Beranda / Rumah Tangga / Pengantin yang Ternoda / Bab 6. Hukuman dari Mertua

Share

Bab 6. Hukuman dari Mertua

Penulis: Aarelith
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-12 09:36:56

"Kenapa diam saja? Kamu nggak denger mami bicara?" Ibu mertua kembali membuka suara yang kali ini sangat melengking. 

"Nggak gitu, Mam. Mas Abryal cuma salah paham, gak ada yang aku sembunyikan."

"Bohong!" Ibu mertua langsung melayangkan tamparan di pipi kanan ini, lalu menyeretku ke belakang rumah dekat kebun.

Entah sejak kapan ibu mertua merencanakan semua ini karena sudah tersedia tali tambang yang cukup panjang. Aku diikat pada batang pohon mangga yang tidak terlalu tinggi, tetapi seperti angker. Memberontak pun tidak bisa, aku hanya mengandalkan suara untuk berteriak.

Namun, semua percuma seolah penghuni rumah ini tidak memiliki telinga. Gadis tadi pun mungkin enggan memunculkan batang hidungnya. Aku pasrah, menitikkan air mata memikirkan hal-hal yang mungkin saja terjadi esok atau lusa.

"Mami nggak bakal ngelepasin kamu kalau nggak jujur!"

"Please, Mami. Aku bersumpah sebelum kami menikah, aku masih perawan."

"Tadi malam kamu ngapain aja? Abryal kan ke rumah sakit."

"Itu ...." Aku menarik napas panjang, lalu membuangnya kasar. Memutar otak mencari alasan. Apa yang harus aku katakan? Tidak mungkin jujur sekalipun ibu mertua adalah orang tua Mas Daran sendiri.

Dilema. Aku menundukkan kepala karena takut pikiran terbaca olehnya. Semoga saja waktu cepat berlalu, aku harap segera mati saja daripada harus menderita seperti ini. Menyusul orang tua berharap kelak bersatu di tempat paling baik. Pada kehidupan selanjutnya, akankah takdir berpihak padaku?

Sampai pukul dua siang, aku semakin lemas karena rasa lapar mendera. Apalagi matahari begitu menyengat kulit. Apakah tidak ada yang mau menolong aku dari kematian? Tangan dan kaki kian gemetar, bibir pun mulai mengering.

Pernikahan yang kusangka adalah lembaran baru menuju kebahagiaan ternyata seperti lembah kematian. Mas Abryal tidak sepenuhnya salah karena dia adalah bawahan terutama dalam keadaan darurat. Lalu apa?

Aku bingung. Apa tidak ada jalan keluar?

"Kamu masih belum mau jujur?" Ibu mertua kembali setelah meninggalkan aku di sini selama berjam-jam.

"Jujur apa, Mam? Kenapa Mami nggak percaya sama aku?"

"Itu karena ...." Ibu mertua mendengkus kesal seperti ada yang berusaha dia sembunyikan.

Aku menunggu jawaban, tetapi wanita paruh baya itu memilih diam. Tatapan kami saling beradu, aku menemukan gurat kebencian di sana. Ada apa? Selain karena menjadi korban, apa aku memiliki kesalahan?

"Mas Abryal ke mana, Mam?"

"Bukan urusan kamu!" Ibu mertua kemudian melangkah masuk ke dalam rumah. Aku kembali sendirian.

Beruntung karena pohon mangga ini sedikit rindang atau wajahku akan terbakar, lalu menghitam. Namun, satu yang membuat aku penasaran adalah apa sikap ibu mertua akan seperti ini andai saja ada noda di malam pertamaku dengan Mas Abryal atau akan tetap sama?

Teringat suara di dalam kamar beliau saat aku sedang menuju kamar Mas Abryal. Apa jangan-jangan itu suaranya? Kalau Mas Abryal tidak cinta, kenapa harus melamar? Apa ada dendam di balik hubungan kami?

Seribu pertanyaan di dalam benak tidak berhasil menemukan jawaban. Satu jam lalu aku berkhayal, menganggap diriku ini memiliki sihir untuk kemudian pergi dari sini. Ah, entahlah. Aku semakin bimbang dan hidup seperti orang gila.

"Megy!"

Aku menoleh ke sumber suara, Mas Daran berdiri di sana dengan kedua tangan terkepal kuat. Matanya menyalak tajam. Apa dia ikut menyimpan dendam dan ingin menghajarku sampai kehilangan nyawa?

Langkahnya semakin panjang mengikis jarak di antara kami. Aku menunduk menghindari tatapan mata Mas Daran. Napasnya yang hangat menyapu wajah, aku semakin gamang. Apalagi dalam keadaan terikat seperti ini, sulit mengelak jika tangannya melayang di udara.

"Tatap mataku!" Mas Daran memegang daguku, kemudian mengangkat wajah ini sehingga pandangan mata kami bertemu dalam satu titik yang sama.

"Mas, ada apa? Aku punya salah?"

"Ya!" pungkasnya cepat.

Aku semakin ketakutan, kedua kaki gemetaran di bawah sana. Kesalahan apa lagi yang aku lakukan? Apa mungkin ibu mertua mengarang cerita sehingga amarah Mas Daran terpancing sebelum tahu kebenarannya? Aku khawatir Kania ikut campur dan menghasut Mas Daran agar melenyapkan aku dari dunia ini.

"Mas, tolong jangan hukum aku. Lepas, Mas. Mungkin sebaiknya aku pergi saja dari sini," lirihku memberi tatapan memohon pada Mas Daran.

Lelaki berkulit sawo itu membuang pandangan, kemudian melepas cengkraman tangannya. Sekarang apa yang dia pikirkan tentang aku? Mungkinkah merencanakan pembunuhan atau justru ingin mengungkap kebenaran?

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sini, Megy."

"Tapi, Mas–"

"Bodoh!" bentak Mas Daran tepat di depan wajahku. Air mata mungkin telah mengering sehingga tidak ada yang menetes di pipi. "Kamu bodoh karena diam diperlakukan seperti ini. Kenapa tidak melawan? Jangan melakukan sesuatu yang tidak kamu sukai, Megy!"

"Mas Daran ...?"

Bagaimana aku bisa melawan, sedangkan orang yang membuat aku terlihat menyedihkan seperti ini adalah ibu mereka? Jika melawan, mungkin siksaannya akan semakin berat dan aku tidak punya tempat berteduh selain di sini.

Detik selanjutnya, Mas Daran melepas tali yang melilit ini. Kaki terlalu lemah untuk menopang berat badan sehingga aku jatuh dalam pelukannya. Cukup lama dan aku merasa sedikit tenang. Bukan cinta, mungkin karena di rumah ini seperti bergerak melawan aku.

"Tenang, jangan menangis lagi. Sekarang balik ke kamar, kamu harus istirahat. Lupakan kejadian tadi." Mas Daran mengangkat aku ala bridal style. Beberapa pelayan yang melihat hanya bisa diam.

Aku menutup mata karena merasa malu. Itu berlangsung lama sampai aku merasakan Mas Daran membaringkan aku dengan sangat pelan di tempat tidur. Setelahnya, dia menutupi tubuh ini dengan selimut.

Mas Daran keluar sebentar, lalu kembali ke kamar. Aku jadi salah tingkah karena kami adalah saudara ipar. Kejadian malam itu tiba-tiba mengusik perhatian. Bagaimana jika Mas Daran menyimpan dendam atau memanfaatkan aku suatu hari nanti dengan ancaman membeberkan aib kami?

Lima menit kemudian, seorang asisten rumah tangga masuk membawa nampan berisi nasi dengan banyak lauk dan juga segelas air putih. Dia meletakkannya di nakas tanpa berani membuka suara. Mas Daran sendiri acuh tak acuh, dia mengambil piring itu lantas menyuapi dengan telaten.

Aku merasa tinggal dengan sosok ayah. Mas Daran ternyata baik dan mungkin malam itu dia memang tidak menyadarinya. Mungkin setelah ini kami bisa menjadi teman. Bagaimana tidak, jika suami sendiri pun lebih mementingkan orang lain daripada aku. Terlebih ada masalah dalam rumah tangga kami.

"Gak usah senyum-senyum. Makan sampai habis, setelah itu istirahat. Kalau ada apa-apa kabarin aku. Ibu atau Kania nggak berhak buat nyiksa kamu, Meg. Jangan mau dipandang remeh sama mereka." Mas Daran meletakan piring itu dan memintaku melanjutkan sendiri. Matanya bergerak cepat ke segala arah dan menemukan ponsel di laci nakas.

"Kenapa, Mas?"

"Save nomor aku. Kalau ada apa-apa tinggal nelfon. Bagaimana pun, masalah ada karena aku. Jadi, aku harus tanggungjawab, Adik Ipar!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 26. Ceroboh

    "Hubungan apa, Mas? Aku nggak punya hubungan apa-apa sama Mas Daran selain sebagai adik ipar." Megumi memaksa diri tersenyum sinis. "Harusnya kamu yang takut kalau nanti aku mengumbar kebusukan kamu di depan semua orang.""Baik, silakan. Kita lihat saja siapa yang akan dipermalukan. Aku atau ...." Abryal menoyor bahu kiri sang istri seraya melanjutkan, "kamu!"Megumi tidak memberi jawaban, melainkan hanya mengibas tangan. Cintanya pada Abryal semakin sirna dan tidak ada alasan untuk terus mengalah. Dia sudah muak dianggap sebagai bahan pelampiasan.Andai saja sejak dulu tahu bahwa kehidupan setelah pernikahan akan sangat menyakitkan, Megumi akan memilih hidup sendiri sembari menunggu pangeran dengan kuda putih datang menjemput.Saat hendak memejamkan mata, Abryal dengan kasar menyingkap selimut yang menutupi tubuh wanita itu. Dia sangat marah karena diabaikan, padahal sengaja ingin membuatnya cemburu.Sejak mengetahui bahwa sang istri tidak lagi suci sebelum mereka memulai malam perta

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 25. Gadis Menyebalkan

    "Dan aku pribadi belum pernah mendengar kabar Pak Daran menikah," lanjut gadis itu mengikis jarak di antara mereka.Jika tidak berusaha, maka selamanya cinta akan bertepuk sebelah tangan. Helen hanya peduli pada perasaannya. Sejak dua tahun lalu, cinta tumbuh di dalam hati, meraja, terus memanggil nama Daran."Aku tidak tertarik sama kamu. Kalau nggak mau dapat masalah, jangan pernah muncul di hadapan aku lagi!""Bagaimana kalau aku bilang ke semua orang kalau tadi Bapak sama wanita itu saling ...." Helen menautkan jari tangan kanan dan kirinya sambil tersenyum penuh misteri. "Aku melihatnya pergi sambil megang bibir bawahnya."Daran tersenyum miring. Dia tidak menduga gadis di hadapannya sangat peka dengan gerak tubuh. Hanya melihat Megumi memegang bibir saja sudah berhasil membuatnya menebak bahwa tadi mereka berciuman.Namun, Daran bukan tipe lelaki yang mudah menyerah. Dia akan selalu mengelak bahkan ketika bukti sudah memberatkan. Semua orang tahu kalau dia masih lajang, lantas j

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 24. Hubungan Terlarang

    "Jadi, Cindy ada di balik semua ini?"Daran mengangguk membenarkan. Dia pun geram dan bersumpah akan membalaskan dendamnya. Kesalahan terbesar dokter itu adalah membuat Daran dalam masalah dan menyebabkan seorang gadis kehilangan kehormatan yang berusaha dia jaga untuk suaminya. Akan tetapi, di balik kesalahan itu tersimpan sebuah kebaikan di mana Daran kembali jatuh cinta.Ya, dia mencintai Megumi. Adik ipar yang telah dinodai pada malam pertama sehingga menyebabkan kericuhan besar. Selain tanggungjawab, Daran memang berharap suatu hari bisa menikah dengannya. Akan tetapi, bukan sekarang karena dia ingin membuktikan kebusukan Cindy dan Abryal sebelum keluarga menilai buruk Megumi."Keterlaluan! Jadi, kita harus gimana, Mas?""Kamu belum menjawab pertanyaan aku, Megy!" Daran menyelipkan rambut Megumi ke belakang telinga dengan gerakan lambat.Dua orang dewasa itu menatap satu sama lain, menelan saliva karena ada gelora di dalam dada. Napas kian memburu ketika keduanya saling mengikis

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 23. Jawaban dari Kania

    "Kamu nggak usah sok baik, Meg. Urus diri sendiri aja. Kalau bisa bujuk Abryal biar mau ceraiin kamu." Setelah itu, Yuni langsung meninggalkan menantunya tanpa rasa bersalah. Sebagai sesama perempuan, bukankah harusnya saling mendukung agar pernikahan tidak berujung pada perpisahan? Dia benar-benar unik, tidak pernah memikirkan perasaan orang lain dan sungguh, Megumi menyesal menikah dengan kekasihnya. Seorang kekasih yang dulu diagung-agungkan, dipercaya akan memberi kebahagiaan dunia akhirat, ternyata justru melukai di awal pernikahan. Kalau memang terbukti dia bermain api sebelum menikah dengan Megumi, maka wanita itu akan membuat tangannya terbakar oleh api. Cepat atau lambat, pembalasan itu akan tumbuh seiring dengan dendam membara karena dikhianati. Mengepal tangan kuat berusaha menahan emosi di dada. Sesuai saran dari Kania bahwa dirinya harus bisa terlihat santai. "Tadi aku lihat Tante Yuni keluar dari sini. Dia bikin masalah lagi?" Megumi tersentak, lantas menoleh ke sumb

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 22. Mertua dan Menantu

    "Dua hari. Kania berjanji akan membongkar kebusukan Abryal dalam waktu dua hari.""Dia seyakin itu, Mas? Bagaimana kalau ternyata Kania tidak berhasil karena Mas Iyal setia sama aku?"Daran menggeleng pelan, berusaha meyakinkan Megumi bahwa suaminya memang telah mendua. Meskipun masih tanda tanya, tetapi kebenaran pasti terungkap cepat atau lambat.Lelaki tampan itu percaya pada Kania. Dia yakin bahwa dalam waktu dua hari akan ada kejelasan mengapa Abryal meninggalkan istrinya di malam pertama mereka.Di rumah itu, selain Yuni, hanya Kania yang paling dekat dengannya. Daran menduga bahwa ada sesuatu yang sepupunya sembunyikan, tetapi memiliki masa untuk mengungkap."Kalau memang Mas Iyal selingkuh, maka aku tidak akan memaafkannya.""Lagi dan lagi kamu memanggilnya Iyal. Masih cinta sama dia?"Megumi memilih diam. Jauh di sudut hati dia memang sangat merindukan lelaki itu. Seorang lelaki yang dulunya begitu baik, lembut dan memperlakukannya seperti princess. Sekarang semua berubah beg

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 21. Jadilah Kekasihku

    PoV 3__________"Daran!" Abryal membentak, wajahnya merah padam. Tentu saja karena dia adalah anak semata wayang Yuni. Kedua tangan terkepal sempurna.Anehnya, Kania langsung memeluk Abryal dari belakang, berusaha meredam emosinya. Apabila dua lelaki dewasa saling beradu fisik, bukankah akan terjadi masalah besar yang bisa berakhir penyesalan? Kania tidak ingin ada pembunuhan di rumah itu."Kenapa, kamu marah karena aku mengungkap fakta? Abryal, anak yang paling patuh pada orang tua dan sangat berprestasi. Terkenal baik dan ramah pada semua orang, tetapi bagaimana dengan sikapmu ke Megumi?"Lelaki yang semakin marah itu melepas paksa pelukan Kania, lantas menyerang Daran tanpa ampun. Sebenarnya Daran bisa melawan, tetapi dia sengaja mematung beberapa saat agar bisa melancarkan misi yang sempat tertunda."Mas, kamu bisa membunuhnya!" teriak Megumi histeris sambil berusaha melepaskan mereka.Abryal yang kesetanan langsung mendorong istrinya. Wanita itu terpental sedikit jauh, sikunya s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status