Share

Menyalahkan Emma

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 08:41:17

Ethan masuk mobil dan melihat Ellen yang duduk sambil menatap dirinya. Ethan lebih dulu meminta sopir untuk menjalankan mobil, lalu kembali memandang Ellen.

“Papa marah sama aku?” tanya gadis kecil itu takut.

Ellen tahu kalau Ethan tidak suka jika dia menemui Naomi, tapi Ellen juga ingin dekat dengan sosok ibunya.

“Bukankah Papa sudah melarang, kenapa Ellen masih saja menemui Mama?” tanya Ethan dengan nada suara rendah.

“Aku ‘kan maunya sama Mama, tapi kenapa tidak boleh?” 

Ethan menghela napas kasar, lalu mencoba menjelaskan.

“Nanti setelah Ellen berumur tujuh belas tahun dan memahami alasan Papa dan Mama berpisah, Ellen bisa memilih mau ikut siapa. Papa atau Mama,” ucap Ethan tak ingin menekan Ellen karena tahu, semakin Ellen ditekan, maka Ellen akan semakin memberontak.

“Kenapa harus tujuh belas tahun? Itu masih sangat lama?” tanya Ellen lagi.

“Karena saat itu, Ellen sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk,” balas Ethan.

Ellen hanya diam. Dia meremas jemarinya dengan kepala tertunduk.

“Apa Kakak Emma bersikap kasar padamu?” tanya Ethan sambil memandang Ellen.

“Tidak,” jawab Ellen tanpa memandang sang papa.

“Apa yang Mama katakan padamu? Apa Mama berkata agar kamu menjauhi Kakak Emma?” tanya Ethan lagi. Dia harus memastikan kalau Naomi tak lagi mendoktrin putrinya.

Ellen menoleh Ethan, lalu menggeleng pelan.

Ethan menyipitkan mata, lalu kembali berkata, “Kenapa hanya menggeleng? Kenapa tidak menjawab?”

“Mama hanya bilang kalau Kakak Emma tidak baik. Aku seharusnya tidak sama Kakak Emma, tapi harusnya sama Mama,” ucap Ellen dengan cepat saat melihat tatapan Ethan.

“Jika Kakak Emma tidak menyakitimu apalagi membentakmu, itu berarti Kakak Emma baik dan layak bersamamu,” ucap Ethan, “papa tidak mau tahu, kamu harus menuruti ucapan Kakak Emma, ini perintah Papa.”

Ellen kembali menundukkan kepala, lalu mengangguk-angguk kecil.

Mobil yang mereka tumpangi sampai di rumah Ethan. Ethan dan Ellen turun dari mobil, sedangkan Samuel malah menerima panggilan dari klien.

“Pak, saya jawab panggilan dari Pak James dulu.”

Ethan mengangguk kecil, lalu dia menggandeng tangan Ellen menuju rumah.

Saat sampai di depan rumah. Emma keluar dan langsung berdiri sambil menunduk di depan Ethan.

“Maaf, Tuan. Saya tidak bisa menjaga Nona Ellen,” ucap Emma penuh penyesalan.

Ethan meminta pelayan lain membawa Ellen masuk, lalu setelahnya dia memandang pipi Emma yang merah.

“Lain kali laporkan langsung jika ibu Ellen datang dan memaksa Ellen ikut,” perintah Ethan.

“Baik, Tuan. Tapi saya belum memiliki izin menyimpan nomor Anda,” ucap Emma tanpa berani memandang pada Ethan.

Ethan menghela napas kasar. Dia mengulurkan tangan untuk meminta ponsel Emma, wanita itu langsung memberikan apa yang Ethan minta.

Ethan mengetik nomornya, lalu mengembalikan ponsel pada Emma.

“Jika Naomi datang dan memaksa lagi, lawan dia dan jangan biarkan Ellen dibawa. Jika ada apa-apa, aku yang akan bertanggung jawab!” perintah Ethan dengan tegas.

Emma mengangguk-angguk sambil menggenggam erat ponsel miliknya.

Ethan memandang sejenak pada Emma. Dia membalikkan badan lalu pergi begitu saja.

Emma menghela napas lega. Dia berpikir akan terkena amukan bahkan mungkin dipecat karena tak bisa mencegah Naomi membawa Ellen, tapi untungnya dia hanya diperingatkan saja.

Samuel memandang Ethan yang berjalan kembali ke mobil. Saat itu Samuel melihat Emma yang masuk rumah, tapi Samuel tak melihat wajahnya dengan jelas.

“Ayo pergi,” perintah Ethan.

“Pak, apa tadi pengasuh Ellen?” tanya Samuel sambil menunjuk ke rumah, lalu dia menoleh ke kursi belakang.

Ethan menatap datar, lalu bertanya, “Kenapa?”

Samuel diam sesaat. Dia merasa tak asing, tapi takut salah menduga.

“Tidak, Pak. Hanya saja seperti pernah melihatnya, tapi saya tidak yakin,” balas Samuel lalu duduk dengan benar menghadap ke depan.

Ethan masih menatap datar, lalu meminta sopir untuk segera pergi meninggalkan rumah.

Di rumah. Emma masuk dan mencari Ellen di kamar. Dia melihat Ellen cemberut sambil melipat kedua tangan di depan dada.

“Ayo ganti baju dulu,” ajak Emma dengan suara lembut.

“Jangan sok baik padaku. Aku benci kamu, kamu bikin aku dimarahin Papa,” amuk Ellen sambil memasang wajah garang, tapi malah semakin lucu.

Emma bersikap sabar pada Ellen. Dia berlutut di depan Ellen, lalu mencoba mengajak bicara gadis kecil itu.

“Kakak tidak bilang apa-apa ke Papa, kenapa Ellen dimarahi?” tanya Emma.

Ellen kebingungan menjawab pertanyaan Emma, hal itu membuatnya semakin kesal.

“Pokoknya kamu jahat. Aku tidak suka kamu, pergi saja dari sini!” Ellen mendorong Emma yang berlutut di depannya sampai terjatuh ke lantai.

Emma sangat terkejut, apalagi Ellen langsung berlari meninggalkan Emma.

Emma bingung, bagaimana cara meluluhkan hati Ellen. Gadis kecil itu sepertinya akan selalu benci pada siapa pun yang menjadi pengasuhnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
sabar Emma Ellen sebenar'y baik...pelan2 pasti nanti luluh sendiri....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Tuduhan Rosalinda

    “A-ada apa, Tuan?” tanya Emma tergagap saat melihat tatapan Ethan.Ethan tak langsung bicara, dia menatap lekat wajah Emma beberapa saat.Emma meneguk ludah kasar, kenapa Ethan memandangnya seperti sekarang ini? Emma menurunkan pandangan, jemarinya perlahan meremat ujung pakaian yang dia pakai.“Buatkan aku kopi dan antar ke kamarku,” perintah Ethan.Emma terkesiap. Dia langsung mendongak dan menatap Ethan dengan rasa tak percaya.“Sa-saya, Tuan?” tanya Emma memastikan, atau sebenarnya Ethan ingin memintanya menyuruh pelayan untuk membuat kopi?“Apa aku perlu mengulang ucapanku?” Ethan tak menjawab pertanyaan Emma. Dia hanya membalikkan pertanyaan, kemudian melangkah menuju kamarnya.Emma tertegun beberapa saat. Dia menoleh ke arah Ethan yang baru saja masuk kamar, lalu dia menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi panik.Emma melakukan apa yang Ethan katakan. Setelah membuatkan kopi, Emma pergi ke kamar Ethan, lalu mengetuk pintu kamar majikannya itu.“Saya mengantar kopi Anda, Tuan.”

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Ibu Majikan Yang Tak Suka

    Siang itu Ellen pulang bersama Emma seperti biasa. Ellen terlihat sangat senang saat berjalan bersama sambil menggandeng tangan Emma.Ketika sampai di dalam rumah, Ellen melepas tangan Emma dengan senyum semringah saat melihat siapa yang ada di rumah.“Oma.” Ellen berlari menghampiri Rosalinda Walter–sang nenek yang datang berkunjung ke rumah itu.“Cucu kesayangan oma.” Rosalinda langsung memeluk Ellen bahkan menciuminya berulang kali.Ellen tertawa riang, dia senang karena sang oma mampir main ke rumah.Saat masih sibuk dengan Ellen, Rosalinda menatap ke arah Emma yang berdiri di dekat mereka. Wanita paruh baya itu memerhatikan penampilan Emma dari ujung kaki hingga kepala.“Kamu pengasuh baru Ellen?” tanya Rosalinda tak terkejut ada pengasuh baru karena selama sebulan ini memang sudah bergonta-ganti beberapa pengasuh. Bahkan tak hanya bulan ini, bulan sebelumnya, dan sebelumnya, hampir beberapa sekali dalam sebulan ganti pengasuh dengan alasan resign yang tak jelas.Rosalinda berdi

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Keluarga Emma

    Keesokan harinya. Emma sedang sibuk menyisir rambut Ellen lalu mengikatnya agar rapi sebelum pergi ke sekolah.Ellen terlihat sangat senang. Dia duduk di kursi kecilnya sambil mengayunkan kedua kakinya yang menggantung.“Aku suka kalau rambutnya diikat,” ucap Ellen.“Benarkah?” Emma tersenyum sambil menatap bayangan Ellen dari pantulan cermin.“Iya,” balas Ellen dengan nada ‘A’ panjang di akhir kata.Emma lagi-lagi dibuat tersenyum dengan tingkah lucu Ellen, lalu dia kembali berkata, “Kakak Emma tidak punya adik perempuan, punyanya adik laki-laki, jadi tidak bisa ikat rambut seperti ini.”“Kakak Emma punya adik?” tanya Ellen lalu menoleh sambil mendongak agar bisa melihat wajah Emma.“Punya,” jawab Emma, “mau lihat?” tanya Emma kemudian.Ellen mengangguk-angguk penuh semangat.Emma berjongkok di samping Ellen duduk, lalu dia membuka ponsel dan memperlihatkan foto Ivan.“Ini adik Kakak Emma, tapi dia nggak bisa jalan karena sakit,” ucap Emma.“Sakit apa? Kasihan sekali.” Ellen langsung

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Merasa Bersalah

    Ethan mengajak bicara berdua dengan Emma di ruang kerja. Dia juga meminta Ellen bermain di kamar agar tak mengganggu apa yang akan dibicarakan Emma dan Ethan.“Apa benar kalau tadi Naomi datang dan menamparmu lagi?” tanya Ethan sambil terus menatap wajah Emma yang tertunduk.“Iya, Tuan,” jawab Emma tanpa menatap pada Ethan.Ethan terus memerhatikan Emma. Dia melihat pengasuh putrinya itu terus meremat jemarinya. Sepertinya Emma terus gugup saat bersamanya.Dan, Ethan sekarang tahu, kenapa Emma takut berhadapan dengannya. Semua karena malam itu.“Apa lagi yang Naomi lakukan sekarang?” tanya Ethan menyelidik. Dia bertanya dan mendengarkan tanpa mengalihkan pandangan sama sekali dari Emma.“Nyonya Naomi datang ingin mengajak Nona Ellen, lalu saya dengan sopan mencegahnya dan kebetulan Nona Ellen juga menolak, lalu Nyonya Naomi marah dan menampar saya, mengatakan kalau saya sudah memengaruhi Non Ellen,” jawab Emma tetap dengan posisi menunduk. Dia tak mau menatap Ethan karena takut.Ethan

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Ellen Ketakutan

    “Kamu sudah apakan Ellen sampai dia menuruti ucapanmu?” Naomi bicara sambil menatap tajam pada Emma, bahkan giginya bergemeletuk menahan emosi.“Maaf, Nyonya. Saya hanya mengikuti perkataan Tuan,” ucap Emma tetap sopan.Tanpa diduga, Naomi menampar Emma untuk melampiaskan emosinya seperti hari sebelumnya.“Mama jangan!” teriak Ellen yang syok dan ketakutan melihat Naomi menampar Emma yang kedua kalinya. Ellen langsung memeluk kaki Emma sambil menangis.Naomi terkejut Ellen malah menangisi Emma. Dia tergagap syok juga kesal karena Ellen malah dekat dengan Emma.“Ellen takut, Mama jangan nampar Kakak Emma lagi,” rengek Ellen sambil terus memeluk kaki Emma.Guru dan beberapa pengasuh di sana terkejut melihat kejadian itu. Dua guru akhirnya mendekat untuk melerai masalah yang terjadi.“Maaf, Ibu. Jika memang ada masalah, lebih baik diselesaikan dengan baik-baik,” ucap guru sekolah itu tetap sabar menghadapi Naomi, meskipun dia tahu kalau Naomi memang sering menindas pengasuh Ellen.“Bagai

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Sama-sama Dijebak

    Ethan berangkat ke perusahaan tanpa mengantar Ellen ke sekolah. Dia berjalan dengan langkah tegap menuju lift diikuti Samuel yang terkejut melihat Ethan datang lebih awal pagi ini.“Apa ada rapat pagi ini?” tanya Ethan saat mereka berada di lift.“Tidak ada, Pak. Hanya ada pertemuan dengan klien jam sepuluh nanti,” jawab Samuel.Ethan diam sesaat, lalu menoleh Samuel yang berdiri di sisi kanannya.“Kamu sudah mendapat informasi tentang pengasuh putriku?” tanya Ethan.“Sudah, Pak.” Sebelum Samuel melanjutkan ucapannya, pintu lift sudah lebih dulu terbuka di lantai ruangan Ethan berada.Ethan berjalan keluar diikuti Samuel, mereka langsung menuju ke ruangan Ethan untuk membahas apa yang sejak kemarin Ethan pikirkan.“Jelaskan!” perintah Ethan begitu sudah duduk di kursi kerjanya.Samuel langsung membuka tablet pintarnya, kemudian mulai membacakan rincian informasi yang dia dapat secepat kilat demi menghilangkan rasa penasaran dan kecemasan sang atasan.“Nama lengkapnya Emma Zahira, dua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status