Home / Pendekar / Pendekar Pedang Dewa / Bab Tiga - Memulai Perjalanan

Share

Bab Tiga - Memulai Perjalanan

Author: Santri Kelabu
last update Last Updated: 2021-04-03 22:55:10

Lixue berlatih jurus pedang di halaman belakang rumahnya, gerakanya sangat indah bagaikan seekor kupu-kupu. Seranganya begitu cepat dan tajam, seperti seekor lebah yang menyerang. Saking fokusnya dia berlatih, Lixue tidak sadar jika Fang Xue menatapnya sambil tersenyum.

Gerakannya kemudian tiba-tiba semakin cepat dan gesit. Dia lalu mengeluarkan tebasan terakhirnya ke udara cukup kuat, dari tebasan itu membuat salju yang memenuhi halaman berhasil tergeser. Tumpukan salju yang setiap harinya selalu bercecer menutupi tanah di belakang rumahnya sampai menghilang. Fang Xue tersenyum puas melihat perkembangan putrinya yang semakin hari semakin signifikan.

Fang Xue memberikan sebuah tepukan tangan kepada Lixue, gadis itu seketika terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber tepukan tangan tersebut.

"Ayah, sejak kapan anda berada di situ?" tanya Lixue dengan wajah yang memerah karena malu.

"Aku ini ayah mu! Masa aku tidak boleh melihat mu berlatih." cletuk Fang Xue sembarangan.

"Bukan begitu ayah! Aku hanya.." belum selesai Lixue berkata, Fang Xue tiba-tiba menyerangnya dengan tiba-tiba.

Mereka lalu bertukar beberapa jurus. Pertukaran jurus mereka hampir seimbang, namun karena pengalaman bertarung yang di miliki oleh Fang Xue lebih unggul. Akhirnya Lixue terdesak dan semakin mundur kebelakang, Lixue lalu memberikan sebuah tusukan ketitik tubuh Fang Xue yang tidak berbahaya.

Namun, dengan mudah Fang Xue kembali menangkis seranganya. "Lumayan! Kau mencoba membuat ayahmu menyerah yah? Jangan remehkan orang tua ini." Fang Xue lalu mengeluarkan aura membunuhnya, hal itu membuat tubuh Lixue bergetar.

"Tunggu ayah, apa yang akan anda lakukan?" tanya Lixue dengan wajah yang meringis karena tekanan kuat dari aura ayahnya.

"Ini di namakan aura membunuh. Setiap pendekar yang berpengalaman memiliki tekanan seperti ini. Aku peringatkan Li'er jangan pernah takut dengan tekanan seperti ini, hadapi saja dengan mengeluarkan semua jurus-jurusmu yang terbaik, mengerti." ucap Fang Xue sambil mengelus kepala putrinya.

"Kau segeralah bersiap! Perjalanan mu menuju Sekte Kunlun akan di mulai dari siang hari ini. Ayah sudah membuat sebuah kesepakatan kepada pendekar Chyou. Jadi, dia tidak mungkin akan mengingkari janjinya." imbuh Fang Xue mengingatkan.

"Iya ayah, Li'er akan segera bersiap." jawab Lixue sambil memberikan sebuah penghormatan kepada ayahnya, dia lalu segera pergi masuk kedalam kediamanya untuk menyiapkan segala kebutuhan.

Di sisilain..

Persahabatan antara Bing Ma dengan Chyou chen semakin dekat. Mereka berdua terus saling bercerita dengan pengalaman masing-masing. 

"Tuan? Apa Tuan tidak aneh berbicara dengan ku seperti ini?" tanya Bing Ma karena sikap Chyou chen terlalu mudah bersahabat dengan orang biasanya seperti dirinya.

Setiap orang yang memiliki gelar sebagai pendekar bela diri, akan bersikap angkuh kepada orang biasa pada umumnya. Karena mereka selalu akan merasa derajat meraka itu berbeda. Hidup dimana siapa yang kuat akan berkuasa, membuat setiap orang akan membanggakan dirinya masing-masing. Jadi wajar saja jika Bing Ma merasa aneh dengan sikap Chyou chen.

Chyou chen yang bahkan membuat tetua sekte teratai salju menghormatinya. Membuat Bing Ma, takut jika dia sesekali akan salah mengucap atau berkata kepada Chyou chen.

"Ayolah! Aku ini sama manusia seperti mu, kenapa juga kita harus membeda-bedakan orang. Aku bukan seorang pendekar yang hebat seperti Tetua Fang." jawab Chyou chen santai.

Sing Wo lalu tiba-tiba masuk, membuat Bing Ma panik dan bingung harus berbuat apa.

"Tuan Chyou chen, Tetua Fang memberikan pesan kepadamu! Untuk segera bersiap-siap. Saudara Ma segera siapkan empat kuda, untuk perjalanan." seru Sing wo.

"Kenapa memakai kuda? Bukanya kita akan melalui jalur sungai dulu?" tanya Chyou chen kebingungan.

"Tidak, itu akan memakan sedikit banyak waktu. Kita akan berjalan melewati bukit kesedihan." imbuh Sing wo.

"Oh, baiklah. Terimakasih atas semua informasinya." jawab Chyou chen, yang kemudian Sing wo pergi meninggalkan mereka.

"Tuan Chen, sebaiknya anda segera bersiap. Aku akan menyiapkan kuda untuk perjalanan kalian." ungkap Bing Ma yang segera menyiapkan kuda untuk di pakai.

"Baiklah saudara Ma, aku akan bersiap-siap,"

-

Lixue, Sing wo, dan guru besar Xiao Wu sudah menaiki kuda mereka masing masing. Mereka menunggu pengarah jalan mereka yaitu Chyou chen, yang masih berbincang dengan Fang Xue.

"Kami akan memberikan hadiahnya, setelah mereka semua sampai di sekte Kunlun! Jadi, kami mohon untuk pengertianya Tuan Chen." tegur Fang Xue mengingingatkan.

"Baiklah Tetua Fang, saya menyetujui saran anda. Tolong, berikan setengah imbalanku untuk saudara Ma." bisik Chyou chen kepada Fang xue.

Dalam hati, Fang xue merasa heran dengan sikap yang di tunjukan Chyou Chen. Namun, dia memilih diam dan mengiyakan apa yang di inginkan Chyou Chen itu mungkin akan berbahaya baginya jika terlalu di pikirkan.

Setelah itu, rombongan yang di pimpin oleh guru Xiao ini. Segera pergi meninggalkan saudara dan teman mereka menuju Sekte Kunlun.

Di tengah-tengah perjalanan. Chyou chen, terus bernyanyi dengan suara buruknya, dia tidak memikirkan perasaan orang-orang di sekelilinya. Dia dengan cuek terus bernyanyi sambil mengendarai kuda yang telah di berikan sekte teratai salju kepadanya.

Lixue, bersikap seperti biasa. Dia hanya diam dan fokus dengan menatap ke arah jalan. Namun, wajah jengkel tentu saja di tunjukan Sing Wo dan guru Xiao Wu. Mereka berdua merasa terganggu dengan suara parau yang di keluarkan Chyou chen.

'Dasar! Apa dia tidak merasa malu dengan suaranya yang buruk ini.' batin Sing wo yang sedikit kesal sambil menutupi kedua telinganya.

"Hey, Tuan pencuri! Apakah kau tidak bisa hanya duduk diam saja dan terus kendarakan kudamu dengan baik?" cletuk Guru Xiao Wu karena kesal.

"Oh.. Apa suara emasku mengganggu perjalanan mu guru xiao?" jawab Chyou chen enteng.

"Suara emas endasmu! Justru aku akan berterima kasih jika kau tetap diam di atas kudamu." tambah guru Xiao dengan kesal.

"Oh baiklah.. Jika itu yang kau mau guru Xiao." Chyou chen langsung diam, dan suasana menyadi kembali nyaman.

Seketika, senyuman Lixue terbentuk di balik cadar putihnya. Sikap aneh yang di tunjukan Chyou chen kepada semua orang cukup. membuatnya sedikit terhibur.

"Nona! Apakah kau sebelumnya pernah melihat orang terbunuh di depan mata kepalamu sendiri?" tanya Chyou chen tiba-tiba.

Tentu saja wajah kurang suka di tunjukan langsung oleh guru Xiao Wu dan Sing wo. Namun, Lixue tidak mengubris pertanyaan Chyou chen dan malah membalasnya dengan hanya diam.

'Memang sikap Nona muda selalu luar biasa.' batin Guru Xiao Wu ikut bangga.

Chyou chen menoleh kebelakang sambil menatap ke arah Lixue, tidak ada ekspresi lain dan Lixue hanya tetap diam. "Oh baiklah, maafkan aku jika banyak bicara," seru Chyou chen dengan sedikit kekecewaan di hatinya.

'Bukanya aku tidak mau menjawab, namun tragedi menyedihkan itu. Harus hilang dari ingatanku dan aku harus berubah menjadi lebjh kuat.' batin Lixue.

Setelah satu hari penuh mereka berjalan, mereka memilih untuk beristirahat karena akan sangat berbahaya jika mereka terus melanjutkan perjalanan mereka. Untung saja mereka menemukan sebuah gua di bawah sebuah bukit yang mereka lewati.

Sing wo sibuk membuat sebuah api unggun untuk menerangi dan menghangat kan mereka nanti di dalam gua. Di sisi lain, Guru Xiao beserta Lixue memilih langsung beristirahat dengan duduk bersila dan berkonsentrasi mengumpulkan tenaga dalam mereka. 

Cyou chen yang cuek memilih mengurus kuda-kuda saja. Dengan memberikan kuda-kuda tersebut rumput yang memang sudah di bawa dan di siapkan Chyou chen sebelum mereka memulai perjalanan.

"Makanlah yang banyak yah." seru Cyou chen sambil memperhatikan kuda-kuda yang tengah memakan rumput yang di sediakanya.

"Besok akan menjadi awal perjalanan sesungguhnya." gumam chyou chen dengan wajah yang serius.

Setelah mereka melewati bukit kesedihan, mereka akan masuk ke dalam hutan kematian. Chyou chen sebenarnya tidak mau melewati jalur perjalanan ini, namun karena orang-orang dari sekte teratai salju tidak memberikanya sebuah pilihan lagi kepadanya.

Jadi, dia lebih memilih untuk menurut saja. Konon di hutan kematian ini, terdapat sebuah cerita yang katanya di dalam hutan ini, terdapat para iblis yang menyerupai manusia, iblis-iblis ini bahkan di katakan sangat ahli dalam berpedang Chyou chen bahkan sudah pernah membuktikanya sendiri dan melihatnya langsung. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hardian Ardi
belum bisa saya mengerti ceritanya
goodnovel comment avatar
Naffy
ceritanya gk jelas, gak tau salahnya apa tiba tiba di tangkap, siksa 1 bulan, terus bebas dgn kesepakatan yg sebelumnya blm pernah di tawarkan, aneh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh Satu - Rumput Sihir

    Di depan sebuah bangunan besar, seorang kakek di usir oleh salah satu orang dari bangunan terbesar di kota bulu perak ini. Semua orang yang tidak sengaja melihat dan lewat, terkejut karena pemuda dari bangunan besar itu mengusir kakek tersebut dengan cara tak bermoral serta memakinya dengan keras.Saat Chyou Chen tengah santai berjalan-jalan karena kerumunan di depan jalanya, ia menjadi penasaran dan mendekat ke arah kerumunan itu, di dalam benaknya ia sangat bertanya-tanya apa yang tengah terjadi.“Dasar kakek tidak tahu malu, mau menjual rumput biasa ke rumah Bulan perak.”“Iya, mungkin karena kemiskinannya dia jadi nekat dan gila,” kerumunan orang-orang ini saling berbisik antara satu dengan yang lain, sehingga Chyou Chen akhirnya dapat menebak situasi apa yang tengah terjadi.Dia menerobos paksa untuk masuk ke dalam kerumunan itu, Chyou Chen terkejut dengan sebuah rumput yang mirip tanaman bulu kucing. Namun ia dapat melihat keunikan dari tanaman yang di pegang

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh - Zen

    Gadis pelayan itu bermarga Yu, dia bernama Yu Ling. Lixue mengajak Yu Ling untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran saat ini.“Ada apa Nona? Kenapa Nona memanggil saya ke tempat seperti ini, jika mau berbincang. Kita bisa berbincang di dalam saja,” seru Yu Ling sambil menawarkan Lixue ke dalam ruangannya.“Tidak, aku hanya ingin menanyakanmu hal kecil saja. Memangnya laki-laki yang mirip dengan rekanku tadi sepenting apa bagi kota ini?” Lixue langsung bertanya tanpa basa basi.“Apa Anda hanya menanyakan hal ini?” Tanya lagi Yu Ling yang cukup antusias mendengar pertanyaan Lixue.“Aku hanya menanyakan hal ini saja.”Yu Ling mulai bercerita, jika dulu ada seorang pemuda yang aneh, telah mengubah kota yang dulunya sepi menjadi ramai dan padat seperti sekarang. Kota bulu permata, namanya sangat asing karena kota ini didirikan oleh para tentara-tentara kerajaan yang kabur dari misi mereka, semua ini agar mereka tetap bisa tinggal bersama keluarga kecil mereka m

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Sembilan Belas - Sikap yang Aneh

    Masa Xiao Wu kecil..“Kek.. Kakek! Wu’er mau jadi pendekar hebat suatu saat nanti. Apa kakek tahu caranya.”Pria sepuh yang di panggil kakek itu tersenyum lembut, dia mengelus kepala Xiao Wu dengan menumpahkan kasih sayangnya.“Wu’er suatu saat, jika kamu bertemu dengan pendekar hebat seperti itu. Patuhlah padanya, seperti kamu patuh kepada raja atau orang tuamu.”“Kenapa harus seperti itu kek?”“Karena jika mereka ingin menghancurkan suatu negeri. Mereka akan sangat mudah untuk melakukannya.”Kembali ke masa sekarang.Saat keempatnya beristirahat di dekat sungai, Xiao Wu terlihat tengah melamun sambil memperhatikan air sungai yang mengalir. Sing Wo mendekatinya sambil sesekali bertanya kepada pria yang sudah sepuh itu.“Guru! Kenapa kau sejak tadi melamun.”“Aku memikirkan kisah yang pernah kakekku ceritakan. Saat aku kecil, kakekku pernah bercerita tentang seb

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Delapan Belas - Sergapan dua

    Saat ular raksasa dengan duri-duri raksasa mengeram keras ke arah Chyou Chen, Chyou Chen dengan tatapan datar langsung memberinya sebuah tebasan cepat dan anehnya mampu membuat ular raksasa itu hancur menjadi percikan darah. Wajah Lixue dan Sing Wo sampai ternganga, keduanya sampai mengusap-usap kasar kedua matanya.‘Hanya mengibaskan satu tangan kosongnya, Monster sebesar itu langsung berubah menjadi percikan darah!’ dari arah belakang Lixue dan Sing Wo, keduanya di kejutkan dengan serangan tiba-tiba, oleh dua pendekar yang berpakaian sama dengan pendekar yang menyerang Xiao Wu.Si pendekar bayangan yang sedikit mengalihkan pandangnya dari Xiao Wu, karena terkejut menyaksikan ular raksasa tunggangannya hancur. Dia terkena serangan tapak es milik Xiao Wu sampai muntah darah, itu di jadikan kesempatan emas bagi Xiao Wu sehingga si kakek tua itu berhasil melukainya dengan sangat parah.Kedua rekannya juga berhasil di lukai Xiao Wu dengan tebasan pedangnya, “Jurus pedang badai

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tujuh Belas - Sergapan

    “Bagaimana kau bisa langsung sadar?” Tanya Chyou Chen sedikit penasaran.“Sejak dulu aku sangat peka dengan kebiasaan orang lain, dari suara meskipun ia mencoba mengubahnya berbeda mungkin. Jika aku pernah mendengar suaranya, maka aku langsung bisa akan menebak dia.”Chyou Chen terdiam seketika, dia menatap gadis di depanya itu dari bawah sampai atas. Dengan wajah yang sangat malu, Bing Hua merasa tubuhnya tengah di telanjangi oleh Chyou Chen. “Jangan terus menatap tubuhku.” Wajahnya sangat memerah. Ini hal pertama baginya, di tatap seorang pria akan sememalukan ini.Saat Chyou Chen hendak mengatakan sesuatu, seorang gadis tiba-tiba memanggil namanya. “Tuan Chyou Chen! Sebaiknya Anda segera bersiap-siap, kita akan segera pergi. Dasar kucing garong,” setelah berbicara, Lixue langsung membuang wajah kesalnya yang tertutup oleh cadar.“Nona, kami baru saja berbicara beberapa kata. Apa sedari kecil, Anda tidak di ajari orang tua Anda untuk tidak mengganggu pembicaraan orang

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Enam Belas - Bing Ruyu

    “Hentikan!” suara besar tanpa rupa mengejutkan setiap orang yang tengah melempari Li Tian dengan batu. Aura mencekam mulai terasa saat sebuah awan dari langit turun.“Awan apa itu?” semua orang bertanya-tanya, kecuali para Master yang ada di situ. Menurut Xiao Wu dan Bing Hua, trik seperti itu sangat sederhana bagi mereka.Tapi untuk kebanyakan orang yang hadir di tempat ini, itu merupakan hal yang jarang, bisa mereka lihat setiap saat. Seorang pria sepuh dengan pakaian serba putih mulai terlihat dan menampakkan diri. “Dia merupakan murid penting di Sekte kami, siapa yang sudah sangat berani melukainya. Maka ia akan berhadapan denganku,” kata-kata si tua sepuh itu membuat Chyou Chen tertarik namun di hentikan oleh Xiao Wu.“Master, biarkan Master Bing yang menyelesaikan masalah ini.” Sambil menunjuk Bing Hua yang langsung turun menghadap pria sepuh itu.“Master Ma! Muridmu berlaku curang di acara ini, kalau kau membelannya berarti kau akan berhadapan denganku

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Lima Belas - Alkemis palsu

    Kakek Long dan cucunya berjalan dengan terburu-buru. Dari malam hari, Kakek Long sulit sekali tidur karena menunggu momen langka ini.‘Semoga saja Master Bing akan menyukai hadiah ini,’ batin Kakek Long dengan senyum bahagianya. Coucou sebagai pemandu arah pun sudah tidak sabar, dengan hadiah yang di janjikan kakek kepadanya.“Coucou, kalo besok kita menang. Hadiah itu buat biaya Coucou nanti sekolah.” Kata-kata itu sudah membuatnya tidak sabar, menunggu pengumuman kemenangan mereka.“Kek! Kita sudah sampai gerbang.” Gerbang aula obat memiliki tinggi delapan meter, gerbang itu berhias dua ekor naga dengan bola api di depan kedua patung naga itu. Berkolaborasi dengan warna merah yang dapat membuat orang yang melihatnya akan terkesima dengan keindahan gapura gerbang tersebut.Keduanya di hadang oleh salah satu penjaga di sana. “Tunggu kakek Long, aula ini boleh di masuki. Hanya untuk Alkemis yang akan ikut partisipasi acara

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Empat Belas - Duel Kedua

    Selesai mengantar neneknya yang masih histeris, karena kekalahan perdananya. Bing An dan adiknya meninggalkan Neneknya untuk segera istirahat di dalam kamar, masing-masing. Di kamar wanita tua itu masih terbayang detik-detik beradu pedang dengan Chyou Chen.“Mata itu! Begitu mengintimidasi.” Dia masih ingat dengan tatapan, Chyou Chen yang begitu tajam. “Hanya dengan melihat tatapannya saja, aku seperti di tekan olehnya,” Bing Hua terus bergumam di dalam kamarnya.Tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang, yang menunggunya di sebuah tempat, dengan jarak yang begitu jauh dari kota. “Aura ini, apakah Xiao Wu masih penasaran denganku. Setelah ia mempermalukan aku di hadapan banyak orang. Aku akan menghancurkannya.”Bing Hua segera keluar dari jendela, untuk pergi ke arah seseorang yang menekannya dari jarak yang lumayan jauh tersebut. Saat ia sampai, ternyata di sana Cuma ada Chyou Chen yang berdiri di tengah lapangan sendiri.“Master Bing! Kau mungkin masih penasaran denga

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tiga Belas - Beradu Pedang

    “Master! Malam nanti, kita akan menghadiri undangan jamuan makan dari Master Bing. Apakah Master akan ikut?” entah kenapa kehadiran Chyou Chen di jamuan makan ini, sangat ia harapkan.Tatapan mata Bing Hua di pertemuan awal mereka, membuat Xiao Wu menggigil ketakutan bahkan sampai sekarang. Hanya dengan sebuah tatapan saja, puluhan lingkaran tenaga dalamnya hancur dalam sekejap. Jika ia mengukur kekuatan para Master yang telah mendapatkan gelar di dunia persilatan sampai saat ini.Kekuatan dua puluh Master yang menghilang ini, mungkin sudah bukan lagi ancaman bagi Bing Hua sekarang. ‘Master Hua, mungkin sudah jauh di atas Zou Fan sekalipun,’ Xiao Wu seakan menyesali setiap detik di kehidupannya yang telah ia lalui. Dia sadar jika selama hidupnya di buat untuk bersantai saja, namun itu semua karena usia lanjutnya.“Guru Xiao Wu, aku jelas akan ikut kalian ke mana pun. Karena tugasku untuk mengantar kalian belum selesai,” ucapan Chyou Chen begitu membuat pikiran X

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status