Share

Pendekar Naga Penguasa Dunia
Pendekar Naga Penguasa Dunia
Penulis: Adnosekai

1. Zhao Lin

Penulis: Adnosekai
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-18 10:50:55

Langit di atas sekte Lampion Merah mulai berubah menjadi gelap. Angin berhembus menggugurkan dedauan yang telah menguning. Zhao Lin yang telah bekerja menyapu tempat tersebut, kini harus menambah pekerjaannya. Daun-daun kering berserakan karena hembusan angin.

“Angin sialan! Kau menambah pekerjaanku saja!”

Bocah laki-laki berusia sebelas tahun itu kembali melanjutkan pekerjaan, menyapu dedaunan yang jatuh dari atas pohon ke satu tempat. Sesekali ia melirik ke lapangan yang tidak jauh dari tempat ia bekerja.

Para murid dari sekte Lampion Merah terlihat sedang berlatih di bawah bimbingan seorang guru. Zhao Lin menghela nafas, hari ini ia tidak terlibat dalam latihan bersama-teman-temannya. Ia harus menjalani hukuman yang diberikan oleh Ketua sekte karena Zhao Lin memukul salah satu murid yang mengejek dirinya.

Zhao Lin telah berada di sekte Lampion Merah sejak lahir dan berlatih beladiri sejak usia enam tahun. Saat ia berusia sepuluh tahun, terjadi sesuatu yang mengubah hidupnya. Ayah, ibu dan adiknya dibunuh oleh sekelompok orang yang tidak dikenal. Zhao Lin berhasil melarikan diri, tapi ia mendapatkan sesuatu yang buruk.

Serangan orang itu merusak satu bagian dari tubuh Zhao Lin yang disebut Lingkaran Pusat. Lingkaran Pusar berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan Tenaga Dalam sehingga membuat Zhao Lin tidak dapat menyerap Tenaga Dalam.

Hal tersebut membuat Zhao Lin mendapat ejekan dari murid-murid lain. Lingkaran Pusat adalah sesuatu yang sangat berharga dalam beladiri. Tanpa Tenaga Dalam, seseorang tidak bisa disebut sebagai Pendekar.

Dari yang awalnya seorang bibit jenius, Zhao Lin kini tidak lebih hanya sebagai sampah beladiri. Namun, itu tidak membuatnya patah semangat, ia terus berlatih untuk mengasah kemampuan. Bahkan, tanpa Tenaga Dalam pun, Zhao Lin berhasil memukul seorang murid hingga membuat ia mendapat hukuman.

Pekerjaan Zhao Lin selesai bersamaan dengan selesainya latihan para murid. Saat itu juga, hujan mulai turun, mereka berlarian mencari tempat berteduh. Secara tidak sengaja, Zhao Lin bertabrakan dengan salah satu murid Lampion Merah.

“Sampah sialan... di mana kau taruh matamu sehingga kau menabrakku?”

Murid yang ditabrak Zhao Lin adalah Mao Linpeng. Seorang murid baru di sekte Lampion Merah, tapi memiliki sifat yang amat sombong. Ia menganggap dirinya sebagai murid terbaik di sekte Lampion Merah.

“Apa matamu buta sehingga tidak bisa melihat di mana aku menaruh mataku!” Zhao Lin mengabaikan Mao Linpeng dan kembali berlari menuju teras untuk menghindari hujan yang semakin deras. Namun, sebuah pukulan ia terima sehingga membuat ia tersungkur.

“Apa yang kau lakukan?” teriak Zhao Lin.

Mao Linpeng berjalan menuju Zhao Lin yang masih terduduk. “Kau pergi tanpa meminta maaf padaku! Apa kau mencoba menantangku.”

Zhao Lin berdiri dan menatap mata Mao Linpeng. “Kau yang menabrakku... kaulah yang seharusnya minta maaf!”

Zhao Lin berbalik badan untuk segera berteduh, tapi bahunya ditarik oleh Mao Linpeng. Sebuah pukulan kembali diberikan Mao Linpeng mengenai wajahnya. Zhao Lin kembali tersunggkur, tepi bibirnya mengeluarkan darah.

“Kau benar-benar menantangku! Apa kau tidak tau aku adalah jagoant di Lampion Merah sehingga kau berani bersikap tidak sopan padaku.” Mao Linpeng menatap Zhao Lin dengan wajah penuh kemarahan.

Zhao Lin kembali berdiri dan membalas tatapan Mao Linpeng. “Jagoan! Sepertinya kata itu perlu pembuktian.”

Mao Linpeng menjadi marah, kata-kata Zhao Lin seperti meremehkannya. Ia kembali bergerak memberi pukulan pada Zhao Lin. Namun, Zhao Lin menahan pukulan tersebut. Bahkan, Zhao Lin memberi pukulan balasan pada Mao Linpeng yang membuat ia melangkah mundur. Mao Linpeng memegangi perutnya yang terkena pukulan Zhao Lin.

Tangan Mao Linpeng mengepal dengan erat. Sebagai murid terkuat di sekte Lampion Merah, ia merasa dipermalukan karena mendapat pukulan dari seorang yang ia anggap sebagai sampah.

Diiringi sebuah teriakan, Mao Linpeng kembali melayangkan pukulan. Lagi-lagi Zhao Lin berhasil menangkis. Pukulan balasan dilakukan oleh Zhao Lin, tapi kali ini Mao Linpeng yang lebih siap berhasil menahan.

“Apa kita harus bertarung untuk masalah sepele seperti ini!” Zhao Lin mencoba menghentikan pertarungan mengingat hujan turun semakin deras.

“Kau menghinaku dan itu bukan sesuatu yang sepele. Aku tau, kau ingin mengakhiri pertarungan ini karena kau tidak akan bisa mengalahkanku.”

Semakin lama pertarungan berlangsung, Zhao Lin semakin mendominasi. Sebuah tendangan dari Zhao Lin membuat Mao Linpeng mundur beberapa langkah. Ia menghela nafas, tatapannya semakin tajam pada Zhao Lin.

Mao Linpeng kembali menyerang. Kali ini, pukulan yang ia layangkan dialiri Tenaga Dalam. Pukulan itu ditahan oleh Zhao Lin, tapi ia tidak cukup kuat menahannya sehingga terlempar cukup jauh.

Mao Linpeng awalnya tidak mau menggunakan Tenaga Dalam menghadapi Zhao Lin. Menggunakan Tenaga Dalam menghadapi seorang sampah akan sangat memalukan. Namun, kondisinya sekarang berbeda. Ia sudah terdesak, akan lebih memalukan jika ia sampai kalah dari seorang sampah.

Biar bagaimanapun, Zhao Lin memiliki teknik yang sangat baik. Jika saja ia bia mengumpulkan Tenaga Dalam, Zhao Lin mungkin adalah salah satu bibit terbaik di dunia persilatan.

Zhao Lin hanya tersenyum melihat apa yang dilakukan Mao Linpeng. Semangatnya semakin meningkat setelah Mao Linpeng mencurahkan seluruh kemampuannya. Ia ingin tau, sejauh mana kemampuannya di bandingkan murid yang mengaku sebagai yang terbaik di sekte Lampion Merah.

Melihat Zhao Lin yang tersenyum membuat kepala Mao Linpeng semakin mendidih. Ia semakin merasa terhina. Hujan yang turun begitu deras tidak bisa mendinginkan kepalanya, Mao Linpeng kembali menyerangan.

Mao Linpeng melancarkan sebuah tendangan pada Zhao Lin yang membuat ia kembali terlempar. Zhao Lin masih bisa tersenyum sehingga membuat kepala Mao Linpeng terus mendidih. Mao Linpeng berlari ke arah Zhao Lin yang masih terduduk, ia akan melakukan tendangan berikutnya pada Zhao Lin.

Tanpa disadari oleh Mao Linpeng, tangan Zhao Lin memegang sebongkah batu yang berukuran cukup besar. Batu itu dilemparkan pada kaki Mao Linpeng tanpa bisa ia hindari. Mao Linpeng tersungkur di depan Zhao Lin.

Zhao Lin langsung menduduki tubuh Mao Linpeng. “Memalukan! Murid terbaik kalah dari seorang sampah.”

Mao Linpeng membangkitkan diri, membuat Zhao Lin terbalik. Semakin lama pertarungan berlangsung, semakin tinggi emosi Mao Linpeng. Ia mengangkat kerah baju Zhao Lin dan bersiap memberikan pukulan.

“Kalian berdua.. apa yang kalian lakukan!” sebuah teriakan mengejutkan semua orang. Zhao Lin dan Mao Linpeng menghentikan pertarungan mereka. Sosok yang berteriak adalah Ketua sekte Lampion Merah, Chen Shou.

“Cepat ke sini!” perintah Chen Shou.

Seluruh murid yang menyaksikan langsung membubarkan diri. Zhao Lin dan Mao Linpeng berlari menuju ke tempat Chen Shou.

“Bisa-bisanya kalian berkelahi di tengah hujan seperti ini. Kalian harus menerima hukuman karena masalah ini.”

Zhao Lin dan Mao Linpeng hanya menunduk, tidak bisa membantah kata-kata Ketua sekte. Mereka sadar dengan kesalahan mereka.

“Dan kau, Zhao Lin!” Chen Shou menunjuk Zhao Lin. “Kau baru saja mendapat hukuman dan sekarang membuat ulah kembali. Hukumanmu akan lebih berat kali ini.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   99. Kota Dongcheng III

    Xia Liruo terlibat pembicaraan empat mata dengan Patriark Yin di sebuah ruangan. Tidak seorang pun diizinkan masuk dan terlibat pembicaraan.Di sisi lain, Zhao Lin sangat ingin tau apa yang sedang mereka bicarakan. Ia mencoba menguping, tapi para murid sekte Telaga Dewi menghalangi. "Tuan Muda Zhao, ini adalah pembicaraan penting antara Ketua kami dengan Patriark Yin. Harap Tuan Muda memberi muka pada kami!"Zhao Lin mendengus kesal mendapat peringatan dari para gadis itu. Si pemuda tau ini adalah sebuah pembicaraan penting. Namun, ia perlu tau agar bisa memahami situasi apa yang terjadi antara lima sekte besar aliran putih dengan keluarga Yin serta hubungannya dengan Aliansi Lima Tombak. "Lin-gege... aku tidak tau mereka membicarakan apa, tapi aku tau arah pembicaraan mereka!" Yin Xuehua membisikkan sesuatu pada Zhao Lin. "Kira-kira mereka membicarakan apa?" tanya Zhao Lin"Aku tidak bisa mengatakannya di sini. Sebaiknya, kit

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   98. Kota Dongcheng II

    Rombongan wanita yang datang ini adalah anggota dari sekte Telaga Dewi. Bukan sembarang rombongan, tapi diantara mereka terdapat pemimpin tertinggi mereka, Xia Liruo. "Hormat kami, Kepala Biarawati Xia!"Orang-orang dari sekte Pulau Bunga Persik memberi hormat pada rombongan Telaga Dewi, terutama kepada Ketua mereka, Xia Liruo. Sementara itu, Zhao Lin tidak melakukan apa-apa. Ia merasa tidak perlu memberi hormat kepada orang-orang ini karena si pemuda menganggap mereka adalah teman dari Pulau Bunga Persik. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian ribut-tibut?" Pertanyaan dari Xia Liruo. Orang-orang dari sekte Pulau Bunga Persik menjelaskan apa yang terjadi. Xia Liruo pun melirik pada Zhao Lin. "Anak muda... apa alasanmu memukul Pendekar ini. Apa kau memiliki masalah dengannya?" "Bukan hanya dengan dia, tapi aku memiliki masalah dengan Pulau Bunga Persik. Sebaiknya kalian jangan ikut campur! Aku tidak memiliki masalah denga

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   97. Kota Dongcheng I

    Zhao Lin terbangun dari tidurnya. Ia segera membangkitkan badan dan terduduk di atas ranjang. Bola mata pemuda itu berkeliling melihat ruang yang terasa asing baginya. Si pemuda memegangi bagian belakang kepalanya yang masih terasa sedikit sakit. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi saat terakhir kali ia tersadar. Saat itu, jiwa Pedang Penguasa Dunia menguasai tubuhnya. "Apa-apaan! Dia bilang dia baru bisa berinteraksi denganku setelah aku mencapai tingkat Pendekar Bumi! Tapi, kemarin dia bisa menguasai tubuhku. Dia tidak bisa dipercaya!" Zhao Lin bergumam sendiri. Zhao Lin menuruni ranjang untuk mencari tau di mana ia berada saat ini. Ia berjalan ke arah jendela dan membuka jendela tersebut. Dari apa yang ia lihat, ia bisa menduga bahwa saat ini sedang berada di kediaman sebuah keluarga besar. Itu terlihat dari bentuk serta tata letak bangunan tersebut.Namun, suasana kediaman ini tidak terlihat seperti kediaman keluarga besar lainn

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   96. Pertemuan Dengan Ma Chao

    "Tidak salah kan, jika benda ini untukku!" Ma Chao berucap sambil menunjukkan Tombak Raja Naga. Xiao Yan dan tiga orang lainnya terkejut, ternyata teman yang membantu Chu Yin adalah Ma Chao. Pandangan mereka berempat terarah pada si gadis, seperti meminta penjelasan bagaimana mereka bisa saling mengenal. Chu Yin sendiri tidak bisa berkata apa-apa. Ia juga terkejut, ternyata keempat orang ini dan Ma Chao sudah saling mengenal. Ia juga seolah-olah terlihat seperti meminta penjelasan, bagaimana ini bisa terjadi. "Kau bisa memilikinya jika kau bergabung dengan kami!" ucap Xiao Yan. Sontak, kata-kata Xiao Yan menghadirkan protes dari Dong Fu. "Xiao Yan... kita sudah sepakat bahwa Senjata Suci kali ini akan diberikan padaku atau Gao Hao. Kau tidak bisa menyerahkannya pada Ma Chao begitu saja!"Sebelumnya, keempat orang itu memang sudah membuat kesepakatan bahwa Tombak Raja Naga adalah untuk Gao Hao atau Dong Fu. Mengingat Xiao Yan dan Yin Y

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   95. Menunggu Kedatangan Ma Chao

    "Jangan membohongiku! Tidak mungkin ada yang tau kau membawa Tombak Raja Naga itu!"Xiao Yan tidak percaya begitu saja pada Chu Yin. Setiap Senjata Suci bisa mengecil yang membuat ia mudah disimpan dan tidak mencolok saat dibawa. Jika si gadis tidak menunjukkan pada orang lain tidak akan ada yang tau Tombak Raja Naga itu berada bersamanya. Satu-satunya pihak yang memiliki kemungkinan mengetahui itu hanyalah dari sekte Pulau Bunga Persik. Merekalah yang memiliki Senjata Suci itu dan Chu Yin adalah bekas pelayan mereka. Jika pun Chu Yin ketahuan oleh pihak Pulau Bunga Persik, maka yang datang ke tempat ini bukan si gadis, tapi perwakilan dari sekte tersebut. "Ampun, Tuan! Saya tidak berbohong. Benda itu memang direbut oleh seseorang!"Chu Yin tidak sepenuhnya berbohong. Nyatanya, Tombak Raja Naga memang direbut oleh seseorang bernama Ma Chao. Sampai saat ini, si gadis tidak mengerti bagaimana pemuda itu mengetahui Senjata Suci itu berada

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   94. Ma Chao dan Chu Yin

    Ma Chao tersandar pada sebuah pohon dengan napas yang terburu. Pertarungan kemarin masih memberi efek pada tubuhnya. Terdapat sejumlah luka yang masih belum pulih. Pertarungan itu benar-benar diluar perkiraan Ma Chao. Jiwa Tombak Raja Naga dan jiwa Pedang Penguasa Dunia seperti saling membenci satu sama lain. Tidak disangka, ia dan Zhao Lin terseret dalam perselisihan tersebut. "Sepertinya, aku tidak bisa lagi berdekatan dengan pemuda itu!" Ma Chao bergumam sendiri. Dibandingkan perselisihan dua jiwa Senjata Suci itu, pikiran Ma Chao lebih terganggu dengan kejadian terakhir yang menghentikan pertarungan. Kehadiran sebuah pedang misterius yang datang entah dari mana. Meski saat itu tubuh dan pikiran Ma Chao dikendalikan oleh jiwa Tombak Raja Naga, tapi ia masih bisa melihat kejadian itu. Jiwa Tombak Raja Naga tau dengan pedang tersebut, tapi Ma Chao tidak mengenalnya sama sekali. Si pemuda hafal betul ke-26 Senjata Suci dan pedang itu tidak ter

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status