Dua jam kemudian mereka bertigapun telah sampai di taman yang dimaksud.
"Gwen, pergilah dahulu. Aku dan Will akan mengeluarkan bawaan piknik di belakang mobil. Aku yakin yang lain pasti sudah berada di sana."
Ariana meminta Gwen untuk pergi ke taman itu terlebih dahulu. Tanpa ada rasa curiga Gwen pun mengangguk dan pergi. Hatinya yang kosong membuatnya tidak terlalu banyak berpikir ini dan itu sebelum melakukan sesuatu.
Mata Gwen melihat ke hamparan bunga Lily yang ada di kiri dan kanannya. Ini adalah bunga Lily yang Aiden persembahkan untuknya. Tapi hari ini, disaat semua bunga Lily ini bermekaran dan menyambut kedatangannya, malah orang yang mempersembahkan semua bunga Lily ini yang tidak ada di sini untuk menemaninya menikmati semua keindahan ini.
Gwen tiba- tiba langsung berjongkok. Disembunyikannya wajahnya dalam lipatan tangannya. Dia benar- benar tidak kuasa menahan semua rasa sedih yang menyeruak dari dalam sanubari ya.
"Kenapa kau tega tidak memberiku kabar apapun kalau kau baik- baik saja tuan muda Skyleden Gavin Junior?! Kau tahu aku dan calon anakmu mencemaskan mu! Aku pikir akan menjadi orang tunggal setelah anak ini lahir. Huuaaaaaaa...."Gwen kembali menangis."Tunggu! Apa yang kau katakan barusan,Gwen? Kau sedang hamil?" Seru Aiden menggenggam erat kedua lenganGwen."Hei sayang kau hamil? Gwen?! jawab aku." Aiden menatapGwen dengan penuh harap. Dia tidak menyangka kalau dirinya lah yang akan mendapat kejutan. Padahal rencana awal nya, hari ini Aiden ingin memberikan kejutan padaGwen karena hari ini adalah tiga bulan pernikahan mereka.Tapi siapa sangka malah dirinya yang mendapat kejutan.Dengan wajah cemberutGwen mengelap air mata di pipinya. Bibirnya mengkerucut dan pandangannya yang kini telah berubah tajam, menandakan kalau dirinya sedang sebal tingkat tinggi pada Aiden."Aku mau sendiri." Rajuk Gwen lalu bangun dan b
"Apa ada lagi yang ingin kau tanyakan padaku tuan muda Skyleden Gavin Junior? Kalau tidak ada aku ingin duduk bersama Diana di sana. Tiba- tiba saja perut ku merasa lapar." ujar Gwen dengan nada datar yang masih sarat getir- getir amarah di dalam setiap ucapannya. "Kau mau duduk di sana? Ayoo aku antar." Aiden dengan cepat mengaitkan jari jemari ya dengan jari jemari Gwen. Tapi secepat apa Aiden melakukannya maka secepat itu pula itu Gwen melepaskannya kembali. Dan tanpa berkata apa - apa Gwen melenggang pergi sambil memanggil nama orang- orang yang ada di depannya. Aiden melihat ke arah jari- jarinya yang kosong yang diterpa angin sambil berkata, " bersiap- siaplah Skyleden Gavin Junior! Ini tidak akan berlalu dengan begitu saja. Pasti si rubah kecilmu itu sudah mempersiapkan sebuah rencana balas dendam untukmu. Siapa suruh kau menjahilinya seperti ini." Aiden menarik nafas dalam sebanyak yang dia bisa. Matanya kini hanya terfokus pada Gwen yang sedang asik ngobrol dengan DIana,
Aiden yang tidak bisa berkata apa-apa hanya bisa diam sambil menyembunyikan kegeramannya pada penulis yang menulis novel online yang Gwen baca."Astaga! Haruskah aku kirim penulis ini ke bulan?" Batin Aiden sambil melihat ke arah jam jati yang ada di sudut ruangan nya. "Satu jam dia hanya asik dengan novel online nya. Apa dia tidak tahu kalau aku sedang menunggunya?" teriakan Aiden – Aiden kecil di dalam sana frustasi."Gwen sayang, aku keluar sebentar ya? Aku ingin menelpon seseorang.” Ujar Aiden pada Gwen. Bagaimana pun caranya dia harus membuat Gwen berhenti bicara. Meski harus dengan cara yang licik sekali pun, tetap akan dia lakukan.“Kau mau kemana sayang? Kenapa tidak di sini saja kau menelpon? Aku tidak akan mengganggu mu sayang? Aku kan sibuk membaca.” Tahan Gwen. Dia ingin Aiden tetap berada di sisinya supaya dia bisa menyiksa Aiden lebih lama.“Tidak sayang. Aku keluar saja. Kau teruskan saja membaca. Aku tid
Setelah dua jam mencari solusi untuk masalahnya, akhirnya Aiden menyerah dan kembali ke kamar. Untungnya saat Aiden masuk ke dalam kamar dan puji Tuhan, Gwen sudah tidak sibuk dengan novel online nya lagi."Ya Tuhan! Terima kasih kau telah membuatnya berhenti membaca." Batin Aiden, merasa lega setelah melihatGwen yang nyender cantik di header ranjang mereka."Akhirnya! Buka puasa!" Gumamnya senang, berjalan penuh semangat ke arah Gwen."Kau menelpon siapa sayang? kenapa lama sekali?" TanyaGwen saat Aiden naik ke atas ranjang dan duduk di sampingnya."Aku habis nelpon Will. Aku ingin meminta tolong sesuatu padanya tapi ternyata kemampuannya masih kurang sehingga tidak bisa membantuku." Jawab Aiden, pelan- pelan tapi pasti memposisikan tangannya ke belakang tubuhGwen sehinggaGwen kini nyandar di pelukannya."Ada perlu apa? Mana tahu aku bisa bantu." cicitGwen lalu memandangi wajah tampan suaminya yang menyeba
"Apa yang kau lakukan di depan rumahku malam- malam begini Aiden?!!!!!!" Tanya Will tidak percaya saat dari jendela kamarnya dia melihat Aiden sedang berdiri luar pagar rumah nya."Apa kau bisa turun dan membukakan pagar ini dulu Will? Ada hal penting yang harus aku katakan langsung pada mu." Pinta Aiden dengan nada serius."Bukankah kau sedang ngomong langsung denganku Aiden? Ya sudah katakan saja!" Will kadang- kadang memang suka kiding - kiding. Sudah jelas yang dimaksudkan oleh Aiden ngomong langsung itu adalah face to face tapi koko yang satu ini memang suka bikin Aiden semakin darah tinggi.Dia tidak tahu apa yang sudah Aiden lalui selama tiga hari ini bersamaGwen. Mulai dari digoda imin nya oleh Gwen, mandi tujuh kali sampai mengigil, tidur di dalam kantong kempompong, mencarikan beraneka buahan yang jelas- jelas bukan musimnya dan masih banyak lagi permintaan yang tidak masuk nalar Aiden tapi tetap harus Aiden penuhi, pertama karena Aiden tahu kala
Ariana pun berjalan mendekatiGwen yang baru saja menghabiskan satu mangkok bakmie spesial nya."Ada apa iniGwen?" Tanya Ariana sambil menarik satu mangkok bakmi dari tiga mangkok bakmi yang ada di atas meja. Ariana tidak terlalu memperhatikan wujud bakmi yang dia tarik dan akan makan itu. Matanya terlalu berfokus pada Will yang memarahi Aiden yang posisinya tidak begitu jauh dari meja makan mereka."Hm- apa ya? Seperti yang kau lihat, Aiden sedang belajar bikin bakmi pada Will." JawabGwen lalu menarik satu mangkok bakmi lagi."Iya! Aku bisa melihat hal itu!! Tapi bukan itu yang aku ingin tahuGwen?! Maksudku untuk apa Aiden belajar membuat bakmi? bukannya kalian punya banyak pelayan di kediaman keluarga Gavin? Kan tinggal suruh! Atau Aiden bisa minta chef restoran terkenal untuk membuatkan nya khusus." tanya Ariana lalu mengembus bakmi yang hendak dia makan. Namun saat bakmi itu akan masuk ke mulutnya, dia menyadari ada yang janggal.
"Benar kah?" tanya Skyleden Gavin Junior yang menjadi semakin dan semakin mengambang hidungnya karena pujian yangGwen lontar kan. "Benar sayang. Tekstur mienya sangat sempurna. Rasanya kenyal -hhmm sungguh sulit untuk aku lukiskan dengan kata- kata. Dan lihatlah warnanya yang pink ini, sangat indah. Walaupun warna pink ini berasal dari buah naga, tapi di mie ini aku sama sekali tidak merasakan rasa buah naga yang kental di lidah. Ada memang, tapi selayang gitu dan sangat tipis sekali rasanya. Kau tahu, pokoknya komposisi dalam pembuatan mie ini sangat sempurna. Aku beri nilai sepuluh dari sepuluh untuk mie buah naga ini. Will sangat pintar dalam meresepkannya." UjarGwen di akhir kalimat nya yang malah ujung- ujung memuji Will bukannya Aiden Senyuman di wajah Aiden reflek memudar. Kepalanya yang membesar dan membesar karena pujian- pujianGwen sebelumnya auto mendadak mengempis bak balon yang tadinya besar lalu tiba - tiba ada yang bocor,
Berbulan- bulan pun berlalu dan kandungan Gwen kian lama kian besar yang membuat badannya pun turut membesar."Gwen, jangan berjalan ke sana kemari lagi. Aku tidak hanya pusing melihatnya tapi juga khawatir melihatmu yang berjalan dengan perut sebesar itu. Roselyn! Coba kau ikat dulu putri mu itu! Dia membuat ku tidak bisa minum teh dengan tenang."Satu jam lamanya Nenek Aiden yang bernama nek Janet itu harus terus merasa khawatir karena Gwen yang sibuk menata kediamannya karena dalih Gwen sudah bosan menata kediamannya sendiri jadi dia sengaja datang ke kediaman nek Janet untuk mengatur ulang semua posisi perabot di sana.Sebenarnya tidak ada yang salah dengan niat baikGwen ini. Malah sangat bagus. Itu artinya setelah berbulan - bulan menjadi nyonya besar Gavin, hatiGwen sudah mulai melekat di keluarga ini. Sehingga tidak hanya kediamannya sendiri saja yang dia perhatikan, tapi semua kediaman anggota Gavin yang ada di dalam lingkungan keluarga Gavin