Candaka tertidur lagi karena hari masih malam, sementara Jayanti tampak keluar dari kamarnya untuk memeriksa keadaan kakeknya. Ki Nagaswera masih tampak berada di luar pondokan mengawasi keadaan sekitar Hutan Eksotik dengan seksama. “Loh, kakek belum tidur?”, sapa Jayanti “Kakek tidak bisa tidur sejak Naga Hitam lolos dari kurungan kabut hitam. Kakek khawatir dia menyerang Hutan Eksotik karena di sini banyak terdapat dokumen yang menceritakan kelemahannya”, jawab Ki Nagaswera “Kek, tadi kanda Candaka bermimpi kalau dia ada di tengah gurun yang banyak mayat hidup. Kakek pernah cerita ke Yanti kalau dahulu kakek tinggal di sana, di Kuil Naga” Ki Nagaswera terkejut mendengar ucapan Jayanti tentang kampung halamannya. “Kamu beneran dengar kalau Nak Candaka berada di Kuil Naga itu?” “Tidak sih kek..Dia tidak sempat masuk ke Kuil Naga itu karena banyak mayat hidup yang menjaga kuil itu mengejarnya” “Baguslah kalau begitu”, jawab kake
Candaka mengisi hari-harinya di hutan Eksotik dengan mempelajari segala sesuatu tentang Naga Hitam. Dia juga mencaritahu tentang Gurun Terkutuk yang diceritakan Jayanti. Namun dia tidak menemukan gurun ini di peta manapun seakan gurun ini tidak pernah ada.Kemana aku harus mencari gurun laknat ini. Dimana-mana tidak ada petunjuk sama sekali. Hanya Ki Nagaswera yang mengetahui letak gurun ini, tapi dengan alasan yang tidak masuk akal alih-alih memberitahunya, beliau menghindari setiap pertanyaannya tentang gurun ini.Jayanti, cucu kakek ini juga tidak mengetahui persis lokasi Gurun Terkutuk ini. Mungkin aku berharap bisa mengalami mimpi yang lebih jelas lagi agar bisa ke wilayah ini. Pikiran-pikiran itu terus menghantuinya.Beruntung bagi dirinya, di tengah kesibukan kakek ini, Ki Nagaswera masih sempat untuk mengajarkan beberapa jurus silat yang bisa digunakannya selain 2 jurus Tapak Naga yang pernah dipelajarinya. Awalnya Candaka tidak menyadari, kalau Ki Nagaswera s
Tiba-tiba Candaka teringat dengan Ki Wicaksono. Bagaimana ya keadaan kakeknya Gayatri ini, apa sudah sembuh? Kemungkinan besar beliau tahu lokasi Gurun Terkutuk ini. Aku saja sudah tidak mengalami mimpi lagi beberapa hari ini, tapi aku yakin kitab ini ada di sana.“Kemana pula gadis ini..Aku butuh dia buat membawaku keluar dari Lembah Naga”, Candaka masih tidak tahu cara masuk ataupun keluar dari lembah Naga karena selalu Jayanti yang membawanya masuk dan keluar.“Kanda Candaka..Bagaimana latihan hari ini dengan kakek?”, terdengar suara teriakan yang tidak asing lagi di telinganya“Sungguh kebetulan yang dicari muncul. Seperti tahu saja kalau lagi dicari, kata Candaka dalam hatinya“Adek Jayanti yang manis..Kanda bisa minta tolong tidak?”, kata Candaka sambil memasang muka manisnyaJayanti merasa curiga melihat sikap manis Candaka. Tidak biasanya pria ini bersikap begitu manis padanya“Kanda bu
Gadis ini membuka topi capingnya membuatnya makin kelihatan cantik. “Iya, ternyata kamu memang Kumalasari..Kamu ke sini sendiri?, kata Candaka dengan muka herannya karena tidak menyangka teman mainnya dari kecil ini ternyata sangat cantik.Apalagi sekarang gadis ini berpakaian laksana pendekar pedang membuatnya tampak sangat menarik dengan lekuk-lekuk tubuhnya yang dibungkus rapat pakaiannya yang ketat membuat mata pria tidak akan berkedip melihatnya.“Aku ke sini sendiri kak..kan aku sudah bisa jaga diri aku sendiri. Jadi kak Candaka tidak perlu lagi selalu menjaga aku seperti waktu kita di ibukota”, jawab Kumalasari sambil tersenyum“Terus kamu kenapa ke desa ini. Tidak ada yang istimewa di desa ini Mala”, lanjut Candaka lagiIihh kak Candaka ini tidak mengerti juga kalau dia ke sini khusus mencarinya, tapi malahan banyak tanya macam-macam tidak jelas. Huffh sangat menyebalkan kak Candaka yang sekarang. Beda dengan kak Candaka yang
“Eiiitttt...Ada apa ini kok ramai sekali berkumpul di sini?”, muncul lagi seorang gadis berpakaian hijau yang langsung menghampiri mereka“Kak Isyana kebetulan sekali tadi kakek lagi tanyain kak Isyana kapan lagi ke Hutan?, lanjut gadis ini lagi ke arah perempuan yang disebut kaak cantik oleh Kumalasari.Kumalasari terperangah mendengar gadis berbaju hijau ini memanggil kaka cantik itu Isyana. “Kakak cantik ini ternyata kak Isyana ya yang jago pedang?”, tanyanya lagi memastikan“Hehehe..Kalau adik cantik ini sebenarnya siapanya Candaka?”, tanya Isyana lagi dengan ramahnya sambil tertawa pelanKumalasari hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pertanyaan Isyana. Dia tidak tahu harus menjawab apa karena dia sendiri masih tidak yakin dengan perasaan Candaka padanya, apalagi setelah lama tidak bertemu alih-alih memeluk atau gembira, malahan kayak orang asing saja. Tidak ada reaksi apapun, malahan marah-marah terus tida
Tidak sulit bagi Ki Wicaksono menafsir mimpi-mimpi Candaka karena dia sudah berpengalaman dengan mimpi-mimpi yang pernah didapatkannya. Begitu Candaka menceritakan mimpi-mimpinya, Ki Wicaksono langsung tahu lokasi mimpi Candaka.“Itu kamu berada di Gurun Terkutuk. Disebut demikian karena di gurun ini tidak ada makhluk hidup apapun, Hanya ada mayat-mayat hidup yang umurnya mungkin sudah ribuan tahun”, kata Ki Wicaksono menjelaskan“Jadi benar ya kek, ada mayat hidup di sana? Kirainn cuman dalam mimpi aku saja”, tanya Candaka lagi“Iya mayat hidup itu beneran ada di gurun itu. Mayat-mayat hidup ini dahulu adalah makhluk-makhluk penghuni Gurun Terkutuk ini yang dahulu merupakan tempat yang indah sebelum Naga Hitam datang dan menghancurkan semuanya”“Bagaimana cara ke sana kek. Aku sudah cari di peta yang ada di Lembah Naga tapi Gurun Terkutuk tidak pernah ada di peta kek”, tanya Candaka“Memang disengaja cucuku biar tidak ada manusia ataupun Naga yang pergi ke sana. Kono
Candaka dan Gayatri tampak duduk berduaan dengan nyala api unggun yang dibuat Gayatri mengusir dinginnya malam. Terlihat mereka serasi sekali sebagai pasangan kekasih. Kalau benar Gayatri adalah anak dari Bagaskara, berarti dia tidak bersaudara dengan Candaka, jadi sangat memungkinkan jika mereka berjodoh sebagai pasangan kekasih.Tapi sayangnya gadis ini sudah punya tambatan hati yaitu Bagaskara yang sangat dicintainya. Gayatri merasa punya hubungan khusus dengan pendekar sakti ini, sehingga ditafsirkan olehnya sebagai cinta. Padahal hubungan itu adalah hubungan antara ayah dan anak. Karena sudah lama tidak melihat Bagaskara lagi, gayatri perlahan-lahan mulai melupakan pria yang dicintainya ini. “Aku harus melanjutkan hidup. Banyak pria-pria di luar sana yang menyukaiku. Lagian Tuan Bagaskara sudah mempunyai istri. Tidak mungkin lagi akau bisa bersamanya”, pikirnyaKarena sering bertemu Candaka, lambat laun gadis ini mulai tertarik dengan sikapnya yang urakan
“Tuh kakek sudah bangun..Kakak sama kakek dahulu ya..Yatri mau ke desa beli sayuran..Kakak mau makan di sini tidak?”, tanya GayatriCandaka terkesima melihat perilaku Gayatri yang sama sekali berubah dari sebelumnya pasca mereka bersama semalaman. “Mau Yatri..Kamu bisa masak juga ya?”“Bisalah kak..Kalau ga bisa masak, mana ada yan mau jadiin Yatri istri nantinya”, kata gadis ini sambil tersenyum kepada CandakaHufffhhhCandaka menarik nafas dalam-dalam. Mau rasanya dia menjadikan Gayatri istrinya sekarang juga dan membawanya kembali ke ibukota untuk melupakan segala masalah yang selalu merongrong pikirannya selama ini. Cuman pasti banyak larangan yang akan ditemuinya terutama dari Ki Wicaksono, karena masih menganggap mereka sedarah dan pada masa itu masih tabu di kalangan masyarakat kalau masih bersaudara punya hubungan khusus, apalagi sampai menjadi suami istri.“Yatri jalan dulu ya kak..”, kata gadis