Share

Yeonseok

Setelah memutuskan untuk menjadi Han Yuram di jaman Dinasti Joseon, Ling Fei dan Lee Gon selaku saudara Han Yuram yang merupakan Jeonsa Goljjagi, mengajak Bai Lu mengelilingi Lembah Air terjun suci untuk mengenal daerah kekuasaan mereka lebih dalam.

Karena jiwa Han Yuram menghilang begitu kedatangan Bai lu yang secara tiba-tiba ke Dinasti Joseon, Ling Fei dan juga Lee Gon mulai memperkenalkan secara mendalam tentang pribadi Han Yuram itu seperti apa dan bagaimana ia hidup di masa ini.

“Siapa dia?” tanya Bai Lu begitu melihat sosok pria tinggi besar yang memakai hanbok, dengan perpaduan warna hitam dan juga warna silver, terlihat sedang duduk di atas sebuah batu besar dengan menyilangkan kedua kakinya, seraya memejamkan matanya seperti sedang melakukan meditasi.

“Yeonseok.” Ling Fei menjawab dan mengajak Bai Lu untuk mendekati sosok pria bernama Yeonseok itu lebih dekat, “Yeonseok, kami datang.”

Pria bernama Yeonseok itu langsung membuka matanya. Begitu matanya terbuka, Bai Lu begitu terkejut karena salah satu pupil matanya terlihat begitu kecil dan berwarna keemasan.

“Bagaimana? Apa ada perkembangan?” tanyanya membuka suara begitu melihat Ling Fei bersama Lee Gon datang menghampirinya.

“Kami terlalu sering bertempur akhir-akhir ini. Mulai dari si hantu perawan, sampai roh hantu nenek tua pun mencoba mendekati kami, dan berusaha untuk membunuh kami.”

Lee Gon menjawab dan terlihat langsung mengambil senjata pedang Abadi dari sarung pedang miliknya, kemudian membersihkan ujung pedangnya dengan menggunakan sapu tangannya.

“Aeshin datang padaku kemarin malam.”

“Aeshin?” Ling Fei dan Lee Gon tampak terkejut begitu Yeonseok mengucapkan nama Aeshin, hingga membuat Bai Lu tak mengerti dengan apa yang sedang mereka bicarakan.

“Dia hampir membunuhku, dia terus saja menyeretku ke dalam sumur Seongsak, agar membuatku menjawab segala pertanyaannya tentang batu merah suci itu.”

“Kurang ajar! Berani sekali dia masuk ke wilayah kita!” Lee Gon terlihat begitu kesal dan nyaris saja mematahkan pedangnya menjadi dua bagian.

“Kau baik-baik saja?” Yeonseok menghampiri Bai Lu dan menatapnya dengan cemas.

Bai Lu yang ditatap seperti itu merasa gugup karena ia takut pria bernama Yeonseok itu akan tahu yang sebenarnya, kalau dirinya bukanlah Yuram dari Dinasti Joseon.

“Yuram masih belum pulih.” Ling Fei membantu menjawab dan berdiri di depan Bai Lu agar Yeonseok tidak mendekatinya terlalu dekat, untuk bertanya lebih jauh.

“Kenapa kau bisa terjatuh di dasar Lembah Air terjun suci saat bertempur dengan Dalgyal Gwishin, Yuram~ah? Bukankah kau yang paling bisa menghancurkan mereka dengan sekali tebasan pedangmu?”

Yeonseok masih belum mempercayai dengan apa yang telah terjadi. Kenapa bisa seorang Jeonsa Goljjagi seperti Han Yuram ampai jatuh terjerembab, kemudian tak sadarkan diri selama 3 hari?

Karena hal itu pula, Bai Lu terjebak di Dinasti Joseon dan terjebak di dalam tubuh Han Yuram di masa lalu.

“Hal itu lain kali saja kita bahas lagi. Sekarang, kami membutuhkan bantuanmu, Yeonseok~ah. Kami membutuhkan petunjukmu tentang keberadaan Ogumsha. Kami membutuhkan permata hijau miliknya.”

Ling Fei memotong pembicaraan Yeonseok hingga membuat Bai Lu sedikit bisa bernapas lega, karena itu artinya ia tidak akan di tanya-tanya lagi oleh sosok pria seperti Yeonseok, yang menurutnya itu sangat menakutkan.

Karena perawakannya itu tinggi besar, pupil matanya sebelah kiri begitu kecil, dan berwarna keemasan. Sementara salah satu tangan kanannya memiliki kuku-kuku yang begitu panjang dan juga tajam.

“Pergilah ke arah Barat. Di sana kalian akan menemukan sebuah goa yang selalu dipenuhi oleh kunang-kunang. Jika sudah menemukan pohon tua berumur 1000 tahun, kalian sudah dekat dengan gerbang rumah tempat Ogumsha berada.”

“Barat? Itu akan menjadi perjalanan terjauh kita untuk selanjutnya.” Lee Gon menghela napas pendek hingga membuat Ling Fei menepuk-nepuk bahu kanannya pelan.

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Ling Fei langsung menarik tangan Bai Lu dan mengajaknya untuk pergi, dengan di ikuti Lee Gon dari belakang.

“Siapa sosok Yeonseok itu, Ling Fei?” tanya Bai Lu begitu mereka sudah cukup jauh dari tempat keberadaan Yeonseok.

“Dia ada dipihak kita. Pencetus kitab Han Ling Gon dan sudah hidup selama 5000 tahun sebelum adanya kita di sini. Dia juga yang tahu semua sejarah tentang Lembah Air terjun suci,” jawab Lee Gon hingga membuat Bai Lu terperangah begitu mendengar jawaban Lee Gon barusan.

“Lantas, apa itu batu merah suci? Kenapa kita harus mencari barang itu?”

Lee Gon menatap Bai Lu dengan sorotan matanya yang tajam.

“Apa kau bodoh? Kau tidak membaca kitab Han Ling Gon sampai selesai?” teriak Lee Gon kesal.

“Aku membacanya, tapi aku masih tak mengerti.”

Lee Gon kembali mendesah. Ternyata, Bai Lu memang hanya gadis bodoh yang tidak tahu apa-apa, meski ia sudah disodorkan sebuah kitab Han Ling Gon yang menurutnya sudah begitu lengkap dan mencakup semuanya.

“Batu merah suci itu adalah salah satu permata yang sangat langka. Batu itu berasal dari Lembah air terjun suci yang sudah berabad-abad lamanya tersimpan di dasar air. 1000 tahun yang lalu, batu merah itu hilang akibat perbuatan Aeshin. Salah satu perempuan gila yang ingin sekali menguasai Lembah Air terjun suci ini.”

Lee Gon langsung menghentikan penjelasannya tentang batu merah suci, saat ia melihat Ling Fei terlihat sedang mendengarkan sesuatu hal yang sama sekali tak terdengar olehnya.

“Ada apa, Fei~ah? Kau menemukan sesuatu?” tanya Lee Gon hingga membuat Bai Lu menatap ke arah Ling Fei.

“Aku mencium aroma bunga Lotus dan juga darah yang membusuk.”

“Apa itu Aeshin? Apa dia sedang mengincar kita?” tanya Lee Gon hingga membuat Ling Fei mengangkat kedua bahunya tak tahu.

“Awas!! Di belakangmu, Yuram!” teriak Ling Fei hingga membuat Bai Lu terkejut begitu mendengar teriakannya.

Bai Lu langsung terhempas cukup jauh saat ada seseorang yang menendang tubuhnya dengan begitu keras. Begitu Bai Lu terhempas, Lee Gon langsung terbang dan datang untuk menyelamatkannya, dengan menangkap tubuhnya agar tidak terjatuh ke dasar tanah.

“Aeshin, kau!!”

Begitu melihat perempuan dengan hanbok berwarna hitam pekat dan ungu gelap itu datang berlari ke arahnya, Ling Fei langsung mengeluarkan pedang Cahaya miliknya, dan berusaha menangkis serangan Aeshin.

Aeshin adalah salah satu gumiho paling berbahaya yang selalu mengincar batu merah suci, dan selalu berusaha untuk membunuh dirinya dengan kedua saudaranya.

Pertarungan sengit terjadi di atas pohon antara Ling Fei dan juga Aeshin. Kekuatan Aeshin memang sangatlah kuat, untuk membunuhnya saja adalah hal yang sangat mustahil. Melihat Ling Fei yang kewalahan, Lee Gon langsung datang untuk membantunya.

“Apa yang harus aku lakukan?” Bai Lu terlihat bingung begitu melihat Ling Fei dan Lee Gon sedang bertarung dengan Aeshin.

“Han Yuram, ternyata kau masih hidup!” ucap Aeshin begitu melihat Bai Lu, “akan ku bunuh kau sekarang juga!”

Aeshin langsung menghempaskan Ling Fei dan juga Lee Gon dengan sekali serangannya, hingga membuat keduanya terjatuh dan mengeluarkan darah segar dari mulut mereka.

“Yuram awas!!” teriak Ling Fei begitu melihat Aeshin mencoba untuk menyerang Bai Lu dengan berlari begitu cepat ke arahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status