Beranda / Pendekar / Pendekar Pedang Dewa / Bab Lima - Hutan Kematian dua

Share

Bab Lima - Hutan Kematian dua

Penulis: Santri Kelabu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-10 02:39:25

Khalid mulai mengajak Chyou Chen di setiap misinya, dalam beberapa tahun nama mereka seakan menjadi sebuah momok yang sangat di takuti seluruh pendekar di dunia.

Keduanya menjadi pasangan pembunuh yang sangat hebat. sampai suatu saat, mereka mendapatkan sebuah misi untuk membunuh satu pendekar di salah satu Sekte yang saat itu menjadi Sekte aliran hitam yang paling di benci setiap orang.

Mereka tanpa rasa curiga menerima pekerjaan tersebut. Singkat cerita saat mereka menjalankan pekerjaan mereka, dalam satu jam keduanya sudah masuk ke dalam Sekte dan membantai para Pendekar yang berjaga di luar. Saat keduanya masuk ke dalam Aula Sekte itu, suara tawa terdengar di dalam Aula yang yang begitu gelap dan sunyi, suara tersebut seperti suara seorang sepuh yang seakan tengah menghina mereka.

“Kalian memang pantas menjadi musuh seluruh pendekar di daratan dunia ini! Cara kalian membunuh tanpa suara membuatku sangat terkejut.” Wajah sesepuh itu mulai terlihat jelas karena terkena sinar rembulan yang masuk melalui atap di dalam Aula tersebut, dia mulai mendekati keduanya perlahan.

Wajah keriputnya itu begitu sinis melihat keduanya. “Mulai sekarang! Kalian akan mati,” pendekar tua itu mulai menyerang keduanya dengan sangat cepat, dengan satu tarikan napas Khalid hampir menebas tenggorokanya.

Namun seseorang menahan seranganya tersebut, setelah bertukar ribuan jurus. Mereka sudah menghancurkan seisi barang yang ada di Aula Sekte. 

Mereka beralih tempat, setelah Khalid dan Chyou Chen memojokan keduanya sampai merusak dinding Aula. Pendekar sepuh dan pendekar muda yang menolongnya terlempar jauh keluar dari Aula Sekte.

Saat Chyou Chen ingin menyusul keduanya, beberapa pendekar lagi mulai menyerangnya secara tiba-tiba. Pendekar-pendekar yang bersembunyi itu mulai keluar dan mengepung keduanya di depan Aula Sekte yang berhasil mereka lubangi.

Sekitar ada dua puluhan pendekar yang mengepung keduanya, pendekar-pendekar itu wajahnya sudah sangat di kenali oleh Khalid. “Luar biasa, aku sekarang bisa bertatap muka dengan para Pendekar terbaik di daratan ini,” seru Khalid sambil mencengkram kuat pedangnya.

“Tuan Khalid maafkan kami. Kekuatan kalian berdua seakan mengancam seluruh Sekte di daratan ini! Lebih baik kami singkirkan kalian dari muka bumi ini, dari pada nama kalia berdua membayangi nama besar kami nanti,” seru Zou Fan yang saat ini di kenal menjadi pendekar terkuat nomor satu di daratan rimba persilatan saat ini.

“Hahahah.. Apa kalian yakin dengan hanya keberadaan kalian saja,” teriak Khalid yang mulai geram karena merasa terjebak oleh permainan setiap orang di hadapanya.

“Ini tidak hanya kami saja pendekar,” celetuk Wang Ge pendekar yang di juluki si Biksu Asura karena kekuatanya dia menduduki peringkat ke dua setelah Pendekar Zou Fan.

Setelah Wang Ge berkata demikian, ratusan pendekar mulai keluar dari persembunyian mereka. Chyou Chen mulai menyeringai, karena sensasi detak jantungnya mulai berpacu semakin kuat. ’Apa ini akan menjadi akhir bagiku,’ batin Chyou Chen yang mulai merasakan getaran di kakinya.

“Jangan banyak basa-basi, Cepat serang kkam!” seru Khalid dengan suara penuh amarah.

Keduanya bertarung sambil bertahan melawan ratusan pendekar tertama di dunia. Setelah bertukar ratusan jurus, dan napas keduanya mulai memburu, tumpukan mayat di bawah kaki keduanya mulai mengganggu pergerakan Khalid maupun Chyou Chen.

“Kekuatan yang sungguh mengerikan,” grutu Zou Fan, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Kedua puluh pendekar ternama ini rupanya masih belum maju untuk melawan mereka.

Baik Chyou Chen ataupun Khalid keduanya mentap dengan banyaknya luka dan darah yang bercecer mengotori tubuh keduanya. Khalid tiba-tiba bergerak cepat dan menempelkan kertas mantra ke tubuh Chyou Chen.

“Hiduplah dan balas semua dendam ini kepada mereka.” Keberadaan Chyou Chen mulai menghilang dengan adanya kilatan putih di sekeliling tubuhnya.

“Berani-beraninya kau membuatnya pergi.” Aura membunuh kedua puluh pendekar ternama ini menyudutkan Khalid yang kini seorang diri.

Dia menyeringai puas, “Segera kemari dan lawanlah aku bangs*t.” Kedua Puluh Pendekar tanpa tanding itu menyerangnya secara bersama-sama dengan kekuatan penuh mereka.

Di sisi lain, Chyou Chen berteriak di dalam hutan karena dia sadar ayah angkatnya sudah menyelamatkanya dengan memindahkanya di sebuah hutan yang entah dimana.

Singkat cerita saat Chyou Chen semakin masuk kedalam hutan untuk menyusul Khalid yang tengah bertarung sendirian. Dia malah bertemu dengan ke sembilan Iblis hutan kematian ini, dan bertarung dengan kesembilanya selama hampir seratus tahun tanpa ia sadari.

Karena dia berada di alam yang berbeda, sepuluh tahun di di mensi Iblis ini hanya memakan waktu satu jam di alam biasa. Sampai suatu saat akhirnya Chyou Chen dapat keluar karena telah berhasil mengalahkan kesembilan Iblis pedang ini satu persatu.

Dia berhasil memuaskan rasa haus bertarung mereka. Sampai saat dia berjalan keluar dan mendapati ayah angkatnya sudah terbunuh oleh Zou Fan dan pendekar ternama lainya. Cyou Chen lalu berkeliling ke penjuru negri untuk mencari kekuatan yang lebih besar agar dapat membantai dan membunuh seluruh keluarga dan orang-orang terdekat dari para orang-orang yang telah membunuh ayah angkatnya tersebut.

Namun setelah berjalan mengelilingi dunia yang luas, Chyou Chen mulai sadar dan memahami arti sabar, dia mulai melupakan balas dendamnya. Dan berakhir menemui musuh para manusia yaitu para malaikat agung yang memiliki kekuatan yang sangat mengerikan, pertemuan keduanya membuat dia terluka parah dan kabur menuju pulau es.

Para kesembilan malaikat maut ini berbohong kepada semua manusia, mereka mengaku pendekar Sakti namun nyatanya mereka adalah para dewa yang telah di usir dari singgah sana Nirwana. Dan bermaksud memperbudak semua unat manusia, Chyou Chen mampu menahan pergerakan hebat mereka dengan tehnik pedang yang telah ia dapatkan setelah melawan para sembilan Iblis yang kini tersenyum gembira di hadapanya.

"Sudah sangat lama yah! Chyou Chen," Iblis bertanduk satu menyeringai bahagia menatapnya, Guru Xiao Wu dan dua orang lain yang tidak bisa menghindari hipnotis para Iblis ini membuatnya pusing kepala.

"Yasudah, pertemuan kita kali ini untuk latihanku. Kalian semua harus bersiap Bangs*t!"

Preview

Publish

Santri Kelabu

Halo semua, saya mulai updet lagi. Mohon maaf sebelumnya, jangan lupa beri lima bintang dan koment untuk tiap cerita.

| 2
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kucipan1
apa hanya saya yg kurang bgtu memahami bahasa dan alur cerita nya ya ?? semoga hanya saya saja yg kurang faham....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh Satu - Rumput Sihir

    Di depan sebuah bangunan besar, seorang kakek di usir oleh salah satu orang dari bangunan terbesar di kota bulu perak ini. Semua orang yang tidak sengaja melihat dan lewat, terkejut karena pemuda dari bangunan besar itu mengusir kakek tersebut dengan cara tak bermoral serta memakinya dengan keras.Saat Chyou Chen tengah santai berjalan-jalan karena kerumunan di depan jalanya, ia menjadi penasaran dan mendekat ke arah kerumunan itu, di dalam benaknya ia sangat bertanya-tanya apa yang tengah terjadi.“Dasar kakek tidak tahu malu, mau menjual rumput biasa ke rumah Bulan perak.”“Iya, mungkin karena kemiskinannya dia jadi nekat dan gila,” kerumunan orang-orang ini saling berbisik antara satu dengan yang lain, sehingga Chyou Chen akhirnya dapat menebak situasi apa yang tengah terjadi.Dia menerobos paksa untuk masuk ke dalam kerumunan itu, Chyou Chen terkejut dengan sebuah rumput yang mirip tanaman bulu kucing. Namun ia dapat melihat keunikan dari tanaman yang di pegang

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh - Zen

    Gadis pelayan itu bermarga Yu, dia bernama Yu Ling. Lixue mengajak Yu Ling untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran saat ini.“Ada apa Nona? Kenapa Nona memanggil saya ke tempat seperti ini, jika mau berbincang. Kita bisa berbincang di dalam saja,” seru Yu Ling sambil menawarkan Lixue ke dalam ruangannya.“Tidak, aku hanya ingin menanyakanmu hal kecil saja. Memangnya laki-laki yang mirip dengan rekanku tadi sepenting apa bagi kota ini?” Lixue langsung bertanya tanpa basa basi.“Apa Anda hanya menanyakan hal ini?” Tanya lagi Yu Ling yang cukup antusias mendengar pertanyaan Lixue.“Aku hanya menanyakan hal ini saja.”Yu Ling mulai bercerita, jika dulu ada seorang pemuda yang aneh, telah mengubah kota yang dulunya sepi menjadi ramai dan padat seperti sekarang. Kota bulu permata, namanya sangat asing karena kota ini didirikan oleh para tentara-tentara kerajaan yang kabur dari misi mereka, semua ini agar mereka tetap bisa tinggal bersama keluarga kecil mereka m

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Sembilan Belas - Sikap yang Aneh

    Masa Xiao Wu kecil..“Kek.. Kakek! Wu’er mau jadi pendekar hebat suatu saat nanti. Apa kakek tahu caranya.”Pria sepuh yang di panggil kakek itu tersenyum lembut, dia mengelus kepala Xiao Wu dengan menumpahkan kasih sayangnya.“Wu’er suatu saat, jika kamu bertemu dengan pendekar hebat seperti itu. Patuhlah padanya, seperti kamu patuh kepada raja atau orang tuamu.”“Kenapa harus seperti itu kek?”“Karena jika mereka ingin menghancurkan suatu negeri. Mereka akan sangat mudah untuk melakukannya.”Kembali ke masa sekarang.Saat keempatnya beristirahat di dekat sungai, Xiao Wu terlihat tengah melamun sambil memperhatikan air sungai yang mengalir. Sing Wo mendekatinya sambil sesekali bertanya kepada pria yang sudah sepuh itu.“Guru! Kenapa kau sejak tadi melamun.”“Aku memikirkan kisah yang pernah kakekku ceritakan. Saat aku kecil, kakekku pernah bercerita tentang seb

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Delapan Belas - Sergapan dua

    Saat ular raksasa dengan duri-duri raksasa mengeram keras ke arah Chyou Chen, Chyou Chen dengan tatapan datar langsung memberinya sebuah tebasan cepat dan anehnya mampu membuat ular raksasa itu hancur menjadi percikan darah. Wajah Lixue dan Sing Wo sampai ternganga, keduanya sampai mengusap-usap kasar kedua matanya.‘Hanya mengibaskan satu tangan kosongnya, Monster sebesar itu langsung berubah menjadi percikan darah!’ dari arah belakang Lixue dan Sing Wo, keduanya di kejutkan dengan serangan tiba-tiba, oleh dua pendekar yang berpakaian sama dengan pendekar yang menyerang Xiao Wu.Si pendekar bayangan yang sedikit mengalihkan pandangnya dari Xiao Wu, karena terkejut menyaksikan ular raksasa tunggangannya hancur. Dia terkena serangan tapak es milik Xiao Wu sampai muntah darah, itu di jadikan kesempatan emas bagi Xiao Wu sehingga si kakek tua itu berhasil melukainya dengan sangat parah.Kedua rekannya juga berhasil di lukai Xiao Wu dengan tebasan pedangnya, “Jurus pedang badai

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tujuh Belas - Sergapan

    “Bagaimana kau bisa langsung sadar?” Tanya Chyou Chen sedikit penasaran.“Sejak dulu aku sangat peka dengan kebiasaan orang lain, dari suara meskipun ia mencoba mengubahnya berbeda mungkin. Jika aku pernah mendengar suaranya, maka aku langsung bisa akan menebak dia.”Chyou Chen terdiam seketika, dia menatap gadis di depanya itu dari bawah sampai atas. Dengan wajah yang sangat malu, Bing Hua merasa tubuhnya tengah di telanjangi oleh Chyou Chen. “Jangan terus menatap tubuhku.” Wajahnya sangat memerah. Ini hal pertama baginya, di tatap seorang pria akan sememalukan ini.Saat Chyou Chen hendak mengatakan sesuatu, seorang gadis tiba-tiba memanggil namanya. “Tuan Chyou Chen! Sebaiknya Anda segera bersiap-siap, kita akan segera pergi. Dasar kucing garong,” setelah berbicara, Lixue langsung membuang wajah kesalnya yang tertutup oleh cadar.“Nona, kami baru saja berbicara beberapa kata. Apa sedari kecil, Anda tidak di ajari orang tua Anda untuk tidak mengganggu pembicaraan orang

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Enam Belas - Bing Ruyu

    “Hentikan!” suara besar tanpa rupa mengejutkan setiap orang yang tengah melempari Li Tian dengan batu. Aura mencekam mulai terasa saat sebuah awan dari langit turun.“Awan apa itu?” semua orang bertanya-tanya, kecuali para Master yang ada di situ. Menurut Xiao Wu dan Bing Hua, trik seperti itu sangat sederhana bagi mereka.Tapi untuk kebanyakan orang yang hadir di tempat ini, itu merupakan hal yang jarang, bisa mereka lihat setiap saat. Seorang pria sepuh dengan pakaian serba putih mulai terlihat dan menampakkan diri. “Dia merupakan murid penting di Sekte kami, siapa yang sudah sangat berani melukainya. Maka ia akan berhadapan denganku,” kata-kata si tua sepuh itu membuat Chyou Chen tertarik namun di hentikan oleh Xiao Wu.“Master, biarkan Master Bing yang menyelesaikan masalah ini.” Sambil menunjuk Bing Hua yang langsung turun menghadap pria sepuh itu.“Master Ma! Muridmu berlaku curang di acara ini, kalau kau membelannya berarti kau akan berhadapan denganku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status