Kesadaran Chyou Chen mulai kembali sedikit demi sedikit, Chyou Chen terkejut karena seluruh tubuhnya telah terikat kuat. Tubuhnya di ikat dan di gantungkan di sebuah kayu pondasi di dalam kandang kuda. "Mereka terlalu kejam untuk menghukum ku," grutu Chyou Chen sambil menggerakan sedikit tubuhnya yang terkunci, untuk mencari sebuah celah agar bisa kabur.
'Ikatanya terlalu kuat, sial!' batin Chyou Chen dengan wajah kesal.
"Itu akan percuma kalau kau ingin kabur sekarang." seru seorang pemuda sambil mengelus-elus tubuh kuda yang tengah makan rumput di depanya. Chyou Chen menoleh ke arah sumber suara tadi. "Apa kau di tugaskan untuk menjaga ku?" tanya Chyou Chen penasaran.
"Maaf kan aku jika aku akan mengecewakan mu, aku tidak sedang mengawasi mu atau menjaga mu Tuan. Tugasku memang di kandang kuda ini!" jawab lelaki itu santai.
Chyou Chen, memperhatikanya cukup lama dan dalam. Dia mencoba menilainya menggunakan pengalaman yang dia punya, pemuda itu pun sadar, jika Chyou Chen tengah memperhatikanya dengan serius. "Tuan aku permisi." imbuh pemuda itu sambil berusaha pergi meninggal kan Chyou Chen.
"Tunggu! Apakah kau sadar jika aku sedari tadi memperhatikan mu. Bukanya aku waspada terhadap dirimu, tapi bisa kah kau menolong ku? Aku lapar dan ingin makan," setelah berkata demikian, perut Chyou Chen langsung berbunyi cukup keras.
"Maaf kan aku." imbuh Chyou Chen dengan wajah malu.
"Maaf tuan, aku belum di perintah oleh master atau pendekar lainya untuk memberi mu makan!" jawab pemuda itu dengan air wajah yang merasa sedikit bersalah.
"Oh baiklah.. Apa kau sudah lama membantu Sekte ini?" tanya Chyou Chen sambil sengaja memutar-mutarkan tubuhnya yang tergantung.
"Sebaiknya percakapan kita sudahi sampai di sini tuan." ucap pemuda itu sambil berlalu dari tempatnya berdiri.
"Wah.. Sekte ini ketat juga yah! Sampe-sampe pelayan mereka tidak di bolehkan berbicara dengan ku sedikitpun." seru Chyou Chen, sambil melirikan kedua matanya ke titik-titik sudut tempat itu. Dia menyadari keberadaan beberapa pendekar yang megawasinya.
Chyou Chen menyadari keberadaan mereka, dari raut wajah pemuda yang menjaga tempat ini tadi. 'Mereka terlalu berhati-hati. Tapi, baguslah.' batin Chyou Chen kembali.
Karena perut yang sudah kosong dan posisi kepalanya yang berada di bawah, Chyou Chen merasakan pusing dan mual yang semakin lama di rasanya semakin menyebalkan. "Aku lebih baik tak sadarkan diri lagi," bisik Chyou Chen kepada dirinya sendiri.
Di ruangan aula sekte, seluruh tetua serta pemimpin sekte berkumpul dan duduk berbaris dengan rapih. Di hadapan mereka terlihat, seorang pria paruh baya dengan aura kewibawaan yang sangat tinggi, dia adalah Fang Xue pemimpin sekte generasi kedua dari Sekte Teratai Salju. Dia tengah berdiri sambil menjaga seorang pria tua yang sangat sepuh di sampingnya.
Pria tua sepuh itu bernama Lin Xue, dia pendiri serta pemimpin pertama Sekte Teratai Salju. Dia salah satu pendekar yang paling hebat di daratan Utara, dan dia adalah satu-satunya pendiri pertama Sekte yang mampu hidup ratusan tahun. Pencapaianya dalam dunia rimba persilatan sangatlah hebat dan dia masih di takuti dan di akui kehebatanya oleh setiap sekte yang mengenal namanya.
Nama Sekte ini sampai-sampai, di juluki Sekte Kuno yang melegenda bagi setiap orang, karena nama tetua pertama mereka dan lokasi tempat sekte mereka yang sangat sulit di temui. Semua orang berpikir Sekte Teratai Salju ini hanya sebuah mitos dan legenda saja. Bagaimana tidak! Sekte ini sangatlah sulit untuk di cari, untuk bisa sampai ke Sekte ini. Mereka harus berlayar dengan mengikuti arah arus sungai yang sangat kuat. Mereka akan sampai di sebuah sungai yang berada di tengah-tengah himpitan gunung es yang tinggi. Suhu dingin dari gunung itu mampu membekukan semua darah yang ada di tubuh manusia biasa, suhu di kota Salju ini bahkan bagaikan sebuah neraka jika di masuki oleh orang normal pada umumnya, setiap orang yang hidup di Kota Salju ini pasti merupakan seorang pendekar yang sangat hebat, karena untuk melawan suhu dingin yang sangat dasyat, mereka harus mengontrol energi Qi di tubuh mereka agar menjaga tubuh tidak beku. Setiap orang harus mampu mengendalikan tenaga dalam mereka, karena hidup di sini harus membutuhkan energi Qi murni untuk menghangatkan tubuh mereka.
Berita kemunculan seorang pria asing di kota mereka, membuat tiap tetua dan pemimpin Sekte yakin! Jika Chyou Chen adalah si pencuri yang di juluki si kaki kilat. Si kaki kilat sangatlah di cari dan di buru oleh setiap orang di dunia, julukanya serta kehebatanya bahkan sampai terdengar di kota Salju yang sangat jauh dari orang-orang pada umumnya.
Di butuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa masuk ke kota salju ini. Apalagi satu satunya jalur mereka untuk masuk sangatlah sulit di lalui. Tapi, nama Chyou Chen ini dengan mudah mampu memasuki kota neraka ini.
"Panggilkan dia." seru pria sepuh tersebut dengan susah payah dan lemah.
Dua orang pria membopong tubuh Chyou Chen yang sedang tak sadarkan diri. Chyou Chen lalu tiba-tiba langsung di lempar ke lantai di aula tersebut, dan itu membuatnya segera sadar kembali dari tidurnya. "Sial untuk menahan lapar ini saja! Ini sudah sangat sulit, seenaknya saja kalian melempar tubuh ku ke lantai," grutu Chyou chen tidak terima.
Semua mata langsung tertuju pada Chou Chen, "Pendekar, meski pendekar memiliki nasalah dengan semua orang di dunia ini! Kami sebenarnya tidak mau tahu dan tidak mau ikut campur kedalamnya," sebut Fang Xue dengan nada tegas.
'Dia bukan pendekar biasa, apa indraku sudah menumpul sampai-sampai aku tidak bisa merasakan Qi miliknya,' batin Lin Xue sambil menatap fokus ke arah tubuh Chyou Chen.
Chyou Chen hanya bisa terdiam di lantai karena tubuhnya telah di lilit oleh tali yang mengunci pergerakanya, dia tidak mau menjawab pernyataan kecil dari Fang Xue. Lin Xue memandangi sosok yang terbujur kaku di hadapanya dengan tajam, dia merasa tersinggung karena pertanyaan anaknya yang secara langsung juga mewakilinya tidak di gubris. Sontak tanpa di sadari oleh semua orang, kakek tua tersebut mengeluarkan Tenaga dalamnya, auranya merembes keluar dari tubuhnya dan itu membuat semua orang di ruangan aula bisa merasakannya sehebat apa dirinya.
'Benar-benar Qi yang luar biasa.' batin semua orang dalam hati.
"Tetua agung tenanglah," seru Fang Xue sambil menepuk lembut pundak orang tuanya tersebut. Lin Xue sadar jika dirinya melebihi batas dari sikap biasanya. Qi yang di keluarkan Lin Xue kembali di masukan lagi, perasaan lega dari setiap orang terpancar dari raut wajah mereka yang kembali tenang.
"Pendekar, jadi kau mau membantu kami?" tanya lagi Fang Xue dengan tegas.
"Kelihatanya menarik!" jawab sepeleh Chyou Chen meski dalam keadaan yang terikat.
'Apa benar dia si kaki kilat, tidak kah. Dia mengkhawatirkan nasibnya setelah merasakan aura tadi! Apa dia bermaksud menantang tetua agung,' hampir semua orang membatin sama.
Lin Xue tersenyum seram sambil membelalakan matanya yang tertutup oleh alizs putih tebal miliknya, dia berjalan perlahan ke depan menuju ke arah Chyou Chen yang masih terbaring di lantai.
"Kakek hentikan." suara lembut mengejutkan Chyou Chen dan seluruh orang yang ada di dalam aula tersebut, sedari tadi Chyou Chen yang hanya bisa berbaring sambil menertawai perubahan sikap kakek tua itu akibat provokasinya.
Tiba-tiba air wajahnya berubah serius. 'Mati aku.' batin Chyou Chen sambil menatap lemas pandangan Lixue yang saat ini tengah menatapnya dengan dingin dan tajam. Sorot mata Lixue seakan sebuah bola sinar yang terang dan menunjukan jika ia ingin mencincang habis tubuh Chyou Chen tanpa tersisa.
Di depan sebuah bangunan besar, seorang kakek di usir oleh salah satu orang dari bangunan terbesar di kota bulu perak ini. Semua orang yang tidak sengaja melihat dan lewat, terkejut karena pemuda dari bangunan besar itu mengusir kakek tersebut dengan cara tak bermoral serta memakinya dengan keras.Saat Chyou Chen tengah santai berjalan-jalan karena kerumunan di depan jalanya, ia menjadi penasaran dan mendekat ke arah kerumunan itu, di dalam benaknya ia sangat bertanya-tanya apa yang tengah terjadi.“Dasar kakek tidak tahu malu, mau menjual rumput biasa ke rumah Bulan perak.”“Iya, mungkin karena kemiskinannya dia jadi nekat dan gila,” kerumunan orang-orang ini saling berbisik antara satu dengan yang lain, sehingga Chyou Chen akhirnya dapat menebak situasi apa yang tengah terjadi.Dia menerobos paksa untuk masuk ke dalam kerumunan itu, Chyou Chen terkejut dengan sebuah rumput yang mirip tanaman bulu kucing. Namun ia dapat melihat keunikan dari tanaman yang di pegang
Gadis pelayan itu bermarga Yu, dia bernama Yu Ling. Lixue mengajak Yu Ling untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran saat ini.“Ada apa Nona? Kenapa Nona memanggil saya ke tempat seperti ini, jika mau berbincang. Kita bisa berbincang di dalam saja,” seru Yu Ling sambil menawarkan Lixue ke dalam ruangannya.“Tidak, aku hanya ingin menanyakanmu hal kecil saja. Memangnya laki-laki yang mirip dengan rekanku tadi sepenting apa bagi kota ini?” Lixue langsung bertanya tanpa basa basi.“Apa Anda hanya menanyakan hal ini?” Tanya lagi Yu Ling yang cukup antusias mendengar pertanyaan Lixue.“Aku hanya menanyakan hal ini saja.”Yu Ling mulai bercerita, jika dulu ada seorang pemuda yang aneh, telah mengubah kota yang dulunya sepi menjadi ramai dan padat seperti sekarang. Kota bulu permata, namanya sangat asing karena kota ini didirikan oleh para tentara-tentara kerajaan yang kabur dari misi mereka, semua ini agar mereka tetap bisa tinggal bersama keluarga kecil mereka m
Masa Xiao Wu kecil..“Kek.. Kakek! Wu’er mau jadi pendekar hebat suatu saat nanti. Apa kakek tahu caranya.”Pria sepuh yang di panggil kakek itu tersenyum lembut, dia mengelus kepala Xiao Wu dengan menumpahkan kasih sayangnya.“Wu’er suatu saat, jika kamu bertemu dengan pendekar hebat seperti itu. Patuhlah padanya, seperti kamu patuh kepada raja atau orang tuamu.”“Kenapa harus seperti itu kek?”“Karena jika mereka ingin menghancurkan suatu negeri. Mereka akan sangat mudah untuk melakukannya.”Kembali ke masa sekarang.Saat keempatnya beristirahat di dekat sungai, Xiao Wu terlihat tengah melamun sambil memperhatikan air sungai yang mengalir. Sing Wo mendekatinya sambil sesekali bertanya kepada pria yang sudah sepuh itu.“Guru! Kenapa kau sejak tadi melamun.”“Aku memikirkan kisah yang pernah kakekku ceritakan. Saat aku kecil, kakekku pernah bercerita tentang seb
Saat ular raksasa dengan duri-duri raksasa mengeram keras ke arah Chyou Chen, Chyou Chen dengan tatapan datar langsung memberinya sebuah tebasan cepat dan anehnya mampu membuat ular raksasa itu hancur menjadi percikan darah. Wajah Lixue dan Sing Wo sampai ternganga, keduanya sampai mengusap-usap kasar kedua matanya.‘Hanya mengibaskan satu tangan kosongnya, Monster sebesar itu langsung berubah menjadi percikan darah!’ dari arah belakang Lixue dan Sing Wo, keduanya di kejutkan dengan serangan tiba-tiba, oleh dua pendekar yang berpakaian sama dengan pendekar yang menyerang Xiao Wu.Si pendekar bayangan yang sedikit mengalihkan pandangnya dari Xiao Wu, karena terkejut menyaksikan ular raksasa tunggangannya hancur. Dia terkena serangan tapak es milik Xiao Wu sampai muntah darah, itu di jadikan kesempatan emas bagi Xiao Wu sehingga si kakek tua itu berhasil melukainya dengan sangat parah.Kedua rekannya juga berhasil di lukai Xiao Wu dengan tebasan pedangnya, “Jurus pedang badai
“Bagaimana kau bisa langsung sadar?” Tanya Chyou Chen sedikit penasaran.“Sejak dulu aku sangat peka dengan kebiasaan orang lain, dari suara meskipun ia mencoba mengubahnya berbeda mungkin. Jika aku pernah mendengar suaranya, maka aku langsung bisa akan menebak dia.”Chyou Chen terdiam seketika, dia menatap gadis di depanya itu dari bawah sampai atas. Dengan wajah yang sangat malu, Bing Hua merasa tubuhnya tengah di telanjangi oleh Chyou Chen. “Jangan terus menatap tubuhku.” Wajahnya sangat memerah. Ini hal pertama baginya, di tatap seorang pria akan sememalukan ini.Saat Chyou Chen hendak mengatakan sesuatu, seorang gadis tiba-tiba memanggil namanya. “Tuan Chyou Chen! Sebaiknya Anda segera bersiap-siap, kita akan segera pergi. Dasar kucing garong,” setelah berbicara, Lixue langsung membuang wajah kesalnya yang tertutup oleh cadar.“Nona, kami baru saja berbicara beberapa kata. Apa sedari kecil, Anda tidak di ajari orang tua Anda untuk tidak mengganggu pembicaraan orang
“Hentikan!” suara besar tanpa rupa mengejutkan setiap orang yang tengah melempari Li Tian dengan batu. Aura mencekam mulai terasa saat sebuah awan dari langit turun.“Awan apa itu?” semua orang bertanya-tanya, kecuali para Master yang ada di situ. Menurut Xiao Wu dan Bing Hua, trik seperti itu sangat sederhana bagi mereka.Tapi untuk kebanyakan orang yang hadir di tempat ini, itu merupakan hal yang jarang, bisa mereka lihat setiap saat. Seorang pria sepuh dengan pakaian serba putih mulai terlihat dan menampakkan diri. “Dia merupakan murid penting di Sekte kami, siapa yang sudah sangat berani melukainya. Maka ia akan berhadapan denganku,” kata-kata si tua sepuh itu membuat Chyou Chen tertarik namun di hentikan oleh Xiao Wu.“Master, biarkan Master Bing yang menyelesaikan masalah ini.” Sambil menunjuk Bing Hua yang langsung turun menghadap pria sepuh itu.“Master Ma! Muridmu berlaku curang di acara ini, kalau kau membelannya berarti kau akan berhadapan denganku