Share

Bab 44

Bab 44

Kursi utama diambil alih oleh ayah. Meskipun duduk di kursi roda tapi ayah mengambil perannya begitu baik, apalagi beliau ikut mendidik anak-anakku.

"Mama, kita seperti keluarga besar, ya. Nggak ada papa tapi digantikan oleh temannya," ujar Devan. Anak itu begitu kritis melihat Pak Bas duduk serta di meja makan.

Aku meringis pelan. Posisi papamu tidak akan pernah terganti oleh siapapun, Nak.

"Devan seneng nggak, Om ikut makan di sini?" tanya Pak Bas seperti memiliki jalan untuk merebut hati anak-anak.

"Seneng banget, apalagi Om ini temannya Papa kami. Jadi sering-sering aja Om makan di sini," usul Devan dengan gaya polosnya yang diamini oleh adiknya.

"Iya, aku juga senang ada Om ganteng di rumah ini. Aku jadi nggak kesepian lagi," timpal Devia sambil menggigit ayam goreng kesukaannya.

"Wah, asik tuh. Udah dapet lampu hijau. Om jadi semangat, deh." Pak Bas terkekeh dengan lirikan mata padaku.

Aku tersedak ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status