Terlihat cairan hitam yang terpancar dari sela-sela bulu ekor Gandaru seolah cairan itu beracun dan sangat membahayakan. Asoka bisa merasakan bahaya yang datang, rasanya hampir sama seperti bahaya cairan putih kemerahan dari Formasi Tujuh Melati Putih.
Gandaru mengaum hingga memaksa Asoka menggunakan Ajian Pasak Bumi untuk menambah gaya gravitasi di sekitar tempatnya berdiri.
“Angkat tanganmu untuk membendung auman rubah itu!” Gatra memberi perintah yang ternyata dia sekongkol dengan Gandaru.
Asoka menyilangkan dua lengannya tepat di depan mata. Titik buta mulai terbentuk yang akhirnya dimanfaatkan rubah ekor dua. Gandaru mengibatkan ekornya seperti orang sedang menembak. Cairan hitam mengenai salah satu lengan Asoka.
Desisan pelan terdengar seirama dengan auman yang semakin melemah.
Lengan kiri Asoka melepuh, dagingnya matang seperti habis dibakar di atas bara api. Beruntung hanya setetes cairan yang mengenai lukanya, jika tidak, pemud
Asoka kembali terbangun di tempat yang berbeda. Dia melihat hamparan tanah luas yang mengarah ke sebuah gunung. Angin sepoi menerbangkan tubuhnya seolah berat badannya tidak lebih ringan dari pada kertas dan kapas.“Di mana aku?” Asoka bertanya pada dirinya sendiri, tapi tidak ada yang menjawab.“Guru … apa yang terjadi dengan tubuhku? Kenapa bergerak sendiri? Kenapa aku tidak bisa mengendalikan kaki dan tanganku?”“Kumohon, siapapun jawab pertanyaanku!”Tidak ada satu pun suara kecuali sepoi angin yang terus menerbangkan tubuh Asoka menuju puncak gunung hingga angin tersebut menurunkannya di tengah jalan setapak yang sebelah kiri dan kanannya merupakan jurang amat dalam.Ada teriakan minta tolong, ada pula rintih kesakitan dari dalam sana. Deburan api mulai berkobar dari dalam jurang, Asoka bisa merasakan panas menyeruak dari dasarnya.Di ujung jalan setapak, Asoka melihat ibundanya tersenyum.
Sabdo Waseso adalah kitab yang diturunkan langsung dari sisi Dewata melalui perantara seorang utusan bernama Bunar Kumbara puluhan ribu tahun yang lalu. Dia dulunya hidup di alam langit, namun karena suatu alasan, utusan tersebut diturunkan ke bumi.Bumi, langit, pepohonan, hewan, dan semua makhluk yang tinggal di bumi menggelengkan kepala. Bahkan gunung-gunung saja tidak sanggup mengampu tanggung jawab besar yang akan diberikan Dewata, namun bangsa manusia sanggup menerimanya.Bodoh!Mereka sungguh bodoh!Terlebih Bunar Kumbara, satu-satunya manusia yang diangkat jadi penduduk langit, namun memilih turun ke bumi demi membawa tanggung jawab yang kelak dibebankan padanya dan semua keturunannya.Penduduk bumi waktu itu hanya segelintir orang, mereka tinggal di dekat pohon raksasa yang seringkali disebut sebagai Pohon Energi, perwujudan Dewata bagi mereka yang mempercayainya.Tugas manusia waktu itu hanya menjaga Pohon Energi, menyiraminya tiap
Hari itu telah tiba; hari di mana kegelapan pertama kali muncul di dunia, membawa sebuah energi yang sekarang dikenal sebagai aliran hitam.Tiga sosok mengerikan diturunkan dari langit. Bunar Kumbara sempat melihat proses penciptaan tiga makhluk itu, namun dia segera menutup mata dan menyebut perasaan yang sedang menyelimuti tubuhnya sebagai perasaan takut.Dan dia lah pendekar pertama yang mengerti apa hakekat dari takut itu sendiri.“Iblis sudah kuciptakan, masing-masing memiliki nama. Tugas mereka hanya satu; menyesatkan semua umat manusia sampai manusia mengakui mereka bertiga sebagai Tuhan yang menciptakan semua alam semesta.”“Siapapun yang selamat dari godaan itu akan kumasukkan ke dalam tempat yang hanya berisi nikmat dan kebahagiaan. Sedangkan mereka yang mengingkari Aku sebagai Tuhan mereka, maka mereka akan kekal di neraka yang dipenuhi api membara.”“Memang semua sudah ditakdirkan, tapi manusia bisa merubah
Setelah pertarungan tiada henti selama beberapa minggu, Bunar Kumbara mulai berpikir jika pertarungan ini hanya menyebabkan kehancuran tak berujung.Tiba-tiba Bunar Kumbara mengingat satu bait ramalan yang tertulis dalam Kitab Sabdo Waseso bahwasanya dia dan Yasa akan menyatu dalam satu jasad, tinggal di dalam lelaki yang sama."Aku punya kesepakatan jika kau berkenan mengakhiri pertempuran ini," kata Bunar Kumbara.“Tidak!” jawab iblis Yasa yang memiliki bentuk menyeramkan dengan tiga tanduk menyala api di atasnya. “Aku tidak sudi membuat kesepakatan dengan manusia. Kalian ras lemah, diciptakan dari tanah. Sedangkan aku diciptakan dari api. Aku lebih mulia dari kalian!”“Bukankah kau menginginkan era kehancuran bumi terjadi?”Iblis Yasa terdiam dalam waktu yang cukup lama. Dia menimang kembali, sepertinya penawaran Bunar Kumbala patut dipikirkan lagi. Kehancuran bumi adalah impiannya.Kelak ketika manusia
Sehari sebelum penyegelan tiba, Bunar Kumbala menciptakan siluman terkuat sepanjang masa. Harusnya Gatra yang mendapat gelar ini, tapi Gatra menolak berkah yang akan diberikan Dewa Api, akhirnya tercipta Naga Api Sulong, sosok naga tertua yang tidak seorang pun tahu tempat persembunyiannya.Penciptaan Naga Api Sulong memakan waktu sedikit lebih lama dari penciptaan Gatra, berbeda sekitar dua atau tiga jam. Sebuah pedang berpendarkan merah kehitaman dengan lukisan naga di gagangnya keluar dari dalam tanah.Langit sempat terbelah untuk beberapa saat, namun segera menutup ketika Naga Sulong meraung seraya menghadapkan wajahnya ke atas.Bunar Kumbara mendekati Sulong, langkahnya tertatih seolah ajal sudah di depan mata.“Kekuatanku terkuras habis, untuk berjalan saja rasanya berat sekali. Semua kanuragan yang aku dapat setelah memakan buah Pohon Energi telah kupendam dan tersegel dalam pedang ini.”Sulong melihat pedang yang terbakar api hi
Sudah tiga hari Asoka pingsan, dan selama tiga hari itu juga, Ratih menjaganya di ruang pemulihan istana. Pangeran Aksara agaknya cemburu melihat adiknya jatuh hati dengan seorang misterius yang tidak jelas asal-usulnya.Beberapa kali sang pangeran menghasut adiknya agar pergi meninggalkan Asoka sendiri di ruang pemulihan dengan alasan, Asoka memiliki darah iblis sampai bisa membangkitkan kekuatan hitam pengancur ruang latihan.Tapi Putri Ratih Kumara tidak peduli; mungkin Asoka adalah cinta pertamanya, apalagi sang putri mendapat pengawalan ketat dari raja, bahkan tidak boleh pergi keluar istana meskipun sudah mewarisi Teknik Sebelas Muka Pendosa dari mendiang ibundanya.“Biarkan aku di sini, setidaknya sampai Asoka siuman dari pingsannya!”“Ta-tapi…”“Tidak ada tapi! Kakak tidak mempunyai hak untuk mengatur hidupku. Jika kakak tidak suka dengan pilihanku, mari kita bertarung! Jika aku kalah, aku akan menuruti
“Keputusanmu terlalu egois. Mengangkat dua murid baru jadi murid khusus pemegang lencana naga? Jangan bercanda. Ini hanya membuat dengki semua muridmu, terutama mereka yang sudah mencapai tingkat lencana giok.”Abah Suradira menentang keputusan adik kandungnya yang merupakan wakil ketua Perguruan Api Abadi.Tentu saja pengangkatan Asoka dan Bayu sebagai murid lencana naga, ditolak oleh Abah Suradira dan tiga tetua perguruan lainnya. Polemik pasti terjadi, apalagi mereka tidak tahu alasan kenapa Asoka dan Bayu yang diterima jadi murid lencana naga.Sejauh ini hanya Ki Damawangsa yang berhasil meraih lencana naga, itu pun setelah mengimbangi kekuatan kakeknya sendiri yang kala itu memimpin perguruan.“Percaya padaku!” Ki Damawangsa bangkit dari tempat duduknya.“Mereka terlampau istimewa di mataku. Menempatkan mereka di barisan murid lencana perak merupakan kehinaan terbesar. Apa kakang tidak sadar kekuatan dahsyat dalam
Perguruan Api Abadi sebenarnya memiliki seorang pendekar lagi yang kekuatannya di atas Abah Suradira, tapi orang tersebut memilih jalan pertapaannya sendiri; pergi dari perguruan demi menyucikan hati dari segala energi hitam.Belasan tahun silam -sebelum Asrama Api Naga disegel karena energi hitam yang terlampau besar -lelaki itu minta izin pada Abah Suradira agar membawa seperempat energi hitam asrama terlarang ke puncak bukit.Kelak ketika ada murid perguruan yang memiliki bakat dan keistimewaan berbeda dari murid-murid lain, Abah Suradira diminta meletakkan murid tersebut di asrama untuk menguji, seberapa besar bakat dan tekad yang dimiliki sang murid.Hanya segelintir orang yang mengetahui hikayat Galuh Wardhana, mantan susuhunan istana Amangkurat yang sekarang hancur lebur karena serangan Perguruan Elang Hitam.“Jangan pergi … tidak ada lagi yang bisa menahan energi hitam Asrama Api Naga selain dirimu.” Abah Suradira sempat melaran