"Apakah suaraku dapat kau dengar dengan jelas? Hahaha...! Dasar kau, Manusia penakut! Hahaha...! Baiklah, akan aku beritahu siapa aku. Aku adalah harimau putih," jawab Harimau putih itu melalui telepati."Hah?! Harimau Putih?! Bagaimana bisa?! Di mana kau berada?! Jangan bercanda!" Zero terlihat seperti orang yang berbicara sendiri.Namun, tentu saja Vivi mengetahui bahwa Zero tidaklah berbicara sendiri. "Zero, tenangkanlah dirimu.""Bagaimana aku bisa tenang?! Haish! Sebenarnya apa yang terjadi padaku?!" Wajah Zero masih terlihat kebingungan.Kemudian Vivi menjelaskan lagi tentang yang dialaminya setelah menjalin kontrak dengan Tigre. Lalu, setelah Zero mendengarnya dengan jelas, akhirnya ia percaya bahwa saat ini harimau putih telah menyatu dengan pedang aura harimau miliknya."Oh..., jadi begitu. Tapi, siapa namamu?" tanya Zero."Terserah kau saja mau memanggilku apa," jawab Harimau Putih."Hem..., bagaimana kalau aku memberikanmu nama? Tigreal! Yah, Tigreal! Apakah kau suka dengan
Mendengar ucapan Zero, kemudian Vivi langsung meraih tangan Nana. Dan ketika melihatnya, Vivi sempat berpikir sejenak. Setelah beberapa saat kemudian barulah Vivi mulai ingat dengan tanda yang ada pada pergelangan tangan kanan Nana itu.Tanda itu berbentuk seekor kupu-kupu berwarna merah jambu. Tanda kupu-kupu berwarna merah jambu itu adalah tanda sebuah klan yang sangat terkenal di masa lalu. Klan itu bernama klan Kupu-kupu Surga. Klan Kupu-kupu Surga adalah klan yang memiliki sebuah kutukan di setiap anggotanya berupa tanda yang sama seperti milik Nana. Ada desas-desus kalau tanda kutukan itu bisa membuat pemiliknya mengamuk tak terkendali jika sedang ada gerhana, baik itu gerhana bulan ataupun gerhana matahari. Dan kutukan itu letaknya berbeda-beda di setiap tubuh anggota klan Kupu-kupu Surga. Dan letak kutukan itu menandakan status yang berbeda pula.Ternyata, penyebab Nana menjadi yatim piatu ada kaitannya dengan desas desus itu. Desas desus itulah yang membuat para bandit membur
Vivi langsung berlari dan menggendong Nana lalu memeluknya dengan erat guna menenangkannya. Nana, bocah yang masih berusia dua tahun itu tentu saja akan menangis jika dibentak oleh pria dewasa. Dan lagi, penampilan pria botak itu juga memang tampangnya terlihat sangat sangar."Apakah kau orang tuanya?!" tanya pria botak itu kepada Vivi dengan nada yang tinggi."Iya, tuan. Maafkan Anak ini ya, dia pasti tidak segaja. Aku berjanji akan mengganti makanan yang telah jatuh itu. Biar kami saja yang membayarnya," jawab Vivi dengan sopan."Apa kau yakin akan membayarnya?!" tanya pria botak itu lagi. Tapi kali ini, tatapan matanya memperlihatkan seringai yang memiliki makna tersembunyi."Iya, tuan. Tentu saja aku berjanji akan membayarnya. Bahkan aku juga berjanji akan membayarnya dua kali lipat," jawab Vivi lagi dengan sopan seraya tersenyum.Namun, senyuman Vivi itu malah membuat pria botak itu tertarik dan memiliki pikiran kotor."Hahaha...! Bagus! Oke baiklah, aku ingin kau membayarnya. Ta
Pria yang terkenal dengan julukan si Ahli Pisau itu sepertinya mulai curiga dengan identitas Zero yang sebenarnya setelah ia mengingat desas desus yang saat ini tengah menjadi topik hangat di kalangan para ahli bela diri dan juga di kalangan para bandit. Desas desus itu tak lain adalah tentang Tuan Putri yang menikahi rakyat biasa yang memiliki gaya bertarung menggunakan dua pedang. Ahli Pisau itu akhirnya menyadari bahwa ucapan Martis tentang dirinya yang sebagai menantu Raja tadi adalah benar adanya. Namun sudah terlambat baginya untuk meminta maaf kepada Martis.Pertarungan Zero melawan Ahli Pisau pun akhirnya menjadi cukup sengit. Karena keadaan mulai intens, Vivi akhirnya menyuruh orang-orang yang ada di sekitar agar segera menjauh dari tempat pertarungan Zero melawan Ahli Pedang ini agar tidak terkena dampaknya. Pasalnya, serangan pedang yang Zero lakukan mengeluarkan aura yang sangat kuat sehingga menghasilkan tekanan kuat di sekitarnya."Kak Zelo hebat, ya Kak?" Dengan polosnya
Setelah memberikan barang-barang milik Zero dan Vivi, anak itu mengucapkan banyak terima kasih namun ia malah langsung berlari meninggalkan Zero dan Vivi.Zero dan Vivi hanya bisa saling pandang lalu sama-sama menghendikkan bahunya karena sama-sama merasa heran dengan tingkah anak laki-laki yang baru saja membantu mereka."Sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan. Kalau begitu, ayo kita lanjutkan perjalanan kita," ujar zero.Tujuan perjalanan Vivi dan Zero adalah menuju Istana Kerajaan Rastel. Tapi sebelum mereka benar-benar tiba di sana, mereka menemukan banyak sekali kejadian-kejadian yang tak terduga. Seperti saat ini saja contohnya. Mereka yang semula hanya pergi berdua, kini ketambahan Nana. Dan lagi, padahal awalnya perjalanan mereka ini akan diiringi oleh para pengawal yang diutus dari kerajaan. Namun semuanya berbeda, tidak sesuai rencana awal.***Dua hari kemudian, pada pagi harinya Zero sengaja mengajak Vivi dan Nana untuk singgah terlebih dahulu di tepi sungai yang terdapat
Tangan Zero terasa seperti tersengat listrik ketika ia mencoba menyentuh kembali gagang pedang aura naganya. Namun, ketika Zero berusaha melepaskan genggamannya, justru pedang itu terasa semakin mengikat tangannya.Dan ketika Zero melihat benda yang ia anggap aneh tadi, benda itu secara perlahan memancarkan aura kekuatan yang perlahan membentuk seekor naga. Namun aura naga yang menguar itu masih terlihat lemah. Itu dapat dipastikan karena aura naga yang menguar terlihat masih samar-samar. Dan aura naga yang akhirnya membentuk seekor naga keseluruhan itu secara perlahan semakin jelas dan memiliki warna merah. Dan setelah itu aura naga itu langsung masuk ke dalam pedang aura naga milik Zero.Saat aura kekuatan naga itu masuk ke dalam pedangnya, tangan Zero yang semula terasa seperti tersengat listrik perlahan justru terasa nyaman.'Eh? Kenapa perasaan ini membuatku sangat nyaman? Sebenarnya benda apa itu?' Zero masih memperhatikan benda yang dianggapnya aneh tadi.Dan setelah benda itu
Ketika melihat kedua mata Nana yang berubah berwarna merah terang, Zero dan Vivi kebingungan. Untungnya, Nana tidaklah melakukan apapun. Nana yang sempat terbangun tiba-tiba kembali tertidur lagi. Namun hal itu hanya berlangsung beberapa jam saja.Ketika pada malam harinya, Nana yang tertidur lelap kembali terbangun. Dan ketika terbangun, kini bukan hanya kedua bola matanya saja yang berubah menjadi berwarna merah. Tapi aura di dalam tubuh Nana juga memancar dengan sangat pekat. Aura itu aura yang memiliki warna merah kehitaman."Zero, apa yang terjadi dengan Nana sebenarnya?" tanya Vivi panik."Tenanglah, aku juga sebenarnya tidak tahu. Tapi coba aku pastikan dulu, apa yang terjadi padanya," jawab Zero.Lalu Zero mencoba menyentuh tubuh Nana.Boom!Namun tubuh Nana meledakkan energi yang sangat dahsyat sehingga membuat tubuh Zero yang menyentuhnya terpental hingga keluar dari kereta kuda."Zero...!" Vivi pun semakin panik.Kemudian Vivi juga mengalami hal yang sama seperti Zero saat
Pedang aura naga yang bergetar itu akhirnya lepas kendali dari genggaman Zero. Pedang aura naga langsung mengambang di udara, dan saat pedang itu mengambang di udara, sisik naga yang Zero miliki juga langsung ikut terbang dan mengelilingi pedang aura naga.Zero dan Vivi hanya bisa melihat apa yang akan dilakukan oleh pedang aura naga itu. Tapi Zero merasa khawatir jika pedang itu akan menyerang dan mencoba menusuk ataupun menebas tubuh Nana. Tapi, Tigreal terus meyakinkannya bahwa ini akan baik-baik saja.Pedang aura naga itu mulai bergerak dan meluncur ke arah Nana. Ketika sudah dekat, pedang itu terlihat seperti menerobos sebuah perisai pertahanan yang kasat mata. Dan saat ada serangan yang sangat kuat menyambar pedang aura naga, saat itulah sisik naga yang mengelilinginya terlihat langsung menyerap kekuatan itu.Lalu, akhirnya pedang aura naga berhasil menghancurkan perisai pertahanan yang melindungi tubuh Nana itu. Setalah itu sisik naga langsung terbang dan menempel tepat pada ta