Share

83. Misi Penyelidikan

Penulis: Blue Ice
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-05 23:57:55

Selina tak bisa lagi berdiam diri. Malam itu, setelah memastikan Zander tertidur, ia menghubungi Lumi. Video singkat yang ia terima jadi bukti pertama bahwa Felicia tak bisa dipercaya.

“Lumi, kita harus membagi tugas,” ujar Selina pelan di seberang telepon.

“Kau urus yang di dalam. Awasi Felicia. Aku akan melacak arah komunikasi Rajendra dan Alenka.”

Lumi terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Baik. Biar aku jadi mata di kantor Castellvain. Kalau dia bergerak aneh, aku pasti tahu.”

Selina memutuskan untuk bertindak sendiri tanpa bantuan Zander lantaran suaminya sejak pulang dari kantor terlihat amat lelah. Sepertinya terjadi masalah di rapat sore tadi.

'Maaf Mas..., aku harap bisa menemukan bukti lebih banyak untuk membuka wajah asli Felicia.'

.

.

Keesokan harinya, mereka menjalankan misi berbeda. Lumi datang pagi-pagi sekali, sesuai instruksi sahabatnya. Dia sudah mendengar banyak rumor di perusahaan sejak Sekretaris Zander diganti.

"Felicia itu sepupu tapi gatel banget! Pokoknya aku ha
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   93. Terpaksa Menerima

    Di kursi bagian kepala meja, Selina duduk dengan tak fokus. Pembicaraan dalam rapat dengan para petinggi perusahaan itu hanya sekedar dengungan nyaring di telinganya. Dia sadar rapat ini hanyalah cara mereka untuk menampilkan kecacatan dirinya dalam memimpin. Namun Selina belum bisa membalas semua serangan itu, lantaran harus bertanding dengan mempertahankan kesadarannya sendiri. Lingkaran hitam di matanya menunjukkan betapa kerasnya Selina melawan rasa kantuknya. ‘Apa perlu mereka berputar-putar seperti itu? Kenapa tidak langsung ke intinya saja?’ geramnya dalam hati.Kepalanya semakin sakit dengan perdebatan panjang di antara petinggi yang sebenarnya hanya ingin menjatuhkannya. Selina mendesis pelan ketika denyutan di pelipisnya semakin terasa.Tadi malam, ketika dia hendak tidur, ada telepon dari Rumah Sakit yang memberitahukan kondisi Aswin yang mendadak kritis. Terpaksa Selina harus ke sana meski jarak kediaman Madam itu ke Rumah Sakit memakan waktu 3 jam. Zander sampai turun t

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   92. Isi Energi

    Matahari sudah tenggelam sepenuhnya ketika mobil Selina berhenti di depan rumah dua lantai di ujung kota. Salah satu kediaman milik Madam Natasya yang jauh dari hiruk pikuk kota. Tempat yang paling dibutuhkan Selina untuk menenangkan kekacauan dalam pikiran.Suara langkahnya bergema di lantai marmer, jernih dan lambat, seolah setiap denting tumit sedang menghitung berapa banyak masalah yang dia hadapi hari ini. Udara di dalam rumah tenang, tapi keheningannya seperti dinding es yang membungkam, menekan, memantulkan pikirannya sendiri.Ia meletakkan tas di kursi, lalu menjatuhkan tubuh di sofa. Bahunya berat, matanya separuh tertutup. Entah berapa lama ia hanya duduk begitu, mendengarkan jam dinding berdetak dan napasnya sendiri yang terasa terlalu nyata.Sepasang tangan tiba-tiba menyentuh kepalanya pelan. Hangat. Ragu di awal, lalu beralih jadi pijatan lembut di pelipis. Selina tak perlu menoleh. Aroma sabun kayu cendana itu tak bisa salah.Senyum kecil muncul di bibirnya. “Terima kas

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   91. Dituduh Meniru

    Untuk menemukan informasi tambahan ternyata tak semudah yang Selina pikirkan. Isabella terlihat tertekan ketika disinggung tentang kecelakaan itu. Selina menghela napas berat, lalu berbalik menghadap Lumi, “Sudahlah…, lebih baik kita pulang dulu,” ajaknya.Lumi mendesah lelah, sebelum akhirnya mengikuti langkah Selina. Baru beberapa meter mereka berjalan, tiba-tiba terdengar suara gaduh.PLAKKK! Suara tamparan keras itu membuat Selina dan Lumi saling berpandangan. Lantas, dengan sedikit berlari, mereka melihat ke sumber suara.Di ambang pintu Panti Asuhan, ada seorang wanita dengan gaun mahal berwarna merah marun, rambut tersanggul rapi, dan wajah meradang menunjuk-nunjuk ke Isabella. Gadis yang dimarahi itu hanya menunduk dengan memegangi pipi kirinya yang tampak memerah. “Berani-beraninya kau keluar terlalu lama!” suara wanita itu melengking, penuh amarah. “Aku sudah bilang, jangan bergaul terlalu bebas di tempat ini!”Beberapa anak panti yang mendengar ribut-ribut langsung berla

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   90. Menemui Saksi

    Selina turun dari mobil, diikuti Lumi di belakang. Mereka memasuki perkarangan yang nampak sangat bersih dengan berbagai jenis bunga aneka warna. Di sisi kanan halaman, ada sebuah spot khusus layaknya taman bermain mini dilengkapi berbagai fasilitas bermain.“Bukan main…, tempat ini bagus banget!” decak Lumi kagum.Belum lagi ketika nampak bangunan dengan palang nama “Panti Asuhan Pelabuhan Baru” yang tampak sangat asri. Tak mewah namun juga tak sederhana. Bangunan itu tampak begitu cantik dengan arsitektur yang terlihat rapi, sedap dipandang.“Wahh…”Bibir mereka tak bisa berhenti menganga melihat kondisi Panti Asuhan yang begitu cantik. Jauh berbeda dari panti sederhana tempat asal mereka dulu. Senyum kagum sempat terbit di wajah keduanya, namun segera menghilang saat mereka mengingat tujuan datang ke sini.“Kagumnya nanti saja. Kita harus mencari Isabella,” sentak Selina lebih ke mengingatkan diri sendiri.Tanpa menunggu jawaban Lumi, Selina menyeret sahabatnya itu menuju pintu Pan

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   89. Aku terima Wasiat itu

    "Mana bisa seperti itu?" Suara William meninggi, membuat semua orang menoleh padanya. Tatapan semua orang membuat William seegra sadar bahwa telah kelepasan. Sabrina bahkan menatapnya dengan raut wajah tak senang serta curiga. William mengumpat dalam hati, lalu cepat-cepat berdehem untuk mencairkan suasana. "Maksudku..., Selina masih terlalu muda untuk mengemban tugas yang begitu berat. Dia juga tak mempunyai latar belakang dunia bisnis. Aku khawatir amanat almarhum justru akan memberatkannya.” Suaranya kini terukur, lebih terkendali. “Untuk sementara, lebih baik perusahaan dipimpin oleh orang yang sudah berpengalaman. Selina bisa belajar secara bertahap sampai benar-benar siap.” Pendapat itu terdengar masuk akal. Beberapa pelayat mulai menagngguk setuju. Banyak yang mernimbang Selina memang tidak layak jika harus menjadi pemimpin perusahaan. "Benar juga...," guman Sabrina dengan suara seraknya. Selina hanya bisa menunduk lantaran dia tak bisa memberikan opini yang mendukung kepa

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   88. CEO Baru Castellvain

    [CEO Castellvain Group, Zander Castellvain, tewas dalam kecelakaan mengenaskan.]Judul itu menyalak di setiap portal berita, membuat saham Castellvain sempat terjerembab dan memicu badai spekulasi. Wartawan menyerbu lobi perusahaan, kamera berkilat tanpa henti, seolah haus darah. Para karyawan terperangah, seakan dunia mereka baru saja runtuh.William, juru bicara perusahaan, berdiri di tengah kerumunan. Wajahnya pucat, senyumnya hambar, mencoba tampak kokoh meski suaranya bergetar. “Mohon tenang. Kami juga baru menerima kabar mengenai kecelakaan yang menimpa Tuan Zander. Untuk saat ini, kami tengah berusaha menghubungi asistennya untuk dimintai keterangan. Jika berita itu benar, kami sangat berduka…,” ucapnya, menahan nada genting.Namun seorang wartawan menusuk dengan pertanyaan yang membuat udara membeku. “Apakah Anda belum tahu, Asisten CEO tengah kritis di Rumah Sakit Cendana?”William terpaku. Matanya membesar. “Apa?” suaranya serak, seperti tercekat. “Asisten CEO… kritis?”Gu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status