Hutan Terlarang memang sangat terkenal keangkerannya dari jaman dahulu sampai dengan sekarang. Pohon-pohon di hutan ini semua berubah menjadi hitam jika malam menjelang, itulah kadang hutan ini juga dijuluki Hutan Hitam. Sudah tidak ada lagi keindahan hijaunya daun dari pepohonan, yang ada hanyalah pohon yang kelihatan seperti pohon mati tapi sebenarnya pohon-pohon ini hidup jika malam menjelang.
Seperti kejadian yang dialami Candaka sebelumnya, pohon-pohon ini bisa hidup dan bergerak menghimpit siapapun yang berusaha memasuki hutan ini. Selain itu suluran akar pohon juga hidup di malam hari bergerak ke seluruh hutan menjaga apa yang ada di ujung utara hutan.
Hutan ini sebenarnya indah di pagi hari dengan pepohonanya yang rindang dan angin sepoi-sepoi yang sejuk menerpa wajah dengan segarnya. Batas aman hutan ini hanyalah sampai batas Pondokan Ki Wicaksono, karena apabila menuju utara hutan konon kabarnya ada makhluk-makhluk eksotik yang belum musnah saat Pendekar Naga
Gayatri menatap kepergian Isyana yang tergesa-gesa setelah dia memberitahukan kabar bohong kalau gadis itu dipanggil oleh kakeknya. Tujuannya hanya satu menjauhkan Isyana dari pemuda dekil yang dibawanya ke pondokan karena dia ada keperluan dengannya. Dia tidak akan leluasa menanyakan keperluannya jika Isyana berada di dekat pemuda itu.“Apa aku salah ya membohongi kak Isyana?”, ujarnya dalam hati. “Tapi aku butuh pemuda itu untuk mengetahui keberadaan ayah yang sudah menghilang cukup lama. Kakek juga tidak mau cerita tentang ayah. Selalu mengelak saat ditanya olehku, entah ayah sudah meninggal apa belum aku juga tidak tahu. Aku kan juga berhak tahu sebenarnya ayah ada dimana?”Sambil otaknya terus berpikir, Gayatri menuju ke markas bandit tempat Candaka yang disinyalir berada di sana. Banyak sekali penjaga yang mengawasi markas ini sehingga lalatpun tidak bisa masuk karena sedemikian telitinya dan disiplinnya mereka menjaga bangunan ini.Namun
Pria tadi terus berlari menjauhi hutan dan dengan mudahnya menarik Gayatri membawanya makin menjauhi hutan ini hingga sampai di jalan masuk hutan menuju Desa Kabut Hitam. Perlahan diturunkannya Gayatri ke rerumputan dan lama menatap wajah gadis ini. Sedangkan gayatri dengan kesalnya berusaha memberontak melepaskan diri. “Awas kamu, kalau aku sudah lepas kubunuh kamu..!!”, janjinya dalam hati.Pria tadi tampak tenang menghadapi Gayatri yang meronta-ronta. “Aku akan membuka simpul totokan di tubuhmu, tapi janji kamu tidak akan menyerang diriku. Aku akan menjelaskan kenapa kulakukan semua ini”, katanya pelanGayatri juga penasaran dengan kemauan pria ini. Dia berterima kasih karena pria ini menolongnya tadi dari amukan Hutan Terlarang, tapi caranya yang membuat dia merasa dipermalukan oleh pria misterius ini.Dia menganggukan kepalanya tanda menyetujui persyaratan pria ini. “Kalau sudah bebas akan kuhajar dia biar tahu rasa..!!!”, ujar
Gayatri tiba di Penginapan tepat ketika hari mulai gelap. Untungnya masih tersedia kamar yang bisa dipesannya untuk menginap. Bergegas dia masuk ke kamar untuk beristirahat. Baru saja dia menyandarkan punggungnya di atas tempat tidur, gadis ini langsung terlelap karena kelelahan yang dialaminya.Dia tidak ke markas bandit karena khawatir identitasnya ketahuan kalau dia ke sana dalam kondisi yang lemah. Penjagaan di markas bandit sangat ketat, jika seseorang tidak dalam kondisi prima, tidak bakal bisa melewati formasi penjagaan yang dia rancang sendiri.Baru beberapa lama dia tertidur, suara yang melengking tinggi membangunkannya. Perlahan dia berjalan keluar kamar untuk melihat penyebab suara yang memekakan telinganya. Betapa kagetnya dia saat melihat ada Naga Merah yang berkeliaran di luar Penginapan. “Uuupppss...”, dia terkaget sambil menutup mulutnya agar tidak berteriak“Apa aku masih bermimpi ya?”, pikirnya dalam hati. Beberapa saat kemudi
Rasa lelah menyerang Candaka setelah pertarungan duel nya dengan pendekar paling sakti di desa ini yaitu Bagaskara Mukti. Tapi Candaka merasa ada keanehan dari sifat Bagaskara yang tampak bersahabat dengannya padahal mereka baru bertemu. “Mungkin kak Bram sudah menceritakan tentang diriku, atau mungkin Isyana cantik yang memberitahu ayahnya mengenai dirinya”, pikirnya lagi“Isyana juga entah berada dimana. Sudah dicari-cari tidak ketahuan rimbanya. Belum lagi kaaknya Bram yang juga turut menghilang. Tadi juga Perguruan Tapak Naga tampak menyeramkan, ada apa ya di desa ini. Misterius sekali..”, pikiran Candaka terus berputar-putar berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Begitu banyak kejadian yang tidak disangka-sangka olehnya, padahal dia hanya ingin bertemu pamannya meminta penjelasan tentang asal-usulnya. Setelah beres dia akan meninggalkan desa ini selamanya.“Kamu tidak boleh jatuh cinta, Candaka...Kamu akan pergi dari desa ini
Lembah yang tersembunyi dari dunia luar ini menyimpan pemandangan yang sungguh indah di dalamnya, Lembah Naga mempunyai 3 distrik yang terkenal keindahannya yaitu Distrik Hutan Eksotik, Distrik Kota Naga, dan Distrik Pendekar.Luas Lembah Naga ini terhampar jauh dari Kota Naga Emas sampai ke Desa Kabut Hitam, tapi letaknya yang selalu ditutupi kabut merah membuat siapapun tidak berani untuk masuk ke dalamnya, karena konon jika tidak ada darah Naga maka tubuh akan hancur meleleh oleh kabut yang mirip zat asam penghancur tubuh ini jika coba memasuki Lembah ini.Lembah Naga merupakan kota terakhir dari Klan Naga setelah upaya mereka untuk hidup berdampingan dengan kaum manusia yang merupakan pendatang di wilayah mereka tidak begitu membuahkan hasil pada jaman dahulu.Banyak manusia saat itu yang tidak suka dengan keberadaan naga yang memiliki ilmu silat yang tiada tanding. Terutama tentunya Pendekar-pendekar ternama yang merasa terusik dengan munculnya Pendekar nag
Isyana masih setengah sadar saat Ki Wicaksono meninggalkan dirinya. Samar-samar dilihatnya kakek berbaju putih itu pergi meninggalkan dirinya di sebuah pondokan yang cukup terawat. “Katanya di Lembah Naga, kok ada rumah yang rapi kayak gini”, pikir Isyana heran.Masih setengah sadar, Isyana mencoba bangun dari tempat tidurnya. Jalannya masih terhuyung-huyung seakan hendak jatuh ke lantai. Pandangan yang belum sepenuhnya jelas ini sangat mengganggunya untuk bisa lebih seksama melihat tempat dia berada.“Aduh..Kak Isyana..Kenapa bangun tidak panggil aku?”, suara perempuan yang masih muda itu menegurnya.“Minum obat dulu ya kak,,Biar cepat sehat.”, katanya lagi sambil menyodorkan minuman obat ke mulut IsyanaTampak oleh Isyana, perempuan ini berpakaian serba merah. “Bagaimana aku bisa memanggilnya, kenal saja tidak..Aneh juga perempuan ini sok kenal banget sama aku”, katanya dalam hati.“Kalau belu
Iblis Naga Hitam menjadi momok yang menakutkan bagi penduduk Kamandaria, karena naga ini sangat tidak bersahabat dengan manusia seperti naga-naga lainnya. Bagi mereka manusia tidak pantas berdampingan hidup dengan Naga yang menguasai kasta tertinggi kehidupan.Tujuan Naga Hitam ini tidak selaras dengan tujuan mulia dari Klan Naga yaitu hidup berdampingan dengan manusia dan menjaga keharmonisan antara Naga dengan manusia. Iblis Naga Hitam sangat berambisi untuk menguasai dunia dan tidak ingin ras naga ternoda oleh ras manusia seperti anak naga yang sudah turun temurun melindungi kawasan ini.Naga Hitam tadinya diciptakan untuk menjadi naga yang terkuat diantara 9 Naga lainnya, sekaligus menjadi pemimpinya. Namun dalam penciptaan naga hitam ini terjadi kesalahan yang membuat naga ini tidak tercipta sepenuhnya.Hal ini terjadi karena naga hitam yang tercipta tidak bisa diatur dan tidak mau mengikuti kehendak penciptanya yang mementingkan kehidupan bersama dengan ma
Candaka sama kagetnya dengan gadis yang disentuhnya yang ternyata Gayatri. Dengan refleksnya Gayatri kemudian melepaskan cengkramannya karena mengetahui kalau yang menyentuhnya adalah Candaka.“Gara-gara kamu, Naga Hitam menghilang..Bodoh sekali kamu..!!!”, kata Gayatri dengan kesalnya sambil mendorong CandakaIsyana yang tiba kemudian tidak mengetahui kalau ada ibundaya Asmawati karena saat dia tiba, ibundanya itu sudah menghilang.“Kak Isyana juga datang..”, sahut Gayatri begitu melihat Isyana ada di sana.“Kamu kok ada di sini Yatri?”, tanya IsyanaGayatri agak risau juga antara memberitahu Isyana mengenai ibundanya atau menyimpannya saja sampai dia mengetahuinya sendiri.Dia terdiam lama sebelum bisa menjawab pertanyaan Isyana“Iya kak, aku tadi lihat ada banyak ledakan api di hutan ini jadi aku coba ke sini cari tahu apa yang sebenarmya terjadi di sini”, jawabnya tanpa menimbulkan rasa curiga