Share

Menjual Herbal

Fu Xi pergi bersama Pak tua Sung menuju kota, yang di dengarnya tadi masih menjadi misteri, saat dirinya bertanya tentang suara itu Pak tua Sung hanya diam dan memintanya untuk bersiap pergi.

Beberapa jam mengikuti jalan besar Fu Xi dan Pak tua Sung akhirnya tiba di depan gerbang kota, Fu Xi menghentikan langkahnya sejenak memperhatikan nama kota yang berada di depannya saat ini, melihat Fu Xi yang seperti memikirkan sesuatu Pak tua Sung yakin semua pasti masih berkaitan dengan keluarganya.

"Kota Yamana, kota ini masih bersebelahan dengan kota Danq tempat di mana keluarga cabang Xi tinggal," ucap Fu Xi.

"Kenapa? Apa kamu masih takut untuk bertemu mereka?" Tanya Pak tua Sung.

"Heeeeeh, jangan bercanda aku bukan takut bertemu mereka, tapi kamu tahu sendiri aku masih belum cukup kuat untuk berhadapan dengan mereka," sahut Fu Xi.

"Benar juga, akan lebih bagus jika tidak bertemu dengan mereka saat ini dan saat bertemu nanti buat mereka terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi," ucap Pak tua Sung.

Fu Xi yang terdiam kembali melanjutkan langkahnya, hampir di setiap Kota saat ini sudah tidak lagi dijaga karena peperangan antar kerajaan sudah sangat jarang terjadi, berkat tidak adanya penjagaan Fu Xi bisa dengan mudah memasuki kota Yamana.

Melewati gerbang kota Fu Xi disambut dengan rumah-rumah Megah berbeda dari kota Danq, Fu Xi yang pernah tidak sengaja mendengar nama kota Yamana dan cerita setiap kemegahan di kota itu membuatnya saat ini sama sekali tidak terkejut.

Sambil terus berjalan Fu Xi mulai mencari tempat penjualan bahan herbal yang ada di kota Yamana, Fu Xi bahkan berjanji tidak menghentikan langkah kakinya sama sekali sebelum menemukan tempat penjualan bahan herbal.

"Aku melihatnya, ambil arah selatan di sana ada satu tempat penjualan bahan herbal," ucap Pak tua Sung.

Dengan cepat Fu Xi mengikuti arah yang dikatakan oleh Pak tua Sung, benar saja setelah dirinya ke arah selatan satu toko penjualan bahan herbal cukup besar berada di sana.

Sesampainya di depan toko Fu Xi dengan tenang dan percaya diri berjalan masuk ke dalam, Fu Xi bergegas menghampiri seseorang yang diperkirakan adalah penjaga toko atau mungkin pemiliknya.

"Ada yang bisa kubantu?" Tanya pria tua pemilik toko bahan herbal.

"Apa aku bisa menjual bahan-bahan herbal di sini?" Tanya Fu Xi lagi.

"Itu tergantung bahan herbal apa yang akan kamu jual dan kualitasnya," ucap pemilik toko yang masih terlihat sangat santai tanpa bangkit dari tempat duduknya.

Fu Xi langsung menaruh bahan herbal yang di bawahnya di meja yang ada di samping pemilik toko, saat itu pemilik toko kebingungan karena tidak melihat apapun yang ditaruh oleh anak muda di depannya.

"Apa maksudnya ini? Di mana bahan herbal yang kamu katakan?" Tanya pemilik toko.

Pak tua Sung yang melihat Fu Xi sudah menaruh semua bahan di meja menarik kekuatannya kembali dari jarak jauh Pak tua Sung sengaja tidak terlalu dekat dengan Fu Xi agar orang-orang tidak memperhatikannya, pemilik toko seketika bangkit dari tempat duduknya saat melihat tumbuhan herbal berada di atas mejanya.

"Aku ingin menjual setengah bahan yang aku miliki," ucap Fu Xi.

"Biar aku lihat sebentar bahan yang ingin kamu jual, aku sangat jujur Jika bahan yang kamu miliki sesuai dengan kualitas tokoku aku akan mengambilnya," sahut pemilik toko.

Fu Xi memberikan kesempatan pada pemilik toko untuk melihat bahan-bahan herbal miliknya, Fu Xi bisa mengerti kalau tidak ada orang berbisnis yang mau rugi.

"Semuanya tumbuhan herbal ini kualitas bagus aku tidak keberatan membeli semua milikmu," ucap pemilik toko.

"Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya aku hanya menjual setengahnya saja sisanya akan aku gunakan sendiri, Aku memperlihatkannya padamu bukan untuk memamerkannya tapi karena aku memang tidak memiliki tempat penyimpanan," sahut Fu Xi.

"Baiklah baiklah aku akan membeli setengahnya yang kamu jual, karena semua tumbuhan herbal yang kamu ambil tumbuhan-tumbuhan langka aku akan membayarnya lebih mahal dari bahan biasa. Bagaimana jika aku memberikan 150 keping emas?" ucap pemilik toko.

Fu Xi merasa terkejut mendengar ucapan pemilik toko, dirinya hanya pernah memegang 10 keping perak Fu Xi sama sekali tidak menyangka tumbuhan herbal yang diambilnya seberharga itu.

"Apa itu kurang untukmu? Jika kurang aku tidak keberatan menambah 10 sampai 20 keping emas lagi," ucap pemilik toko.

"Tidak tidak, 150 itu saja sudah cukup untukku," sahut Fu Xi.

"Kalau begitu tunggu sebentar aku akan mengambil uangnya lebih dulu," ucap pemilik toko sambil berjalan pergi.

Tak membutuhkan waktu lama pemilik toko kembali menghampiri Fu Xi tanpa kantong uang di tangannya, Fu Xi yang mengira pemilik toko ingin bermain-main dengan terlihat tidak senang.

"Ambillah, di dalam cincin ruang ini ada 150 keping emas, cincin ruang ini juga bisa membantumu menyimpan bahan-bahan herbal sisanya," ucap pemilik toko membuat Fu Xi yang ingin marah malah merasa bersalah.

"Cincin ruang setidaknya seharga 10 keping emas bahkan lebih, Apa kamu yakin memberikannya begitu saja padaku?" Tanya Fu Xi.

"Itu sama sekali bukan apa-apa, Anggap saja sebagai hadiah kerjasama Kita, ke depannya jika kamu memiliki bahan-bahan herbal lagi yang ingin dijual kamu bisa menjualnya di tempatku," ucap pemilik toko.

Mendengar apa yang dikatakan pemilik toko Fu Xi tersenyum, Baru kali ini dirinya diperlakukan baik oleh seseorang.

"Terima kasih, aku berjanji akan menjualnya lagi di sini jika aku ingin menjual tumbuhan herbal," sahut Fu Xi sambil menyimpan setengah bahan herbal yang sudah dipisahnya.

"Aku pergi dulu," sambung Fu Xi.

Pemilik toko benar-benar berharap suatu hari nanti Fu Xi datang lagi untuk menjual bahan-bahan herbal, karena tumbuhan herbal yang dibawanya bukan cuma berkualitas bagus tapi juga bahan-bahan untuk membuat ramuan dan pil tingkat tinggi.

Fu Xi yang merasa sangat senang tidak berhenti memperhatikan cincin ruang di jarinya, Fu Xi senang karena seseorang baik padanya dan lagi Ini baru pertama kalinya memiliki cincin ruang yang begitu berharga.

"Ternyata membuatmu senang itu mudah," ucap Pak tua Sung bertelepati dari kejauhan.

"Aku senang karena ini baru pertama kalinya bagiku mendapatkan cincin ruang, Ini juga baru pertama kalinya bagiku memiliki ratusan keping emas," sahut Fu Xi.

"Karena sekarang aku sudah memiliki banyak uang aku bisa membeli senjata yang ku mau," sambung Fu Xi sambil terus berjalan pergi.

Tidak jauh dari tempatnya menjual tumbuhan herbal Fu Xi melihat sebuah toko senjata yang cukup besar, Mata Fu Xi seketika tertuju ke arah pedang yang berada di kaca dan menjadi pajangan.

"Yang dicari lebih mudah untuk didapatkan, menurutmu pedang itu bagaimana?" Tanya Fu Xi yang sadar Pak tua Sung saat ini berada tidak jauh dari nya.

Pak tua Sung Mencoba memperhatikan pedang yang dimaksud oleh Fu Xi, setelah memperhatikan semua dengan sangat teliti Pak tua Sung bisa merasakan kalau pedang itu pedang spiritual yang mungkin memang cocok untuk Fu Xi.

"Walau bukan senjata tingkat tinggi aku merasa pedang itu Cocok untukmu, kamu bisa membelinya setelah itu kita akan mulai berburu," sahut Pak tua Sung.

"Baiklah, kalau begitu aku akan membeli pedang itu saja," ucap Fu Xi.

Fu Xi bergegas mendekati toko penjualan senjata, Fu Xi bener-bener tidak sabar ingin memiliki pedang yang akan digunakan untuk berburu.

"Selain pembeli dilarang masuk," ucap penjaga toko sambil mengarahkan tombak ke Fu Xi.

"Apa maksudnya ini?" Tanya Fu Xi sambil mengernyitkan dahinya tidak senang.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
goodnovel comment avatar
johan sitepu
lanjutan ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status