“Sudah dua hari aku di sini, aku belum mendapatkan berita apapun juga! Huh, rasanya be-te!“
Sherly menghela napasnya. Ia memeriksa handphonenya.
“Wow ada banyak panggilan tak terjawab dan pesan!“
Bella menelepon dan menulis pesan bagaimana situasi sampai saat ini. Robert, Sandi, Bram, dan lain-lainnya menelepon dan mengajaknya kencan.
Sherly meringis tidak tertarik berkencan dengan salah satu pria yang mengidamkannya.
Satu-satunya orang yang menarik perhatiannya adalah Beni. Senyum Sherly mengembang lebar.
Beni adalah salah satu playboy yang terkenal suka mempermainkan hati wanita. Ia sudah beberapa kali mengajak Sherly keluar tapi Sherly selalu menolaknya. Tapi kali ini, rasanya ia ingin keluar bersama Beni.
Ia menghubungi Beni dan mengajaknya berkencan.
Beni sangat antusias mendengar ajakan kencan dari Sherly. Ia seperti mendapat lotere di siang bolong!
Sherly dapat mendengar dari suaranya yang terlalu kencang dan memekik di telinganya!
Sebenarnya, Sherly lebih suka kalau Beni menolak ajakan kencannya, kalau hal itu ia lakukan pasti Sherly akan lebih bersemangat saat ini. Pasti sangat romantis berkencan dengan playboy yang diimpikan banyak wanita!
Meskipun agak kecewa tapi dia tetap bersiap-siap. Berdandan dan mengenakan pakaian yang seksi tapi tetap bergaya anak muda.
Dia tidak suka terlalu formal. Dia suka dengan gayanya, katanya sambil memastikan lewat kaca cermin.
Sherly lalu turun ke bawah dan mendengar denting piano yang dimainkan berulang-ulang.
Ia mengendap-endap pelan mendekati asal suara.
Damian sedang berkonsentrasi menciptakan melodi untuk lagu barunya. Ia sibuk menekan tuts piano dan menulisnya di sebuah kertas not balok. Ketukan hak sepatu mengganggu konsentrasinya. Ia berbalik dan mendapati Sherly tampil lebih mempesona dari biasanya.
Ia sangat cantik!
Damian tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Sherly.
“Apakah aku cantik?“ tanyanya polos sambil berputar-putar.
“Apa kau mau pergi keluar?“ tanya Damian sambil mengalihkan perhatiannya kembali kepada pianonya.
“Yah, aku ada kencan. Kau tidak keberatan ‘kan!?“
“Tidak. Pergilah.“
Damian mencoba tidak menghiraukan Sherly dan tampak asyik mengotak-atik nada pada pianonya.
“Bolehkah aku mendengarmu bermain piano sambil menunggu kedatangan Beni?“
Sherly mendekati Damian dan duduk disebelah Damian.
Damian hanya memandang Sherly sekilas lalu mulai memainkan sebuah lagu yang terlintas begitu saja dibenaknya.
Sherly begitu terhanyut dengan melodi indah yang dimainkan Damian.
Ia suka melihat jari-jari Damian menari-nari dengan lembut tapi mantap. Melalui jari itu, sanggup membuat melodi yang begitu indah!
Ia mendesah merasa kagum akan keahlian yang dimiliki Damian.
Jantung Sherly berdebar aneh dan ia sama sekali tidak menyukai perasaan aneh yang sedang mengusiknya. Tapi semakin ia ingin menghindar, semakin ia tertarik mendengarkan melodi yang dimainkan Damian. Ia memejamkan matanya sejenak untuk merekam melody yang Damian mainkan.
Damian memainkan pianonya sambil memejamkan mata, ia berusaha keras untuk berkonsentrasi dan penuh penghayatan.
Wangi parfum yang dipakai Sherly seolah menariknya mendekat.
Tanpa sadar Sherly merasa jari-jarinya juga ingin mengisi nada-nada kosong yang diperdengarkan Damian. Dan dia melakukannya begitu saja.
Dia memang bisa bermain piano tapi baru sekarang ia sadar, dia sangat menyukai saat melihat jari-jarinya seakan menari dengan indah bersama jari-jari Damian diatas tuts piano. Damian tidak menyangka Sherly memiliki intuisi yang sangat baik dalam mengimbangi setiap nada yang ia mainkan. Mereka tersenyum bersama dan terus mengisi kekosongan nada satu sama lain. Mereka menjadi bersemangat dan saling menatap tanpa mengatakan apapun juga. Ting tong!Bel pintu berbunyi membuyarkan rasa ketertarikan diantara mereka.
“Kurasa, teman kencanmu sudah datang!“
“Yah! Aku pergi dulu yah. Jangan tunggu aku, oke!“ kata Sherly sambil tersipu-sipu meninggalkan Damian.
“Aku tidak akan menunggumu!“ sahut Damian dengan ketus. Aneh rasanya! Kenapa ia merasa terganggu melihat Sherly pergi dengan laki-laki lain? Jelas-jelas Sherly bukan siapa-siapanya! Dia hanya pengasuh Aldo, demi Tuhan! Dengan siapa Sherly pergi, itu bukanlah urusannya.
Damian ingin mengacuhkan Sherly tapi ia melirik juga kearah pintu dan terkejut melihat pria yang akan berkencan dengan Sherly.
Damian tahu pria itu! Pria itu jelas-jelas playboy yang merasa dirinya Casanova dan begitu senang bergonta-ganti wanita! Tapi Damian terlambat untuk mencegah Sherly pergi.
Damian buru-buru mengganti pakaiannya dan berpesan kepada Sam untuk menjaga Aldo dikamarnya.Ia harus memperingatkan Sherly. Pria itu, bukanlah pria baik-baik!
Beni memperlakukan Sherly dengan sangat sopan.
Entah kenapa, Sherly merasa Beni sangat membosankan tapi ia menahan diri dan mengikuti permainan Beni.
Beni memesan steak sedangkan Sherly memesan salad tanpa tambahan saus. Beni memesan sebotol anggur yang paling mahal untuk membuatnya terkesan. Tapi sayangnya, dia tidak terkesan dan mulai benar-benar bosan dengan rayuan-rayuan Beni yang menurutnya sangat menjemukan.
Apa yang dilihat para wanita dari Beni?! Apa mereka buta dan tuli? Bagaimana mereka bisa tahan dengan semua bualan Beni! erang Sherly dalam hati.
Sherly benar-benar tidak tahan lagi.
“Aku harus ke kamar mandi, " katanya dengan cepat.
Dengan cepat pula ia berlari keluar restoran dan memanggil taksi saat Beni tidak melihatnya!Sherly benar-benar merasa menyesal karena mengira Beni bisa membuat malamnya berkesan! Setelah menimbang-nimbang akhirnya ia memutuskan untuk mengunjungi Bella. Dan Bella sedang berpesta! Tanpanya! Bisakah kalian bayangkan!? Sherly sangat marah kepada Bella karena tidak memberinya kabar. Tapi Bella membela diri sudah mengirimkan pesan yang tidak pernah dibalas Sherly. Akhirnya Sherly memutuskan untuk memaafkan Bella dan ikut bersenang-senang bersamanya! Ini adalah salah satu pesta terheboh sepanjang hidupnya! Sherly merasa sangat gembira sambil menari bersama Bella dan teman-teman prianya. Semetara itu, Damian tidak berhasil menyusul Sherly dan sekarang ia sedang menghawatirkan Sherly karena teman kencannya Sherly kembali mencari ke rumahnya, tanpa membawa Sherly pulang bersamanya! Bagaimana hal itu mungkin!? Damian benar-benar tidak percaya! Sudah hampir jam 3 pagi, Sherly belum pulang juga. Seharusnya Damian tidak mencampuri
Damian tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Sherly. Sherly tampak sangat bersungguh-sungguh. “Bisakah aku memikirkannya sambil duduk?“ Sherly baru sadar dengan posisinya dan langsung menjauh dari Damian. “Maaf!“ “Satu kesempatan.“ Sherly bersorak senang. “Aku harus pergi siang ini dan aku mau kau, menemani Aldo dengan baik.“ “Kau mau ke mana?“ tanyanya cepat. Damian merasa tidak perlu memberitahu Sherly tapi entah kenapa ia memberitahunya. “Aku harus pergi menemui seseorang.“ “Siapa? Pacarmu?!“ “Apa aku harus memberitahumu?“ sindir Damian. “Yah!“ ucap Sherly dengan yakin. Damian tidak bisa membantah Sherly. “Apa kau juga akan memberitahuku tentang lelaki yang menjemputmu dan yang juga mengantarmu tadi malam kalau aku bertanya?“ balas Damian. “Kalau kau ingin tahu, yah aku akan memberitahukannya.“ Sherly merasa tidak keberatan sama sekali. Damian bingung tapi membiarkan ras
Ternyata Sherly dan Darel makan malam di tempat yang sama dengan Damian! Sherly melambaikan tangannya sekilas menyapa Damian dan juga teman kencannya. Dari tempat duduknya, ia dapat melihat dengan jelas bagaimana Sherly dan Darel saling menggoda dan melupakan kehadirannya yang berada di satu ruangan yang sama dengannya. Tiba-tiba Damian merasa tidak suka melihat kedekatan Sherly dengan Darel. “Kau tidak apa-apa?“ kata Serena. Damian hanya terdiam dan tidak menanggapi sindiran Serena. “Atau kau mau, kita menghampiri mereka!“ Serena benar-benar terganggu dengan sikap Damian. Dia selalu melirik meja tempat di mana pengasuhnya sedang berkencan saat ini! “Oh, maaf itu tidak perlu. Sebaiknya kita memesan makanan sekarang.“ Di balik menunya Damian masih mencuri pandang ke arah meja Sherly. Serena merasa kesal karena Damian tidak pernah memperhatikannya. Perhatiannya hanya tertuju pada pengasuh Aldo! Tapi ia berusaha menahan di
Besok paginya, Sherly tidak mengatakan apa-apa. Ia sarapan tanpa memandang Damian, kemudian pergi mengantar Aldo dengan mobilnya. Sementara itu, Damian menghabiskan waktunya untuk mengarang lagu di studionya. Sherly juga berusaha tidak memperdulikannya dan selalu menghabiskan waktunya bersama dengan Aldo. Setelah Aldo tidur, Sherly masuk ke dalam kamarnya tanpa menegur Damian. Menjelang makan malam, Sherly menemani Aldo untuk makan di meja makan, Damian ada di sana tapi Sherly tetap mendiamkannya dan tidak mau bicara dengan Damian. Damian menunggu Aldo masuk ke kamarnya untuk berbicara kepada Sherly, tapi rupanya Sherly tidak memberi kesempatan kepadanya untuk menjelaskan dan minta maaf. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan selamat malam. Damian benar-benar merasa tersiksa! Entah, ada apa dengannya!? Kenapa ia melakukan hal seperti itu!? Damian tetap tidak tahu jawabnya. Damian ingin melindungi Sherly dan ia tidak suka ketika Sh
Saat Sherly turun ke bawah, dia terkejut melihat pemandangan di depannya, kemarahannya kembali muncul. Damian pulang ditemani seorang wanita. Dan dia, bukanlah seorang wanita yang jelek menurut Sherly! Mereka berciuman dan jelas-jelas mereka tampak menikmati ciuman mereka! Sherly mengerang dalam hati sambil menahan diri. Ia tidak tahu kenapa ia sangat terganggu melihat pemandangan itu. Mungkin karena saat ini ia menginginkan Damian untuknya sendiri. Lagi-lagi Sherly mengerang kesal. Sherly berbalik masuk ke kamarnya. Sherly muak melihat Damian! Terlebih lagi, ia muak dengan dirinya sendiri, kenapa ia bisa sampai menginginkan Damian! Konyol! Sherly memukul-mukul bantalnya dengan kesal. Ia berusaha menutup wajahnya dengan bantal hingga ia merasa sesak dan tidak bisa bernapas. Ia tidak akan memaafkan Damian! Ia bertekad akan membalas Damian, lebih dari yang dia rasakan, saat ini! Sherly menenangkan dirinya, mengambil kendali ata
Sherly tidak menghubungi Darel. Ia sudah tidak tertarik lagi dengan Darel. Ia menghubungi pria lain yang lebih ganteng dari Darel untuk berkencan dengannya malam ini. Dan pria yang dipilihnya adalah Rafael Alexander Mexsi. Ia adalah seorang pengusaha muda, ganteng yang sukses dan mapan. Sherly ingat, Rafael pernah menjanjikan sensasi yang berbeda jika Sherly mau memberinya kesempatan untuk berkencan dengannya. Suatu janji yang mengiurkan untuk membalas Damian.Sherly tersenyum dalam hati. Rafael tidak menyangka, Sherly akan menghubunginya dan mengajaknya berkencan. Ia ragu sesaat sebelum mengambil keputusan. Sherly merasa tersinggung mendengar keraguan Rafael. “Kau sungguh-sungguh mau berkencan denganku
Sherly baru menyadari malam ini, Rafael terlihat sangat ganteng! Saat ini ia mengenakan jas formal sangat terlihat gagah dan Sherly tahu itu adalah jas khusus untuk acara pertunangannya malam ini. “Kau sangat gagah dan tampan!“ kata Sherly dengan jujur sambil membelai setelan jas Rafael. “Aku senang kau sudah menyadarinya. Terlalu banyak pria lain yang jauh lebih tampan dan kaya dariku sehingga kau melewatkan aku.“ “Tapi malam ini, aku ada bersamamu iya, ‘kan!?“ Rafael mengecup jemari Sherly sambil menatap Sherly lebih dalam. “Kau sangat cantik, bidadariku.“ Sherly menyukai Rafael dan juga menyukai sentuhannya. Setelah makan malam, Rafael mengajak Sherly untuk menyus
Sherly tidak pulang semalaman dan sudah bisa dipastikan Sherly menikmati kencannya malam ini, erang Damian dengan marah. Ia menunggunya diruang tamu sampai ketiduran. Sherly tidak menyesal menghubungi Rafael sebagai teman kencannya. Ia merasa sensasi yang berbeda ketika Rafael mencumbunya. Rafael adalah pria yang sangat romantis dan lembut. “Aku mencintaimu,“ desah Rafel lembut sambil mengecup bibir Sherly. Sherly hanya mendesah sesaat sambil merasakan kepuasan yang sedang melandanya. Mereka bercinta di atas pasir pantai yang lembut. Rafael membiarkan Sherly mengambil kesenangan atasnya. Dan ia merasa puas karena bisa membuat Sherly berteriak dengan bebasnya ketika mencapai kepuasannya. “Rafael, aku sangat m