Share

Aura Kematian Dewa

Beberapa kedipan mata sebelum Lelanang Mana meluapkan seluruh amarahnya dalam satu energi, Asoka lebih dulu tersenyum kala serangannya berhasil melukai pemimpin murid lencana emas.

Pemuda itu berjalan dua langkah ke depan, mengepalkan tangan erat tinggi-tinggi. "Senior Mana, meski kekuatanmu jauh lebih besar dariku, meski lencanamu jauh lebih berharga dari lencakau, meski mayoritas murid perguruan lebih membelamu dari pada aku, tapi akhirnya aku bisa membuatmu terpojok lemah di ujung arena."

"Beberapa murid lencana perak cerita kalau kau berjuang jauh lebih keras dari pada pendekar-pendekar lainnya. Maka dari itu, aku tidak menyerah meski tahu kemungkinan menangnya hanya sepersekian persen. Sampai ambang batas sekalipun, aku tidak akan menyerah!"

Para peserta Turnamen Neraka Bumi yang berasal dari perguruan dan sekte-sekte lain nampaknya termotivasi mendengar kata-kata Asoka.

Lelanang Mana tersadar dari pingsannya. Memasang wajah muak seolah tak peduli, p

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
ba un
autor perlu menyesuaikan penempatan kata dan kalimat, sesuai dengan waktu obyek cerita berada. ceritanya lumayan bagus, daripada koin hangus ...............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status