Share

Bab Empat - Hutan Kematian

Di pagi hari sebuah badai menggiring rombongan berkuda ini, untuk melajukan kuda mereka agar lebih cepat berjalan menuju ke arah hutan yang ada di sebelahnya. Di atas kudanya yang berpacu dengan cepat, wajah Chyou chen sedari tadi terlipat karena dia tengah larut dalam pirikanya.

"Guru Xiao Wu, akan lebih baik kita memutar saja dan melewati jalur air." saran Chyou chen kepada pemimpin rombongan.

"Bukanya jalur ini, memungkinkan kita untuk lebih cepat sampai di sekte kunlun? Dan sekarang akan membuang banyak waktu, jika kita putar balik." terang guru Xiao Wu.

"Apakah kau pernah mendengar kabar tentang hutan kematian ini?" tambah Chyou chen dengan wajah serius.

"Hahahah.. Jadi si pencuri hebat ternyata takut dengan isu para iblis yang bersemayam di dalamnya! Aku pernah melewati hutan ini, dan aku tidak menemukan apapun di sana." ungkap guru Xiao Wu dengan wajah sedikit merendahkan.

Chyou chen kehabisan kata-katanya, dia akhirnya memilih diam dan mengikuti rombongan ini masuk kedalam hutan dia hanya akan ikut apa yang di inginkan rombongan ini saja. Lixue sedari tadi hanya duduk diam dan tenang di atas kudanya. Sedangkan Sing wo tengah terpukau akan ke unikan tumbuhan dan mahkluk hidup di dalamnya.

Banyak sekali tumbuhan berakar besar di hutan kematian ini, hal itu memaksa mereka untuk turun dari pundak kuda mereka masing-masing lalu menuntun kuda mereka sambil berjalan terus masuk ke hutan. Setelah berjalan cukup jauh masuk ke dalam hutan.

Mereka sampai di tempat yang di tumbuhi banyak pohon bambu di sana, tanah di tempat tersebut sangat berair dan di kelilingi oleh banyak kabut hijau yang pekat. Chyou chen beberapa kali, terus mendesah karena dia mencoba menenangkan pikiranya sendiri. 

Di tengah perjalanan mereka, tiba-tiba kuda yang di naiki Lixue berteriak dan sedikit memberontak kepada Lixue. Hal itu langsung di tanggulangi oleh Sing wo yang ada di sampingnya.

Sing wo dengan luwes langsung menenangkan kuda besar itu, namun karena ringikan kuda yang keras. Burung-burung yang bersembunyi di dedaunan pohon berterbangan ke sana kemari.

Kabut hijau semakin memekat, Chyou chen memfokuskan pandangan matanya ke depan. Dalam hitungan detik, tiba-tiba kabut pekat itu menghilang. 

Kemudian pandangan setiap orang akhirnya kembali normal sediakala dengan hilangnya kabut tersebut. Anehnya di depan mereka tiba-tiba muncul sebuah pohon besar yang berlubang besar di sana bahkan jika hewan seperti gajahpun bisa memasuki pohon besar tersebut.

Semua orang hampir terkejut bersamaan, saat munculnya pohon itu.

"Lebih baik, kita tetap berjalan saja." tegur Chyou chen karena merasakan hal buruk akan terjadi.

"Pohon ini menarik! Mungkin ada sebuah pusaka hebat di dalamnya." gumam guru Xiao Wu dengan raut wajah yang berbungah.

"Guru! Lebih baik kita lanjutkan saja perjalanan kita. Mari Nona Lixue mari Tuan Sing wo." setelah mengatakan hal itu. Anehnya tidak ada dari Lixue atau Sing wo yang mengubris ajakan Chyou chen.

Chyou chen melirik ke arah mereka bertiga, terkejutnya dia karena ekspresi ketiga orang tersebut. Terlihat sangat aneh, mata Lixue dan Sing wo fokus menatap sesuatu di hadapan mereka. Pandangan mereka seakan kosong saat ini.

"Sial.. Mereka terkena ilusi para iblis sialan di sini." gumam Chyou chen dengan wajah sedikit putus asa.

"Kau sebaiknya mengikuti mereka." sebuah kabut yang membentuk sebuah sosok yang menyeramkan, menghampiri Chyou chen dan membisikanya kata-kata tersebut.

Chyou chen yang paham siapa mereka, mengertakan giginya dengan keras. Dia kesal dan malas jika harus berurusan lagi dengan para iblis di hutan ini.

Flash back..

Saat Chyou chen masih berumur enam tahun, keluarga beserta teman-teman satu desanya di bantai dan di bunuh oleh para bandit kejam yang saat itu lewat ke desa mereka. Mereka tanpa sebab tiba-tiba membunuh para pria dewasa, anak gadis dan anak kecil di bawa dan di culik ada juga yang di per*osa di tempat, mereka merampas dan menjarah apapun yang berharga di sana.

Saat Chyou chen bersama para gadis dan anak kecil di bawa oleh para bandit kejam tersebut ke markas mereka. Saat anak-anak dan gadis-gadis itu di turunkan dari kereta kuda mereka. Chyou chen dengan berani melawan mereka dengan menusukan sebuah ranting kayu ke mata salah satu bandit tersebut.

Sontak saja hal itu membuat bandit yang lainya marah. Tetua bandit menyarankan anak buahnya untuk membuang Chyou chen kecil, di sungai yang memang sengaja di buat mereka dengan di isi ribuan buaya di sana.

Sang pemimpin bandit menyerahkan sebilah pisau kepada Chyou chen kecil. Ia lalu melempar Chyou Chen ke dalam kolam sambil tertawa dengan tergelak, Chyou chen langsung di buang dan membuat para buaya-buaya itu saling berebut untuk menerkam Chyou chen.

Semua bandit yang melihat hal itu tertawa kegirangan, tontonan ini menurut mereka sangatlah menarik. Namun berselang beberapa menit kemudian setelahnya, sungai itu di penuhi oleh bercak darah yang menyatu dengan air.

Buaya-buaya itu malah terapung satu persatu. Dan menyisakan Chyou chen yang langsung masih dengan kokoh di atas air, dia masih memegang erat pisau yang di gunakanya sebagai senjata untuk membunuh buaya-buaya tersebut.

Para bandit terkejut melihat hal ini, Tetua bandit mereka malah menjadi semakin senang, dia semakin penasaran dengan sosok anak yang mereka tidak ketahui itu adalah Chyou chen. Dia lalu kembali membawa Chou chen untuk masuk ke dalam ruang bawah tanah pribadinya. Disana terdapat sebuah kandang yang berisi tiga harimau yang kelaparan.

Saat pemimpin bandit menutup pintu kandang, suara dentingan pedang dari luar tempat persembunyianya terdengar nyaring sampai di tempat rahasia pemimpin bandit itu berada. Pemimpin bandit yang kemudian panik, segera mencabut pedangnya dari dalam sarung. Dia langsung berlari keluar untuk melihat ada apa yang terjadi.

Harimau yang berada di kandang itu langsung merayap perlahan ke arah Chyou chen. Terlihat beberapa kali Harimau-harimau ini menjilati mulutnya. sepertinya harimau-harimau itu sudah tidak sabar lagi ingin menerkam Chyou Chen. Satu harimau hitam besar, tiba-tiba melompat ke arah Cyou chen. 

Chyou chen yang sudah bersiap, berhasil menusuk mata harimau itu dan langsung menaiki tubuhnya. Dengan cepat ia lalu merobek leher harimau itu dan berakhir mati. Hal yang hampir sama Chyou chen lakukan kepada harimau-harimau yang lain.

Namun harimau terakhir, berhasil merobek kulit dan menerkam Chyou chen dengan sangat ganas. Tapi Chyou chen tidak langsung pasrah dan menyerah, dia yang masih bersenjatakan sebuah pisau kecil di tanganya sudah kembali bersiap.

Chyou chen kembali Meremas dan mencekik leher harimau terakhir sampai harimau ini tak berdaya lagi dan mati. Saat Chyou chen berhasil membunuh semua harimau yang berada satu kandang denganya.

Seorang pria yang sejak tadi melihat aksi Chyou chen dari awal sampai akhir, lalu bertepuk tangan dan tersenyum ke arah Chyou chen dengan sangat puas. Chyou chen menatapnya dengan tatapan waspadanys, dia sangat takut karena Chyou Chen berpikir pria ini juga termasuk anggota dari para bandit.

"Tenanglah anak kecil, semua bandit di sini! Sudah di bunuh oleh pendekar yang saat itu melewati desamu dan mengejar para bandit gunung ini melalui jejak kuda langkah kuda mereka." lalu pria itu membukakan kandang tersebut untuk Chyou chen.

Chyou chen tidak langsung percaya kepada ucapan pria asing tersebut, dia mencoba untuk keluar dan menyaksikan sendiri apa memang benar yang di katakan itu memang terjadi. Melihat mayat-mayat bandit yang berserakan di mana-mana. Mereka tergeletak kaku di setiap jalan, Chyou chen merasa sangat puas dan senang.

Namun dia sadar satu hal, ternyata dia telah di tinggal oleh teman-temanya saat mereka menyelamatkan diri masing-masing. Chyou chen menatap pria yang menolongnya dengan wajah banyak pertanyaan.

"Bagaimana tuan bisa menemukanku? Sedangkan teman-temanku saja tidak bisa menemukanku." tanya Chyou chen penasaran.

"Aku tadi hanya lewat, dan saat itu aku terkejut saat mengetahui banyak mayat yang berceceran di tanah. Saat aku memeriksa tempat ini lebih jauh, dari bawah aku seperti mendengar rauman harimau. Jadi aku masuk, namun aku terlambat. karena melihatmu sedang membunuh harimau itu."

Seru pria itu, sambil mengukir senyuman liciknya yang ia sembunyikan dari balik slayer yang iya gulung di lehernya. "Apa kau mau ikut dengan ku, aku adalah seorang dokter dan alkemis yang cukup terkenal." tawar pria itu kepada Chyou chen.

Chyou chen yang hanyalah, seorang anak kecil yang berumur enam tahun. Jelas saja sangat ketakuatan jika ia harus berjalan sendiri di dalam hutan. Dia lalu setuju dengan tawaran pria tersebut.

Sampai selang dua belas tahun berlalu, Chyou chen mengikuti pria ini. Dia di latih secara keras dan di ajari berbagai hal, dari ilmu menjadi seorang Alkemis dan ilmu berperang seperti seorang pembunuh yang sangat lihai.

Dia menjadi sangat hebat dan terlatih. Namun, selang beberapa tahun kemudian. Akhirnya Chyou chen mengetahui sebuah fakta, jika orang yang selama ini menolangnya dan bahkan ia sudah menganggap seperti ayah baginya.

Ternyata adalah seorang assasin dari kota gurun kematian. Dan yah! Dia merupakan keturunan legenda pendekar yang berhasil membunuh seekor naga yang merupakan perwujudan dari seorang raja.

Gurunya ini telah membantai dan membunuh satu keluarganya, karena telah di jebak oleh tetua di tempatnya tersebut.

Karena bakat yang luar biasa yang telah di perlihatkanya, membuat semua orang ketakutan dan akhirnya mereka menjebak Khalid. Khalid dia bernama Khalid putra generasi ke lima puluh pendekar pedang penyelamat dunia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status