Share
Sengaja atau Tidak
Bab terkait
Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Nama Tidak Normal
“Tolong berikan ini pada Senora Rosas begitu beliau sadar. Akan membantu menetralisir obat dalam tubuhnya.” Dokter menunjuk dua kotak susu murni yang masih tertutup rapat. Ed mengangguk sementara matanya memandang perawat yang tengah memperbaiki posisi tiang infus dan selang agar tidak tertindih tangan pasien. “Panggil saja saya kalau Anda memerlukan sesuatu.” Dokter itu mengangguk dan keluar. Sikapnya amat resmi, karena tentu tahu kalau orang yang memastikannya tetap mendapat gaji setiap bulan adalah Ed. “Syukurlah tidak terjadi komplikasi apa pun. Semua organnya baik-baik saja.” Javier yang masih menemani duduk dan menatap Liz. Dokter sudah menjelaskan keadaannya, dan tidak ada kerusakan serius karena mereka bisa menemukan obat yang tepat. Ed tampak mengangguk dan duduk di samping ranjang. “Sepertinya ini pertama kali ia meminum obat seperti itu.” Ed mengulang apa yang dikatakan oleh Dokter. Keadaan lain yang membuat keadaan Liz tidak menjadi sangat buruk. Liz mungkin mencerna
Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Tidak Bisa Besok
“Aku… aku bertengkar dengan ayahku. Jadi—aku mengubah namanya. Begitu… Aku mengubah karena marah saja. Aku membuatnya menjadi orang asing." Ruby membentuk alasan dalam kepanikan. Ia tidak tahu apakah alasan itu masuk akal. “Bertengkar… Karena pernikahan kita?” Ed mencoba menebak. Ruby tidak menjawab. Menunduk, karena lebih mudah. Ia akan membiarkan Ed menyimpulkan saja. Ia tidak punya alasan panjang untuk meneruskan kebohongan itu. “Halo?” Ruby baru kembali mendongak, menyadari kalau Ed menjawab panggilan itu. Ed malas berjalan, dan ingin tahu Esli menghubungi karena apa. “Ada apa?” Ed bertanya lagi, karena Esli diam. Kaget mendengar suara Ed. “Don Rosas? Ini Anda? Saya terkejut.” Esli tertawa gugup. “Saya hanya ingin bertanya tentang kabar Liz. Sudah beberapa lama saya tidak mendengar kabarnya.” Esli ramah dan manis tentunya. “Liz? Dia sedang…” “JANGAN… Akh!” Ruby bisa menebak apa pertanyaan Esli dari jawaban Ed, dan langsung panik. Ia harus mencegah Ed menjelaskan keadaann
Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Teh yang Tidak Tenang
Jangankan menyiapkan, Ruby bahkan tidak ingat tentang hal yang dikatakan oleh Ed itu. Semua ingatan Ruby hanya tersisa lampu berwarna-warni, musik yang keras dan banyak orang. “Kau sangat menikmatinya sampai lupa, atau kau menganggap semua itu biasa, sampai kau bingung pria mana yang aku bicarakan?” Ed menyeringai sinis. Ruby yang masih sibuk menyusun ingatan dan mencoba mencari alasan, kembali harus menunduk. Ia tidak tahu harus menyebut apa dan bagaimana, karena dilihat dari sisi manapun ia memang bersalah. Mungkin seharusnya ia lebih tegas menolak saat Lori mengajaknya. Tapi ia harus menjadi Liz. Akan sangat mencurigakan juga kalau tiba-tiba saja menolak semua kehidupan itu. “Aku ingat.” Ruby separuh berbohong, karena pilihan itu lebih baik daripada penjelasan lain yang disebut oleh Ed tadi. Pilihan tidak tahu pria yang mana mengesankan dirinya sangat murahan. “Aku tidak bermaksud untuk menjadi seperti ini. Aku hanya sedang bosan setelah beberapa lama selalu di rumah. Jadi… Ak
Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Tidak Ada Celah
“Kenapa belum? Kau tidak membaca pesanku?” tanya Ed, saat bertemu Otiz di luar kamar. Terdengar tidak puas karena Otiz belum melaksanakan perintahnya. “Senor Reyes menghubungi saya berkenaan dengan hal itu.” Otiz menjawab, sambil menunjuk dua anak buahnya agar tinggal. Mereka akan menjaga kamar yang baru saja ditinggalkan Ed. Tidak mungkin ditinggalkan begitu saja.“Maksudmu? Apa hubungannya dengan pria tolol itu?” Ed tidak mengerti kenapa ayah Mayte harus ikut campur.“Ayah pria itu rupanya mengenal Senor Reyes dan meminta bantuannya—agar anaknya tidak mati,” jelas Otiz.“Oh.” Ed tidak jadi heran. Carlos bergaul dengan Liz—satu dunia dengannya. Kemungkinan besar ia anak orang kaya berpengaruh. Ia mendekati Marco Reyes untuk meminta tolong menyelamatkan anaknya.“Dimana?” tanya Ed. Ia tahu pasti Marco pasti akan meminta bertemu. “Saya belum membuat janji.” Otiz tidak mungkin membuat janji tanpa persetujuan Ed.“Sekarang. Aku tidak akan menunda kematiannya.” Ed akan menemui Marco, ta
Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Tidak Tersebut
“Anak itu hanya bodoh. Saya mohon. Itu anak saya satu-satunya.” Gagal mencoba beralasan, Miguel murni memohon belas kasihan. “Istriku juga hanya satu-satunya itu, dan anakmu memilih untuk menggodanya dibanding wanita lain yang ada disana,” balas Ed, sambil kembali menyesap minumannya. Melirik ke arah Marco yang perlahan, menegakkan tubuh. “Tapi… tapi… Saya mohon ampuni dia. Itu kebodohan semata, nafsu yang tidak bisa tertahan.” Miguel kembali mengiba. “Saya mohon Anda tidak membesarkan masalah ini. Saya mengerti kemarahan Anda, tapi saya rasa penyelesainnya tidak harus seperti ini. Saya yakin mereka hanya terbawa suasana dan keadaan, tidak bermaksud serius. Pergaulan di tempat itu bisa menjadi tidak jelas karena pengaruh alkohol dan obat. Orang-orang seperti itu mudah sekali melakukan kesalahan.” Marco akhirnya ikut membujuk, dengan cara yang salah. Marco mengucapkannya dengan jernih dan ramah, tapi baru saja menuduh Liz menerima godaan Carlos—bukan hanya salah Carlos kalau mereka
Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Tidak Perlu Karena Masih Berfungsi
“Maafkan aku!” Lori langsung menghambur dan memeluk, begitu masuk ke kamar rawat. Ruby yang sedang berdiri di samping ranjang, bisa bebas menyambut pelukan itu. Dan karena sebentar lagi akan pulang, tidak ada lagi selang infus yang menganggu. Ruby bisa memeluk dan menepuk punggung Lori yang menangis.“Aku tidak mengira Carlos akan menjadi sangat bodoh dan memberimu obat itu. Aku sudah memperingatkannya berulang kali kalau ia harus berhati-hati dan tidak membuat kesalahan saat bersamamu. Telinganya tuli pasti, kalau tidak otaknya bebal!” Lori setelah itu mulai mencaci maki, dan Ruby mendengar semua sambil tersenyum. Ia tidak marah lagi pada Lori.Meski paksaannya membuat Ruby mendapat masalah besar, tapi memang benar saat itu Lori hanya ingin mereka bersenang-senang bersama. Ia tidak berniat buruk dan hanya mengikuti apa yang sekiranya cocok untuk kehidupan standar dari anak-anak orang kaya. Ruby saja yang tidak terbiasa.Dan melihat penyesalan Lori sekarang, Ruby tidak mungkin membe
Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Nama yang Tidak Tepat
“Aku hanya malas mengganti.” Ruby mengucap lirih sambil meraih ponsel yang ditenteng dengan wajah jijik oleh Lori. Mempunyai ponsel itu sepertinya setara dengan aib di kalangan orang kaya. Lori masih mendesak sambil menggelengkan kepala tidak percaya, tapi alasan itu lebih bisa diterima—tidak mengesankan Ruby harus berhemat. “Aku batalkan. Eduardo sudah benar. Ini cocok untukmu. Ia pintar karena menyesuaikan dengan kebutuhanmu. Ini manis.” Lori membatalkan tuduhan terlalu cepat itu, dan membuka kotak ponsel itu untuk Liz. “Hoo… Custom.” Lori membelalak saat melihat bagian belakang ponsel yang amat berkilau itu tidak seperti normal umumnya. Ruby menerima, dan menatap dengan takjub. Tentu saja itu ponsel paling bagus dan mewah yang pernah dimilikinya. Ponsel itu tidak besar, dan bahkan bisa dilipat menjadi lebih kecil lagi. Memang model terbaru yang biasanya hanya dilihat gambarnya oleh Ruby menempel di bus ataupun televisi. “Daun apa?” Ruby bertanya sambil menunjuk custom case yang
Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Tidak Serumit Itu Alasannya
Ruby sama sekali tidak bergerak karena sadar kalau langkah kaki berat itu milik Ed—yang mana mengejutkan. Seharusnya pria itu tidak pulang—seharusnya ia berada di Guadalajara sampai minggu depan atau terserah kapan, tapi tidak sekarang. Ruby tentu saja semakin tidak berani membuka mata, ia terus saja memejam, dan mendengar saat pintu almari terbuka dan lainnya. “Aku tidak perlu melihat untuk tahu kau belum tidur.” Ruby memekik pastinya. Kaget—sekaligus malu. Ia membuka mata dan perlu mencari sebelum akhirnya menemukan Ed tengah duduk di salah satu kursi yang ada di dekat teras. Ia tidak menghidupkan lampu, tapi sedikit membuka tirai. Membiarkan berkas cahaya masuk. Tidak sangat terang, tapi cukup remang-remang untuk menerangi. Ruby duduk menunduk. Masih malu, dan sebagian lagi karena tidak tahu harus bicara apa. Ia melirik, dan melihat Ed juga memandangnya. “Kau menyukainya?” tanya Ed, menunjuk ponsel yang rupanya masih ada di tangan Ruby. “Oh, ya. Ini indah. Terima kasih.” D
Bab terbaru
- Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Pengumuman
- Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Extra 65 - Tidak Ada Lagi yang Salah
- Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Extra 64 - Tidak Ingat Sama Sekali
- Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Extra 63 - Tidak Lagi Bagian Dari Kehidupan Itu
- Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Extra 62 - Seharusnya Tidak Serakah
- Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Extra 61 - Tidak Ada Rencana Itu
- Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Extra 60 - Tidak Sesuai Rencana
- Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Extra 59 - Tidak Bisa Lebih Bahagia Lagi Seharusnya
- Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Extra 58 - Tidak Mengusir dan Benar
