Share

3. Bertahanlah Disana

Angel menyisir pandangannya ke sekitar kamar hotel. Malam ini, dirinya harus terpaksa tidur di kamar ini bersama suami palsunya, Kana. Ini memang salah satu hal yang harus dirinya dan Kana lakukan. Karena jika sampai pihak media mengendus bahwa dirinya dan Kana pergi dari hotel, mereka bisa memberitakan yang tidak-tidak. 

Angel mendengus kesal. 

Angel tidak tahu apa yang harus dilakukannya setelah ini. Haruskah dirinya menunggu Saka saja di dalam keluarga Lazuardi? Kenapa atasannya menyuruh dirinya untuk masuk ke dalam keluarga Lazuardi alih-alih menyuruhnya untuk melacak posisi Saka? 

"Nggak mandi?" tanya Kana yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ya," ucap Angel singkat lalu masuk ke dalam kamar mandi tanpa banyak kata. 

“Hei, tunggu!”

Suara Kana di balik punggung Angel yang hampir menyentuh pintu kamar mandi membuat Angel berbalik. Memberikan tatapan tanya kepada Kana.

“Nggak mau aku bantu buka, Istri?” senyum miring tercetak di wajah Kana.

“Gila!” dengus Angel.

“Hei! Aku berbaik hati. Baju itu kelihatan begitu sempit di badan kamu,” Kana memandang Angel dari atas sampai ke bawah dan kembali lagi ke atas.

Angel merasa sangat direndahkan!

Baju pengantin milik Feli ini memang begitu ketat di badannya karena sang pengantin asli jelas memiliki tubuh yang lebih kecil. Akibat latihan rutin yang Angel lakukan untuk membangun ototnya, tentu bagian tubuh Angel sedikit lebih besar di area tertentu yang membuat Angel memiliki bentuk badan impian semua orang. Kurus tetapi berisi di bagian-bagian yang diinginkan.

“Bagaimana?” tawar Kana lagi.

“Nggak butuh!” Angel menutup pintu kamar mandi dengan keras. Tawa Kana di luar sana terdengar hingga dalam kamar mandi. Dan itu semakin membuat Angel kesal. 

Memang benar jika Angel sedikit kesulitan saat melepas gaun dengan model slim fit yang tengah dipakainya. Kesal, akhirnya Angel merobeknya dengan tangan kosong. 

Krieek! 

Dengan sekali hentakan, Angel membuat baju itu teronggok mengenaskan di lantai kamar mandi. 

Usai melakukan ritual mandinya dengan cepat, buru-buru Angel menarik bathrobe yang disediakan hotel. 

Astaga! Angel lupa bahwa dirinya saat ini tidak memiliki pakaian ganti. Haruskah dirinya tidur menggunakan bathrobe ini? 

Ah, sebenarnya Angel bukannya malu dengan Kana. Selama perjalanannya menjadi agen, sudah banyak peran yang Angel jalani untuk menyelesaikan misi. Tidak jarang, Angel juga harus menyamar menjadi perempuan penggoda untuk dapat mendekati target. 

Saat ini, Angel hanya takut masuk angin jika tidur menggunakan bathrobe seperti ini. 

Tangan Angel bergerak membuka kenop pintu kamar mandi. 

Melihat Angel yang muncul dari kamar mandi hanya menggunakan bathrobe, Kana baru mengingat bahwa gadis itu tidak memiliki pakaian ganti. 

"Kamu mau pake baju aku dulu untuk tidur?" tawar lelaki itu yang kini sudah mulai menggunakan aku kamu bukan saya kamu lagi ketika bersama Angel. 

"Boleh." 

Tanpa menunggu lagi, Kana bergerak ke arah tas ranselnya yang berisi peralatan pribadinya. Ya, dirinya memang menyiapkannya karena seluruh keluarganya akan menginap disini usai acara pernikahan. Takut akan terlalu lelah apabila harus langsung pulang. 

"Thanks, Kana," Angel kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian. 

"Udah?" Kana memastikan saat gadis itu keluar dari kamar mandi yang dijawab anggukan saja oleh gadis itu. 

"Jadi, kamu mau tidur di sebelah mana? Tidur di sofa ataupun di lantai juga tidak masalah jika kamu tidak ingin tidur satu ranjang bersamaku. Tapi satu yang harus kamu tahu, mau atau tidak kamu tidur di ranjang yang sama bersamaku, aku akan tetap tidur di ranjang. Jadi, kamu mengerti apa yang aku maksud kan, Nona?" 

Angel menatap lelaki di depannya. Kana sepertinya memiliki kepribadian ganda. Tadi lelaki itu dengan gentle menawarkan Angel bajunya. Kini, lelaki itu seolah tidak peduli Angel perempuan dan ingin menang sendiri. Sebenarnya, Kana yang mana? 

"Aku sama sekali nggak keberatan kalau kita tidur satu kasur. Tapi, bukankah sebagai keluarga Lazuardi yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat timur, ini bukanlah hal yang dibenarkan? Tidur satu ranjang dengan perempuan agaknya sedikit mencoreng nama baik keluarga bukan?" jawab Angel sinis. 

Kana terkekeh geli dengan jawaban Angel. 

Apa yang lucu? 

"Ya, keluarga Lazuardi memang kolot. Tapi, aku sudah lama tinggal jauh dari mereka. Lagi pula kita sepasang suami istri bukan?" 

"Sepasang suami istri yang menggantikan sepasang suami istri lainnya," peringat Angel. 

Lagi-lagi Kana terkekeh. Sepertinya memang lelaki itu hobi tertawa? 

"Ya! Kamu benar." 

Kemudian lelaki itu kembali melanjutkan, "Jadi kamu tetap ingin tidur di samping aku?" katanya menaik turunkan alis menggoda Angel. 

Gadis itu berdecih. Tingkah Kana begitu menggelikan. 

Tanpa berkata-kata lagi, Angel langsung membaringkan badannya di sisi kanan tempat tidur. Sama sekali tidak menunggu Kana yang masih berdiri menatapnya. 

*** 

Malam semakin larut. Angel merasa bahwa Kana di sampingnya sudah tidur dengan cukup pulas. Dapat Angel rasakan napas lelaki itu yang sangat teratur. 

Sebisa mungkin Angel turun dari tempat tidur tanpa menimbulkan suara dan gerakan yang dapat membangunkan Kana di sampingnya. 

Angel mencari kartu akses cadangan kamar yang ditempatinya. Setelah menemukannya, Angel keluar dengan langkah sepelan mungkin. Meski dirinya tahu bahwa Kana tidak akan terbangun dilihat dari tidurnya yang begitu lelap, Angel harus tetap waspada dan berjaga-jaga. 

Berhasil keluar dari kamar, Angel berjalan menyusuri lorong kamar hotel tersebut. Dirinya di lantai jejeran kamar VIP di hotel ini. Hanya ada beberapa kamar di lantai ini karena cukup ekslusif. Angel tidak bisa mengira-ngira berapa jumlah uang yang dibuang oleh keluarga Lazuardi dan Wijaya untuk pernikahan anak mereka. Pastinya sangat banyak. 

Angel berbelok ke sebuah belokan di ujung lorong. Sembari melihat keadaan sekitarnya, gadis itu berusaha mengaktifkan chip yang tersambung dengan dirinya. 

"Agen A disini," ucap Angel begitu telah tersambung. 

"Ya, Agen A? Bagaimana situasi disana?" tanya seseorang di seberang sana. 

"Cukup aman, Ketua." 

Angel memberi jeda sejenak. Sampai kemudian kembali melanjutkan, "Lalu, apa yang harus saya lakukan selanjutnya? Target menghilang. Apakah sudah ada informasi untuk mengakses lokasinya?" 

"Sejauh ini belum. Teruslah disana sembari menyelidiki sesuatu di keluarga Lazuardi." 

Angel mengerutkan kening. 

"Apa itu Ketua?" 

"Lebih detail lagi, nanti aku kirimkan datanya melalui email. Sementara, berusahalah bertahan disana dan ulur waktu sebanyak mungkin agar bisa menyelidiki keluarga Lazuardi sembari menunggu Saka ditemukan." 

"Baik, Ketua. Dimengerti." 

"Bagus. Sekarang kembalilah. Jangan sampai suami palsumu mencurigaimu. Sementara, ambil hatinya agar bisa bertahan disana. Aku dengar, Kana tidak secerdas kakaknya. Kamu harus bisa memanfaatkannya." 

Memanfaatkannya? Apa yang bisa dimanfaatkan dari seorang Kana? 

"Meski begitu, tetaplah hati-hati karena biar bagaimanapun, Kana adalah anggota keluarga Lazuardi. Sejak kecil dirinya selalu mendapat pendidikan yang baik sama halnya dengan kakaknya dan tentu saja dia mendapatkan pelatihan yang sama juga seperti kakaknya." 

"Baik ketua, saya mengerti." 

"Bagus." 

Kemudian sambungan itu dimatikan. 

Angel kembali berjalan pelan menuju kamarnya. Begitu pintu terbuka, Angel begitu terkejut ketika tidak mendapati Kana yang tadi tidur di kasur. 

Satu yang Angel takutkan, lelaki itu mengikutinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status