Chyou Chen menjerit dengan sejadi jadinya, dia di siksa dan di cambuk seperti binatang yang tengah di latih agar menurut. Seorang pria mendongakan kepala Chyou Chen ke atas, dia menarik rambut dan memaksa Chyou Chen agar diam dan menuruti ucapan dari setiap orang di Sekte Teratai Salju ini. Chyou Chen yang sudah lemah menatapnya dengan tatapan kosong, namun dia tetap memaksakan wajahnya untuk tersenyum santay.
"Dasar keras kepala!" suara keras dari cambuk yang di lontarkan ke arah tubuh Chyou Chen begitu nyaring di setiap telinga orang. Semua orang yang melihatnya akan menelan ludah mereka karena kejamnya siksaan tersebut.
Fang Xue datang di temani beberapa tetua lain ke tempat tersebut, wajah tegas yang biasanya di tunjukan Fang Xue kepada setiap orang, seketika sedikit berubah karena terkejut melihat kondisi Chyou Chen yang sudah penuh luka serta tubuhnya yang sudah kurus kering tinggal tulang belulang saja. Chyou Chen tergeletak lemas, dengan kedua tangan yang masih di gantungkan dengan tali di setiap dinding pojok ruangan.
"Apa dia sudah menyerah?" tanya Fang Xue kepada salah satu orang yang menyiksa Chyou Chen sedari awal.
"Kami sudah tidak memberikanya makan selama satu bulan, dan setiap pagi kami siksa dia agar menyerah. Tapi, dia tidak mau bersuara sedikit pun." ucap tegas pendekar yang menghukum Chyou Chen sampai hari ini.
Fang Xue memegang dagunya sambil berpikir, "Tuan pendekar, kami akan memberi anda tawaran bagus. Apa anda mau bekerja sama dengan kami?" tanya Fang Xue kepada Chyou Chen.
"Penawaran apa itu?" jawab Chyou Chen yang langsung berdiri dengan tegak di tempatnya.
Semua orang terkejut dengan kekuatan dan ketahanan tubuh Chyou Chen, meski dengan luka yang menjalar ke semua tubuhnya. Chyou Chen masih mampu berdiri sambil menampilkan senyum santainya dia seakan tidak merasakan apapun dari penyiksaan tadi.
Fang Xue menekuk alis mata kananya, 'aku harus waspada dengan orang seperti ini' batin Fang Xue dengan wajah yang langsung kembali serius. "Hantarkan kami sampai ke Sekte Kun Lun, jika anda bisa mengantarkan kami. Kami akan membebaskan anda dan memberikan anda satu peti emas,"
"Tuan it.. !" belum salesai tetua lain ingin menyampaikan pendapatnya, Fang Xue menahan dengan isyarat tangan untuk tetap diam dan membiarkanya membereskan hal ini.
"Kelihatanya menarik! Apa aku juga harus menjaga nyawa setiap rombongan kalian? Kalo iya, itu kurang!" seru Chyou Chen dengan kembali dengan wajah santainya.
Seluruh tetua yang ada di tempat tersebut mengerutkan dahi mereka, tanpa mereka sadari Qi milik mereka merembes keluar. Sehingga membuat pendekar yang berkemampuan di bawah mereka akan sangat kesulitan untuk bernafas dan berdiri.
Terkecuali Fang Xue, Fang Xue masih menatap pria di hadapanya dengan tajam, seolah dia tidak merasakan apapun. "Anda tidak usah risau pendekar, kami mampu menjaga diri kami sendiri," ungkap Fang Xue ikut dengan wajah santai.
Chyou Chen tersenyum tipis, sambil menatap Fang Xue dengan tatapan sedikit berbeda. "Tawaran mu aku terima." jawab Chyou Chen dengan langsung memberikanya sebuah penghormatan.
Semua orang yang berada di tempat tersebut takjub dengan apa yang di lakukan Fang Xue saat itu. Dengan cepat dia mudah membuat Chyou Chen berubah dan mau menurutinya.
"Baiklah pendekar, besok anda harus bersiap-siap! Kita sudah membuang cukup banyak waktu." ungkap Fang Xue lalu melirik tajam ke arah orang-orang yang menyiksa Chyou Chen selama sebulan ini.
"Berikan Pendekar Chyou Chen makan, dan minum untuknya malam ini, kita layani dia selayaknya." seru Fang Xue kepada murid-muridnya.
Fang Xue beserta tetua yang menemaninya langsung pergi dari tempat tersebut. Chyou Chen menatap setiap orang yang menyiksanya sedari tadi.
"Sebaiknya kalian cepat melepaskan aku." seru Chyou Chen sambil menatap mereka dengan senyuman khasnya.
"Kau.. " dengan wajah merah serta urat di kepalanya yang menjalar, dia terpaksa menahan kata-katanya karena temanya memberikan gelengan kepala, itu tanda agar tidak meladeni sikap Chyou Chen berlebihan lagi.
Setelah kedua tangan Chyou Chen di lepas, dia merenggangkan tubuhnya beberapa saat. Chyou Chen juga mengusap-usap pergelangan tanganya yang memerah.
Terlihat, kulit serta daging pergelangan tangan Chyou Chen terkelupas cukup parah. Namun, dia seakan bersikap biasa dan santai. "Baiklah, aku minta makan! Kalo untuk ruang tamu.. Kalian tidak usah khawatir, aku sudah betah tidur di sini." Ungkap Chyou Chen sambil merebahkan tubuhnya di sebuah gunungan jerami.
Mata setiap orang masih tertuju kepada Chyou Chen, membayangan bekas lukanya saja! Mana mungkin mereka akan bersikap santai seperti itu. Suara perut Chyou Chen menyadarkan lamunan mereka, salah satu dari mereka bergegas pergi untuk mengambil beberapa makanan agar bisa di makan Chyou Chen.
Chyou Chen menatap langit-langit kandang, sambil memikirkan dan membayangkan wajah serta sikap Fang Xue yang santai namun sangat berwibawa. 'Kakek tua itu, tidak salah memilih orang untuk menggantikanya.' batin Chyou Chen dalam hati.
Setelah terlelap untuk beberapa menit, Chyou Chen lalu terbangun. Dia puas dengan satu nampan makanan yang banyak tiba-tiba sudah ada di hadapanya. "Pas sekali." seru Chyou Chen kegirangan. Dia langsung mengambil dan menyuapkan nasi yang ada di depanya ke dalam mulut dengan lahap.
Dia tertawa dengan gelak sambil terus memakan makananya dengan lahap, hampir saja Chyou Chen lupa, ada dua mata yang selalu menemaninya sampai sebulan ini di kandang kuda. Dia bernama Bing Ma, pria yang selalu menemaninya di kandang kuda, dia juga orang yang membuatnya merasa seperti manusia saat dia di ikat di dalam kandang ini. Bing Ma juga di ajaknya makan bersama.
Namun, Bing Ma dengan sopan menolak tawaran ramah dari Chyou Chen. Satu hal yang di pahami oleh Bing Ma terhadap sikap Chyou Chen ialah, Chyou Chen orang yang baik jika dia di lakukan secara baik.
Namun dia akan bersikap kurang baik, jika orang yang memperlakukanya juga kurang baik. Chyou Chen sangat benci orang yang terlalu memamerkan kehebatanya. Itulah kenapa sesekali Bing Ma meladeni pertanyaan dari Chyou Chen.
"Saudara Ma, aku akan pergi besok! Tolong Hercules kau berikan makanan yang sehat terus ya, sepertinya aku akan kangen dengan Hercules." seru Chyou Chen kepada Bing Ma, Bing Ma paham maksud dari nama sosok yang bernama Hercules ini. Hercules yang di maksud Chyou chen adalah kuda putih yang di miliki tetua Fang.
Bing Ma hanya mengangguk dan tidak melanjutkan obrolan mereka. Tanpa Bing Ma sadari ada dua mata yang memantau mereka berdua, dari sudut lubang kecil yang ada di atap. Dia adalah Sing Wo salah satu murid yang akan mengikuti turnamen pendekar muda di Sekte Kunlun, Fang Xue Menyuruh Sing Wo untuk terus memantau dan mengawasi gerak gerik Chyou Chen.
Dia yakin jika Chyou Chen adalah orang yang berbahaya, meskipun sampai saat ini Chyou Chen belum menunjukan kekuatanya. 'Tetua agung memang benar! Pemuda ini bukan orang yang sederhana. Bahkan dengan luka yang sangat parah seperti itu, dia masih bersikap wajar seakan tidak terjadi apapun.' batin Sing Wo sambil terus menatapnya dari sela sela lubang di atap.
Lixue berlatih jurus pedang di halaman belakang rumahnya, gerakanya sangat indah bagaikan seekor kupu-kupu. Seranganya begitu cepat dan tajam, seperti seekor lebah yang menyerang. Saking fokusnya dia berlatih, Lixue tidak sadar jika Fang Xue menatapnya sambil tersenyum. Gerakannya kemudian tiba-tiba semakin cepat dan gesit. Dia lalu mengeluarkan tebasan terakhirnya ke udara cukup kuat, dari tebasan itu membuat salju yang memenuhi halaman berhasil tergeser. Tumpukan salju yang setiap harinya selalu bercecer menutupi tanah di belakang rumahnya sampai menghilang. Fang Xue tersenyum puas melihat perkembangan putrinya yang semakin hari semakin signifikan. Fang Xue memberikan sebuah tepukan tangan kepada Lixue, gadis itu seketika terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber tepukan tangan tersebut. "Ayah, sejak kapan anda berada di situ?" tanya Lixue dengan wajah yang memerah karena malu. "Aku ini ayah mu! Masa aku tidak boleh melihat mu berlatih." cletuk F
Di pagi hari sebuah badai menggiring rombongan berkuda ini, untuk melajukan kuda mereka agar lebih cepat berjalan menuju ke arah hutan yang ada di sebelahnya. Di atas kudanya yang berpacu dengan cepat, wajah Chyou chen sedari tadi terlipat karena dia tengah larut dalam pirikanya."Guru Xiao Wu, akan lebih baik kita memutar saja dan melewati jalur air." saran Chyou chen kepada pemimpin rombongan."Bukanya jalur ini, memungkinkan kita untuk lebih cepat sampai di sekte kunlun? Dan sekarang akan membuang banyak waktu, jika kita putar balik." terang guru Xiao Wu."Apakah kau pernah mendengar kabar tentang hutan kematian ini?" tambah Chyou chen dengan wajah serius."Hahahah.. Jadi si pencuri hebat ternyata takut dengan isu para iblis yang bersemayam di dalamnya! Aku pernah melewati hutan ini, dan aku tidak menemukan apapun di sana." ungkap guru Xiao Wu dengan wajah sedikit merendahkan.Chyou chen kehabisan kata-katanya, dia akhirnya memilih diam dan meng
Khalid mulai mengajak Chyou Chen di setiap misinya, dalam beberapa tahun nama mereka seakan menjadi sebuah momok yang sangat di takuti seluruh pendekar di dunia. Keduanya menjadi pasangan pembunuh yang sangat hebat. sampai suatu saat, mereka mendapatkan sebuah misi untuk membunuh satu pendekar di salah satu Sekte yang saat itu menjadi Sekte aliran hitam yang paling di benci setiap orang. Mereka tanpa rasa curiga menerima pekerjaan tersebut. Singkat cerita saat mereka menjalankan pekerjaan mereka, dalam satu jam keduanya sudah masuk ke dalam Sekte dan membantai para Pendekar yang berjaga di luar. Saat keduanya masuk ke dalam Aula Sekte itu, suara tawa terdengar di dalam Aula yang yang begitu gelap dan sunyi, suara tersebut seperti suara seorang sepuh yang seakan tengah menghina mereka. “Kalian memang pant
Chyou Chen mengeluarkan sebuah pedang dari kegelapan, dia meninggalkan Xiao Wu, Lixue dan Sing Wo yang berada dalam ilusi. Dalam satu tarikan napas, Chyou Chen sudah bertukar beberapa jurus dengan kesembilan Iblis ahli pedang.Dia mengertakkan giginya kuat, sambil menangkis beberapa jurus yang di terimanya. Benturan antara kedua pedang menimbulkan percikan seperti kembang api, mereka terus bergerak seperti bayangan dan bertemu dengan tiba-tiba seperti barang bertabrakan.“Sudah lama aku tidak sesenang ini ketika bertarung,” ucap Chyou Chen sambil terus bertukar jurus dengan para Iblis itu.Mata yang sering di tutupi Xiao Wu mengeluarkan cahaya di balik kain yang menutupinya, sedikit demi sedikit kesadarannya mulai kembali. ‘Apa yang terjadi, bagaimana aku bisa tak sadarkan diri?’ Xiao Wu melirik ke arah orang-orang di sebelahnya.Terlihat hanya ada satu orang yang tidak ia lihat saat ini. “Kemana si bajingan itu.” Xiao Wu mencoba untuk menyadarkan Lixue dan S
Di perjalanan mereka kali ini, Sing Wo yang biasanya sering bicara. Kini sudah lebih banyak diam, baik Xiao Wu, Lixue dan Sing Wo. Mereka terus melirik ke arah Chyou Chen yang berada di belakang mereka.Setelah Chyou Chen kembali menemui mereka, tatapan mata Chyou Chen sekarang sudah sangat berbeda. Tatapan matanya seakan menunjukkan dia bukan lagi seseorang yang sama dan mudah untuk di tindas, perlakuan Xiao Wu terhadapnya pun kian berubah sangat drastis.“Guru, apa kita akan aman sampai ke Sekte Kunlun nanti,” bisik Sing Wo kepada Guru Xiao Wu, Xiao Wu tidak mengubris pernyataan yang keluar dari mulut Sing Wo.Bayangan saat Chyou Chen bertarung dengan kesembilan Iblis itu masih terlihat jelas di ingatanya. Mata Temujinya menjadi saksi betapa mengerikannya kekuatan yang di miliki Chyou Chen, dengan pengalamanya selama hidupnya di rimba persilatan. Dia bisa menebak jika Chyou Chen mampu menjadi pendekar terhebat di daratan bumi ini.Di belakang, Chyou Chen asik mer
Di malam hari, Chyou Chen masih asyik memberi makan para kuda. Sing Wo mencoba untuk mendekatinya, namun reaksi Chyou Chen sangat dingin terhadapnya.“Master, apa ada saran supaya nanti di pertandingan aku bisa menang melawan para musuhku,” tanya Sing Wo, dengan wajah yang penuh dengan harapan untuk di bisa jawab.“Apa tahnik berpedangmu sama dengan Nona Xue?” Jawab Chyou Chen yang mengejutkan semua wajah setiap orang, Xiao Wu tidak habis pikir. Chyou Chen ternyata Master yang mudah di tanyai pendapat.“Ekhem.. Ekhem.. “ Xiao berdehem sambil mendekati keduanya.“Kenapa Guru Xiao?” tanya Chyou Chen penasaran.“Senior, apa aku juga boleh bertanya untuk menu latihanku?” dengan wajah sedikit malu, Xiao Wu berdehem sekali lagi. Dia sedikit risih dengan wajah Sing Wo yang menatapinya dengan wajah berbinar miliknya.Chyou Chen tertawa dan itu membuat wajah Xiao Wu semakin memerah, bagaimana pun dia adalah seorang Master pedang yang di akui pendekar seluruh daratan dunia.
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka berhasil keluar dari hutan kematian dan sampai di sebuah kota yang berpenduduk padat. Di sana rombongan Chyou Chen dan pendekar yang mereka selamatkan tadi, mulai saling berpisah mereka cukup mengganggu karena sering memperhatikan LiXue dan Guru Xiao Wu.Namun hal itu sangat di maklum bagi Sing Wo dan Chyou Chen, LiXue memang gadis yang dingin namun memiliki kecantikan yang sangat alami namun luar biasa sehingga akan susah bagi para pria biasa untuk tidak memperhatikannya.Sing Wo di tugaskan untuk membawa para penjahat yang mereka tangkap ke pihak berwajib, kalau Xiao Wu tidak berpesan untuk tidak mengambil upah dari pihak berwajib. Sing Wo mungkin akan sangat untung banyak, karena para bandit hutan yang mereka tangkap ternyata. Sangat di buru dan di hadiahkan cukup besar di setiap kepala mereka. Namun, dia mengambil beberapa upah sedikit secara sembunyi-sembunyi karena itu akan sangat di sayangkan jika ia tidak mengambilnya, dia b
Setelah rombongan pendekar pengacau itu pergi, Xiao Wu segera memesan hidangan yang cukup banyak di rumah makan tersebut. Salah satu dari rombongan pendekar yang bertudung hendak menghampiri mereka.Namun salah satu dari mereka menahannya, sambil dia menunjuk ke arah meja seseorang yang tengah menyuruh salah satu pelayan di sana untuk memberikan sebuah surat. “Bukannya itu Bing An! Cucu pertama dari wakil Sekte Kunlun si Master pedang Phonix.” wajahnya berubah serius, dia terpaksa kembali duduk dan melihat lagi apa yang akan terjadi.Pelayan yang telah di berikan sepucuk surat itu segera menghampiri LiXue dan menyerahkannya. Xiao Wu dan Sing Wo, kembali terkejut. “Surat dari siapa lagi itu Nona?” Tanya Xiao Wu dengan wajah yang geram.LiXue tidak menjawab, dia langsung menyodorkannya di atas meja. Sing Wo segera mengambil kertas surat itu lalu dia membacanya. “Ini undangan makan dari Pendekar Muda yang bernama Bing An.” Mendengar hal itu Xiao Wu tampak memikirkan sebu