Share

Bab 8

Maya sigap. Ia ke belakang untuk mengambil peralatan kebersihan di dekat dapur. Ia tidak mau ada orang yang terluka akibat pecahan kaca tersebut. Namun nyonya Mulia melarangnya 

"Tidak usah Maya. Biar asisten lain yang membersihkannya. Tugasmu adalah menjaga mamaku," ujar nyonya Mulia.

"Baik, Nyonya, " jawab Maya. Ia urung ke belakang dan kembali ke tempat duduknya.

Mendengar hal itu, Jonathan yang masih berada di ruang makan tampak semakin jengkel. Padahal dia sengaja menjatuhkan gelasnya agar Maya dimarahi. Atau minimal disuruh membersihkan. Agar pekerjaan Maya bertambah.

"Aneh sekali. Kenapa semua orang di sini selalu membela dia. Tidak hanya Oma, juga mama. Apa istimewanya anak kampung ini?" ujar Jonathan. 

Dipandangi satu persatu orang yang ada di situ. Seakan mencari pembelaan diri.

Tuan Mulia yang sejak tadi diam ikut angkat bicara. "Sudahlah Jo. Papa lihat sendiri kamu yang menyenggol gelas itu sampai terjatuh. Jangan salahkan orang lain," ujar Tuan Mulia.

Seperti maling kepergok, Jonathan tidak bisa berkata apa-apa. Ia langsung pergi meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Sebentar lagi dia akan bersiap-siap untuk berangkat bekerja.

"Gadis sial@n. Kenapa semua orang membelanya. Awas kamu ya!" ancamnya dalam hati.

Sepeninggalan Jonathan semua terdiam. Kecuali tuan Mulia. "Ada-ada saja ulah anak itu. Sepertinya dia ingin selalu mencari gara-gara dengan pengasuh baru mama," gumam tuan Mulia.

"Ya biarkan saja Jo begitu. Mungkin dia merasa kurang mendapatkan perhatian dari kita," ujar Oma lebih dewasa.

Nyonya Mulia segera memanggil asistennya untuk membersikan kaca yang pecah. "Bi Sumi, tolong bersihkan kaca gelas yang pecah ya," teriaknya.

Tidak beberapa lama asisten yang bernama Bi Ani datang. Seorang perempuan yang sudah cukup umur. Mungkin seumuran Sumirah, ibu Maya di kampung. 

Dengan cekatan ia menyapu pecahan kaca tersebut dan dimasukkan ke dalam cikrak. Selanjutnya ia masukkan ke dalam plastik agar tidak bercampur dengan sampah yang lain. "Jangan lupa diisolasi yang kuat biar tidak melukai tukang sampah," pesan nyonya Mulia.

"Iya Nyonya," jawab Bi Ani singkat.

"Oiya Bi, satu lagi. Ini Maya pengasuh nyonya besar yang akan tidur satu kamar denganmu. Kalian sebaiknya saling mengenal," ujar nyonya Mulia memperkenalkan Maya.

Maya langsung berdiri dan menyalami Bi Ani. "Maya," ujarnya singkat.

"Panggil aku Bi Ani ya," ujar Bi Ani seraya menjabat tangan Maya.

Setelah berkenalan, Maya mengajak nyonya besar untuk kembali ke kamarnya. Namun, nyonya besar menolak. Ia ingin duduk duduk di sofa ruang tengah sambil melihat televisi. Padahal di kamarnya juga sudah tersedia televisi flat yang tidak kalah besar.

"Kenapa tidak lihat televisi di kamar saja Nyonya. Sambil tiduran mungkin lebih santai," ujar Maya.

"Entahlah Maya. Bersamamu aku merasa bukan orang tua yang jompo. Sehingga aku ingin melakukan aktivitas seperti orang lain," ujar nyonya besar saat ditemani Maya duduk di sofa. 

"Itu lebih baik Nyonya. Di masa tua Nyonya harus tetap nyaman dan bahagia," ujar Maya.

"Kamu benar sekali. Bukankah aku sudah bekerja keras saat muda? Jadi sudah saatnya menikmati masa tua yang menyenangkan," tambah nyonya besar.

"Setuju," ujar Maya sambil menjulurkan tangannya untuk toz. 

Ternyata Nyonya besar paham maksud Maya. Dia juga menyambut tangan Maya untuk toz. Mereka pun tertawa bersama.

Tidak beberapa lama tampak tuan Mulia berangkat bekerja. Diantar nyonya Mulia sampai di depan pintu. Mereka tempek cipika cipiki sejenak. "Ternyata mereka pasangan yang romantis juga," batin Maya.

Selanjutnya, menyusul Jonathan yang berpamitan kepada mamanya. Ia mencium pipi mamanya. Sedangkan kepada omanya, Jonathan hanya memandang sekilas.

"Hati-hati ya Jo," ujar nyonya Mulia. Jonathan kemudian berangkat  dengan mobil yang berbeda dengan tuan Mulia. Namun, tidak beberapa lama Jonathan mematikan kembali mesin mobilnya. Dan keluar dari mobil.

Ia kembali lagi masuk ke rumah. Saat melintas di belakang Maya, ia menarik baju gadis itu. Jonathan sambil menunjuk ruang belakang di dekat kolam. 

Maya paham maksud Jonathan agar dia mengikutinya ke taman belakang. Ia pun segera mencari alasan untuk ke sana. Ia harus berpamitan terlebih dahulu kepada nyonya besar. Agar nyonya besar tidak mencarinya nanti.

"Nyonya, saya mohon izin ke belakang sebentar ya. Mau pipis," ujar Maya kepada nyonya besar.

"Ya Maya. Tidak apa. Biar aku di sini, film kartun ini sangat lucu hahaha," ujar nyonya besar.

"Terima kasih, Nyonya. Atau sebelum itu nyonya membutuhkan sesuatu?" tanya Maya.

"Aku tidak butuh apa-apa. Lagian aku sudah kenyang," ujar nyonya besar masih fokus dengan acara televisi.

Merasa mendapatkan angin, Maya segera menuju tempat yang ditunjuk Jonathan. Dia memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Agar nyonya besar tidak curiga. Ia akan menemui Jonathan segera agar pemuda itu tidak marah 

Di teras belakang, Jonathan sudah menunggunya duduk di kursi. Sebuah kursi rotan dengan meja berbentuk lingkaran di tengahnya. Kursi tersebut menghadap ke arah kolam renang.

Begitu melihat Maya datang Jonathan berdiri. Ia menghampiri Maya. Belum sempat Maya duduk, Jonatan malah mendorongnya ke ruangan lain. Sebuah kamar dengan pintu terbuka.  Sehingga Maya terjerembab jatuh di lantai. 

"Bruuk."

Beruntung lantai di ruangan tersebut terbuat dari karpet yang tebal. Sehingga tidak seberapa sakit dirasakan Maya saat jatuh. Ia segera bangkit. Berusaha berdiri.

Belum sempat sampai ke pintu, Jonathan menyusul masuk. Laki-laki itu menutup pintu dan menguncinya. Memasukkan kunci di saku celananya. 

"Ya Tuhan, apa laki-laki ini akan memperkosaku? Tolong aku Tuhan. Ini ruangan kedap suara, seberapa keras aku berteriak tidak akan ada yang mendengarnya," doa Mays dalam hati.

Jonathan menyalakan lampu. Ternyata ruangan ini seperti studio musik yang penuh dengan berbagai alat musik terkini. Ada gitar, drum, piano dan sound sistem lengkap. Tentu saja ruangan ini kedap suara. 

"Cepat bangun, gadus kampung. Jangan sok manja menunggu aku akan membangunkanmu. Tidak akan!" titah Jonathan.

"Apa maksudmu membawaku kemari?" tanya Maya dengan wajah ketakutan. 

Jonathan hanya tersenyum menyeringai.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status