Share

Bab 25. Terpesona Senyuman Sang Pelayan

“Aku mau minta izin, ke rumah Bunda, sebentar,” jawab Andin. Kemudian ia bangun dari duduknya menghampiri Haidar.

“Aku antar,” sahut Haidar. Ia berbalik badan menghadap Andin yang sedang berjalan menghampirinya.

“Nggak usah. Aku mau nganter Sisil dulu, terus ke rumah sakit, jengukin Kak Fadil, abis itu baru ke rumah Bunda,” kata Andin. Ia nggak mau diantar suaminya karena merasa nggak bebas, apa lagi para bodyguard-nya pasti ikut.

“Setelah dari rumah Bunda, kita langsung ke rumah Mami,” kata Haidar. “Apa kamu mau ke tempat lain, yang aku nggak boleh tahu?” Haidar menyipitkan matanya.

“Nggak,” jawab Andin. “Ya udah, Om boleh ikut, tapi para bodyguard kamu nggak boleh ikut!” Andin merasa tidak nyaman kalau selalu diikuti para bodyguard.

“Ok,” sahut Haidar. “Aku ganti baju dulu.” Haidar pergi ke ruang ganti.

“Aku tungggu di luar,” kata Andin. “Punya laki ribet banget ya, ngintilin mulu, ‘kan gue jadi nggak bebas,” gumam Andin sambil menutup pintu kam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status