarkan aura yang memadukan keindahan dan bahaya. Cahaya yang memancar dari kitab ini memiliki kilau yang tajam, seolah-olah setiap sinar adalah pisau yang bisa memotong realitas.Saat Shian Long melangkah lebih dekat, suara yang dalam dan bergema terdengar di seluruh ruangan. Suara itu tampaknya berasal dari Kitab Dewa Surgawi itu sendiri. "Hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar yang dapat memiliki kekuatan ini. Salah satu jawaban akan mengakibatkan kehilangan nyawa."Shian Long merasakan tekanan yang berat, seolah-olah setiap helai rambut di tubuhnya bergetar dengan ketegangan. Ia tahu bahwa setiap pertanyaan dari Kitab Dewa Surgawi akan menentukan nasibnya. Namun, ia juga tahu bahwa kegagalan bukanlah pilihan jika ia ingin menyelamatkan dunia persilatan dari tira
Setelah berhari-hari mengikuti Rajawali Sakti, Shian Long akhirnya tiba di sebuah negeri yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Negeri ini adalah sebuah alam yang memukau, terletak di antara awan yang lembut dan pemandangan yang menakjubkan. Pulau-pulau terapung yang berlapis pepohonan hijau membentang di langit biru, seolah-olah diukir dari kristal dan dedaunan. Air terjun yang gemericik turun dari tebing-tebing tinggi, dan sungai yang jernih berkelok-kelok di antara pulau-pulau, memberikan kehidupan dan keindahan pada negeri awan yang anggun ini.Shian Long terpesona oleh keindahan yang menantinya. Ia merasakan udara yang segar dan menenangkan, seakan-akan setiap napas membawa kedamaian dan energi baru. Namun, ia juga menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar keindahan di negeri ini—sesuatu yang misterius dan belum ia ketahui.Rajawali Sakti terbang di depan, menunjukkan arah dengan sayapnya yang megah. Ia mengarahkan Shian Long menuju sebuah pulau yang lebih besar dan t
Rajawali Sakti, makhluk yang hidup di Pegunungan Huashan, adalah sosok legendaris yang dikenal dalam dunia persilatan. Setelah kematian tragis Qian Ling, Rajawali Sakti memilih untuk mengasingkan diri, menghindari keramaian dunia persilatan yang penuh intrik dan konflik. Namun, sedikit yang tahu bahwa Rajawali Sakti bukan sekadar burung legendaris; ia adalah titisan seorang Immortal, makhluk abadi yang memilih untuk tetap berada di dalam tubuh rajawali tersebut daripada terlahir kembali sebagai manusia.Di puncak Pegunungan Huashan, di mana angin dingin berhembus dan langit sering tertutup awan tebal, Rajawali Sakti menghabiskan hari-harinya dalam keheningan. Matanya yang tajam menyaksikan dunia dari ketinggian, menyadari betapa rapuhnya kehidupan manusia. Immortal yang berada dalam tubuhnya, yang telah lama mengamati kehidupan duniawi, merasakan kesedihan mendalam atas tragedi yang menimpa Qian Ling, seorang pendekar yang pernah berhubungan dekat dengannya.Pilihan untuk tetap dalam
Di sebuah pondok kecil yang tersembunyi di Hutan Racun, Shu Zhen terbaring di tempat tidur, perlahan pulih dari luka-lukanya. Wang Pao, dengan keahliannya dalam ilmu pengobatan dan ramuan, telah merawatnya dengan telaten, memberikan ramuan obat peningkat tenaga yang kuat. Setelah tiga hari, Shu Zhen akhirnya membuka matanya, merasakan kekuatan yang kembali mengalir dalam tubuhnya."Bagaimana perasaanmu?" tanya Wang Pao dengan nada lembut, duduk di samping tempat tidur.Shu Zhen menatapnya, masih lemah tapi dengan kilatan tekad di matanya. "Lebih baik. Terima kasih, Master Wang Pao. Tanpa bantuanmu, aku mungkin tidak akan selamat."Wang Pao tersenyum tipis. "Kau adalah harapan terakhir dunia persilatan. Aku tidak bisa membiarkanmu lenyap dari dunia ini."Shu Zhen terdiam sejenak, merenungkan pertarungan yang baru saja ia lalui. "Ang Cit Mo Kui terlalu kuat. Jurus Bangau Putih tidak cukup untuk melawannya, terutama dengan kekuatan dari Kitab Iblis Neraka."Wang Pao mengangguk, matanya p