Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa

Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa

Oleh:  aisakurachan  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
44 Peringkat
334Bab
65.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ruby menerima permintaan janggal untuk menggantikan wanita lain menjadi mempelai. Selain karena bayaran mahal, juga pria yang akan menjadi suaminya tampan. Tapi tawaran itu malah menjadi mimpi buruk, karena ternyata Eduardo—pria yang menjadi suaminya, tidak hanya berwajah buruk, tapi juga berlaku sangat kasar padanya. Sudah terlambat bagi Ruby untuk kabur dari jebakan itu. Ia hanya bisa bertahan agar mendapatkan uang dan mengobati ibunya yang sakit. Sanggupkah Ruby bertahan menghadapi kekasaran Eduardo dan mendapatkan uangnya? Atau akankah Eduardo tahu kalau Ruby sebenarnya bukan wanita yang seharusnya dinikahinya?

Lihat lebih banyak
Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Wedding Siswoyo
Baca bolak balik gak bosen, suka banget sama ed dan ruby, love it
2024-03-29 21:45:59
0
default avatar
Shantymufa
Baca berulang, gak bosan. Luv banget sama ruby dan ed..
2024-03-22 09:50:06
0
user avatar
Sitti Rabiah Ako
bagus banget
2024-02-11 11:15:13
0
user avatar
ENY YULIKA
Kalo tentang ide cerita setiap novel pasti memiliki keunikan tersendiri. Tapi tentang kekuatan bahasa novel ini adalah yang terbaik yang pernah saya baca. Author jelas memiliki kecerdasan tingkat tinggi yang tidak bisa saya bayangkan dari mana dia mendapatkannya. Satu kata "terima kasih"... .........
2024-01-17 19:39:03
1
user avatar
Paggus nirwana
keren abis... diakhir cerita tersenyum... tidak ada bagian yg bikin kesal dan males utk baca... selalu ingin tau plot twise dr tiap bab... kerennn...
2024-01-04 02:05:37
0
user avatar
Rasmiyati
Aku baca beberapa bab dan masih belum selesai, tapi sejauh ini ceritanya bagus dan kebawa emosi dan perasaan juga, bagian paling berkesan sih dimana Ruby gak menyerah dan tetap pada pendiriannya bertahan sama Eduardo yang selalu bersikap kasar padanya.
2024-01-02 11:25:12
1
user avatar
yussi_aja
part yg plg aq senangin dari buku ini di bab "tidak ada ada disana" bab ktika ed pertama x melihat ruby.dmn Aj menghentakkan tangan ruby ktika menahannya brlari..jd klo pake slow motion kak ai tu..pintaar bnget gambarin gmn terpananya ed,&aq bs bayangkan gmn terpananya ed hny melalui tulisan
2024-01-01 14:31:05
1
user avatar
dianm3ong
weh..ga nyangka bisa baca smp tamat... thanks loh ka ai novel kesekian yg keren! part terbaik pas sedih di bag. javier meninggal, part Ed Ruby ktemu pada gengsi klo msh cinta,part lucu klo dah bag.liz asher...... btw, Ed tau ga klo matteo besanan sm royal kindom?
2023-12-31 08:54:27
0
user avatar
VantLuv
Krn baru punya kesempatan, Aku mulai baca di Bab 150 lalu marathon dalam 2hari & nyesel bgt baru baca... Part yg paling bikin aku amaze waktu Javier meninggal, baru kali ini nemu cowok² bisa se-romantis itu untuk berpisah dlm damai dan BIKIN NANGIS BANGET... Tq Kak Ai, selalu terbaik ceritanya ...
2023-12-31 02:23:27
0
user avatar
Ningsih Ngara
yang paling saya suka dari novel ini adalah perjuangan seorang Ruby dan Ed ,walo Ed punya segalanya tapi aslinya dia juga berjuang melawan banyak hal untuk pribadinya sendiri Ed dipertemukan dengan Ruby dengan segala drama, tapi hati Ruby sangat luar biasa ya bisa menaklukkan seorang Ed yang keras.
2023-12-30 23:49:38
0
user avatar
Ernhy Ahza II
yg pling ku suka itu saat Asher mlah menuduh ruby dan trnyata dia slah orng krna blum tau ruby memiliki kembran ... pas tau klu orng yg dia kata"in trnyata slah orng kicep deh tuh si Asher ... Bgtu pun dngan Liz dia nggak tau klu Asher itu tamu ed ... Seru dan bkin ngikik baca mreka sprti tkus & kucing
2023-12-30 23:13:04
1
user avatar
Marlyn E. R Moning
ceritanya bagus banget ...️...️...️
2023-12-30 22:38:46
0
default avatar
Ummu Kaltsum
First, Thanks Kak Ai sdh membuat novel non fantasi yg memuaskan. Jempol bgt sama novel ini, tamat tanpa ada yg mengganjal gtu lho... legaa... Ga berat tapi smw part terjawab. Ak suka bagian Ed "mensucikan diri dan hartanya" agar tenang dan bahagia tapi tetap menghukum yg bersalah, Luar biasa...!
2023-12-30 21:39:22
0
user avatar
Yanti
bagian yg paling disukai itu, saat AJ ketemu duo E. teringat masa kecil anak². anak ku yg pertama wkt adiknya lahir senang banget, kalau adiknya lagi dibersihkan ikut²an pengen bersihkan. kalau lagi bacain buku juga pengen bacain padahal si kakak masih TK
2023-12-30 19:47:35
0
user avatar
Dvbyw505
Congrats Mba Ai, sudah berhasil menyelesaikan 1 cerita lagi. Sampai jumpa dicerita lainnya yg kamu tulis. Buat teman2 pembaca yg baru menemukan cerita ini, selamat membaca, ga akan kecewa sama karya penulis yg satu ini. Mampir juga kecerita lainnya yg beliau tulis.
2023-12-30 19:33:59
0
  • 1
  • 2
  • 3
334 Bab
Mempelai Tidak Sesuai Harapan
“Aku akan menikah hari ini.” Ruby membatin sambil mencubit pahanya—yang tersembunyi diantara rok mengembang gaun berwarna putih. Memastikan ia tidak sedang bermimpi. Ia benar-benar akan menikah hari ini, padahal dua hari lalu ia bahkan belum punya kekasih. "Ingat, kalau kau ingin ibumu mendapat perawatan dan uang itu, kau tidak boleh mundur maupun membongkar perjanjian diantara kita." Ruby yang baru saja menahan napas—meredakan mual di perutnya, menoleh memandang pria tua dengan kepala botak yang saat ini menggandeng tangannya. Kata-kata itu hanya bisikan, tapi cukup jelas terdengar diantara dengung tamu yang ada di depan altar "Saya sudah berjanji, tidak akan ingkar." Ruby berbisik juga. Menegaskan kalau ia akan melakukan bagian pekerjaan yang telah mereka sepakati. Ruby setuju untuk menikah dengan pria asing yang hanya dilihatnya dari foto dengan imbalan uang. Inti dari perkerjaannya hanya itu saja. Ruby tahu segala resiko, dan sepadan seharusnya. "Lebih baik kau mengingatny
Baca selengkapnya
Tidak Seperti Janji
“Dasar anak bodoh!” Cacian beserta tamparan tepat di pipi Ruby membuat wanita yang baru saja kehilangan kesadarannya itu membuka mata. Ruby mengelus pipinya yang pedih, dan serta merta pandangan kaburnya menjadi jernih. Ia tersadar bahwa dirinya kini berada di ranjang besar setelah tubuhnya terkulai lemas karena melihat wajah buruk rupa suaminya. “Kau ingin membuat kita semua mati atau bagaimana? Kau hanya perlu menciumnya! Dasar tidak becus!” ucap Esli—ayah Liz. Ia tampak murka sembari sesekali menoleh ke arah pintu, tampak khawatir ada yang mendengar. Ruby terlalu terkejut untuk bisa menanggapi hinaan dari ayah seorang wanita yang seharusnya berada di posisinya. Ia tidak menyangka akan mendapat amarah seburuk itu. Lagipula, bukan keinginannya untuk pingsan. Siapa yang akan menyangka bahwa pria yang menjadi pasangannya justru akan terlihat seperti monster?“Kau berteriak di depan wajahnya? Dan pingsan? Kau baru saja menghinanya, Bodoh! Kenapa kau tidak sekalian saja melempar waja
Baca selengkapnya
Misteri yang Tidak Lagi Rahasia
“Jangan harap kau bisa lari atau mencoba menghindar, karena wajah ini akan selalu menjadi mimpi burukmu!” Ruby tersentak ketika Eduardo menghimpitnya ke dinding yang berada tepat di belakangnya. Ruby menggigit bibir dengan sekuat tenaga sembari memejamkan matanya demi menahan isak ketakutan. Sayangnya, tak peduli Ruby berusaha menahan, air mata tetap berhasil kabur dari manik cokelatnya. Bagaimana tidak? Tatapan nyalang dari pria yang sudah menjadi suami sahnya itu seakan menghunus hatinya. “Hapus air mata itu dan lakukan tugasmu sebagai istri dengan baik! Jangan sampai mereka berpikir aku menyiksamu!” Eduardo membentak sambil melemparkan selembar sapu tangan ke arah Ruby. Esli memungut sapu tangan itu, berpura-pura membantu Ruby membersihkan wajahnya demi terlihat baik di depan Eduardo. Tepat ketika pria itu memastikan bahwa Eduardo sudah meninggalkan ruangan, Esli mendekatkan wajahnya ke telinga Ruby, “Kalau kau masih ingin melihat ibumu, pastikan kau melakukan segalanya dengan
Baca selengkapnya
Tidak Mungkin Menghindar
“Mau pergi ke mana, istriku tercinta?”Tarikan di lengan Ruby membuat wanita itu seketika bergedik ngeri. Pria itu jelas tidak sedang bersikap hangat padanya, terlihat dari tatapan nyalang beserta cengkeraman kasar di lengan sang wanita yang mebuat dirinya mendesis."Apa kau ingin lari?!" bentak Eduardo, saat tubuh Ruby tertarik dan kembali hampir terpelanting karena tarikan Eduardo. Sama sekali tidak ada kelembutan dalam pertolongan itu.“Jangan kasar, Ed.” Pastor itu mencoba menenangkan, tapi peringan itu hanya sekadar lewat."Berani sekali kau mencoba lari!" Eduardo menyeret Ruby masuk, sementara Ruby telah gemetar karena ketakutan. Eduardo menyeramkan bukan hanya karena wajahnya, tapi karena sikapnya. Ruby lebih takut pada sifatnya dari pada wajahnya saat ini.“Aku tidak lari. Aku hanya…”Ruby mencoba untuk membela diri, tapi percuma. Eduardo sudah tidak ingin mendengar segala kata yang keluar dari mulutnya. Keputusan impulsif yang diambil Ruby tadi kini mengancam keselamatannya.
Baca selengkapnya
Tidak Manis Seperti Di Awal
Clang!Jatuhnya ikat pinggang milik Eduardo yang menatap Ruby seolah dirinya adalah mangsa memecah keheningan di dalam kamar. Ruby berusaha menghiraukannya, wanita itu masih berkutat dengan dua potong kain terakhir yang masih menempel di tubuhnya. Ruby mencoba meraih pengait di punggungnya, tapi terus gagal. Tangan Ruby terlalu gemetar, campuran ketakutan, dingin dan keengganan. Kesulitan itu terlihat, tapi bagi Eduardo yang otaknya sudah keruh oleh nafsu, ia hanya melihat Ruby yang tengah memamerkan tubuhnya dengan membusungkan dada. Memancing nafsunya.“Nah, begitu lebih benar. Jangan menangis dan menjadi sok suci—malah tidak pantas. Kau dan ayahmu itu sama saja! Munafik.” Sebelum Ruby bisa mengartikan kalimat membingungkan itu, Eduardo tiba-tiba berdiri, membuat sekujur tubuh sang wanita yang nyaris telanjang itu merinding.Pengalaman Ruby nol, dan ibunya telah memastikan Ruby tidak mengenal hal dewasa sebelum waktunya. Ruby hanya tahu secara global—ia harus telanjang, tapi tida
Baca selengkapnya
Ada yang Tidak Cocok
“Apa itu!?” Suara lantang seorang pria membangunkan Ruby yang masih terlelap, merasa lelah setelah malam panjang yang membuat area bawahnya perih.Saat Ruby membuka mata, wanita itu terkejut melihat pria yang sudah sah menjadi suaminya berdiri menjulang di samping ranjang, memandangnya dengan kening berkerut.Ruby memaksakan kepalanya berpaling, manik cokelatnya mengarah ke telunjuk Eduardo. Tepat saat itulah, Ruby menyaksikan noda merah pekat yang mengotori bed cover tempat keduanya bergumul semalaman. “Darah.” Ruby menjawab dalam gumaman, karena tidak yakin jawabannya benar. Noda itu sudah jelas adalah darah, tidak perlu ditanyakan. Ruby curiga kalau pertanyaan itu hanya jebakan.“Aku tahu itu darah! Tapi kenapa kau berdarah?! Kau tidak sedang menstruasi, kan?!” Bentakan Eduardo, semakin keras. Ruby tentu saja dengan otomatis tersentak, sementara perlahan wajahnya memerah–malu.Ia jelas tahu darah itu berasal dari mana, dan seharusnya Eduardo juga tahu. Hal itu membuat Ruby terdia
Baca selengkapnya
Tidak Harus Membencinya
“Lalu kau pikir aku tidur dengan siapa? Aku mabuk tapi masih bisa membedakan wajah!” bentak Eduardo. Jengkel karena Javier malah berpendapat absurd. Eduardo tahu ia mabuk tadi malam, tapi tidak mungkin menduri wanita yang salah.“Tapi bagaimana mungkin? Ini Liz. Aku tahu benar pergaulannya seperti apa. Dia beruntung lolos dari tanganku… dulu.” Javier menambahkan karena pergaulannya saat ini tentu berbeda.“Aku sering bertemu dengannya di hotel bersama pria bergantian setiap kalinya. Sebentar! Aku ingat dulu.” Javier mengerutkan kening, lalu melipat telunjuknya untuk menunjuk hitungan pertama.“Aku bertemu dengannya di Cancun, lalu Chilangolandia*. Terakhir aku bertemu dengannya di resort Playa del Carmen. Ia memakai bikini dan bergandengan tangan ke pantai—dia delapan belas saat itu.” Javier menampilan sederet bukti yang membuatnya sulit percaya kalau Lizeth Ramos masih perawan.“Dia juga pernah dikabarkan dekat dengan salah satu pemain film bukan? Aku lupa yang mana.” Kabar itu terl
Baca selengkapnya
Tidak Semuanya Buruk
Ruby bisa melangkah dengan lebih baik. Masih merasakan nyeri diantara kakinya, tapi tidak lagi menyiksa. “Sebentar.” Ruby mendengar ketukan di pintu kamar tadi, dan memaksakan diri untuk berjalan. Ruby bersyukur telah merapikan diri. Setelah menangis dengan puas tadi, Ruby berendam cukup lama di bak mandi mewah yang ada di kamarnya. Penampilannya cukup layak sekarang, meski rambutnya masih separuh basah. Ruby berharap matanya yang lebam tidak terlalu kentara. “Senora* Rosas, Anda sudah bangun dan terlihat cantik..” Ruby mendengar sapaan bernada ramah dan lembut saat membuka pintu. Ruby jelas tidak tahu siapa. Semua orang yang dilihatnya saat hari pernikahan kemarin tidak lebih sepintas lalu—baik tamu maupun penghuni rumah itu. “Saya, Tita. Pelayan di sini. Saya mengurus makanan dan kebutuhan rumah.” Tita mengulurkan tangan sambil membungkuk. Kulitnya gelap, sementara tubuhnya kurus, tapi tampak tegap. Rambutnya yang berbaur dengan warna abu-abu, terkepang dua dengan rapi. “Ru
Baca selengkapnya
Tidak Kalah Menjijikkan
“Perkenalkan, Pedro. Aku tinggal di sini juga. Aku tidak tahu kau ingat atau tidak, tapi aku ikut menolong saat kau pingsan kemarin.” Pria itu mengulurkan tangan. Meski tidak ingin, Ruby terpaksa menerima. Ia tidak ingin bersikap tidak sopan pada salah satu penghuni rumah itu. Dan tentu Ruby tidak ingat pria itu menolongnya. Ia benar-benar pingsan tanpa menyisakan kesadaran setelah melihat wajah Eduardo.“Halo.” Ruby mengangguk pelan, sambil melirik lorong. Berharap Tita lebih cepat kembali. Ia tidak ingin bersama pria itu berdua saja.“Aku pikir pernikahan kalian tidak akan terjadi. Tapi akhirnya rumah ini bisa lebih ceria. Wajah baru yang cantik membuat perbedaan yang nyata.” Pedro memuji, tapi Ruby sama sekali tidak gembira mendengarnya. Jenis pujian cantik itu berbeda dengan yang didengar dari Tita tadi. Jenis yang ini sering didengar Ruby saat ia bekerja di restoran. Sebagai pelayan restoran, Ruby tentu sering bertemu konsumen hidung belang, dan membuat muak.“Kau pendiam rupa
Baca selengkapnya
Tidak Diterima
“Senora Mía!” Tita memekik kaget, sambil memandang kerja kerasnya yang terbuang.Wanita yang bernama Mía itu tidak peduli tapi. Ia terus memandang Ruby dengan mata tajam.Ruby tidak tahu siapa dia, tapi Ruby tahu kebencian wanita itu pada dirinya sama seperti Eduardo. Mata yang memandang dengan dendam.“Siapa yang mengatakan kau boleh memberinya makan?!” Mía marah pada Tita, tapi wajahnya tetap memandang Ruby. Maka Ruby memutuskan untuk bicara. Membela Tita paling tidak.“Maaf, aku tidak bermaksud…”“Saat jam sarapan datang dan kau tidak muncul. itu berarti aku anggap kau tidak ingin makan! Jangan berani-beraninya meminta sarapan khusus hanya untukmu saja!” Mía memotong penjelasan Ruby. Sejak awal memang tidak ingin mendengar.“Senora, saya yang…”Bahkan pembelaan Tita pun diputus dengan dejakan lidah.“Aku tidak memintamu bicara! Bekerjalah, dan bereskan itu!”Mía menunjuk kekacauan yang ada di lantai, lalu telunjuknya beralih pada Ruby.“Kau dengar, Lizeth Ramos! Kau mungkin menika
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status