Di pagi hari sebuah badai menggiring rombongan berkuda ini, untuk melajukan kuda mereka agar lebih cepat berjalan menuju ke arah hutan yang ada di sebelahnya. Di atas kudanya yang berpacu dengan cepat, wajah Chyou chen sedari tadi terlipat karena dia tengah larut dalam pirikanya.
"Guru Xiao Wu, akan lebih baik kita memutar saja dan melewati jalur air." saran Chyou chen kepada pemimpin rombongan.
"Bukanya jalur ini, memungkinkan kita untuk lebih cepat sampai di sekte kunlun? Dan sekarang akan membuang banyak waktu, jika kita putar balik." terang guru Xiao Wu.
"Apakah kau pernah mendengar kabar tentang hutan kematian ini?" tambah Chyou chen dengan wajah serius.
"Hahahah.. Jadi si pencuri hebat ternyata takut dengan isu para iblis yang bersemayam di dalamnya! Aku pernah melewati hutan ini, dan aku tidak menemukan apapun di sana." ungkap guru Xiao Wu dengan wajah sedikit merendahkan.
Chyou chen kehabisan kata-katanya, dia akhirnya memilih diam dan mengikuti rombongan ini masuk kedalam hutan dia hanya akan ikut apa yang di inginkan rombongan ini saja. Lixue sedari tadi hanya duduk diam dan tenang di atas kudanya. Sedangkan Sing wo tengah terpukau akan ke unikan tumbuhan dan mahkluk hidup di dalamnya.
Banyak sekali tumbuhan berakar besar di hutan kematian ini, hal itu memaksa mereka untuk turun dari pundak kuda mereka masing-masing lalu menuntun kuda mereka sambil berjalan terus masuk ke hutan. Setelah berjalan cukup jauh masuk ke dalam hutan.
Mereka sampai di tempat yang di tumbuhi banyak pohon bambu di sana, tanah di tempat tersebut sangat berair dan di kelilingi oleh banyak kabut hijau yang pekat. Chyou chen beberapa kali, terus mendesah karena dia mencoba menenangkan pikiranya sendiri.
Di tengah perjalanan mereka, tiba-tiba kuda yang di naiki Lixue berteriak dan sedikit memberontak kepada Lixue. Hal itu langsung di tanggulangi oleh Sing wo yang ada di sampingnya.
Sing wo dengan luwes langsung menenangkan kuda besar itu, namun karena ringikan kuda yang keras. Burung-burung yang bersembunyi di dedaunan pohon berterbangan ke sana kemari.
Kabut hijau semakin memekat, Chyou chen memfokuskan pandangan matanya ke depan. Dalam hitungan detik, tiba-tiba kabut pekat itu menghilang.
Kemudian pandangan setiap orang akhirnya kembali normal sediakala dengan hilangnya kabut tersebut. Anehnya di depan mereka tiba-tiba muncul sebuah pohon besar yang berlubang besar di sana bahkan jika hewan seperti gajahpun bisa memasuki pohon besar tersebut.
Semua orang hampir terkejut bersamaan, saat munculnya pohon itu.
"Lebih baik, kita tetap berjalan saja." tegur Chyou chen karena merasakan hal buruk akan terjadi.
"Pohon ini menarik! Mungkin ada sebuah pusaka hebat di dalamnya." gumam guru Xiao Wu dengan raut wajah yang berbungah.
"Guru! Lebih baik kita lanjutkan saja perjalanan kita. Mari Nona Lixue mari Tuan Sing wo." setelah mengatakan hal itu. Anehnya tidak ada dari Lixue atau Sing wo yang mengubris ajakan Chyou chen.
Chyou chen melirik ke arah mereka bertiga, terkejutnya dia karena ekspresi ketiga orang tersebut. Terlihat sangat aneh, mata Lixue dan Sing wo fokus menatap sesuatu di hadapan mereka. Pandangan mereka seakan kosong saat ini.
"Sial.. Mereka terkena ilusi para iblis sialan di sini." gumam Chyou chen dengan wajah sedikit putus asa.
"Kau sebaiknya mengikuti mereka." sebuah kabut yang membentuk sebuah sosok yang menyeramkan, menghampiri Chyou chen dan membisikanya kata-kata tersebut.
Chyou chen yang paham siapa mereka, mengertakan giginya dengan keras. Dia kesal dan malas jika harus berurusan lagi dengan para iblis di hutan ini.
Flash back..
Saat Chyou chen masih berumur enam tahun, keluarga beserta teman-teman satu desanya di bantai dan di bunuh oleh para bandit kejam yang saat itu lewat ke desa mereka. Mereka tanpa sebab tiba-tiba membunuh para pria dewasa, anak gadis dan anak kecil di bawa dan di culik ada juga yang di per*osa di tempat, mereka merampas dan menjarah apapun yang berharga di sana.
Saat Chyou chen bersama para gadis dan anak kecil di bawa oleh para bandit kejam tersebut ke markas mereka. Saat anak-anak dan gadis-gadis itu di turunkan dari kereta kuda mereka. Chyou chen dengan berani melawan mereka dengan menusukan sebuah ranting kayu ke mata salah satu bandit tersebut.
Sontak saja hal itu membuat bandit yang lainya marah. Tetua bandit menyarankan anak buahnya untuk membuang Chyou chen kecil, di sungai yang memang sengaja di buat mereka dengan di isi ribuan buaya di sana.
Sang pemimpin bandit menyerahkan sebilah pisau kepada Chyou chen kecil. Ia lalu melempar Chyou Chen ke dalam kolam sambil tertawa dengan tergelak, Chyou chen langsung di buang dan membuat para buaya-buaya itu saling berebut untuk menerkam Chyou chen.
Semua bandit yang melihat hal itu tertawa kegirangan, tontonan ini menurut mereka sangatlah menarik. Namun berselang beberapa menit kemudian setelahnya, sungai itu di penuhi oleh bercak darah yang menyatu dengan air.
Buaya-buaya itu malah terapung satu persatu. Dan menyisakan Chyou chen yang langsung masih dengan kokoh di atas air, dia masih memegang erat pisau yang di gunakanya sebagai senjata untuk membunuh buaya-buaya tersebut.
Para bandit terkejut melihat hal ini, Tetua bandit mereka malah menjadi semakin senang, dia semakin penasaran dengan sosok anak yang mereka tidak ketahui itu adalah Chyou chen. Dia lalu kembali membawa Chou chen untuk masuk ke dalam ruang bawah tanah pribadinya. Disana terdapat sebuah kandang yang berisi tiga harimau yang kelaparan.
Saat pemimpin bandit menutup pintu kandang, suara dentingan pedang dari luar tempat persembunyianya terdengar nyaring sampai di tempat rahasia pemimpin bandit itu berada. Pemimpin bandit yang kemudian panik, segera mencabut pedangnya dari dalam sarung. Dia langsung berlari keluar untuk melihat ada apa yang terjadi.
Harimau yang berada di kandang itu langsung merayap perlahan ke arah Chyou chen. Terlihat beberapa kali Harimau-harimau ini menjilati mulutnya. sepertinya harimau-harimau itu sudah tidak sabar lagi ingin menerkam Chyou Chen. Satu harimau hitam besar, tiba-tiba melompat ke arah Cyou chen.
Chyou chen yang sudah bersiap, berhasil menusuk mata harimau itu dan langsung menaiki tubuhnya. Dengan cepat ia lalu merobek leher harimau itu dan berakhir mati. Hal yang hampir sama Chyou chen lakukan kepada harimau-harimau yang lain.
Namun harimau terakhir, berhasil merobek kulit dan menerkam Chyou chen dengan sangat ganas. Tapi Chyou chen tidak langsung pasrah dan menyerah, dia yang masih bersenjatakan sebuah pisau kecil di tanganya sudah kembali bersiap.
Chyou chen kembali Meremas dan mencekik leher harimau terakhir sampai harimau ini tak berdaya lagi dan mati. Saat Chyou chen berhasil membunuh semua harimau yang berada satu kandang denganya.
Seorang pria yang sejak tadi melihat aksi Chyou chen dari awal sampai akhir, lalu bertepuk tangan dan tersenyum ke arah Chyou chen dengan sangat puas. Chyou chen menatapnya dengan tatapan waspadanys, dia sangat takut karena Chyou Chen berpikir pria ini juga termasuk anggota dari para bandit.
"Tenanglah anak kecil, semua bandit di sini! Sudah di bunuh oleh pendekar yang saat itu melewati desamu dan mengejar para bandit gunung ini melalui jejak kuda langkah kuda mereka." lalu pria itu membukakan kandang tersebut untuk Chyou chen.
Chyou chen tidak langsung percaya kepada ucapan pria asing tersebut, dia mencoba untuk keluar dan menyaksikan sendiri apa memang benar yang di katakan itu memang terjadi. Melihat mayat-mayat bandit yang berserakan di mana-mana. Mereka tergeletak kaku di setiap jalan, Chyou chen merasa sangat puas dan senang.
Namun dia sadar satu hal, ternyata dia telah di tinggal oleh teman-temanya saat mereka menyelamatkan diri masing-masing. Chyou chen menatap pria yang menolongnya dengan wajah banyak pertanyaan.
"Bagaimana tuan bisa menemukanku? Sedangkan teman-temanku saja tidak bisa menemukanku." tanya Chyou chen penasaran.
"Aku tadi hanya lewat, dan saat itu aku terkejut saat mengetahui banyak mayat yang berceceran di tanah. Saat aku memeriksa tempat ini lebih jauh, dari bawah aku seperti mendengar rauman harimau. Jadi aku masuk, namun aku terlambat. karena melihatmu sedang membunuh harimau itu."
Seru pria itu, sambil mengukir senyuman liciknya yang ia sembunyikan dari balik slayer yang iya gulung di lehernya. "Apa kau mau ikut dengan ku, aku adalah seorang dokter dan alkemis yang cukup terkenal." tawar pria itu kepada Chyou chen.
Chyou chen yang hanyalah, seorang anak kecil yang berumur enam tahun. Jelas saja sangat ketakuatan jika ia harus berjalan sendiri di dalam hutan. Dia lalu setuju dengan tawaran pria tersebut.
Sampai selang dua belas tahun berlalu, Chyou chen mengikuti pria ini. Dia di latih secara keras dan di ajari berbagai hal, dari ilmu menjadi seorang Alkemis dan ilmu berperang seperti seorang pembunuh yang sangat lihai.
Dia menjadi sangat hebat dan terlatih. Namun, selang beberapa tahun kemudian. Akhirnya Chyou chen mengetahui sebuah fakta, jika orang yang selama ini menolangnya dan bahkan ia sudah menganggap seperti ayah baginya.
Ternyata adalah seorang assasin dari kota gurun kematian. Dan yah! Dia merupakan keturunan legenda pendekar yang berhasil membunuh seekor naga yang merupakan perwujudan dari seorang raja.
Gurunya ini telah membantai dan membunuh satu keluarganya, karena telah di jebak oleh tetua di tempatnya tersebut.
Karena bakat yang luar biasa yang telah di perlihatkanya, membuat semua orang ketakutan dan akhirnya mereka menjebak Khalid. Khalid dia bernama Khalid putra generasi ke lima puluh pendekar pedang penyelamat dunia.
Di depan sebuah bangunan besar, seorang kakek di usir oleh salah satu orang dari bangunan terbesar di kota bulu perak ini. Semua orang yang tidak sengaja melihat dan lewat, terkejut karena pemuda dari bangunan besar itu mengusir kakek tersebut dengan cara tak bermoral serta memakinya dengan keras.Saat Chyou Chen tengah santai berjalan-jalan karena kerumunan di depan jalanya, ia menjadi penasaran dan mendekat ke arah kerumunan itu, di dalam benaknya ia sangat bertanya-tanya apa yang tengah terjadi.“Dasar kakek tidak tahu malu, mau menjual rumput biasa ke rumah Bulan perak.”“Iya, mungkin karena kemiskinannya dia jadi nekat dan gila,” kerumunan orang-orang ini saling berbisik antara satu dengan yang lain, sehingga Chyou Chen akhirnya dapat menebak situasi apa yang tengah terjadi.Dia menerobos paksa untuk masuk ke dalam kerumunan itu, Chyou Chen terkejut dengan sebuah rumput yang mirip tanaman bulu kucing. Namun ia dapat melihat keunikan dari tanaman yang di pegang
Gadis pelayan itu bermarga Yu, dia bernama Yu Ling. Lixue mengajak Yu Ling untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran saat ini.“Ada apa Nona? Kenapa Nona memanggil saya ke tempat seperti ini, jika mau berbincang. Kita bisa berbincang di dalam saja,” seru Yu Ling sambil menawarkan Lixue ke dalam ruangannya.“Tidak, aku hanya ingin menanyakanmu hal kecil saja. Memangnya laki-laki yang mirip dengan rekanku tadi sepenting apa bagi kota ini?” Lixue langsung bertanya tanpa basa basi.“Apa Anda hanya menanyakan hal ini?” Tanya lagi Yu Ling yang cukup antusias mendengar pertanyaan Lixue.“Aku hanya menanyakan hal ini saja.”Yu Ling mulai bercerita, jika dulu ada seorang pemuda yang aneh, telah mengubah kota yang dulunya sepi menjadi ramai dan padat seperti sekarang. Kota bulu permata, namanya sangat asing karena kota ini didirikan oleh para tentara-tentara kerajaan yang kabur dari misi mereka, semua ini agar mereka tetap bisa tinggal bersama keluarga kecil mereka m
Masa Xiao Wu kecil..“Kek.. Kakek! Wu’er mau jadi pendekar hebat suatu saat nanti. Apa kakek tahu caranya.”Pria sepuh yang di panggil kakek itu tersenyum lembut, dia mengelus kepala Xiao Wu dengan menumpahkan kasih sayangnya.“Wu’er suatu saat, jika kamu bertemu dengan pendekar hebat seperti itu. Patuhlah padanya, seperti kamu patuh kepada raja atau orang tuamu.”“Kenapa harus seperti itu kek?”“Karena jika mereka ingin menghancurkan suatu negeri. Mereka akan sangat mudah untuk melakukannya.”Kembali ke masa sekarang.Saat keempatnya beristirahat di dekat sungai, Xiao Wu terlihat tengah melamun sambil memperhatikan air sungai yang mengalir. Sing Wo mendekatinya sambil sesekali bertanya kepada pria yang sudah sepuh itu.“Guru! Kenapa kau sejak tadi melamun.”“Aku memikirkan kisah yang pernah kakekku ceritakan. Saat aku kecil, kakekku pernah bercerita tentang seb
Saat ular raksasa dengan duri-duri raksasa mengeram keras ke arah Chyou Chen, Chyou Chen dengan tatapan datar langsung memberinya sebuah tebasan cepat dan anehnya mampu membuat ular raksasa itu hancur menjadi percikan darah. Wajah Lixue dan Sing Wo sampai ternganga, keduanya sampai mengusap-usap kasar kedua matanya.‘Hanya mengibaskan satu tangan kosongnya, Monster sebesar itu langsung berubah menjadi percikan darah!’ dari arah belakang Lixue dan Sing Wo, keduanya di kejutkan dengan serangan tiba-tiba, oleh dua pendekar yang berpakaian sama dengan pendekar yang menyerang Xiao Wu.Si pendekar bayangan yang sedikit mengalihkan pandangnya dari Xiao Wu, karena terkejut menyaksikan ular raksasa tunggangannya hancur. Dia terkena serangan tapak es milik Xiao Wu sampai muntah darah, itu di jadikan kesempatan emas bagi Xiao Wu sehingga si kakek tua itu berhasil melukainya dengan sangat parah.Kedua rekannya juga berhasil di lukai Xiao Wu dengan tebasan pedangnya, “Jurus pedang badai
“Bagaimana kau bisa langsung sadar?” Tanya Chyou Chen sedikit penasaran.“Sejak dulu aku sangat peka dengan kebiasaan orang lain, dari suara meskipun ia mencoba mengubahnya berbeda mungkin. Jika aku pernah mendengar suaranya, maka aku langsung bisa akan menebak dia.”Chyou Chen terdiam seketika, dia menatap gadis di depanya itu dari bawah sampai atas. Dengan wajah yang sangat malu, Bing Hua merasa tubuhnya tengah di telanjangi oleh Chyou Chen. “Jangan terus menatap tubuhku.” Wajahnya sangat memerah. Ini hal pertama baginya, di tatap seorang pria akan sememalukan ini.Saat Chyou Chen hendak mengatakan sesuatu, seorang gadis tiba-tiba memanggil namanya. “Tuan Chyou Chen! Sebaiknya Anda segera bersiap-siap, kita akan segera pergi. Dasar kucing garong,” setelah berbicara, Lixue langsung membuang wajah kesalnya yang tertutup oleh cadar.“Nona, kami baru saja berbicara beberapa kata. Apa sedari kecil, Anda tidak di ajari orang tua Anda untuk tidak mengganggu pembicaraan orang
“Hentikan!” suara besar tanpa rupa mengejutkan setiap orang yang tengah melempari Li Tian dengan batu. Aura mencekam mulai terasa saat sebuah awan dari langit turun.“Awan apa itu?” semua orang bertanya-tanya, kecuali para Master yang ada di situ. Menurut Xiao Wu dan Bing Hua, trik seperti itu sangat sederhana bagi mereka.Tapi untuk kebanyakan orang yang hadir di tempat ini, itu merupakan hal yang jarang, bisa mereka lihat setiap saat. Seorang pria sepuh dengan pakaian serba putih mulai terlihat dan menampakkan diri. “Dia merupakan murid penting di Sekte kami, siapa yang sudah sangat berani melukainya. Maka ia akan berhadapan denganku,” kata-kata si tua sepuh itu membuat Chyou Chen tertarik namun di hentikan oleh Xiao Wu.“Master, biarkan Master Bing yang menyelesaikan masalah ini.” Sambil menunjuk Bing Hua yang langsung turun menghadap pria sepuh itu.“Master Ma! Muridmu berlaku curang di acara ini, kalau kau membelannya berarti kau akan berhadapan denganku
Kakek Long dan cucunya berjalan dengan terburu-buru. Dari malam hari, Kakek Long sulit sekali tidur karena menunggu momen langka ini.‘Semoga saja Master Bing akan menyukai hadiah ini,’ batin Kakek Long dengan senyum bahagianya. Coucou sebagai pemandu arah pun sudah tidak sabar, dengan hadiah yang di janjikan kakek kepadanya.“Coucou, kalo besok kita menang. Hadiah itu buat biaya Coucou nanti sekolah.” Kata-kata itu sudah membuatnya tidak sabar, menunggu pengumuman kemenangan mereka.“Kek! Kita sudah sampai gerbang.” Gerbang aula obat memiliki tinggi delapan meter, gerbang itu berhias dua ekor naga dengan bola api di depan kedua patung naga itu. Berkolaborasi dengan warna merah yang dapat membuat orang yang melihatnya akan terkesima dengan keindahan gapura gerbang tersebut.Keduanya di hadang oleh salah satu penjaga di sana. “Tunggu kakek Long, aula ini boleh di masuki. Hanya untuk Alkemis yang akan ikut partisipasi acara
Selesai mengantar neneknya yang masih histeris, karena kekalahan perdananya. Bing An dan adiknya meninggalkan Neneknya untuk segera istirahat di dalam kamar, masing-masing. Di kamar wanita tua itu masih terbayang detik-detik beradu pedang dengan Chyou Chen.“Mata itu! Begitu mengintimidasi.” Dia masih ingat dengan tatapan, Chyou Chen yang begitu tajam. “Hanya dengan melihat tatapannya saja, aku seperti di tekan olehnya,” Bing Hua terus bergumam di dalam kamarnya.Tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang, yang menunggunya di sebuah tempat, dengan jarak yang begitu jauh dari kota. “Aura ini, apakah Xiao Wu masih penasaran denganku. Setelah ia mempermalukan aku di hadapan banyak orang. Aku akan menghancurkannya.”Bing Hua segera keluar dari jendela, untuk pergi ke arah seseorang yang menekannya dari jarak yang lumayan jauh tersebut. Saat ia sampai, ternyata di sana Cuma ada Chyou Chen yang berdiri di tengah lapangan sendiri.“Master Bing! Kau mungkin masih penasaran denga
“Master! Malam nanti, kita akan menghadiri undangan jamuan makan dari Master Bing. Apakah Master akan ikut?” entah kenapa kehadiran Chyou Chen di jamuan makan ini, sangat ia harapkan.Tatapan mata Bing Hua di pertemuan awal mereka, membuat Xiao Wu menggigil ketakutan bahkan sampai sekarang. Hanya dengan sebuah tatapan saja, puluhan lingkaran tenaga dalamnya hancur dalam sekejap. Jika ia mengukur kekuatan para Master yang telah mendapatkan gelar di dunia persilatan sampai saat ini.Kekuatan dua puluh Master yang menghilang ini, mungkin sudah bukan lagi ancaman bagi Bing Hua sekarang. ‘Master Hua, mungkin sudah jauh di atas Zou Fan sekalipun,’ Xiao Wu seakan menyesali setiap detik di kehidupannya yang telah ia lalui. Dia sadar jika selama hidupnya di buat untuk bersantai saja, namun itu semua karena usia lanjutnya.“Guru Xiao Wu, aku jelas akan ikut kalian ke mana pun. Karena tugasku untuk mengantar kalian belum selesai,” ucapan Chyou Chen begitu membuat pikiran X