Damian tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Sherly.
Sherly tampak sangat bersungguh-sungguh.
“Bisakah aku memikirkannya sambil duduk?“
Sherly baru sadar dengan posisinya dan langsung menjauh dari Damian.
“Maaf!“
“Satu kesempatan.“
Sherly bersorak senang.
“Aku harus pergi siang ini dan aku mau kau, menemani Aldo dengan baik.“
“Kau mau ke mana?“ tanyanya cepat.
Damian merasa tidak perlu memberitahu Sherly tapi entah kenapa ia memberitahunya.
“Aku harus pergi menemui seseorang.“
“Siapa? Pacarmu?!“
“Apa aku harus memberitahumu?“ sindir Damian.
“Yah!“ ucap Sherly dengan yakin.
Damian tidak bisa membantah Sherly.
“Apa kau juga akan memberitahuku tentang lelaki yang menjemputmu dan yang juga mengantarmu tadi malam kalau aku bertanya?“ balas Damian.
“Kalau kau ingin tahu, yah aku akan memberitahukannya.“
Sherly merasa tidak keberatan sama sekali.
Damian bingung tapi membiarkan rasa penasarannya menang.
“Oke, silakan.“
“Pria yang menjemputku namanya Beni, ia merasa rajanya semua perayu dimuka bumi ini tapi sayangnya aku merasa bosan, lalu aku meninggalkannya sendirian di restoran!“
Sherly tertawa lucu saat mengenang tingkahnya tadi malam sambil membayangkan reaksi Beni.
“Dan yang mengantarkanku tadi malam… aku tidak ingat… bagaimana ciri-cirinya?“
Sherly berusaha keras mengingatnya tapi ia tetap tidak ingat.
“Kau tidak mengingat siapa yang mengantarmu pulang? Ya Tuhan Sherly! Berapa banyak minuman yang kau minum semalam?"
“Ini benar-benar di luar kebiasaanku, sungguh!. Itu karena, pesta yang diadakan Bella sungguh sangat menyenangkan! Sudah lama aku tidak bertemu dengan banyak pria-pria ganteng yang begitu menyenangkan! Bayangkan dalam satu ruangan! “ kata Sherly sambil mendesah mengingat pesta semalam.
“Oh, yah?“ pancing Damian tidak senang. “Yah! Dan aku merasa sangat senang! Aku merasa seperti berada di surga semalam,“ timpal Sherly dengan polos. “Yah, aku bisa melihatmu, begitu senangnya hingga kau mabuk seperti itu!“ “ Yah sudah, jangan dibahas lagi yah, sekarang katakan padaku siapa wanita itu?““Dia teman lamaku. Namanya Celsie. “
“Apa kau menyukainya?“
“Apa kau akan selalu bertanya seperti ini?!“
Damian merasa heran dengan sikap Sherly.
“Apa kau menyukainya atau tidak?!“ tanya Sherly mengulangi pertanyaannya lagi.
“Mungkin. Dia cukup cantik.“
“Jangan berkencan dengannya!“ “Kenapa?“ “Sebab kau tidak menyukainya!““Kenapa kau begitu yakin, aku tidak menyukainya?“
Damian merasa tidak senang mendengar pendapat Sherly tentang dirinya.
“Kalau kau menyukainya, kau pasti akan memandangiku dan menjawabku dengan yakin,“ jawab Sherly dengan mudah.
Damian tahu dia tidak bisa mengingkari pernyataan Sherly.
“Apa kau selalu menyukai teman kencanmu?“
“Tentu! Aku memilih, yang mana yang paling kusuka dan membuang yang mana yang tidak kusuka.“
“Kau bercanda ‘kan?“ ejek Damian.
“Tentu tidak.“
Sherly mengangkat handphonenya. Dan beranjak dari tempatnya berdiri, menjauhi Damian.
Damian tahu, harusnya ia menjauh dari Sherly tapi ia tergoda untuk mendengarkan pembicaraan Sherly.
“Oh, jadi kau yang mengantarku tadi malam?! So sweet! Kencan? Malam ini?“
Sherly melirik Damian sebelum mengambil keputusan.
“Aku rasa malam ini tidak bisa. Bosku bisa marah, mungkin kita akan menundanya sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Baik aku tidak akan lupa meneleponmu, jangan khawatir! Kau cukup ganteng untuk menjadi prioritas dalam agenda kencanku!“
Sherly tertawa lepas.
“Yah, yah! Sudah dulu yah,“ kata Sherly cepat-cepat menutup handphonenya.
“Berarti yang mengantarku semalam Darel. Ia ganteng ‘kan!? Aku suka padanya. Tapi aku berjanji tidak akan berkencan dulu, sebelum mendapat ijin darimu,“ ucap Sherly dengan nada sedih.
“Kau tidak perlu meminta ijinku. Jam kerjamu berakhir jam 7 malam, setelah itu kau bebas untuk berkencan. Tapi ingat jam 8 pagi kau sudah bekerja padaku lagi!“
“Oh, realy kalau begitu aku boleh berkencan dengan Darel malam ini?““Kau menyukainya?!“ tanya Damian sambil merengut.
“Tentu aku menyukainya jika tidak, aku tidak akan mau berkencan dengannya! Tidak sepertimu.“
“Apa maksudmu?“
“Well, kau menyia-yiakan waktumu. Berkencan dengan wanita yang tidak kau sukai, itu sangat membosankan!“
Damian tidak senang dikomentari tentang urusan pribadinya.
“Apa kau mengomentariku!?“
”Aku rasa, kau lebih menyukaiku dibanding Celsie-mu itu!“
Sherly melenggang dengan santainya dan masuk ke dalam kamarnya.
“Apa sih maksudnya?“
Damian tidak mengerti.
Setelah Aldo tertidur, Sherly bersiap-siap untuk pergi dan berkencan dengan Darel.
Damian tampak lebih tampan dari biasanya. Ia mengenakan jas resminya dan membenahi dasinya.
Sherly langsung mengambil alih tanpa diminta.
“Kau akan pergi dengan Celsie-mu?“ tanya Sherly.
“Tidak. Aku memikirkan kata-katamu dan mengajak Serena. Aku menyukainya.“
“Awal yang bagus. Kau ganteng sekali malam ini, melebihi malam-malam kemarin! Aku yakin, kau akan sukses dengan Serena malam ini.“
“Apa maksudmu sukses?“
”Serena pasti akan mengajakmu bercinta malam ini!“
Damian merasa mukanya merah padam.
“Menurutmu begitu!?“ pancing Damian.
“Yah pasti. Kalau saja kau bukan bosku, aku mungkin akan mengajakmu berkencan.“
“Oh, yah! Haruskah aku bangga? Di nomor urutan berapa aku setelah Darel-mu itu?“
Berpikir sejenak.
“Mungkin kau akan mengalahkan Darel. Dan Darel itu bukanlah Darel-ku sampai aku memutuskan begitu!“ ucap Sherly sambil mengerlingkan matanya.
Rasanya Damian tidak bisa bernapas berada dekat Sherly.
Suara bel berbunyi. Sherly pamit pergi sambil berjinjit dan mengecup bibir Damian dengan cepat.Damian tidak menyangka Sherly akan menciumnya.
Dia membuatku gila! pekik Damian kesal dalam hati.
Ternyata Sherly dan Darel makan malam di tempat yang sama dengan Damian! Sherly melambaikan tangannya sekilas menyapa Damian dan juga teman kencannya. Dari tempat duduknya, ia dapat melihat dengan jelas bagaimana Sherly dan Darel saling menggoda dan melupakan kehadirannya yang berada di satu ruangan yang sama dengannya. Tiba-tiba Damian merasa tidak suka melihat kedekatan Sherly dengan Darel. “Kau tidak apa-apa?“ kata Serena. Damian hanya terdiam dan tidak menanggapi sindiran Serena. “Atau kau mau, kita menghampiri mereka!“ Serena benar-benar terganggu dengan sikap Damian. Dia selalu melirik meja tempat di mana pengasuhnya sedang berkencan saat ini! “Oh, maaf itu tidak perlu. Sebaiknya kita memesan makanan sekarang.“ Di balik menunya Damian masih mencuri pandang ke arah meja Sherly. Serena merasa kesal karena Damian tidak pernah memperhatikannya. Perhatiannya hanya tertuju pada pengasuh Aldo! Tapi ia berusaha menahan di
Besok paginya, Sherly tidak mengatakan apa-apa. Ia sarapan tanpa memandang Damian, kemudian pergi mengantar Aldo dengan mobilnya. Sementara itu, Damian menghabiskan waktunya untuk mengarang lagu di studionya. Sherly juga berusaha tidak memperdulikannya dan selalu menghabiskan waktunya bersama dengan Aldo. Setelah Aldo tidur, Sherly masuk ke dalam kamarnya tanpa menegur Damian. Menjelang makan malam, Sherly menemani Aldo untuk makan di meja makan, Damian ada di sana tapi Sherly tetap mendiamkannya dan tidak mau bicara dengan Damian. Damian menunggu Aldo masuk ke kamarnya untuk berbicara kepada Sherly, tapi rupanya Sherly tidak memberi kesempatan kepadanya untuk menjelaskan dan minta maaf. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan selamat malam. Damian benar-benar merasa tersiksa! Entah, ada apa dengannya!? Kenapa ia melakukan hal seperti itu!? Damian tetap tidak tahu jawabnya. Damian ingin melindungi Sherly dan ia tidak suka ketika Sh
Saat Sherly turun ke bawah, dia terkejut melihat pemandangan di depannya, kemarahannya kembali muncul. Damian pulang ditemani seorang wanita. Dan dia, bukanlah seorang wanita yang jelek menurut Sherly! Mereka berciuman dan jelas-jelas mereka tampak menikmati ciuman mereka! Sherly mengerang dalam hati sambil menahan diri. Ia tidak tahu kenapa ia sangat terganggu melihat pemandangan itu. Mungkin karena saat ini ia menginginkan Damian untuknya sendiri. Lagi-lagi Sherly mengerang kesal. Sherly berbalik masuk ke kamarnya. Sherly muak melihat Damian! Terlebih lagi, ia muak dengan dirinya sendiri, kenapa ia bisa sampai menginginkan Damian! Konyol! Sherly memukul-mukul bantalnya dengan kesal. Ia berusaha menutup wajahnya dengan bantal hingga ia merasa sesak dan tidak bisa bernapas. Ia tidak akan memaafkan Damian! Ia bertekad akan membalas Damian, lebih dari yang dia rasakan, saat ini! Sherly menenangkan dirinya, mengambil kendali ata
Sherly tidak menghubungi Darel. Ia sudah tidak tertarik lagi dengan Darel. Ia menghubungi pria lain yang lebih ganteng dari Darel untuk berkencan dengannya malam ini. Dan pria yang dipilihnya adalah Rafael Alexander Mexsi. Ia adalah seorang pengusaha muda, ganteng yang sukses dan mapan. Sherly ingat, Rafael pernah menjanjikan sensasi yang berbeda jika Sherly mau memberinya kesempatan untuk berkencan dengannya. Suatu janji yang mengiurkan untuk membalas Damian.Sherly tersenyum dalam hati. Rafael tidak menyangka, Sherly akan menghubunginya dan mengajaknya berkencan. Ia ragu sesaat sebelum mengambil keputusan. Sherly merasa tersinggung mendengar keraguan Rafael. “Kau sungguh-sungguh mau berkencan denganku
Sherly baru menyadari malam ini, Rafael terlihat sangat ganteng! Saat ini ia mengenakan jas formal sangat terlihat gagah dan Sherly tahu itu adalah jas khusus untuk acara pertunangannya malam ini. “Kau sangat gagah dan tampan!“ kata Sherly dengan jujur sambil membelai setelan jas Rafael. “Aku senang kau sudah menyadarinya. Terlalu banyak pria lain yang jauh lebih tampan dan kaya dariku sehingga kau melewatkan aku.“ “Tapi malam ini, aku ada bersamamu iya, ‘kan!?“ Rafael mengecup jemari Sherly sambil menatap Sherly lebih dalam. “Kau sangat cantik, bidadariku.“ Sherly menyukai Rafael dan juga menyukai sentuhannya. Setelah makan malam, Rafael mengajak Sherly untuk menyus
Sherly tidak pulang semalaman dan sudah bisa dipastikan Sherly menikmati kencannya malam ini, erang Damian dengan marah. Ia menunggunya diruang tamu sampai ketiduran. Sherly tidak menyesal menghubungi Rafael sebagai teman kencannya. Ia merasa sensasi yang berbeda ketika Rafael mencumbunya. Rafael adalah pria yang sangat romantis dan lembut. “Aku mencintaimu,“ desah Rafel lembut sambil mengecup bibir Sherly. Sherly hanya mendesah sesaat sambil merasakan kepuasan yang sedang melandanya. Mereka bercinta di atas pasir pantai yang lembut. Rafael membiarkan Sherly mengambil kesenangan atasnya. Dan ia merasa puas karena bisa membuat Sherly berteriak dengan bebasnya ketika mencapai kepuasannya. “Rafael, aku sangat m
“Apakah kita harus membahasnya saat ini? Aku rasa hal ini tidak ada kaitannya denganmu!“ Sherly melepaskan pelukannya dengan kesal. “Jangan pergi kataku! Katakan, apa kau menikmatinya?!“ Damian mencengkram bahu Sherly dan mengguncang tubuh Sherly dengan kasar. “Damian, kau menyakitiku!“ “Dan kau membunuhku!“ teriak Damian sambil meremas rambutnya sendiri dengan kesal. Kesal pada dirinya sendiri terutama. Ada apa dengannya?! Sherly kaget melihat reaksi Damian. “Aku tidak pernah keberatan, kau berhubungan dengan kekasihmu.“ “Kau … !“ Damian kehabisan kata-kata. “Jangan,“ sela Sherly dengan cepat.
Damian menciumi daerah intim Sherly. Sherly terkejut dan menyukai tindakan Damian. Ia mendorong kepala Damian lebih dalam lagi dan menikmati apa yang Damian lakukan padanya. Damian mencium bibirnya lagi sebelum menyatukan diri kedalam tubuh Sherly. Sherly merasa lengkap saat Damian menyatukan diri dengannya. Mereka bergerak dengan pelan dan Sherly merasakan keindahan tersendiri ketika merasakan Damian bergerak didalamnya dan memenuhi dirinya. Sherly mengerang keras dan mencium Damian lagi. Gairahnya berkobar dan mempercepat gerakannya sampai akhirnya ia menemukan muara kepuasan dalam dirinya. Sherly merasakan bagian dari diri Damian mengalir dan menyatu den