Share

Bab 43

Bab 43

Dengan perasaan tak sabar sesekali aku melirik pada Anto yang mengemudi. Tujuan kami jelas ke kantor polisi. Kali ini Sintia tak akan bisa berkutik lagi.

'Cahya sudah mengetahui kalau bukan hanya aku pembunuhnya. Jika terjadi sesuatu padaku atau wanita itu menjeratku ke balik jeruji besi, maka kau juga harus bertanggung jawab. Bantu dan lindungi aku, atau aku akan membuat pengakuan kalau kaulah dalang terbesarnya.'

'Jangan macam-macam, Sintia. Kamu jelas-jelas pelaku utama. Dan apa yang kau bilang barusan? Kau mau mengatakan semuanya pada Cahya?!'

'Iya, kenapa memangnya? Apa kau takut?' Sintia terbahak garing, lalu lawan bicaranya terdengar mendengus kesal.

'Dasar wanita bodoh! Dimana otakmu itu, hah. Kau sedang menggali kuburanmu sendiri. Jangan libatkan aku atau nyawamu tak akan selamat malam ini,' ancam seseorang lainnya di ujung telepon.

Sepertinya lawan bicara Sintia bukan satu dua orang, tapi ada beberapa orang lainnya. Mereka terdengar ribut-ribut dari arah belakang yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status