Home / Rumah Tangga / Pengantin yang Ternoda / Bab 5. Alasan Tak Masuk Akal

Share

Bab 5. Alasan Tak Masuk Akal

Author: Aarelith
last update Last Updated: 2023-12-11 09:16:00

"Jangan pikir bisa menipu aku, Megy. Aku tahu kalau kamu tidak suci lagi. Katakan, sudah berapa banyak lelaki yang menidurimu?!" Mas Abryal kembali melontarkan kalimat yang menyakiti hati.

Mungkin lebih terdengar sebagai tuduhan. Pada malam pertama, aku menghabiskan malam dengan kakak ipar juga karena kesalahannya. Andai saja dia segera menyusul ke kamar dan bukan meladeni tamu yang katanya begitu penting, mungkin tidak akan terjadi masalah besar. Kesalahan kedua adalah dia tidak masuk ke kamar sekadar meminta izin. Tidak mungkin lelaki itu pergi dengan memakai baju pengantin bukan?

"Kenapa diam saja, Lacur?!" bentak Mas Abryal semakin tega.

Mata merah berkaca-kaca, terdengar embusan napasnya berulang kali darinya. Aku menunduk, air mata ikut mengalir di pipi, tetapi segera aku seka. Detik selanjutnya berusaha tersenyum lebar meski harapan telah patah berulang kali. Mungkin memang sudah takdirnya untuk dihina seperti ini karena siapa pun akan terluka jika tahu pasangannya sudah tidak lagi suci.

"Mas, kamu salah. Aku ini masih perawan. Dulu saat masih kecil aku pernah jatuh dan ada darah yang keluar dari kemaluanku. Kenapa harus melakukannya dengan orang lain jika bisa menunggu dirimu sebagai suami? Ingat, Mas, sebelum kita menikah aku telah melakukan sumpah kalau aku ini masih suci."

"Tidak, aku yakin itu sumpah palsu untuk mengelabui saja. Katakan sekarang, siapa yang sudah merenggut mahkotamu? Mantan di masa lalu? Atau lelaki hidung belang?"

Aku melipat bibir. Tidak mungkin mengatakan dengan jujur bahwa Mas Daran lah pelakunya. Jika aku mengungkap kejadian malam itu, ada dua kemungkinan besar terjadi. Pertama, Mas Daran akan menyangkal karena tidak ada saksi mata atau bukti yang memberatkannya, lantas aku akan dicap sebagai perempuan tidak punya malu. Kedua, Mas Abryal langsung menjatuhkan talak, lalu mengusir aku dari sini.

Dua menit hening, Mas Abryal meninggalkan kamar. Bahu melorot, bibir manyun dua senti. Perlahan kaki terayun menuju kamar mandi. Kejadian serupa kembali terulang, bedanya masalah ini datang dari suami sendiri. Di bawah guyuran air, aku menjatuhkan air mata sederas mungkin, sesekali berteriak demi melonggarkan dada yang terasa sesak.

***

Selesai mengeringkan rambut, aku dikejutkan dengan suara ketukan di pintu kamar. Baru saja ingin meraih handle pintu, tetapi sudah terbuka duluan. Ibu mertua datang, melipat kedua tangan di depan dada. Seorang perempuan berdiri di sisi kanannya. Di mana Mas Abryal?

"Mami mau tanya sesuatu sama kamu, tapi harus dijawab dengan jujur!"

Aku melipat bibir, gemuruh di dada kembali tercipta. Mungkinkah Mas Abryal sudah menceritakan semuanya pada ibu mertua sehingga mereka datang ke sini? Sungguh tidak habis pikir, masalah pribadi sebaiknya diselesaikan sendiri, tetapi suami bertingkah bagai anak kecil yang bersembunyi di ketiak ibunya.

"Masuk dulu, Mam."

Ibu mertua langsung masuk ke kamar diikuti oleh perempuan yang mungkin seumuran denganku. Mereka duduk di sofa, dekat jendela. Jantung berdegup cepat bagai pacuan kuda. Aku bisa menebak pertanyaan yang akan dilontarkan, jadi harus bisa bersikap setenang mungkin. Namun, jika sudah disudutkan, apa boleh menyebut nama Mas Daran?

"Tadi Abryal keluar kamar dalam keadaan emosi, habis guci kesayangan mami dipecahkan sama dia. Ada masalah apa sebenarnya?"

"Mas Abryal tidak cerita, Mam?"

Sedetik setelah aku melontarkan pertanyaan itu, ibu mertua langsung menarik paksa rambut ini. Mungkin dia ingin menjambaknya sampai botak. Untung saja perempuan yang ikut dengannya langsung membantu aku. Dia berusaha menenangkan dengan suara pelan. Entah siapa dia, aku semakin penasaran.

"Harusnya kamu tahu berterima kasih, Megumi. Abryal menerima kamu apa adanya, mengubur mimpi untuk melanjutkan studi ke luar negeri demi menikah sama kamu. Padahal banyak perempuan cantik yang mengejarnya. Mami nggak nyangka kamu sehina itu, Megumi!"

"Apa maksud Mami?"

"Kamu pikir mami tidak tahu? Tadi kalian memadu kasih, lalu tidak ada bercak darah sebagai tanda kalau kamu masih suci. Abryal sudah bertanya siapa pelakunya, tetapi kamu membela diri demi melindungi lelaki itu!" sentak ibu mertua.

Deg!

Jadi, Mas Abryal memberitahu mereka kalau aku sudah tidak suci sebelum berhubungan dengannya? Kenapa lelaki itu sangat tega? Andai saja dia mau menjaga nama baik istri sendiri, menjatuhkan talak tanpa mengungkap alasan aku rasa jauh lebih bagus. Namun, dia justru meminta mereka berdua datang ke kamar ini, menuntut jawaban yang mustahil aku berikan. Di mana dia?

"Megumi, katakan saja yang sebenarnya. Apa benar selama ini kamu sudah terbiasa tidur dengan banyak lelaki, mantan kekasih atau justru diperkosa seseorang? Mami sama Abryal pasti butuh jawaban pasti." Perempuan itu ikut membuka suara, tetapi lebih terdengar menenangkan.

"Kania, kamu tidak usah ikut campur. Tante sudah bilang, jangan ikut ke kamar ini. Kamu masih aja ngeyel."

"Tapi Abryal masih sepupu aku, Tan. Jadi, wajar kalau ikut campur. Lagi pula aku sama Abryal sudah seperti saudara kandung."

Ibu mertua menghela napas berat. Sekarang dia memberi tatapan tajam mematikan padaku. Apakah di luar sana ada perempuan bernasib sama denganku, yakni dibentak atau ditinggalkan oleh suami sendiri setelah memadu kasih karena tidak menemukan noda merah sebagai bukti kesucian? Lihatlah aku yang dianggap rendah oleh mereka padahal kesalahan ada padanya, bukan dariku.

Sebagai pengantin baru, aku juga berharap bisa bahagia, menghabiskan malam pertama dengan suami tercinta tanpa gangguan dari orang lain. Namun, kenyataan pahit harus aku telan sendirian. Disalahkan, dihina bahkan mungkin akan diusir dari rumah ini. Aku menghela napas berat, mengusap wajah gusar berharap semua hanyalah mimpi.

"Kenapa diam saja?!" bentak ibu mertua lagi.

"Mami, aku sudah bersumpah pada Mas Abryal sebelum kami menikah kalau aku masih suci. Sebelum kenal sama suami, aku belum pernah pacaran karena lebih fokus menata masa depan. Nafkah masih ditanggung orang tua, untuk apa menjual diri pada lelaki hidung belang? Kesucianku direnggut oleh Mas Abryal, bukan orang lain. Perihal noda yang tidak ada, itu bukan masalah besar. Dulu aku pernah jatuh dan keluar darah dari sini!" Aku menunjuk ke bawah, tanpa ekspresi.

Perempuan paruh baya itu menaikkan sebelah alisnya seakan tidak percaya pada apa yang aku katakan. Ya, ini memang kebohongan karena aku sudah sepakat dengan Mas Daran untuk menyembunyikan masalah tadi malam. Aku yakin, lelaki itu pun bisa melakukannya. Agak memalukan memang jika harus jujur pada semua orang bahwa aku telah menghabiskan malam dengan kakak ipar sendiri. Tidak ada dari mereka yang percaya bahwa aku sulit membedakan keduanya dalam kegelapan.

"Mami tidak bisa percaya. Pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan, betul?" Ah, sialan. Ternyata sulit mengelabui ibu mertua. Jadi, aku harus apa sekarang? Mengungkap kebenaran walau nanti berujung disalahkan juga?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 26. Ceroboh

    "Hubungan apa, Mas? Aku nggak punya hubungan apa-apa sama Mas Daran selain sebagai adik ipar." Megumi memaksa diri tersenyum sinis. "Harusnya kamu yang takut kalau nanti aku mengumbar kebusukan kamu di depan semua orang.""Baik, silakan. Kita lihat saja siapa yang akan dipermalukan. Aku atau ...." Abryal menoyor bahu kiri sang istri seraya melanjutkan, "kamu!"Megumi tidak memberi jawaban, melainkan hanya mengibas tangan. Cintanya pada Abryal semakin sirna dan tidak ada alasan untuk terus mengalah. Dia sudah muak dianggap sebagai bahan pelampiasan.Andai saja sejak dulu tahu bahwa kehidupan setelah pernikahan akan sangat menyakitkan, Megumi akan memilih hidup sendiri sembari menunggu pangeran dengan kuda putih datang menjemput.Saat hendak memejamkan mata, Abryal dengan kasar menyingkap selimut yang menutupi tubuh wanita itu. Dia sangat marah karena diabaikan, padahal sengaja ingin membuatnya cemburu.Sejak mengetahui bahwa sang istri tidak lagi suci sebelum mereka memulai malam perta

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 25. Gadis Menyebalkan

    "Dan aku pribadi belum pernah mendengar kabar Pak Daran menikah," lanjut gadis itu mengikis jarak di antara mereka.Jika tidak berusaha, maka selamanya cinta akan bertepuk sebelah tangan. Helen hanya peduli pada perasaannya. Sejak dua tahun lalu, cinta tumbuh di dalam hati, meraja, terus memanggil nama Daran."Aku tidak tertarik sama kamu. Kalau nggak mau dapat masalah, jangan pernah muncul di hadapan aku lagi!""Bagaimana kalau aku bilang ke semua orang kalau tadi Bapak sama wanita itu saling ...." Helen menautkan jari tangan kanan dan kirinya sambil tersenyum penuh misteri. "Aku melihatnya pergi sambil megang bibir bawahnya."Daran tersenyum miring. Dia tidak menduga gadis di hadapannya sangat peka dengan gerak tubuh. Hanya melihat Megumi memegang bibir saja sudah berhasil membuatnya menebak bahwa tadi mereka berciuman.Namun, Daran bukan tipe lelaki yang mudah menyerah. Dia akan selalu mengelak bahkan ketika bukti sudah memberatkan. Semua orang tahu kalau dia masih lajang, lantas j

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 24. Hubungan Terlarang

    "Jadi, Cindy ada di balik semua ini?"Daran mengangguk membenarkan. Dia pun geram dan bersumpah akan membalaskan dendamnya. Kesalahan terbesar dokter itu adalah membuat Daran dalam masalah dan menyebabkan seorang gadis kehilangan kehormatan yang berusaha dia jaga untuk suaminya. Akan tetapi, di balik kesalahan itu tersimpan sebuah kebaikan di mana Daran kembali jatuh cinta.Ya, dia mencintai Megumi. Adik ipar yang telah dinodai pada malam pertama sehingga menyebabkan kericuhan besar. Selain tanggungjawab, Daran memang berharap suatu hari bisa menikah dengannya. Akan tetapi, bukan sekarang karena dia ingin membuktikan kebusukan Cindy dan Abryal sebelum keluarga menilai buruk Megumi."Keterlaluan! Jadi, kita harus gimana, Mas?""Kamu belum menjawab pertanyaan aku, Megy!" Daran menyelipkan rambut Megumi ke belakang telinga dengan gerakan lambat.Dua orang dewasa itu menatap satu sama lain, menelan saliva karena ada gelora di dalam dada. Napas kian memburu ketika keduanya saling mengikis

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 23. Jawaban dari Kania

    "Kamu nggak usah sok baik, Meg. Urus diri sendiri aja. Kalau bisa bujuk Abryal biar mau ceraiin kamu." Setelah itu, Yuni langsung meninggalkan menantunya tanpa rasa bersalah. Sebagai sesama perempuan, bukankah harusnya saling mendukung agar pernikahan tidak berujung pada perpisahan? Dia benar-benar unik, tidak pernah memikirkan perasaan orang lain dan sungguh, Megumi menyesal menikah dengan kekasihnya. Seorang kekasih yang dulu diagung-agungkan, dipercaya akan memberi kebahagiaan dunia akhirat, ternyata justru melukai di awal pernikahan. Kalau memang terbukti dia bermain api sebelum menikah dengan Megumi, maka wanita itu akan membuat tangannya terbakar oleh api. Cepat atau lambat, pembalasan itu akan tumbuh seiring dengan dendam membara karena dikhianati. Mengepal tangan kuat berusaha menahan emosi di dada. Sesuai saran dari Kania bahwa dirinya harus bisa terlihat santai. "Tadi aku lihat Tante Yuni keluar dari sini. Dia bikin masalah lagi?" Megumi tersentak, lantas menoleh ke sumb

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 22. Mertua dan Menantu

    "Dua hari. Kania berjanji akan membongkar kebusukan Abryal dalam waktu dua hari.""Dia seyakin itu, Mas? Bagaimana kalau ternyata Kania tidak berhasil karena Mas Iyal setia sama aku?"Daran menggeleng pelan, berusaha meyakinkan Megumi bahwa suaminya memang telah mendua. Meskipun masih tanda tanya, tetapi kebenaran pasti terungkap cepat atau lambat.Lelaki tampan itu percaya pada Kania. Dia yakin bahwa dalam waktu dua hari akan ada kejelasan mengapa Abryal meninggalkan istrinya di malam pertama mereka.Di rumah itu, selain Yuni, hanya Kania yang paling dekat dengannya. Daran menduga bahwa ada sesuatu yang sepupunya sembunyikan, tetapi memiliki masa untuk mengungkap."Kalau memang Mas Iyal selingkuh, maka aku tidak akan memaafkannya.""Lagi dan lagi kamu memanggilnya Iyal. Masih cinta sama dia?"Megumi memilih diam. Jauh di sudut hati dia memang sangat merindukan lelaki itu. Seorang lelaki yang dulunya begitu baik, lembut dan memperlakukannya seperti princess. Sekarang semua berubah beg

  • Pengantin yang Ternoda   Bab 21. Jadilah Kekasihku

    PoV 3__________"Daran!" Abryal membentak, wajahnya merah padam. Tentu saja karena dia adalah anak semata wayang Yuni. Kedua tangan terkepal sempurna.Anehnya, Kania langsung memeluk Abryal dari belakang, berusaha meredam emosinya. Apabila dua lelaki dewasa saling beradu fisik, bukankah akan terjadi masalah besar yang bisa berakhir penyesalan? Kania tidak ingin ada pembunuhan di rumah itu."Kenapa, kamu marah karena aku mengungkap fakta? Abryal, anak yang paling patuh pada orang tua dan sangat berprestasi. Terkenal baik dan ramah pada semua orang, tetapi bagaimana dengan sikapmu ke Megumi?"Lelaki yang semakin marah itu melepas paksa pelukan Kania, lantas menyerang Daran tanpa ampun. Sebenarnya Daran bisa melawan, tetapi dia sengaja mematung beberapa saat agar bisa melancarkan misi yang sempat tertunda."Mas, kamu bisa membunuhnya!" teriak Megumi histeris sambil berusaha melepaskan mereka.Abryal yang kesetanan langsung mendorong istrinya. Wanita itu terpental sedikit jauh, sikunya s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status