Home / Romansa / Pengasuh Misterius / 5. Kencan yang Membosankan

Share

5. Kencan yang Membosankan

Author: Lucy Ang
last update Last Updated: 2021-05-27 10:50:19

     “Sudah dua hari aku di sini, aku belum mendapatkan berita apapun juga! Huh, rasanya be-te!“

     Sherly menghela napasnya. Ia memeriksa handphonenya. 

     “Wow ada banyak panggilan tak terjawab dan pesan!“ 

     Bella menelepon dan menulis pesan bagaimana situasi sampai saat ini. Robert, Sandi, Bram, dan lain-lainnya menelepon dan mengajaknya kencan.

     Sherly meringis tidak tertarik berkencan dengan salah satu pria yang mengidamkannya.

     Satu-satunya orang yang menarik perhatiannya adalah Beni. Senyum Sherly mengembang lebar. 

     Beni adalah salah satu playboy yang terkenal suka mempermainkan hati wanita. Ia sudah beberapa kali mengajak Sherly keluar tapi Sherly selalu menolaknya. Tapi kali ini, rasanya ia ingin keluar bersama Beni. 

     Ia menghubungi Beni dan mengajaknya berkencan.

     Beni sangat antusias mendengar ajakan kencan dari Sherly. Ia seperti mendapat lotere di siang bolong!  

     Sherly dapat mendengar dari suaranya yang terlalu kencang dan memekik di telinganya!

     Sebenarnya, Sherly lebih suka kalau Beni menolak ajakan kencannya, kalau hal itu ia lakukan pasti Sherly akan lebih bersemangat saat ini. Pasti sangat romantis berkencan dengan playboy yang diimpikan banyak wanita! 

     Meskipun agak kecewa tapi dia tetap bersiap-siap. Berdandan dan mengenakan pakaian yang seksi tapi tetap bergaya anak muda.

     Dia tidak suka terlalu formal. Dia suka dengan gayanya, katanya sambil memastikan lewat kaca cermin. 

     Sherly lalu turun ke bawah dan mendengar denting piano yang dimainkan berulang-ulang.

     Ia mengendap-endap pelan mendekati asal suara. 

     Damian sedang berkonsentrasi menciptakan melodi untuk lagu barunya. Ia sibuk menekan tuts piano dan menulisnya di sebuah kertas not balok. Ketukan hak sepatu mengganggu konsentrasinya. Ia berbalik dan mendapati Sherly tampil lebih mempesona dari biasanya. 

     Ia sangat cantik!

     Damian tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Sherly.

     “Apakah aku cantik?“ tanyanya polos sambil berputar-putar. 

     “Apa kau mau pergi keluar?“ tanya Damian sambil mengalihkan perhatiannya kembali kepada pianonya.

     “Yah, aku ada kencan. Kau tidak keberatan ‘kan!?“     

     “Tidak. Pergilah.“

     Damian mencoba tidak menghiraukan Sherly dan tampak asyik mengotak-atik nada pada pianonya.

     “Bolehkah aku mendengarmu bermain piano sambil menunggu kedatangan Beni?“

     Sherly mendekati Damian dan duduk disebelah Damian. 

     Damian hanya memandang Sherly sekilas lalu mulai memainkan sebuah lagu yang terlintas begitu saja dibenaknya. 

     Sherly begitu terhanyut dengan melodi indah yang dimainkan Damian. 

     Ia suka melihat jari-jari Damian menari-nari dengan lembut tapi mantap. Melalui jari itu, sanggup membuat melodi yang begitu indah!

     Ia mendesah merasa kagum akan keahlian yang dimiliki Damian. 

     Jantung Sherly berdebar aneh dan ia sama sekali tidak menyukai perasaan aneh yang sedang mengusiknya. Tapi semakin ia ingin menghindar, semakin ia tertarik mendengarkan melodi yang dimainkan Damian. Ia memejamkan matanya sejenak untuk merekam melody yang Damian mainkan. 

     Damian memainkan pianonya sambil memejamkan mata, ia berusaha keras untuk berkonsentrasi dan penuh penghayatan.

     Wangi parfum yang dipakai Sherly seolah menariknya mendekat. 

     Tanpa sadar Sherly merasa jari-jarinya juga ingin mengisi nada-nada kosong yang diperdengarkan Damian. Dan dia melakukannya begitu saja. 

     Dia memang bisa bermain piano tapi baru sekarang ia sadar, dia sangat menyukai saat melihat jari-jarinya seakan menari dengan indah bersama jari-jari Damian diatas tuts piano.

     Damian tidak menyangka Sherly memiliki intuisi yang sangat baik dalam mengimbangi setiap nada yang ia mainkan. 

     Mereka tersenyum bersama dan terus mengisi kekosongan nada satu sama lain. Mereka menjadi bersemangat dan saling menatap tanpa mengatakan apapun juga.

     Ting tong!

     Bel pintu berbunyi membuyarkan rasa ketertarikan diantara mereka. 

     “Kurasa, teman kencanmu sudah datang!“

     “Yah! Aku pergi dulu yah. Jangan tunggu aku, oke!“ kata Sherly sambil tersipu-sipu meninggalkan Damian. 

    “Aku tidak akan menunggumu!“ sahut Damian dengan ketus. Aneh rasanya! Kenapa ia merasa terganggu melihat Sherly pergi dengan laki-laki lain? Jelas-jelas Sherly bukan siapa-siapanya! Dia hanya pengasuh Aldo, demi Tuhan! Dengan siapa Sherly pergi, itu bukanlah urusannya.

     Damian ingin mengacuhkan Sherly tapi ia melirik juga kearah pintu dan terkejut melihat pria yang akan berkencan dengan Sherly.

     Damian tahu pria itu! Pria itu jelas-jelas playboy yang merasa dirinya Casanova dan begitu senang bergonta-ganti wanita! Tapi Damian terlambat untuk mencegah Sherly pergi.

     Damian buru-buru mengganti pakaiannya dan berpesan kepada Sam untuk menjaga Aldo dikamarnya. 

     Ia harus memperingatkan Sherly. Pria itu, bukanlah pria baik-baik!

     Beni memperlakukan Sherly dengan sangat sopan.

     Entah kenapa, Sherly merasa Beni sangat membosankan tapi ia menahan diri dan mengikuti permainan Beni. 

    Beni memesan steak sedangkan Sherly memesan salad tanpa tambahan saus. Beni memesan sebotol anggur yang paling mahal untuk membuatnya terkesan. Tapi sayangnya, dia tidak terkesan dan mulai benar-benar bosan dengan rayuan-rayuan Beni yang menurutnya sangat menjemukan.

     Apa yang dilihat para wanita dari Beni?! Apa mereka buta dan tuli? Bagaimana mereka bisa tahan dengan semua bualan Beni! erang Sherly dalam hati.

     Sherly benar-benar tidak tahan lagi.

“Aku harus ke kamar mandi, " katanya dengan cepat.

     Dengan cepat pula ia berlari keluar restoran dan memanggil taksi saat Beni tidak melihatnya!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengasuh Misterius   36. Jadi Satu Keluarga

    Bab 36 Sherly tidak pulang semalaman dan sudah bisa dipastikan Sherly menikmati kencannya malam ini, erang Damian dengan marah. Ia menunggunya di ruang tamu sampai ketiduran. Sherly tidak menyesal menghubungi Rafael sebagai teman kencannya. Ia merasa sensasi yang berbeda ketika Rafael mencumbunya. Rafael adalah pria yang sangat romantis dan lembut. “Aku mencintaimu,“ desah Rafel lembut sambil mengecup bibir Sherly. Sherly hanya mendesah sesaat sambil merasakan kepuasan yang sedang melandanya. Mereka bercinta di atas pasir pantai yang lembut. Rafael membiarkan Sherly mengambil kesenangan atasnya. Dan ia merasa puas karena bisa membuat Sherly berteriak dengan bebasnya ketika mencapai kepuasannya. “Rafael, aku sangat menyukaimu. Sungguh. Tapi ...“ Sherly tidak mau memberi harapan kepada Rafael. “Beri aku kesempatan untuk mencintaimu, Sherly,“ ucap Rafael memohon. “Rafael, aku tidak mau memberi janji yang tidak bisa kutepati. Tapi aku berja

  • Pengasuh Misterius   35. Dihadapkan dengan Keputusan yang Sulit

    Teddi tertidur dalam pelukannya. Sherly kaget ketika Damian memeluknya dari belakang. Dia tidak bisa bergerak dan dia begitu takut untuk bergerak. “Aku membutuhkanmu Sher,“ kata Damian membalikkan tubuh Sherly dengan lembut. “Dam …“ Damian membawa tubuh Sherly menjauh dari Teddi. Dan membawa tubuh istrinya ke sofa bed. “Damian …“ “Aku merindukanmu Sher…“ “Tapi …“ Damian mencium Sherly. Tubuh Sherly seakan meledak ketika merasakan ciuman Damian. Sherly merasakan desakan kerinduan mencuat dalam dirinya. Ia merindukan Damian, ia menangis ketika menyadari hal itu. Hatinya sakit serasa diiris. &n

  • Pengasuh Misterius   34. Hati Ini Masih Mencintaimu

    Damian melempar berkas perceraian mereka ke arah Sherly. Sherly terkejut melihat kedatangan Damian di rumahnya. Ia panik apa lagi saat melihat anaknya turun dari tangga. “Mommy tolong seduh susu!“ katanya dengan logat Inggris yang kental. “Naiklah sayang, Mommy akan membawakannya untukmu.“ “Dia anakku!“ seru Damian dengan marah. “Dia anakku.“ “Mommy?“ “Naik!“ teriak Sherly dengan kesal. Teddi berlari kecil mengikuti perintah mommy-nya. “Kenapa kau tidak memberitahuku?“ “Apakah harus?“ “Harus Sher!“

  • Pengasuh Misterius   33. Membuka Hati

    Teddi tumbuh menjadi anak yang sangat tampan. Dan sayangnya, ia persis seperti Damian versi kecilnya. Sherly selalu merasa bersalah karena Rafael menyayangi anaknya, melebihi apapun juga. Terkadang Sherly merasa kesal karena Rafael terlalu membela dan memanjakan Teddi. Rafael selalu pulang kerumah mereka dan menghabiskan waktu bersama Sherly dan Teddi. Selama 5 tahun ini, Rafael memiliki kamarnya sendiri. Ia tidak pernah merayu Sherly untuk bercinta dengannya. Hati Sherly masih belum bisa melupakan Damian. Setiap malam, ia sangat merindukan suaminya itu. Dan Rafael juga tahu akan hal itu, maka ia selalu menawarkan cinta tanpa berharap mendapat balasan dari Sherly. Melihat kesungguhan Rafael, hati Sherly melunak dan mulai menerima Rafael sebagai bagian dari hidu

  • Pengasuh Misterius   32. Meninggalkanmu

    Damian menyambut antusias dan gembira mendengar berita kehamilan Sherly. Sherly merasa ragu dan bertanya pada dirinya sendiri. Tiga bulan yang amat melelahkan! Kehamilan Sherly sangat menyiksa Sherly sampai-sampai ia harus dilarikan kerumah sakit karena tidak dapat makan dan minum dengan teratur. Tubuhnya menolak dan selalu muntah sampai-sampai darah keluar dari mulut Sherly karena tidak adanya cairan yang bisa dikeluarkan tubuhnya lagi. Damian menolak untuk menerima semua tawaran show dan menemani Sherly setiap saat. Ketika usia kandungannya menginjak usia lima bulan, ia sudah bisa beraktifitas dan kembali pada usaha yang ia rintis. Damian melarangnya untuk bekerja tapi Sherly menyakinkan Damian untuk membiarkannya k

  • Pengasuh Misterius   31. Cinta Satu Malam Bersama Rafael

    Sherly mengakui dalam hati firasat Damian ada benarnya juga karena Rafael selalu menyempatkan waktu untuk memantau perkembangan showroom gaun pengantin mereka. “Apa?“ tanya Rafael sambil melihat Sherly yang tengah menatapnya curiga. “Apa kau tidak terlalu sibuk belakangan ini?“ “Tidak terlalu. Itu kenapa aku bisa kesini.“ “Bukan karena maksud lain ‘kan!?“ “Apa maksudmu?“ “Rafael, aku akan sangat menghargai kalau tidak ada udang dibalik batu dengan kerja sama kita.“ “Maksudmu?“ “Jangan marah. Hanya saja, aku tidak mau memberi harapan bagi masa depan kita selain bisnis.“ “Kau membuatku kecewa dengan berpikiran sempit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status