Share

Bab Tiga - Memulai Perjalanan

Lixue berlatih jurus pedang di halaman belakang rumahnya, gerakanya sangat indah bagaikan seekor kupu-kupu. Seranganya begitu cepat dan tajam, seperti seekor lebah yang menyerang. Saking fokusnya dia berlatih, Lixue tidak sadar jika Fang Xue menatapnya sambil tersenyum.

Gerakannya kemudian tiba-tiba semakin cepat dan gesit. Dia lalu mengeluarkan tebasan terakhirnya ke udara cukup kuat, dari tebasan itu membuat salju yang memenuhi halaman berhasil tergeser. Tumpukan salju yang setiap harinya selalu bercecer menutupi tanah di belakang rumahnya sampai menghilang. Fang Xue tersenyum puas melihat perkembangan putrinya yang semakin hari semakin signifikan.

Fang Xue memberikan sebuah tepukan tangan kepada Lixue, gadis itu seketika terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber tepukan tangan tersebut.

"Ayah, sejak kapan anda berada di situ?" tanya Lixue dengan wajah yang memerah karena malu.

"Aku ini ayah mu! Masa aku tidak boleh melihat mu berlatih." cletuk Fang Xue sembarangan.

"Bukan begitu ayah! Aku hanya.." belum selesai Lixue berkata, Fang Xue tiba-tiba menyerangnya dengan tiba-tiba.

Mereka lalu bertukar beberapa jurus. Pertukaran jurus mereka hampir seimbang, namun karena pengalaman bertarung yang di miliki oleh Fang Xue lebih unggul. Akhirnya Lixue terdesak dan semakin mundur kebelakang, Lixue lalu memberikan sebuah tusukan ketitik tubuh Fang Xue yang tidak berbahaya.

Namun, dengan mudah Fang Xue kembali menangkis seranganya. "Lumayan! Kau mencoba membuat ayahmu menyerah yah? Jangan remehkan orang tua ini." Fang Xue lalu mengeluarkan aura membunuhnya, hal itu membuat tubuh Lixue bergetar.

"Tunggu ayah, apa yang akan anda lakukan?" tanya Lixue dengan wajah yang meringis karena tekanan kuat dari aura ayahnya.

"Ini di namakan aura membunuh. Setiap pendekar yang berpengalaman memiliki tekanan seperti ini. Aku peringatkan Li'er jangan pernah takut dengan tekanan seperti ini, hadapi saja dengan mengeluarkan semua jurus-jurusmu yang terbaik, mengerti." ucap Fang Xue sambil mengelus kepala putrinya.

"Kau segeralah bersiap! Perjalanan mu menuju Sekte Kunlun akan di mulai dari siang hari ini. Ayah sudah membuat sebuah kesepakatan kepada pendekar Chyou. Jadi, dia tidak mungkin akan mengingkari janjinya." imbuh Fang Xue mengingatkan.

"Iya ayah, Li'er akan segera bersiap." jawab Lixue sambil memberikan sebuah penghormatan kepada ayahnya, dia lalu segera pergi masuk kedalam kediamanya untuk menyiapkan segala kebutuhan.

Di sisilain..

Persahabatan antara Bing Ma dengan Chyou chen semakin dekat. Mereka berdua terus saling bercerita dengan pengalaman masing-masing. 

"Tuan? Apa Tuan tidak aneh berbicara dengan ku seperti ini?" tanya Bing Ma karena sikap Chyou chen terlalu mudah bersahabat dengan orang biasanya seperti dirinya.

Setiap orang yang memiliki gelar sebagai pendekar bela diri, akan bersikap angkuh kepada orang biasa pada umumnya. Karena mereka selalu akan merasa derajat meraka itu berbeda. Hidup dimana siapa yang kuat akan berkuasa, membuat setiap orang akan membanggakan dirinya masing-masing. Jadi wajar saja jika Bing Ma merasa aneh dengan sikap Chyou chen.

Chyou chen yang bahkan membuat tetua sekte teratai salju menghormatinya. Membuat Bing Ma, takut jika dia sesekali akan salah mengucap atau berkata kepada Chyou chen.

"Ayolah! Aku ini sama manusia seperti mu, kenapa juga kita harus membeda-bedakan orang. Aku bukan seorang pendekar yang hebat seperti Tetua Fang." jawab Chyou chen santai.

Sing Wo lalu tiba-tiba masuk, membuat Bing Ma panik dan bingung harus berbuat apa.

"Tuan Chyou chen, Tetua Fang memberikan pesan kepadamu! Untuk segera bersiap-siap. Saudara Ma segera siapkan empat kuda, untuk perjalanan." seru Sing wo.

"Kenapa memakai kuda? Bukanya kita akan melalui jalur sungai dulu?" tanya Chyou chen kebingungan.

"Tidak, itu akan memakan sedikit banyak waktu. Kita akan berjalan melewati bukit kesedihan." imbuh Sing wo.

"Oh, baiklah. Terimakasih atas semua informasinya." jawab Chyou chen, yang kemudian Sing wo pergi meninggalkan mereka.

"Tuan Chen, sebaiknya anda segera bersiap. Aku akan menyiapkan kuda untuk perjalanan kalian." ungkap Bing Ma yang segera menyiapkan kuda untuk di pakai.

"Baiklah saudara Ma, aku akan bersiap-siap,"

-

Lixue, Sing wo, dan guru besar Xiao Wu sudah menaiki kuda mereka masing masing. Mereka menunggu pengarah jalan mereka yaitu Chyou chen, yang masih berbincang dengan Fang Xue.

"Kami akan memberikan hadiahnya, setelah mereka semua sampai di sekte Kunlun! Jadi, kami mohon untuk pengertianya Tuan Chen." tegur Fang Xue mengingingatkan.

"Baiklah Tetua Fang, saya menyetujui saran anda. Tolong, berikan setengah imbalanku untuk saudara Ma." bisik Chyou chen kepada Fang xue.

Dalam hati, Fang xue merasa heran dengan sikap yang di tunjukan Chyou Chen. Namun, dia memilih diam dan mengiyakan apa yang di inginkan Chyou Chen itu mungkin akan berbahaya baginya jika terlalu di pikirkan.

Setelah itu, rombongan yang di pimpin oleh guru Xiao ini. Segera pergi meninggalkan saudara dan teman mereka menuju Sekte Kunlun.

Di tengah-tengah perjalanan. Chyou chen, terus bernyanyi dengan suara buruknya, dia tidak memikirkan perasaan orang-orang di sekelilinya. Dia dengan cuek terus bernyanyi sambil mengendarai kuda yang telah di berikan sekte teratai salju kepadanya.

Lixue, bersikap seperti biasa. Dia hanya diam dan fokus dengan menatap ke arah jalan. Namun, wajah jengkel tentu saja di tunjukan Sing Wo dan guru Xiao Wu. Mereka berdua merasa terganggu dengan suara parau yang di keluarkan Chyou chen.

'Dasar! Apa dia tidak merasa malu dengan suaranya yang buruk ini.' batin Sing wo yang sedikit kesal sambil menutupi kedua telinganya.

"Hey, Tuan pencuri! Apakah kau tidak bisa hanya duduk diam saja dan terus kendarakan kudamu dengan baik?" cletuk Guru Xiao Wu karena kesal.

"Oh.. Apa suara emasku mengganggu perjalanan mu guru xiao?" jawab Chyou chen enteng.

"Suara emas endasmu! Justru aku akan berterima kasih jika kau tetap diam di atas kudamu." tambah guru Xiao dengan kesal.

"Oh baiklah.. Jika itu yang kau mau guru Xiao." Chyou chen langsung diam, dan suasana menyadi kembali nyaman.

Seketika, senyuman Lixue terbentuk di balik cadar putihnya. Sikap aneh yang di tunjukan Chyou chen kepada semua orang cukup. membuatnya sedikit terhibur.

"Nona! Apakah kau sebelumnya pernah melihat orang terbunuh di depan mata kepalamu sendiri?" tanya Chyou chen tiba-tiba.

Tentu saja wajah kurang suka di tunjukan langsung oleh guru Xiao Wu dan Sing wo. Namun, Lixue tidak mengubris pertanyaan Chyou chen dan malah membalasnya dengan hanya diam.

'Memang sikap Nona muda selalu luar biasa.' batin Guru Xiao Wu ikut bangga.

Chyou chen menoleh kebelakang sambil menatap ke arah Lixue, tidak ada ekspresi lain dan Lixue hanya tetap diam. "Oh baiklah, maafkan aku jika banyak bicara," seru Chyou chen dengan sedikit kekecewaan di hatinya.

'Bukanya aku tidak mau menjawab, namun tragedi menyedihkan itu. Harus hilang dari ingatanku dan aku harus berubah menjadi lebjh kuat.' batin Lixue.

Setelah satu hari penuh mereka berjalan, mereka memilih untuk beristirahat karena akan sangat berbahaya jika mereka terus melanjutkan perjalanan mereka. Untung saja mereka menemukan sebuah gua di bawah sebuah bukit yang mereka lewati.

Sing wo sibuk membuat sebuah api unggun untuk menerangi dan menghangat kan mereka nanti di dalam gua. Di sisi lain, Guru Xiao beserta Lixue memilih langsung beristirahat dengan duduk bersila dan berkonsentrasi mengumpulkan tenaga dalam mereka. 

Cyou chen yang cuek memilih mengurus kuda-kuda saja. Dengan memberikan kuda-kuda tersebut rumput yang memang sudah di bawa dan di siapkan Chyou chen sebelum mereka memulai perjalanan.

"Makanlah yang banyak yah." seru Cyou chen sambil memperhatikan kuda-kuda yang tengah memakan rumput yang di sediakanya.

"Besok akan menjadi awal perjalanan sesungguhnya." gumam chyou chen dengan wajah yang serius.

Setelah mereka melewati bukit kesedihan, mereka akan masuk ke dalam hutan kematian. Chyou chen sebenarnya tidak mau melewati jalur perjalanan ini, namun karena orang-orang dari sekte teratai salju tidak memberikanya sebuah pilihan lagi kepadanya.

Jadi, dia lebih memilih untuk menurut saja. Konon di hutan kematian ini, terdapat sebuah cerita yang katanya di dalam hutan ini, terdapat para iblis yang menyerupai manusia, iblis-iblis ini bahkan di katakan sangat ahli dalam berpedang Chyou chen bahkan sudah pernah membuktikanya sendiri dan melihatnya langsung. 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hardian Ardi
belum bisa saya mengerti ceritanya
goodnovel comment avatar
Naffy
ceritanya gk jelas, gak tau salahnya apa tiba tiba di tangkap, siksa 1 bulan, terus bebas dgn kesepakatan yg sebelumnya blm pernah di tawarkan, aneh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status