Share

Memperingatkan Naomi

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-06-18 08:40:48

Ethan baru saja selesai dengar rapatnya. Dia mengecek ponsel untuk menghubungi pelayan rumah dan bertanya apakah Ellen sudah sampai rumah.

Namun, sebelum Ethan mendial nomor kepala pelayan, dia sudah lebih dulu dihubungi oleh sopir yang biasa menjemput Ellen.

“Ada apa?” tanya Ethan begitu menjawab panggilan itu.

Ethan bicara sambil terus mengayunkan langkah menuju lift.

“Tuan, Nyonya Naomi datang ke sekolah Nona Ellen. Dia menampar Emma lalu pergi membawa Ellen meskipun sudah dicegah.”

Ethan langsung menghentikan langkah. Satu tangannya terkepal kuat mengetahui mantan istrinya masih saja berusaha membawa Ellen.

“Kalian di mana?” tanya Ethan.

“Saya masih di sekolah bersama Emma, tapi tidak tahu ke mana Nyonya membawa Nona.”

Ethan mengakhiri panggilan itu, lalu mencari nomor Naomi.

“Ada apa, Pak?” tanya Samuel saat melihat Ethan sangat kesal.

Ethan tak menjawab pertanyaan Samuel. Dia memilih lebih dulu menghubungi Naomi.

“Halo, Ethan.”

Suara Naomi terdengar dari seberang panggilan, meskipun suara wanita itu begitu lembut, tapi Ethan tak tersentuh sama sekali.

“Ke mana kamu membawa putriku?”

“Aku hanya mengajak Ellen makan di restoran kesukaannya, kenapa nada bicaramu begitu?”

Tanpa kata Ethan mengakhiri panggilan, lalu dia segera masuk lift untuk pergi menyusul Ellan.

“Pak.” Samuel ikut masuk lift dan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.

“Naomi melanggar kesepakatan lagi, kali ini tidak bisa kubiarkan,” ucap Ethan sambil memandang pintu lift yang sudah tertutup.

Ethan pergi ke restoran yang Naomi sebutkan. Sesampainya di sana dia melihat Naomi yang sedang duduk berhadapan dengan Ellen.

Ethan berjalan dengan cepat menghampiri meja Naomi. Saat sampai di sana, Ethan melihat Ellen yang sangat terkejut.

“Papa.” Ellen menundukkan kepala.

“Pergilah dulu bersama Paman Sam. Papa perlu bicara dengan Mama,” ucap Ethan dengan nada lembut ke putrinya.

Ellen mengangguk-angguk kecil. Dia melirik ke Naomi, lalu segera turun dari kursi dan berjalan menghampiri Samuel. Samuel segera mengajak Ellen keluar dari restoran lebih dulu.

Ethan menatap Naomi dengan ekspresi tak senang. Dia menarik kursi yang tadi diduduki Ellen, lalu duduk di sana sambil menatap tajam pada Naomi.

“Bukankah sudah kubilang untuk tak mendekati Ellen,” ucap Ethan dengan nada peringatan.

“Aku hanya menemui putriku. Meskipun kamu memiliki hak asuh Ellen, tapi aku tetaplah ibu kandungnya, orang yang melahirkannya,” balas Naomi.

Ethan melihat Naomi yang selalu bersikap lemah lembut padanya, tapi hal itu tak berarti bisa membuat hatinya luluh, yang ada Ethan begitu muak dengan sikap Naomi.

“Apa aku harus memperingatkanmu lagi?” Ethan bicara dengan nada penekanan.

“Kenapa kamu keras kepala, Ethan? Apa tidak bisa kamu sedikit menurunkan ego demi Ellen? Dia membutuhkanku, apa kita tidak bisa rujuk dan memulai semuanya dari nol?” Naomi mengulurkan tangan ingin meraih tangan Ethan, tapi Ethan langsung menarik tangan dari meja.

“Seharusnya kamu memikirkan konsekuensinya sebelum berbuat,” balas Ethan dengan tatapan dingin. “Aku bisa menuntutmu jika membawa Ellen tanpa seizinku, apalagi kamu membawa paksa dan menyakiti pengasuh yang menjaga Ellen.”

Naomi tersentak kaget, dalam hatinya menggerutu karena pengasuh yang ditemuinya tadi, berani mengadu pada Ethan soal apa yang dilakukannya.

“Apa yang kamu maksud pengasuh itu? Dia kurang ajar padaku, apa aku salah jika memberinya pelajaran?”

“Dia hanya menjalankan perintah dan kamu bertindak arogan!” bentak Ethan dengan nada tinggi karena habis kesabarannya menghadapi Naomi.

“Jangan berpikir aku tidak tahu apa yang sudah kamu lakukan, Naomi.” Ethan bicara dengan sedikit nada tertahan.

“Lebih baik berhenti berusaha mendekati Ellen apalagi membawanya secara paksa lagi, atau aku akan menuntutmu di pengadilan dan membatalkan kompensasi yang sudah kita sepakati!”

Setelah memberikan ancaman, Ethan berdiri dari duduknya untuk pergi. Namun, Ethan urung melangkah karena Naomi kembali bicara.

“Meskipun kamu memenangkan gugatan hak asuh, tapi kamu tak berhak menjauhkan seorang ibu dari anaknya,” balas Naomi yang juga sudah berdiri.

Ethan geram. Dia mendekat pada Naomi, kemudian mencengkram kuat lengan mantan istrinya itu.

“Kamu sepertinya lupa. Aku menang karena kamu tergiur kompensasi yang kuberikan. Seharusnya kamu sadar diri, dari awal kamu tak pernah menginginkan Ellen, hanya uang yang kamu inginkan.” Ethan mencengkram kuat lengan Naomi saat bicara, lalu melepasnya kasar.

Naomi sangat terkejut Ethan berbuat kasar, tapi dia takkan menyerah begitu saja.

“Aku mencintaimu, Ethan. Aku akui sudah salah, apa kamu tidak bisa memberiku kesempatan kedua?” tanya Naomi memelas, menurunkan egonya demi merayu Ethan.

Ethan lagi-lagi tersenyum miring.

“Aku tidak pernah memberi kesempatan kedua, apalagi pada orang yang sudah berkhianat.”

Ethan membalikkan badan untuk pergi, tapi dia kembali menoleh pada Naomi dan berkata, “Jika kamu berani bertindak kasar pada pengasuh Ellen, bahkan mencoba mengancamnya lagi seperti yang kamu lakukan pada pengasuh-pengasuh Ellen lainnya, aku takkan main-main dengan ucapanku.”

Setelah mengatakan itu, Ethan pergi meninggalkan Naomi begitu saja.

Naomi kaget. Apa Ethan selama ini tahu apa yang sudah dilakukannya sampai para pengasuh Ellen berhenti bekerja? Namun, sepertinya semua karena pengasuh yang tadi ditemuinya, hanya pengasuh itu yang berani melawannya.

“Lihat saja, akan kubuat pengasuh itu kabur seperti pengasuh lainnya!”

Naomi tidak terima ditekan oleh Ethan. Dia mengeluarkan ponsel, lalu menghubungi seseorang.

“Cari tahu informasi soal wanita yang sekarang menjadi pengasuh Ellen, aku ingin tahu, apa yang paling ditakutkan oleh pengasuh sialan itu!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
berharap Nomnom ga dapat info yg bikin Emma mundur..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Tuduhan Rosalinda

    “A-ada apa, Tuan?” tanya Emma tergagap saat melihat tatapan Ethan.Ethan tak langsung bicara, dia menatap lekat wajah Emma beberapa saat.Emma meneguk ludah kasar, kenapa Ethan memandangnya seperti sekarang ini? Emma menurunkan pandangan, jemarinya perlahan meremat ujung pakaian yang dia pakai.“Buatkan aku kopi dan antar ke kamarku,” perintah Ethan.Emma terkesiap. Dia langsung mendongak dan menatap Ethan dengan rasa tak percaya.“Sa-saya, Tuan?” tanya Emma memastikan, atau sebenarnya Ethan ingin memintanya menyuruh pelayan untuk membuat kopi?“Apa aku perlu mengulang ucapanku?” Ethan tak menjawab pertanyaan Emma. Dia hanya membalikkan pertanyaan, kemudian melangkah menuju kamarnya.Emma tertegun beberapa saat. Dia menoleh ke arah Ethan yang baru saja masuk kamar, lalu dia menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi panik.Emma melakukan apa yang Ethan katakan. Setelah membuatkan kopi, Emma pergi ke kamar Ethan, lalu mengetuk pintu kamar majikannya itu.“Saya mengantar kopi Anda, Tuan.”

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Ibu Majikan Yang Tak Suka

    Siang itu Ellen pulang bersama Emma seperti biasa. Ellen terlihat sangat senang saat berjalan bersama sambil menggandeng tangan Emma.Ketika sampai di dalam rumah, Ellen melepas tangan Emma dengan senyum semringah saat melihat siapa yang ada di rumah.“Oma.” Ellen berlari menghampiri Rosalinda Walter–sang nenek yang datang berkunjung ke rumah itu.“Cucu kesayangan oma.” Rosalinda langsung memeluk Ellen bahkan menciuminya berulang kali.Ellen tertawa riang, dia senang karena sang oma mampir main ke rumah.Saat masih sibuk dengan Ellen, Rosalinda menatap ke arah Emma yang berdiri di dekat mereka. Wanita paruh baya itu memerhatikan penampilan Emma dari ujung kaki hingga kepala.“Kamu pengasuh baru Ellen?” tanya Rosalinda tak terkejut ada pengasuh baru karena selama sebulan ini memang sudah bergonta-ganti beberapa pengasuh. Bahkan tak hanya bulan ini, bulan sebelumnya, dan sebelumnya, hampir beberapa sekali dalam sebulan ganti pengasuh dengan alasan resign yang tak jelas.Rosalinda berdi

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Keluarga Emma

    Keesokan harinya. Emma sedang sibuk menyisir rambut Ellen lalu mengikatnya agar rapi sebelum pergi ke sekolah.Ellen terlihat sangat senang. Dia duduk di kursi kecilnya sambil mengayunkan kedua kakinya yang menggantung.“Aku suka kalau rambutnya diikat,” ucap Ellen.“Benarkah?” Emma tersenyum sambil menatap bayangan Ellen dari pantulan cermin.“Iya,” balas Ellen dengan nada ‘A’ panjang di akhir kata.Emma lagi-lagi dibuat tersenyum dengan tingkah lucu Ellen, lalu dia kembali berkata, “Kakak Emma tidak punya adik perempuan, punyanya adik laki-laki, jadi tidak bisa ikat rambut seperti ini.”“Kakak Emma punya adik?” tanya Ellen lalu menoleh sambil mendongak agar bisa melihat wajah Emma.“Punya,” jawab Emma, “mau lihat?” tanya Emma kemudian.Ellen mengangguk-angguk penuh semangat.Emma berjongkok di samping Ellen duduk, lalu dia membuka ponsel dan memperlihatkan foto Ivan.“Ini adik Kakak Emma, tapi dia nggak bisa jalan karena sakit,” ucap Emma.“Sakit apa? Kasihan sekali.” Ellen langsung

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Merasa Bersalah

    Ethan mengajak bicara berdua dengan Emma di ruang kerja. Dia juga meminta Ellen bermain di kamar agar tak mengganggu apa yang akan dibicarakan Emma dan Ethan.“Apa benar kalau tadi Naomi datang dan menamparmu lagi?” tanya Ethan sambil terus menatap wajah Emma yang tertunduk.“Iya, Tuan,” jawab Emma tanpa menatap pada Ethan.Ethan terus memerhatikan Emma. Dia melihat pengasuh putrinya itu terus meremat jemarinya. Sepertinya Emma terus gugup saat bersamanya.Dan, Ethan sekarang tahu, kenapa Emma takut berhadapan dengannya. Semua karena malam itu.“Apa lagi yang Naomi lakukan sekarang?” tanya Ethan menyelidik. Dia bertanya dan mendengarkan tanpa mengalihkan pandangan sama sekali dari Emma.“Nyonya Naomi datang ingin mengajak Nona Ellen, lalu saya dengan sopan mencegahnya dan kebetulan Nona Ellen juga menolak, lalu Nyonya Naomi marah dan menampar saya, mengatakan kalau saya sudah memengaruhi Non Ellen,” jawab Emma tetap dengan posisi menunduk. Dia tak mau menatap Ethan karena takut.Ethan

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Ellen Ketakutan

    “Kamu sudah apakan Ellen sampai dia menuruti ucapanmu?” Naomi bicara sambil menatap tajam pada Emma, bahkan giginya bergemeletuk menahan emosi.“Maaf, Nyonya. Saya hanya mengikuti perkataan Tuan,” ucap Emma tetap sopan.Tanpa diduga, Naomi menampar Emma untuk melampiaskan emosinya seperti hari sebelumnya.“Mama jangan!” teriak Ellen yang syok dan ketakutan melihat Naomi menampar Emma yang kedua kalinya. Ellen langsung memeluk kaki Emma sambil menangis.Naomi terkejut Ellen malah menangisi Emma. Dia tergagap syok juga kesal karena Ellen malah dekat dengan Emma.“Ellen takut, Mama jangan nampar Kakak Emma lagi,” rengek Ellen sambil terus memeluk kaki Emma.Guru dan beberapa pengasuh di sana terkejut melihat kejadian itu. Dua guru akhirnya mendekat untuk melerai masalah yang terjadi.“Maaf, Ibu. Jika memang ada masalah, lebih baik diselesaikan dengan baik-baik,” ucap guru sekolah itu tetap sabar menghadapi Naomi, meskipun dia tahu kalau Naomi memang sering menindas pengasuh Ellen.“Bagai

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Sama-sama Dijebak

    Ethan berangkat ke perusahaan tanpa mengantar Ellen ke sekolah. Dia berjalan dengan langkah tegap menuju lift diikuti Samuel yang terkejut melihat Ethan datang lebih awal pagi ini.“Apa ada rapat pagi ini?” tanya Ethan saat mereka berada di lift.“Tidak ada, Pak. Hanya ada pertemuan dengan klien jam sepuluh nanti,” jawab Samuel.Ethan diam sesaat, lalu menoleh Samuel yang berdiri di sisi kanannya.“Kamu sudah mendapat informasi tentang pengasuh putriku?” tanya Ethan.“Sudah, Pak.” Sebelum Samuel melanjutkan ucapannya, pintu lift sudah lebih dulu terbuka di lantai ruangan Ethan berada.Ethan berjalan keluar diikuti Samuel, mereka langsung menuju ke ruangan Ethan untuk membahas apa yang sejak kemarin Ethan pikirkan.“Jelaskan!” perintah Ethan begitu sudah duduk di kursi kerjanya.Samuel langsung membuka tablet pintarnya, kemudian mulai membacakan rincian informasi yang dia dapat secepat kilat demi menghilangkan rasa penasaran dan kecemasan sang atasan.“Nama lengkapnya Emma Zahira, dua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status