Share

Koin Emas

Author: Kayinkayinn
last update Last Updated: 2024-02-07 13:11:58

"Yuram~ah, awas!!" teriak Ling Fei begitu melihat

Aeshin mencoba untuk menyerang Bai Lu dengan berlari begitu cepat ke arahnya.

Melihat Aeshin yang hampir saja menyerangnya, tiba-tiba saja suara dengungan terdengar begitu keras dan begitu nyaringnya hingga membuat Ling Fei, Lee Gon, dan juga Aeshin menutup telinga mereka, karena tak tahan mendengar suaranya yang begitu menyakitkan itu.

Suara mendengung itu cukup keras hingga membuat Aeshin langsung pergi dan menghilang begitu saja karena tak kuat mendengarnya.

"Suara apa itu?"

Lee Gon mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru hutan yang terlihat sangat gelap itu.

"Si . . . siapa anak kecil itu?"

Choi Bai Lu menunjuk ke arah seorang anak kecil bertelinga serigala yang muncul dari balik semak-semak, sedang berjalan melangkahkan kakinya dan datang menghampirinya.

"Yeongwan? Kenapa kau ada di sini?"

Ling Fei langsung menghampiri anak kecil bertelinga serigala itu kemudian merundukkan tubuhnya, untuk lebih sejajar dengan tubuh Yeongwan yang pendek darinya.

"Noona."

Yeongwan berjalan menghampiri Bai Lu dan mengabaikan Ling Fei yang datang menghampirinya.

"Noona?" Bai Lu terdengar bingung karena anak kecil itu memanggilnya kakak, kemudian datang menghampirinya sambil berlari.

*Noona adalah panggilan untuk seorang pria yang lebih muda kepada perempuan yang lebih tua darinya.

Lee Gon menghampiri Bai Lu dan memegang bahu kanannya seraya menatapnya.

"Dia Yeongwan, siluman berdarah campuran. Setengah serigala serta ia setengah manusia. Yeongwan ini anak kecil yang kau selamatkan dari roh hantu nenek tua yang hampir saja mencelakakan kita, Yuram~ah. Sudah hampir selama 1 bulan ini, Yeongwan selalu mengikuti kita, terutama dirimu. Dia sangat menyukai dirimu."

Bai Lu menatap Yeongwan dan tersenyum manis padanya.

"Kau anak yang manis. Apa suara dengungan itu berasal darimu?"

Yeongwan menganggukkan kepalanya kemudian tersenyum lebar dan penuh kehangatan. Manusia serigala itu memberikan sebuah koin emas ke arah tangan Bai Lu, setelah memberikannya ia pun pergi.

"Eh, ke mana dia? Kenapa dia menghilang begitu saja?" tanya Bai Lu celingak-celinguk mencari sosok Yeongwan si manusia serigala.

"Yuram~ah, kau harus terus mengasah kemampuanmu. Kita tidak bisa selamanya melindungi dirimu, dan kau juga harus melindungi kita semua, serta melindungi Lembah Air terjun suci ini."

Ling Fei menatap Bai Lu penuh harap dan memintanya agar selalu mengasah kemampuan sosok Han Yuram yang berada di dalam dirinya.

"Perjalanan kita masih panjang, Yuram. Kita harus mencari batu merah suci itu sebelum Aeshin dan gumiho yang lainnya datang dan lebih dulu mendapatkannya." Lee Gon menambahi.

"Iya. Dan, mulai hari ini, kita akan melakukan sebuah perjalanan panjang yang tak berujung. Menyusuri lembah, tebing, sungai, hutan, desa dan hal lainnya. Kita juga tidak tahu ke depannya kita akan mengalami hal apa. Karena bisa saja, dalam perjalanan kita itu, kita akan terbunuh oleh hal apa pun yang nantinya akan kita hadapi."

Bai Lu menatap ke arah koin emas yang berada di telapak tangannya saat diberikan Yeongwan tadi kepadanya. Koin emas itu tampak sangat aneh sekali. Berwarna keemasan tapi tidak bersinar. Warnanya gelap, namun seperti menyimpan sesuatu yang tak terlihat.

Ling Fei menghampiri Bai Lu yang tengah memandangi koin emas yang berada di tangannya.

"Koin apa ini?" Bai Lu tampak bingung sambil mengerutkan alisnya.

"Koin emas ajaib. Koin ini sepertinya memiliki sejarah yang panjang dan misterius. Konon, koin ini diciptakan oleh penyihir terkuat di dunia dan telah berpindah tangan dari generasi ke generasi. Banyak orang mencari koin ini untuk memenuhi keinginan mereka, tetapi hanya sedikit yang benar-benar mengetahui keberadaannya," jawab Ling Fei.

"Koin emas ajaib?" ulang Bai Lu yang tampak kagum dan memperhatikan koin emas itu dengan seksama.

"Koin emas ajaib itu sebenarnya bisa menjadi pusat perhatian dan sumber konflik. Beberapa orang mungkin akan berusaha mendapatkan koin ini untuk kepentingan mereka sendiri, sementara yang lain mungkin akan berusaha melindungi koin ini dari orang-orang yang ingin menyalahgunakannya.

"Hal ini karena koin emas ajaib ini adalah benda yang memiliki kekuatan magis yang luar biasa. Koin ini memiliki kemampuan untuk memenuhi keinginan pemiliknya. Ketika seseorang memegang koin emas ajaib dan mengucapkan keinginannya, maka secara ajaib koin tersebut akan mewujudkan keinginan tersebut," lanjut Ling Fei menjelaskan dengan cukup detail.

"Benarkah itu?" tanya Bai Lu tidak percaya.

Ling Fei menganggukkan kepalanya dan Lee Gon juga membenarkan apa yang telah dijelaskan oleh saudaranya.

"Namun, kekuatan koin emas ajaib ini bukannya tanpa konsekuensi. Setiap kali seseorang menggunakan koin untuk memenuhi keinginannya, ada harga yang harus dibayar. Harga tersebut bisa berupa kehilangan sesuatu yang penting bagi pemiliknya, atau bahkan mengalami perubahan pada diri mereka sendiri," lanjut Lee Gon.

Bai Lu menganggukkan kepalanya. Namun, saat memeriksa kembali koin emas tersebut, dia merasakan sesuatu yang aneh pada koin tersebut. Seperti ada hal yang tidak biasa yang mungkin bisa menjadi luar biasa.

"Koin ini terlihat aneh!" seru Bai Lu kembali dengan perasaan heran dan bingung.

"Kenapa?"

Ling Fei berjalan ke arah Bai Lu yang sedang melihat koin emas ajaib ditelapak tangannya.

"Bukankah koin emas ini sangat aneh dan tidak biasa?" seru Bai Lu lagi.

Ling Fei mengambil koin emas yang ada di tangan Bai Lu untuk memeriksanya lalu mengangkatnya tinggi-tinggi. Kedua bola matanya mulai menyempit saat dia mengamati koin emas itu dengan seksama.

"Lihatlah, sepertinya ada sesuatu yang bergerak di dalam koin itu."

Lee Gon terlihat sangat antusias saat ia berhasil menemukan sesuatu yang bergerak di dalam koin emas tersebut.

"Bukankah ini terlihat seperti peta?" kata Bai Lu, yang membuat Lee Gon dan Ling Fei menyetujui apa yang dikatakannya barusan.

Ling Fei mengambil koin emas yang berada di tangan Bai Lu kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi. Kedua bola matanya mulai menyipit seraya memperhatikan koin emas itu dengan seksama.

"Coba perhatikan, seperti ada sesuatu yang bergerak di dalam koin itu."

Lee Gon tampak begitu antusias saat dirinya berhasil menemukan sesuatu yang bergerak di dalam koin emas tersebut.

"Bukankah itu mirip sebuah peta?" ucap Bai Lu yang kali ini membuat Lee Gon dan juga Ling Fei menyetujui apa yang dikatakan olehnya barusan.

"Peta? Bukankah itu mirip seperti peta wilayah Lembah Air terjun suci," ucap Lee Gon hingga membuat Ling Fei dan juga Bai Lu, begitu terkejut saat memperhatikan dengan seksama koin emas itu. Ternyata, di dalam koin tersebut memang mirip seperti sebuah peta wilayah.

"Dari mana Yeongwan mendapatkan koin emas ini? Kenapa juga dia bisa mendapatkan koin berharga seperti ini? Koin ini seperti koin langka yang jarang sekali semua orang tahu tentang keberadaannya. Apa ada maksud tersembunyi dari keberadaan koin ini?" tanya Ling Fei bingung yang masih tak mengerti maksud dan tujuan dari Yeongwan yang memberikan koin emas ini kepada Bai Lu.

"Koin emas itu akan membantu kalian bertiga dalam sebuah perjalanan tak berujung kalian, untuk menemukan batu merah suci yang kalian cari selama ini."

Ling Fei, Lee Gon, dan juga Bai Lu langsung melirik ke arah sumber suara itu berasal.

"Siapa kau?" tanya Ling Fei begitu penasaran saat melihat sosok perempuan berkepang dua yang tiba-tiba saja muncul dari balik pohon.

"Aku Asahi, penunggu pohon keramat di hutan Yeongdam," katanya menjawab.

"Hutan Yeongdam?" seru Ling Fei tampak terkejut

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjoko dan Yong

    "Ada apa, Yuram? Kenapa kau menatap ke arah Yeon dan juga Rim?" Ling Fei menatap ke arah saudaranya yang tengah memandangi Yeon dan juga Rim ketika sedang bertempur dengan pasukan Segye yang mulai menyerang.Bai Lu kembali menatap wajah Ling Fei yang terlihat bingung begitu ia menatapnya. "Fei~ah, aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini kepadamu atau tidak. Tapi, aku harus mengatakan hal ini kepadamu."Ekspresi wajah pendekar pedang itu terlihat serius. Ia menatap wajah saudaranya begitu dalam hingga membuat yang ditatap merasa khawatir dan juga gugup."Apa maksudmu?" Ling Fei terlihat bingung.Bai Lu menggenggam kedua tangan Ling Fei dengan begitu erat dan menatap kedua bola matanya dengan tajam."Yeon dan juga Rim memiliki kekuatan yang begitu istimewa, Fei~ah. Kekuatan mereka akan bertambah tiga kali lipat jika mereka terbakar api emosi dan sama-sama menyerang lawan mereka secara bersama-sama.""Mereka berdua?" Ling Fei menatap ke arah Yeon dan juga Rim. Saudaranta menganggukkan

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bunga Hibiscus

    "Apa kematian itu akan menghampiri kita?" tanya Sora kembali yang merasa mulai takut dengan jawaban Bai Lu barusan."Setiap hal yang kita lakukan akan selalu berjumpa dengan maut, Sora~shii," tutur Bai Lu menjawab sambil menatap wajah Sora dengan begitu lekat.Kang Sora mengalihkan pandangan matanya. Rasa ragu dan kecemasan yang selama ini menyelimutinya mulai muncul kembali."Aku tidak bisa berjumpa dengan maut sebelum aku berhasil mencapai tujuan hidupku, Yuram~shii."Bai Lu berjalan menghampiri Sora dan memegang bahu kanannya."Tujuan hidupmu akan tercapai, Sora~shii. Percayalah padaku. Tapi, kau juga harus ingat karena saat ini kau adalah bagian dari ke -11 pendekar Keabadian. Dan, itu artinya kau juga harus menjalankan kewajibanmu untuk menyelesaikan tugasmu."Saat Bai Lu dan Sora sedang berbicara, tiba-tiba saja angin ribut muncul dan menerbangkan apapun yang berada di sekitarnya dengan begitu kencang."Apa itu?" teriak Yeon sambil menutupi wajahnya dengan tangan kanannya."Pasu

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Misi Pertama

    Jinhwan begitu takjub saat melihat para pendekar Keabadian mulai memperlihatkan identitas asli mereka di sungai Ohi. Bahkan, saat air terjun itu membentuk 11 air terjun yang melingkar, para Dewa di atas langit mulai bermunculan dan menampakkan wujud mereka, serta memberikan restu mereka dengan mengangkat tangan kanan mereka tinggi-tinggi.Restu para Dewa memang sangat diperlukan. Saat para Dewa telah memberikan restunya, air hujan berwarna pelangi turun membasahi alam semesta. Untuk kesekian kalinya, Jinhwan berdecak kagum dan begitu bahagia karena ia bisa melihat keindahan yang cukup langka ini.Sementara itu, di dalam sungai Ohi, ke-11 pendekar Keabadian tampak memejamkan mata mereka seraya membuat sebuah lingkaran dengan duduk bersimpuh di dasar sungai, dengan melipat dan menyilangkan kedua kaki mereka.Dengan konsentrasi tinggi dan tampak begitu fokus, Bai Lu dan yang lainnya mulai saling mentransferkan energi kuat mereka kepada satu sama lainnya. Dengan bekal ilmu tenaga dalam ya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Babak Baru Pendekar Keabadian

    Semenjak pertarungan dengan suku Moguya dan menghilangnya suku Moguya menjadi serpihan cahaya, Jochen, Kangchul, Kang Sora, dan Jinhwan mulai mengikuti perjalanan Bai Lu dan teman-temannya ke arah Barat untuk bertemu Ogumsha dan mencari batu merah suci.Bai Lu dan juga teman-temannya yang lain pun mulai memasuki babak baru, di mana ke-11 pendekar Keabadian berkumpul dengan formasi yang sudah lengkap."Yuram~ah, apa Jinhwan juga termasuk bagian dari ke-11 pendekar?" Ling Fei sempat melirik ke arah Jinhwan yang berada di belakangnya saat ia sedang berjalan bersama Jochen dan berbincang-bincang dengannya."Tidak, Ling Fei. Jinhwan bukanlah bagian dari ke-11 pendekar Keabadiaan. Ke-11 pendekar Keabadian itu hanya ada aku, dirimu, Lee Gon, Yeonghwan, Asahi, Kang Taeshin, Choi Rim, Choi Yeon, Kangchul, Kang Sora, dan juga Jochen," jawab Bai Lu menjelaskan."Lalu, kenapa Jinhwan ikut bersama kita?" tanya Ling Fei bingung dan kembali menatap ke arah pria bernama Jinhwan.Bai Lu mengikuti arah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gabyeoun Ssang

    "Apa yang Jochen dan Yuram lakukan? Kenapa tubuh mereka memancarkan cahaya yang begitu terang?" Yeon menatap ke arah Jochen dan juga Bai Lu yang tiba-tiba saja memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.Saat pancaran cahaya itu menerangi tubuh mereka berdua, beberapa anggota suku Moguya merasa lemas dan tak bertenaga sama sekali. Di saat tubuh mereka melemah, Jochen dan Bai Lu mengambil kesempatan itu untuk menyerang mereka.Bai Lu membuat sebuah pergerakan menyilang dengan menggunakan pedang Hayeongsan miliknya. Sementara Jochen, ia muncul di belakang tubuhnya dengan membuat sebuah gerakan seperti gelombang air yang membentuk huruf S dengan cambuk naga 3 api miliknya, hingga membuat para suku Moguya menghilang menjadi serpihan cahaya."Mereka menghilang menjadi serpihan cahaya!" Yeongwan terlihat takjub saat melihat suku Moguya tiba-tiba saja menghilang dan menjadi serpihan cahaya."Itu adalah Gabyeoun Ssang!" Ling Fei juga sepertinya terlihat takjub begitu melihat sinar cahaya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Suku Moguya

    Kangchul menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Selatan. "Iya, mereka pernah menggagalkan rencana partai Seribu Pengemis 1 bulan yang lalu untuk merampok salah satu pejabat besar di kerajaan yang melakukan tindakan korupsi.""Suku Moguya juga selalu ingin menguasai hutan Yeongdam yang merupakan tempat tinggalku dan pernah membunuh penghuni hutan Yeongdam secara beringas 25 tahun yang lalu. Ternyata, sekarang mereka ingin menyerang kita." Asahi terdengar menggeram. Ia memang memiliki dendam pribadi kepada suku Moguya yang pernah membunuh setengah penghuni dari hutan Yeongdam.Asahi memang tidak pernah bisa mengalahkan mereka karena kekuatan suku Moguya sangatlah luar biasa. Kekuatan mereka berasal dari senjata pedang misterius milik mereka. Selama mereka memegang senjata, mereka tak akan pernah bisa terkalahkan.Suku Moguya adalah sekelompok manusia yang desanya diserang oleh Rokasur; monster dari alam bawah tanah. Desa yang ditinggali suku Moguya adalah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status