Share

6. Please Jangan Pecat Aku

     Sherly benar-benar merasa menyesal karena mengira Beni bisa membuat malamnya berkesan! 

     Setelah menimbang-nimbang akhirnya ia memutuskan untuk mengunjungi Bella. 

     Dan Bella sedang berpesta! Tanpanya!

     Bisakah kalian bayangkan!? 

     Sherly sangat marah kepada Bella karena tidak memberinya kabar. Tapi Bella membela diri sudah mengirimkan pesan yang tidak pernah dibalas Sherly.

     Akhirnya Sherly memutuskan untuk memaafkan Bella dan ikut bersenang-senang bersamanya! 

     Ini adalah salah satu pesta terheboh sepanjang hidupnya!

     Sherly merasa sangat gembira sambil menari bersama Bella dan teman-teman prianya.

     Semetara itu, Damian tidak berhasil menyusul Sherly dan sekarang ia sedang menghawatirkan Sherly karena teman kencannya Sherly kembali mencari ke rumahnya, tanpa membawa Sherly pulang bersamanya! Bagaimana hal itu mungkin!? Damian benar-benar tidak percaya! 

     Sudah hampir jam 3 pagi, Sherly belum pulang juga. Seharusnya Damian tidak mencampuri urusan Sherly tapi kenyataannya sekarang Damian merasa gelisah dan mencemaskan keadaan Sherly!

     Ia berusaha menghubungi Sherly melalui ponselnya tapi tidak diangkat! Dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk meredakan kecemasannya. 

     Ia mendengar suara Sherly.

     Dia memeriksa dari balik jendela dan benar, Sherly sudah kembali dengan pria lain dan tampak sangat mabuk. 

     Dia sungguh bodoh mencemaskan Sherly sementara sekarang Sherly tampak bahagia di gendongan kencannya yang lain.

     Damian merasa dibodohi dirinya sendiri. Seharusnya ia masuk dan tidak mencampuri urusan Sherly tapi entah mengapa, ia memilih membukakan pintu untuk Sherly.     

     “Hai! Maaf, kami terlalu banyak minum. Di mana kamar Sherly? Aku akan mengantarnya!“ tanya Darel sambil tertawa-tawa penuh kesenangan.

     Sherly masih tertawa-tawa dan membicarakan hal-hal yang tidak dimengerti oleh Damian tapi hanya bisa dimengerti oleh Darel. Keningnya mengerut tidak senang. 

     Darel pun ikut tertawa menanggapi celotehan dan sentuhan Sherly yang menggoda. 

     “Biar aku yang membawanya ke dalam!“

     Damian langsung mengambil Sherly dari pelukan Darel dan mengucapkan selamat malam sambil menutup pintu, tanpa memberi kesempatan kepada Darel untuk mengatakan tidak.

     “Damian, pelukanmu ternyata hangat sekali! Ha…ha…ha… berbeda dengan Darel tapi aku belum mencoba menciummu dan merasakan perbedaannya! Apakah ciumanmu menghanyutkan?“ Sherly masih bicara melantur.

     Damian mengangkat Sherly ke kamarnya dan menutupinya dengan selimut dan pergi untuk tidur.

     Paginya Sherly bangun dengan kepala berdenyut. Ia bingung, melihat ia tidur dengan pakaian semalam.

     Ia pasti sangat mabuk karenanya ia tidak sempat mengganti pakaiannya. 

     Sherly menggaruk-garuk kepalanya sambil menguap lebar. Ia mencoba untuk mengingat kejadian tadi malam tetapi ia sulit untuk mengingatnya. 

     Terakhir yang dia ingat, dia minum banyak sekali di rumah Bella. Pesta yang sangat heboh dan menyenangkan! Ia tersenyum senang saat mengingat pesta tadi malam. 

     Tanpa sengaja matanya melihat ke arah jam dinding lalu tersentak kaget. Ia terlambat!  

     Dia buru-buru bangun dan mandi dengan air hangat. Dia turun ke bawah untuk mencari Aldo dan tidak menemukannya.

     “Di mana sih ganteng?“ tanya Sherly kepada Damian.  

     Damian sedang duduk di ruang makan.

     “Sudah diantar ke taman bermain.“

     “Siapa yang menemaninya?“

     “Sam!“

     “Maaf, seharusnya aku yang menemaninya. Aku akan menyusulnya sekarang.“     

  “Tidak usah. Duduklah dan minum teh dulu,“ kata Damian dari balik Koran tanpa memandang wajah Sherly.

     Sherly bisa mendengar nada suara Damian tampak sangat dingin dan formal padanya.

     “Apakah kau marah padaku?“ 

     “Tidak, kenapa aku harus marah?“  Damian masih menolak untuk melihat Sherly dan terus terpaku pada koran yang isinya sudah dia hapal luar kepala.

 

     Sherly akhirnya merebut koran Damian. 

     “Hei! Kembalikan koranku!“ 

     “Kau marah! Katakan padaku siapa wanita yang berani membuat bos-ku yang ganteng ini marah?“ goda Sherly.

     “Tidak! Kembalikan koranku, aku sedang membacanya!"

 

     Sherly melempar korannya menjauh dari Damian.

     “Apa yang kau lakukan!?“

     Damian berteriak.

     “Kau marah!“

     “Yah, aku memang marah, jadi kenapa?! Kau melalaikan tugasmu!

     “Aku hanya mau minta maaf!“ ucap Sherly tak kalah keras.

     “Baiklah, kau kumaafkan dan sekarang kau kupecat!“ ucap Damian dengan tegas. 

     Sherly terkejut! Dia menjadi panik. Damian tidak boleh memecatnya! Tugasnya belum berhasil.

     “Kau tidak bisa memecatku!“ kata Sherly sembarangan.

     “Oh, tentu saja aku bisa! Aku akan membayar seluruh gajimu dan menyuruhmu pergi dan mempersilahkanmu untuk melakukan hal-hal yang kau gemari!“

     “Hal apa yang kugemari?“ tanya Sherly memastikan.

     “Bergonti-ganti pasangan, mabuk dan aku tidak tahu lagi apalagi kesenanganmu!“

     “Biasanya aku tidak terlalu mabuk tapi pesta tadi malam sungguh menghebohkan, kau tahu …“ 

     Damian meninggalkan Sherly yang masih berceloteh tanpa merasa bersalah. 

     Sherly mengejar Damian. Dan menatapnya dengan sungguh-sungguh.

     “Oke, oke aku mohon maafkan aku, oke?“ pinta Sherly ragu. 

     “Silahkan bereskan barang-barangmu,“ jawab Damian tanpa ragu. 

     Sherly menghalangi langkah Damian.

     “Kau tidak bisa memisahkan aku dari Aldo!“

     “Kenapa tidak bisa, kau bekerja padaku dan sekarang kau dipecat!“

     “Oh, aku tahu! Jangan bilang kau cemburu padaku!?“

     “Apa?! Kau…“  Damian kehabisan kata-kata.

     “Kau cemburu padaku.“  Sherly berkata dengan yakin.

     “Kau gila!“ teriak Damian kesal.

     “Tatap mataku dan katakan kau tidak perduli padaku!“ tantang Sherly  sambil mendekati Damian.

     “Apa yang kau lakukan?!“

     Damian berjalan mundur menjauhi Sherly yang masih terus mendekatinya dengan senyuman misterius yang mengembang di bibir seksinya.

     Hingga akhirnya ia terjatuh ke sofa.

     Sherly semakin senang mendekati Damian dan menggodanya sambil tersenyum lebar. Ia memerangkap Damian dengan kedua tangannya. 

      “Kau ganteng sekali,“ ucap Sherly tanpa sadar sambil membelai Damian. 

     Damian terkejut mendengar pengakuan Sherly dan ia benar-benar tidak menyangka Sherly akan mengatakan hal itu padanya disaat ini. Ia merasa wajahnya memerah karena salah tingkah dan anehnya kemarahannya seolah menguap entah kemana.

     “Mungkin sekali-kali, kita mesti berkencan!“

     “Apa kau sedang merayuku sekarang ini?!“

     “Kau tidak biasa dirayu?“

     Sherly tambah menekan tubuh Damian hingga terbaring di sofa. Ia senang menggoda Damian! Tapi ia malah kehilangan keseimbangan dan jatuh menimpa tubuh Damian.

    Bukannya merasa malu dan cepat-cepat berdiri, Sherly malah tertawa. 

     Damian benar-benar tidak mengerti dengan Sherly! 

     Sherly berhenti tertawa lalu menjatuhkan kepalanya di dada Damian. 

     Damian benar-benar ragu untuk bergerak.     

     “Aku salah karena terlambat bangun dan mengantar Aldo. Maaf… Seumur hidupku, aku belum pernah memohon tapi kali ini aku memohon, please jangan pisahkan aku dari Aldo. Atau kau boleh tidak menggajiku, tidak masalah asal aku masih bisa terus bekerja padamu, menjaga Aldo, bagaimana?“ kata Sherly dengan tulus.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Vincent Situmorang
alur nya lamncar didukung bahasa yang ringan mudah diikuti dan passtunya seru, sebuah romance yang best!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status