Lixue berlatih jurus pedang di halaman belakang rumahnya, gerakanya sangat indah bagaikan seekor kupu-kupu. Seranganya begitu cepat dan tajam, seperti seekor lebah yang menyerang. Saking fokusnya dia berlatih, Lixue tidak sadar jika Fang Xue menatapnya sambil tersenyum.
Gerakannya kemudian tiba-tiba semakin cepat dan gesit. Dia lalu mengeluarkan tebasan terakhirnya ke udara cukup kuat, dari tebasan itu membuat salju yang memenuhi halaman berhasil tergeser. Tumpukan salju yang setiap harinya selalu bercecer menutupi tanah di belakang rumahnya sampai menghilang. Fang Xue tersenyum puas melihat perkembangan putrinya yang semakin hari semakin signifikan.
Fang Xue memberikan sebuah tepukan tangan kepada Lixue, gadis itu seketika terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber tepukan tangan tersebut.
"Ayah, sejak kapan anda berada di situ?" tanya Lixue dengan wajah yang memerah karena malu.
"Aku ini ayah mu! Masa aku tidak boleh melihat mu berlatih." cletuk Fang Xue sembarangan.
"Bukan begitu ayah! Aku hanya.." belum selesai Lixue berkata, Fang Xue tiba-tiba menyerangnya dengan tiba-tiba.
Mereka lalu bertukar beberapa jurus. Pertukaran jurus mereka hampir seimbang, namun karena pengalaman bertarung yang di miliki oleh Fang Xue lebih unggul. Akhirnya Lixue terdesak dan semakin mundur kebelakang, Lixue lalu memberikan sebuah tusukan ketitik tubuh Fang Xue yang tidak berbahaya.
Namun, dengan mudah Fang Xue kembali menangkis seranganya. "Lumayan! Kau mencoba membuat ayahmu menyerah yah? Jangan remehkan orang tua ini." Fang Xue lalu mengeluarkan aura membunuhnya, hal itu membuat tubuh Lixue bergetar.
"Tunggu ayah, apa yang akan anda lakukan?" tanya Lixue dengan wajah yang meringis karena tekanan kuat dari aura ayahnya.
"Ini di namakan aura membunuh. Setiap pendekar yang berpengalaman memiliki tekanan seperti ini. Aku peringatkan Li'er jangan pernah takut dengan tekanan seperti ini, hadapi saja dengan mengeluarkan semua jurus-jurusmu yang terbaik, mengerti." ucap Fang Xue sambil mengelus kepala putrinya.
"Kau segeralah bersiap! Perjalanan mu menuju Sekte Kunlun akan di mulai dari siang hari ini. Ayah sudah membuat sebuah kesepakatan kepada pendekar Chyou. Jadi, dia tidak mungkin akan mengingkari janjinya." imbuh Fang Xue mengingatkan.
"Iya ayah, Li'er akan segera bersiap." jawab Lixue sambil memberikan sebuah penghormatan kepada ayahnya, dia lalu segera pergi masuk kedalam kediamanya untuk menyiapkan segala kebutuhan.
Di sisilain..
Persahabatan antara Bing Ma dengan Chyou chen semakin dekat. Mereka berdua terus saling bercerita dengan pengalaman masing-masing.
"Tuan? Apa Tuan tidak aneh berbicara dengan ku seperti ini?" tanya Bing Ma karena sikap Chyou chen terlalu mudah bersahabat dengan orang biasanya seperti dirinya.
Setiap orang yang memiliki gelar sebagai pendekar bela diri, akan bersikap angkuh kepada orang biasa pada umumnya. Karena mereka selalu akan merasa derajat meraka itu berbeda. Hidup dimana siapa yang kuat akan berkuasa, membuat setiap orang akan membanggakan dirinya masing-masing. Jadi wajar saja jika Bing Ma merasa aneh dengan sikap Chyou chen.
Chyou chen yang bahkan membuat tetua sekte teratai salju menghormatinya. Membuat Bing Ma, takut jika dia sesekali akan salah mengucap atau berkata kepada Chyou chen.
"Ayolah! Aku ini sama manusia seperti mu, kenapa juga kita harus membeda-bedakan orang. Aku bukan seorang pendekar yang hebat seperti Tetua Fang." jawab Chyou chen santai.
Sing Wo lalu tiba-tiba masuk, membuat Bing Ma panik dan bingung harus berbuat apa.
"Tuan Chyou chen, Tetua Fang memberikan pesan kepadamu! Untuk segera bersiap-siap. Saudara Ma segera siapkan empat kuda, untuk perjalanan." seru Sing wo.
"Kenapa memakai kuda? Bukanya kita akan melalui jalur sungai dulu?" tanya Chyou chen kebingungan.
"Tidak, itu akan memakan sedikit banyak waktu. Kita akan berjalan melewati bukit kesedihan." imbuh Sing wo.
"Oh, baiklah. Terimakasih atas semua informasinya." jawab Chyou chen, yang kemudian Sing wo pergi meninggalkan mereka.
"Tuan Chen, sebaiknya anda segera bersiap. Aku akan menyiapkan kuda untuk perjalanan kalian." ungkap Bing Ma yang segera menyiapkan kuda untuk di pakai.
"Baiklah saudara Ma, aku akan bersiap-siap,"
-
Lixue, Sing wo, dan guru besar Xiao Wu sudah menaiki kuda mereka masing masing. Mereka menunggu pengarah jalan mereka yaitu Chyou chen, yang masih berbincang dengan Fang Xue.
"Kami akan memberikan hadiahnya, setelah mereka semua sampai di sekte Kunlun! Jadi, kami mohon untuk pengertianya Tuan Chen." tegur Fang Xue mengingingatkan.
"Baiklah Tetua Fang, saya menyetujui saran anda. Tolong, berikan setengah imbalanku untuk saudara Ma." bisik Chyou chen kepada Fang xue.
Dalam hati, Fang xue merasa heran dengan sikap yang di tunjukan Chyou Chen. Namun, dia memilih diam dan mengiyakan apa yang di inginkan Chyou Chen itu mungkin akan berbahaya baginya jika terlalu di pikirkan.
Setelah itu, rombongan yang di pimpin oleh guru Xiao ini. Segera pergi meninggalkan saudara dan teman mereka menuju Sekte Kunlun.
Di tengah-tengah perjalanan. Chyou chen, terus bernyanyi dengan suara buruknya, dia tidak memikirkan perasaan orang-orang di sekelilinya. Dia dengan cuek terus bernyanyi sambil mengendarai kuda yang telah di berikan sekte teratai salju kepadanya.
Lixue, bersikap seperti biasa. Dia hanya diam dan fokus dengan menatap ke arah jalan. Namun, wajah jengkel tentu saja di tunjukan Sing Wo dan guru Xiao Wu. Mereka berdua merasa terganggu dengan suara parau yang di keluarkan Chyou chen.
'Dasar! Apa dia tidak merasa malu dengan suaranya yang buruk ini.' batin Sing wo yang sedikit kesal sambil menutupi kedua telinganya.
"Hey, Tuan pencuri! Apakah kau tidak bisa hanya duduk diam saja dan terus kendarakan kudamu dengan baik?" cletuk Guru Xiao Wu karena kesal.
"Oh.. Apa suara emasku mengganggu perjalanan mu guru xiao?" jawab Chyou chen enteng.
"Suara emas endasmu! Justru aku akan berterima kasih jika kau tetap diam di atas kudamu." tambah guru Xiao dengan kesal.
"Oh baiklah.. Jika itu yang kau mau guru Xiao." Chyou chen langsung diam, dan suasana menyadi kembali nyaman.
Seketika, senyuman Lixue terbentuk di balik cadar putihnya. Sikap aneh yang di tunjukan Chyou chen kepada semua orang cukup. membuatnya sedikit terhibur.
"Nona! Apakah kau sebelumnya pernah melihat orang terbunuh di depan mata kepalamu sendiri?" tanya Chyou chen tiba-tiba.
Tentu saja wajah kurang suka di tunjukan langsung oleh guru Xiao Wu dan Sing wo. Namun, Lixue tidak mengubris pertanyaan Chyou chen dan malah membalasnya dengan hanya diam.
'Memang sikap Nona muda selalu luar biasa.' batin Guru Xiao Wu ikut bangga.
Chyou chen menoleh kebelakang sambil menatap ke arah Lixue, tidak ada ekspresi lain dan Lixue hanya tetap diam. "Oh baiklah, maafkan aku jika banyak bicara," seru Chyou chen dengan sedikit kekecewaan di hatinya.
'Bukanya aku tidak mau menjawab, namun tragedi menyedihkan itu. Harus hilang dari ingatanku dan aku harus berubah menjadi lebjh kuat.' batin Lixue.
Setelah satu hari penuh mereka berjalan, mereka memilih untuk beristirahat karena akan sangat berbahaya jika mereka terus melanjutkan perjalanan mereka. Untung saja mereka menemukan sebuah gua di bawah sebuah bukit yang mereka lewati.
Sing wo sibuk membuat sebuah api unggun untuk menerangi dan menghangat kan mereka nanti di dalam gua. Di sisi lain, Guru Xiao beserta Lixue memilih langsung beristirahat dengan duduk bersila dan berkonsentrasi mengumpulkan tenaga dalam mereka.
Cyou chen yang cuek memilih mengurus kuda-kuda saja. Dengan memberikan kuda-kuda tersebut rumput yang memang sudah di bawa dan di siapkan Chyou chen sebelum mereka memulai perjalanan.
"Makanlah yang banyak yah." seru Cyou chen sambil memperhatikan kuda-kuda yang tengah memakan rumput yang di sediakanya.
"Besok akan menjadi awal perjalanan sesungguhnya." gumam chyou chen dengan wajah yang serius.
Setelah mereka melewati bukit kesedihan, mereka akan masuk ke dalam hutan kematian. Chyou chen sebenarnya tidak mau melewati jalur perjalanan ini, namun karena orang-orang dari sekte teratai salju tidak memberikanya sebuah pilihan lagi kepadanya.
Jadi, dia lebih memilih untuk menurut saja. Konon di hutan kematian ini, terdapat sebuah cerita yang katanya di dalam hutan ini, terdapat para iblis yang menyerupai manusia, iblis-iblis ini bahkan di katakan sangat ahli dalam berpedang Chyou chen bahkan sudah pernah membuktikanya sendiri dan melihatnya langsung.
Di pagi hari sebuah badai menggiring rombongan berkuda ini, untuk melajukan kuda mereka agar lebih cepat berjalan menuju ke arah hutan yang ada di sebelahnya. Di atas kudanya yang berpacu dengan cepat, wajah Chyou chen sedari tadi terlipat karena dia tengah larut dalam pirikanya."Guru Xiao Wu, akan lebih baik kita memutar saja dan melewati jalur air." saran Chyou chen kepada pemimpin rombongan."Bukanya jalur ini, memungkinkan kita untuk lebih cepat sampai di sekte kunlun? Dan sekarang akan membuang banyak waktu, jika kita putar balik." terang guru Xiao Wu."Apakah kau pernah mendengar kabar tentang hutan kematian ini?" tambah Chyou chen dengan wajah serius."Hahahah.. Jadi si pencuri hebat ternyata takut dengan isu para iblis yang bersemayam di dalamnya! Aku pernah melewati hutan ini, dan aku tidak menemukan apapun di sana." ungkap guru Xiao Wu dengan wajah sedikit merendahkan.Chyou chen kehabisan kata-katanya, dia akhirnya memilih diam dan meng
Khalid mulai mengajak Chyou Chen di setiap misinya, dalam beberapa tahun nama mereka seakan menjadi sebuah momok yang sangat di takuti seluruh pendekar di dunia. Keduanya menjadi pasangan pembunuh yang sangat hebat. sampai suatu saat, mereka mendapatkan sebuah misi untuk membunuh satu pendekar di salah satu Sekte yang saat itu menjadi Sekte aliran hitam yang paling di benci setiap orang. Mereka tanpa rasa curiga menerima pekerjaan tersebut. Singkat cerita saat mereka menjalankan pekerjaan mereka, dalam satu jam keduanya sudah masuk ke dalam Sekte dan membantai para Pendekar yang berjaga di luar. Saat keduanya masuk ke dalam Aula Sekte itu, suara tawa terdengar di dalam Aula yang yang begitu gelap dan sunyi, suara tersebut seperti suara seorang sepuh yang seakan tengah menghina mereka. “Kalian memang pant
Chyou Chen mengeluarkan sebuah pedang dari kegelapan, dia meninggalkan Xiao Wu, Lixue dan Sing Wo yang berada dalam ilusi. Dalam satu tarikan napas, Chyou Chen sudah bertukar beberapa jurus dengan kesembilan Iblis ahli pedang.Dia mengertakkan giginya kuat, sambil menangkis beberapa jurus yang di terimanya. Benturan antara kedua pedang menimbulkan percikan seperti kembang api, mereka terus bergerak seperti bayangan dan bertemu dengan tiba-tiba seperti barang bertabrakan.“Sudah lama aku tidak sesenang ini ketika bertarung,” ucap Chyou Chen sambil terus bertukar jurus dengan para Iblis itu.Mata yang sering di tutupi Xiao Wu mengeluarkan cahaya di balik kain yang menutupinya, sedikit demi sedikit kesadarannya mulai kembali. ‘Apa yang terjadi, bagaimana aku bisa tak sadarkan diri?’ Xiao Wu melirik ke arah orang-orang di sebelahnya.Terlihat hanya ada satu orang yang tidak ia lihat saat ini. “Kemana si bajingan itu.” Xiao Wu mencoba untuk menyadarkan Lixue dan S
Di perjalanan mereka kali ini, Sing Wo yang biasanya sering bicara. Kini sudah lebih banyak diam, baik Xiao Wu, Lixue dan Sing Wo. Mereka terus melirik ke arah Chyou Chen yang berada di belakang mereka.Setelah Chyou Chen kembali menemui mereka, tatapan mata Chyou Chen sekarang sudah sangat berbeda. Tatapan matanya seakan menunjukkan dia bukan lagi seseorang yang sama dan mudah untuk di tindas, perlakuan Xiao Wu terhadapnya pun kian berubah sangat drastis.“Guru, apa kita akan aman sampai ke Sekte Kunlun nanti,” bisik Sing Wo kepada Guru Xiao Wu, Xiao Wu tidak mengubris pernyataan yang keluar dari mulut Sing Wo.Bayangan saat Chyou Chen bertarung dengan kesembilan Iblis itu masih terlihat jelas di ingatanya. Mata Temujinya menjadi saksi betapa mengerikannya kekuatan yang di miliki Chyou Chen, dengan pengalamanya selama hidupnya di rimba persilatan. Dia bisa menebak jika Chyou Chen mampu menjadi pendekar terhebat di daratan bumi ini.Di belakang, Chyou Chen asik mer
Di malam hari, Chyou Chen masih asyik memberi makan para kuda. Sing Wo mencoba untuk mendekatinya, namun reaksi Chyou Chen sangat dingin terhadapnya.“Master, apa ada saran supaya nanti di pertandingan aku bisa menang melawan para musuhku,” tanya Sing Wo, dengan wajah yang penuh dengan harapan untuk di bisa jawab.“Apa tahnik berpedangmu sama dengan Nona Xue?” Jawab Chyou Chen yang mengejutkan semua wajah setiap orang, Xiao Wu tidak habis pikir. Chyou Chen ternyata Master yang mudah di tanyai pendapat.“Ekhem.. Ekhem.. “ Xiao berdehem sambil mendekati keduanya.“Kenapa Guru Xiao?” tanya Chyou Chen penasaran.“Senior, apa aku juga boleh bertanya untuk menu latihanku?” dengan wajah sedikit malu, Xiao Wu berdehem sekali lagi. Dia sedikit risih dengan wajah Sing Wo yang menatapinya dengan wajah berbinar miliknya.Chyou Chen tertawa dan itu membuat wajah Xiao Wu semakin memerah, bagaimana pun dia adalah seorang Master pedang yang di akui pendekar seluruh daratan dunia.
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka berhasil keluar dari hutan kematian dan sampai di sebuah kota yang berpenduduk padat. Di sana rombongan Chyou Chen dan pendekar yang mereka selamatkan tadi, mulai saling berpisah mereka cukup mengganggu karena sering memperhatikan LiXue dan Guru Xiao Wu.Namun hal itu sangat di maklum bagi Sing Wo dan Chyou Chen, LiXue memang gadis yang dingin namun memiliki kecantikan yang sangat alami namun luar biasa sehingga akan susah bagi para pria biasa untuk tidak memperhatikannya.Sing Wo di tugaskan untuk membawa para penjahat yang mereka tangkap ke pihak berwajib, kalau Xiao Wu tidak berpesan untuk tidak mengambil upah dari pihak berwajib. Sing Wo mungkin akan sangat untung banyak, karena para bandit hutan yang mereka tangkap ternyata. Sangat di buru dan di hadiahkan cukup besar di setiap kepala mereka. Namun, dia mengambil beberapa upah sedikit secara sembunyi-sembunyi karena itu akan sangat di sayangkan jika ia tidak mengambilnya, dia b
Setelah rombongan pendekar pengacau itu pergi, Xiao Wu segera memesan hidangan yang cukup banyak di rumah makan tersebut. Salah satu dari rombongan pendekar yang bertudung hendak menghampiri mereka.Namun salah satu dari mereka menahannya, sambil dia menunjuk ke arah meja seseorang yang tengah menyuruh salah satu pelayan di sana untuk memberikan sebuah surat. “Bukannya itu Bing An! Cucu pertama dari wakil Sekte Kunlun si Master pedang Phonix.” wajahnya berubah serius, dia terpaksa kembali duduk dan melihat lagi apa yang akan terjadi.Pelayan yang telah di berikan sepucuk surat itu segera menghampiri LiXue dan menyerahkannya. Xiao Wu dan Sing Wo, kembali terkejut. “Surat dari siapa lagi itu Nona?” Tanya Xiao Wu dengan wajah yang geram.LiXue tidak menjawab, dia langsung menyodorkannya di atas meja. Sing Wo segera mengambil kertas surat itu lalu dia membacanya. “Ini undangan makan dari Pendekar Muda yang bernama Bing An.” Mendengar hal itu Xiao Wu tampak memikirkan sebu
Awalnya Bing An berbicara dengan sangat rendah hati, namun setelah selang beberapa lama, ia mulai seakan-akan meremehkan. “Guru Xiao Wu melihat kemampuan para muridmu, aku yakin pendekar muda yang ikut kompetisi ini. Akan kalah oleh Nona LiXue, namun Nona LiXue mungkin akan kesulitan jika nanti berhadapan dengan adikku.”Sing Wo menatapnya dengan geram, “Tuan An, sepertinya Anda terlalu melebihkan kekuatan dari Sekte Kunlun saja. Mungkin tahun lalu Anda memang berhasil menjadi pemenang pendekar muda tahun lalu. Tapi saat ini, sudah banyak Sekte lain yang mulai meningkatkan kekuatan di setiap pendekar muda mereka.” Xiao Wu menatap Bing An dengan mengeluarkan sedikit aura membunuhnya. Bing An masih tetap tersenyum dengan santai, “Kalo Master Xiao Wu berkata demikian, bagaimana jika perwakilan Sekte teratai salju nanti. Di kalahkan oleh para murid Sekte Kunlun? Jika Sekte Kunlun menang, bagaimana kalau sekte kita memulai koneksi pendekatan. Sekte Kunlun memiliki banyak sum