Home / Romansa / Pengantin Miskin Milik CEO Dingin / Chapter 32 | Jebakan Menyakitkan

Share

Chapter 32 | Jebakan Menyakitkan

Author: MJeona
last update Last Updated: 2025-07-16 23:58:09

Menyentuh malam, langit Paris menggantung awan kelam yang menutupi cahaya bulan. Di pusat kota, sebuah night club bernama L’Obscure menyala terang dengan lampu neon warna-warni dan dentuman musik EDM yang mengguncang dada. Tempat itu adalah salah satu tempat pelarian elite kota, tempat yang dikenal sebagai titik gelap dari semua kenangan yang ingin dihindari.

Di salah satu sofa VIP yang tersembunyi di pojok ruangan, duduklah Kennard Reagan Darriston. Dasi longgar di lehernya nyaris melorot, kemeja putihnya terbuka hingga dada, dan jemarinya menggenggam segelas minuman yang nyaris tak disentuh. Wajahnya terlihat murung, lelah, dan penuh gejolak.

Siang tadi, hatinya ditampar oleh pernyataan Ryuzaki pada Joana yang blak-blakan di hadapannya. Kalimat cinta yang diucapkan pria itu seperti menghantam benteng pertahanan Kennard yang mulai retak. Ia butuh udara, butuh pelarian. Dan tempat ini, sayangnya, menjadi pelariannya sekarang.

Namun, bukan Kennard namanya jika tak jadi pusat perhatian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
~•°Putri Nurril°•~
dan untuk Ken, Joana gak kan ningali kamu Ken. tapi kamu lah yang membuat Joana pergi. jika kamu tetap mengedepankan rasa dendam kamu. kalau emang bener tuan Aaron penyebab mommy kamu end. seharusnya dendam kamu ke tuan Aaron, bukan ke Joana yang gak tau apa2
goodnovel comment avatar
~•°Putri Nurril°•~
waahhhhh.... Alexa cari perkara, di kira Kennard bakalan bisa di jebak dengan mudah apa. justru karena jebakan kamu membuat Ken dan Joana akan menjadi intim. tapi akan menjadi bencana bagi Joana kalau Kennard masih mengutamakan dendam dia
goodnovel comment avatar
Huzi_toys
ehhhh ini cma rayuan apa tulus dr hati
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 32 | Jebakan Menyakitkan

    Menyentuh malam, langit Paris menggantung awan kelam yang menutupi cahaya bulan. Di pusat kota, sebuah night club bernama L’Obscure menyala terang dengan lampu neon warna-warni dan dentuman musik EDM yang mengguncang dada. Tempat itu adalah salah satu tempat pelarian elite kota, tempat yang dikenal sebagai titik gelap dari semua kenangan yang ingin dihindari.Di salah satu sofa VIP yang tersembunyi di pojok ruangan, duduklah Kennard Reagan Darriston. Dasi longgar di lehernya nyaris melorot, kemeja putihnya terbuka hingga dada, dan jemarinya menggenggam segelas minuman yang nyaris tak disentuh. Wajahnya terlihat murung, lelah, dan penuh gejolak.Siang tadi, hatinya ditampar oleh pernyataan Ryuzaki pada Joana yang blak-blakan di hadapannya. Kalimat cinta yang diucapkan pria itu seperti menghantam benteng pertahanan Kennard yang mulai retak. Ia butuh udara, butuh pelarian. Dan tempat ini, sayangnya, menjadi pelariannya sekarang. Namun, bukan Kennard namanya jika tak jadi pusat perhatian

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 31 | Pengakuan Tak Terduga

    Udara siang Paris yang menyelinap ke setiap sudut kaca gedung Darriston Couture, mulai terasa lebih hangat dari biasanya. Namun, di lantai dua puluh lima, suasana tetap dingin, tak sebanding dengan terik di luar sana. Joana duduk lemas di depan mejanya, menatap layar komputer yang belum sempat dinyalakan sejak pagi. Sementara jemarinya menggenggam ujung syal tipis, mencoba menahan rasa tak nyaman yang sejak tadi membekap hatinya.Seketika ia tersentak. Pintu lift tiba-tiba terbuka. Sosok lelaki tinggi dengan coat hitam dan kacamata bulat khas dosen masuk dengan langkah mantap. Ryuzaki Hazen Tanaka, dosen Sastra Mandarin di kampus Joana. Ia baru saja mengunjungi koleganya di Divisi Pemasaran, lalu bertolak ke lantai tersebut untuk bertemu sang sahabat. Akan tetapi, tak menduga akan melihat mahasiswinya itu duduk di luar ruangan CEO dengan wajah begitu kelelahan."Joana?" panggil Ryuzaki dengan nada lembut dan khawatir.Joana menoleh cepat, kaget, dan tersenyum tipis. "Mister Ryu? Say

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 30 | CEO Meresahkan

    Keesokan harinya, matahari baru saja naik di langit Paris, menerangi jendela kaca gedung Darriston Couture dengan kilau keemasan yang nyaris membutakan mata. Di lantai paling atas gedung tersebut, tepatnya di ruang kerja pribadi CEO, suasana tegang terselubung dalam keheningan pagi yang tampak biasa.Joana datang lebih pagi hari ini bersama sopir, tanpa mau menumpang di mobil Kennard. Setelah kejadian semalam, ia memutuskan untuk mengajukan pengunduran diri dari jabatan sekretaris pribadi CEO dan meminta dikembalikan ke divisi awalnya—Tim Desain yang dipimpin oleh Madame Clarisse. Dengan hati mantap, ia berdiri di depan meja kerja Kennard. Namun, keputusan itu justru memicu percakapan yang ia benci."Saya ingin mengundurkan diri dari posisi sekretaris pribadi Anda, Tuan Kennard."Kennard langsung menutup map di hadapannya. Tatapannya tidak terkejut, tetapi justru lebih gelap. “Apa alasannya?” sahutnya dingin, menggema ke seantero ruangan.“Saya merasa tidak nyaman bekerja terlalu deka

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 29 | Keputusan Kennard

    Langit Paris masih diselimuti malam tanpa bintang saat langkah cepat Arley, kepala pelayan senior keluarga Darriston, menggema di sepanjang lorong lantai satu mansion megah itu. Di belakangnya, seorang wanita cantik dibalut long coat cokelat muda dengan rambut dikuncir rapi mengikuti dengan tergesa-gesa. Itulah Dokter Leah Beatrix, sahabat masa kecil Kennard yang tadi dihubungi untuk menangani Joana."Tuan muda menunggu di lantai tiga, Dok," lapor Arley."Terima kasih. Tolong jangan sampai siapa pun tahu. Terlebih Nyonya Daniella. Ken tidak akan suka," sahut Leah cepat.“Baik, Dok.” Arley mengangguk sopan.Tak ada yang menyadari, di balik tembok itu berdiri Daniella yang sedang memegang gelas kosongnya, hendak ke dapur untuk mengambil minum. Kini, seringai miring pun terbit dari bibirnya. Sementara di lantai tiga, begitu pintu kamar dibuka Arley, Leah mendapati sosok Kennard yang berdiri dengan wajah panik di samping tempat tidur. Joana terbaring di atas ranjang, tidak sadarkan diri

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 28 | Ken dan Cia

    Jam menunjukkan pukul 01.47 CEST dini hari. Namun, kamar tidur utama di lantai tiga mansion Darriston diselimuti atmosfer kegetiran. Angin malam menerobos lembut dari celah jendela balkon, menggoyangkan tirai tipis yang tergerai. Di dalamnya, Joana berdiri gelisah dengan mata sembap dan wajah yang tak bisa menyembunyikan kecemasan.Ia menggenggam ponsel putih yang tadi pagi dihadiahkan oleh Kennard. Sudah lima kali ia mencoba menghubungi suaminya. Namun, tidak aktif. Sinyal bahkan tak terdeteksi. Lalu ia mencoba menelepon Edmund, satu kontak lagi yang ia simpan selain suaminya. Akan tetapi, sama saja. Tidak bisa tersambung.Joana terduduk perlahan di tepi tempat tidur king size itu. Tangannya mencengkeram selimut broken white lembut yang terlipat rapi, seolah-olah ingin mengalihkan rasa takut yang merayap perlahan ke dalam dadanya.“Kamu di mana, Ken? Kenapa belum pulang juga?” gumamnya lirih, nyaris ingin menangis.“Tidak. Aku harus berpikiran positif. Kennard pasti sibuk dengan klie

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 27 | Kenyataan Pahit

    Malam semakin larut. Langit Paris ditutupi awan tipis, tetapi lampu-lampu jalan tetap menyala terang di Distrik La Défense, tempat mansion keluarga Darriston berdiri kokoh dan mewah.Joana turun dari mobil dengan langkah pelan. Edmund membukakan pintu beranda untuknya, lalu mengangguk cepat. "Saya langsung pergi, Nyonya muda. Ada yang harus saya urus malam ini juga. Permisi," katanya sambil membungkuk sopan. Joana mengangguk pelan. "Terima kasih, Edmund. Hati-hati," ujarnya tanpa curiga. Edmund balas melempar senyum dan berlari kecil untuk kembali ke mobil, lantas segera melaju di tengah gerimis ringan yang mulai turun. Sementara itu, Joana berdiri di bawah atap beranda, memandangi daun pintu kayu besar di hadapannya.Tangannya bergerak pelan, menyentuh bibirnya sendiri. Ciuman itu masih terasa. Masih basah. Berbekas terlalu dalam di hatinya.Bibirnya berakhir gemetar. Ia menggigit pelan bibir bawahnya, lalu menunduk dalam. Rasanya ingin menangis. Akan tetapi, ia tahu, ia tak boleh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status