Share

Yeonseok

Author: Kayinkayinn
last update Last Updated: 2024-02-07 13:09:46

Setelah memutuskan untuk menjadi Han Yuram di jaman Dinasti Joseon, Ling Fei dan Lee Gon selaku saudara Han Yuram yang merupakan Jeonsa Goljjagi, mengajak Bai Lu mengelilingi Lembah Air terjun suci untuk mengenal daerah kekuasaan mereka lebih dalam.

Karena jiwa Han Yuram menghilang begitu kedatangan Bai lu yang secara tiba-tiba ke Dinasti Joseon, Ling Fei dan juga Lee Gon mulai memperkenalkan secara mendalam tentang pribadi Han Yuram itu seperti apa dan bagaimana ia hidup di masa ini.

“Siapa dia?” tanya Bai Lu begitu melihat sosok pria tinggi besar yang memakai hanbok, dengan perpaduan warna hitam dan juga warna silver, terlihat sedang duduk di atas sebuah batu besar dengan menyilangkan kedua kakinya, seraya memejamkan matanya seperti sedang melakukan meditasi.

“Yeonseok.” Ling Fei menjawab dan mengajak Bai Lu untuk mendekati sosok pria bernama Yeonseok itu lebih dekat, “Yeonseok, kami datang.”

Pria bernama Yeonseok itu langsung membuka matanya. Begitu matanya terbuka, Bai Lu begitu terkejut karena salah satu pupil matanya terlihat begitu kecil dan berwarna keemasan.

“Bagaimana? Apa ada perkembangan?” tanyanya membuka suara begitu melihat Ling Fei bersama Lee Gon datang menghampirinya.

“Kami terlalu sering bertempur akhir-akhir ini. Mulai dari si hantu perawan, sampai roh hantu nenek tua pun mencoba mendekati kami, dan berusaha untuk membunuh kami.”

Lee Gon menjawab dan terlihat langsung mengambil senjata pedang Abadi dari sarung pedang miliknya, kemudian membersihkan ujung pedangnya dengan menggunakan sapu tangannya.

“Aeshin datang padaku kemarin malam.”

“Aeshin?” Ling Fei dan Lee Gon tampak terkejut begitu Yeonseok mengucapkan nama Aeshin, hingga membuat Bai Lu tak mengerti dengan apa yang sedang mereka bicarakan.

“Dia hampir membunuhku, dia terus saja menyeretku ke dalam sumur Seongsak, agar membuatku menjawab segala pertanyaannya tentang batu merah suci itu.”

“Kurang ajar! Berani sekali dia masuk ke wilayah kita!” Lee Gon terlihat begitu kesal dan nyaris saja mematahkan pedangnya menjadi dua bagian.

“Kau baik-baik saja?” Yeonseok menghampiri Bai Lu dan menatapnya dengan cemas.

Bai Lu yang ditatap seperti itu merasa gugup karena ia takut pria bernama Yeonseok itu akan tahu yang sebenarnya, kalau dirinya bukanlah Yuram dari Dinasti Joseon.

“Yuram masih belum pulih.” Ling Fei membantu menjawab dan berdiri di depan Bai Lu agar Yeonseok tidak mendekatinya terlalu dekat, untuk bertanya lebih jauh.

“Kenapa kau bisa terjatuh di dasar Lembah Air terjun suci saat bertempur dengan Dalgyal Gwishin, Yuram~ah? Bukankah kau yang paling bisa menghancurkan mereka dengan sekali tebasan pedangmu?”

Yeonseok masih belum mempercayai dengan apa yang telah terjadi. Kenapa bisa seorang Jeonsa Goljjagi seperti Han Yuram ampai jatuh terjerembab, kemudian tak sadarkan diri selama 3 hari?

Karena hal itu pula, Bai Lu terjebak di Dinasti Joseon dan terjebak di dalam tubuh Han Yuram di masa lalu.

“Hal itu lain kali saja kita bahas lagi. Sekarang, kami membutuhkan bantuanmu, Yeonseok~ah. Kami membutuhkan petunjukmu tentang keberadaan Ogumsha. Kami membutuhkan permata hijau miliknya.”

Ling Fei memotong pembicaraan Yeonseok hingga membuat Bai Lu sedikit bisa bernapas lega, karena itu artinya ia tidak akan di tanya-tanya lagi oleh sosok pria seperti Yeonseok, yang menurutnya itu sangat menakutkan.

Karena perawakannya itu tinggi besar, pupil matanya sebelah kiri begitu kecil, dan berwarna keemasan. Sementara salah satu tangan kanannya memiliki kuku-kuku yang begitu panjang dan juga tajam.

“Pergilah ke arah Barat. Di sana kalian akan menemukan sebuah goa yang selalu dipenuhi oleh kunang-kunang. Jika sudah menemukan pohon tua berumur 1000 tahun, kalian sudah dekat dengan gerbang rumah tempat Ogumsha berada.”

“Barat? Itu akan menjadi perjalanan terjauh kita untuk selanjutnya.” Lee Gon menghela napas pendek hingga membuat Ling Fei menepuk-nepuk bahu kanannya pelan.

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Ling Fei langsung menarik tangan Bai Lu dan mengajaknya untuk pergi, dengan di ikuti Lee Gon dari belakang.

“Siapa sosok Yeonseok itu, Ling Fei?” tanya Bai Lu begitu mereka sudah cukup jauh dari tempat keberadaan Yeonseok.

“Dia ada dipihak kita. Pencetus kitab Han Ling Gon dan sudah hidup selama 5000 tahun sebelum adanya kita di sini. Dia juga yang tahu semua sejarah tentang Lembah Air terjun suci,” jawab Lee Gon hingga membuat Bai Lu terperangah begitu mendengar jawaban Lee Gon barusan.

“Lantas, apa itu batu merah suci? Kenapa kita harus mencari barang itu?”

Lee Gon menatap Bai Lu dengan sorotan matanya yang tajam.

“Apa kau bodoh? Kau tidak membaca kitab Han Ling Gon sampai selesai?” teriak Lee Gon kesal.

“Aku membacanya, tapi aku masih tak mengerti.”

Lee Gon kembali mendesah. Ternyata, Bai Lu memang hanya gadis bodoh yang tidak tahu apa-apa, meski ia sudah disodorkan sebuah kitab Han Ling Gon yang menurutnya sudah begitu lengkap dan mencakup semuanya.

“Batu merah suci itu adalah salah satu permata yang sangat langka. Batu itu berasal dari Lembah air terjun suci yang sudah berabad-abad lamanya tersimpan di dasar air. 1000 tahun yang lalu, batu merah itu hilang akibat perbuatan Aeshin. Salah satu perempuan gila yang ingin sekali menguasai Lembah Air terjun suci ini.”

Lee Gon langsung menghentikan penjelasannya tentang batu merah suci, saat ia melihat Ling Fei terlihat sedang mendengarkan sesuatu hal yang sama sekali tak terdengar olehnya.

“Ada apa, Fei~ah? Kau menemukan sesuatu?” tanya Lee Gon hingga membuat Bai Lu menatap ke arah Ling Fei.

“Aku mencium aroma bunga Lotus dan juga darah yang membusuk.”

“Apa itu Aeshin? Apa dia sedang mengincar kita?” tanya Lee Gon hingga membuat Ling Fei mengangkat kedua bahunya tak tahu.

“Awas!! Di belakangmu, Yuram!” teriak Ling Fei hingga membuat Bai Lu terkejut begitu mendengar teriakannya.

Bai Lu langsung terhempas cukup jauh saat ada seseorang yang menendang tubuhnya dengan begitu keras. Begitu Bai Lu terhempas, Lee Gon langsung terbang dan datang untuk menyelamatkannya, dengan menangkap tubuhnya agar tidak terjatuh ke dasar tanah.

“Aeshin, kau!!”

Begitu melihat perempuan dengan hanbok berwarna hitam pekat dan ungu gelap itu datang berlari ke arahnya, Ling Fei langsung mengeluarkan pedang Cahaya miliknya, dan berusaha menangkis serangan Aeshin.

Aeshin adalah salah satu gumiho paling berbahaya yang selalu mengincar batu merah suci, dan selalu berusaha untuk membunuh dirinya dengan kedua saudaranya.

Pertarungan sengit terjadi di atas pohon antara Ling Fei dan juga Aeshin. Kekuatan Aeshin memang sangatlah kuat, untuk membunuhnya saja adalah hal yang sangat mustahil. Melihat Ling Fei yang kewalahan, Lee Gon langsung datang untuk membantunya.

“Apa yang harus aku lakukan?” Bai Lu terlihat bingung begitu melihat Ling Fei dan Lee Gon sedang bertarung dengan Aeshin.

“Han Yuram, ternyata kau masih hidup!” ucap Aeshin begitu melihat Bai Lu, “akan ku bunuh kau sekarang juga!”

Aeshin langsung menghempaskan Ling Fei dan juga Lee Gon dengan sekali serangannya, hingga membuat keduanya terjatuh dan mengeluarkan darah segar dari mulut mereka.

“Yuram awas!!” teriak Ling Fei begitu melihat Aeshin mencoba untuk menyerang Bai Lu dengan berlari begitu cepat ke arahnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjoko dan Yong

    "Ada apa, Yuram? Kenapa kau menatap ke arah Yeon dan juga Rim?" Ling Fei menatap ke arah saudaranya yang tengah memandangi Yeon dan juga Rim ketika sedang bertempur dengan pasukan Segye yang mulai menyerang.Bai Lu kembali menatap wajah Ling Fei yang terlihat bingung begitu ia menatapnya. "Fei~ah, aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini kepadamu atau tidak. Tapi, aku harus mengatakan hal ini kepadamu."Ekspresi wajah pendekar pedang itu terlihat serius. Ia menatap wajah saudaranya begitu dalam hingga membuat yang ditatap merasa khawatir dan juga gugup."Apa maksudmu?" Ling Fei terlihat bingung.Bai Lu menggenggam kedua tangan Ling Fei dengan begitu erat dan menatap kedua bola matanya dengan tajam."Yeon dan juga Rim memiliki kekuatan yang begitu istimewa, Fei~ah. Kekuatan mereka akan bertambah tiga kali lipat jika mereka terbakar api emosi dan sama-sama menyerang lawan mereka secara bersama-sama.""Mereka berdua?" Ling Fei menatap ke arah Yeon dan juga Rim. Saudaranta menganggukkan

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bunga Hibiscus

    "Apa kematian itu akan menghampiri kita?" tanya Sora kembali yang merasa mulai takut dengan jawaban Bai Lu barusan."Setiap hal yang kita lakukan akan selalu berjumpa dengan maut, Sora~shii," tutur Bai Lu menjawab sambil menatap wajah Sora dengan begitu lekat.Kang Sora mengalihkan pandangan matanya. Rasa ragu dan kecemasan yang selama ini menyelimutinya mulai muncul kembali."Aku tidak bisa berjumpa dengan maut sebelum aku berhasil mencapai tujuan hidupku, Yuram~shii."Bai Lu berjalan menghampiri Sora dan memegang bahu kanannya."Tujuan hidupmu akan tercapai, Sora~shii. Percayalah padaku. Tapi, kau juga harus ingat karena saat ini kau adalah bagian dari ke -11 pendekar Keabadian. Dan, itu artinya kau juga harus menjalankan kewajibanmu untuk menyelesaikan tugasmu."Saat Bai Lu dan Sora sedang berbicara, tiba-tiba saja angin ribut muncul dan menerbangkan apapun yang berada di sekitarnya dengan begitu kencang."Apa itu?" teriak Yeon sambil menutupi wajahnya dengan tangan kanannya."Pasu

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Misi Pertama

    Jinhwan begitu takjub saat melihat para pendekar Keabadian mulai memperlihatkan identitas asli mereka di sungai Ohi. Bahkan, saat air terjun itu membentuk 11 air terjun yang melingkar, para Dewa di atas langit mulai bermunculan dan menampakkan wujud mereka, serta memberikan restu mereka dengan mengangkat tangan kanan mereka tinggi-tinggi.Restu para Dewa memang sangat diperlukan. Saat para Dewa telah memberikan restunya, air hujan berwarna pelangi turun membasahi alam semesta. Untuk kesekian kalinya, Jinhwan berdecak kagum dan begitu bahagia karena ia bisa melihat keindahan yang cukup langka ini.Sementara itu, di dalam sungai Ohi, ke-11 pendekar Keabadian tampak memejamkan mata mereka seraya membuat sebuah lingkaran dengan duduk bersimpuh di dasar sungai, dengan melipat dan menyilangkan kedua kaki mereka.Dengan konsentrasi tinggi dan tampak begitu fokus, Bai Lu dan yang lainnya mulai saling mentransferkan energi kuat mereka kepada satu sama lainnya. Dengan bekal ilmu tenaga dalam ya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Babak Baru Pendekar Keabadian

    Semenjak pertarungan dengan suku Moguya dan menghilangnya suku Moguya menjadi serpihan cahaya, Jochen, Kangchul, Kang Sora, dan Jinhwan mulai mengikuti perjalanan Bai Lu dan teman-temannya ke arah Barat untuk bertemu Ogumsha dan mencari batu merah suci.Bai Lu dan juga teman-temannya yang lain pun mulai memasuki babak baru, di mana ke-11 pendekar Keabadian berkumpul dengan formasi yang sudah lengkap."Yuram~ah, apa Jinhwan juga termasuk bagian dari ke-11 pendekar?" Ling Fei sempat melirik ke arah Jinhwan yang berada di belakangnya saat ia sedang berjalan bersama Jochen dan berbincang-bincang dengannya."Tidak, Ling Fei. Jinhwan bukanlah bagian dari ke-11 pendekar Keabadiaan. Ke-11 pendekar Keabadian itu hanya ada aku, dirimu, Lee Gon, Yeonghwan, Asahi, Kang Taeshin, Choi Rim, Choi Yeon, Kangchul, Kang Sora, dan juga Jochen," jawab Bai Lu menjelaskan."Lalu, kenapa Jinhwan ikut bersama kita?" tanya Ling Fei bingung dan kembali menatap ke arah pria bernama Jinhwan.Bai Lu mengikuti arah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gabyeoun Ssang

    "Apa yang Jochen dan Yuram lakukan? Kenapa tubuh mereka memancarkan cahaya yang begitu terang?" Yeon menatap ke arah Jochen dan juga Bai Lu yang tiba-tiba saja memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.Saat pancaran cahaya itu menerangi tubuh mereka berdua, beberapa anggota suku Moguya merasa lemas dan tak bertenaga sama sekali. Di saat tubuh mereka melemah, Jochen dan Bai Lu mengambil kesempatan itu untuk menyerang mereka.Bai Lu membuat sebuah pergerakan menyilang dengan menggunakan pedang Hayeongsan miliknya. Sementara Jochen, ia muncul di belakang tubuhnya dengan membuat sebuah gerakan seperti gelombang air yang membentuk huruf S dengan cambuk naga 3 api miliknya, hingga membuat para suku Moguya menghilang menjadi serpihan cahaya."Mereka menghilang menjadi serpihan cahaya!" Yeongwan terlihat takjub saat melihat suku Moguya tiba-tiba saja menghilang dan menjadi serpihan cahaya."Itu adalah Gabyeoun Ssang!" Ling Fei juga sepertinya terlihat takjub begitu melihat sinar cahaya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Suku Moguya

    Kangchul menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Selatan. "Iya, mereka pernah menggagalkan rencana partai Seribu Pengemis 1 bulan yang lalu untuk merampok salah satu pejabat besar di kerajaan yang melakukan tindakan korupsi.""Suku Moguya juga selalu ingin menguasai hutan Yeongdam yang merupakan tempat tinggalku dan pernah membunuh penghuni hutan Yeongdam secara beringas 25 tahun yang lalu. Ternyata, sekarang mereka ingin menyerang kita." Asahi terdengar menggeram. Ia memang memiliki dendam pribadi kepada suku Moguya yang pernah membunuh setengah penghuni dari hutan Yeongdam.Asahi memang tidak pernah bisa mengalahkan mereka karena kekuatan suku Moguya sangatlah luar biasa. Kekuatan mereka berasal dari senjata pedang misterius milik mereka. Selama mereka memegang senjata, mereka tak akan pernah bisa terkalahkan.Suku Moguya adalah sekelompok manusia yang desanya diserang oleh Rokasur; monster dari alam bawah tanah. Desa yang ditinggali suku Moguya adalah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status