Share

Bab 8

Author: Amelia
Yuki baru pulang negeri dan belum sempat mencari tempat tinggal tetap, jadi sementara tinggal di sebuah suite hotel.

Leo sempat ingin mengaturkan tempat tinggal untuknya, tapi Yuki bersikeras menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan Leo. Leo pun akhirnya tidak memaksa.

Mobil Phantom hitam berhenti di depan hotel. Hans segera turun dari kursi pengemudi, membantu Leo menopang tubuh Yuki yang sudah mabuk berat.

Dari kursi depan, Johan menoleh. Wajahnya merah padam. “Pak Leo, saya juga kebanyakan minum. Kepala pusing sekali. Tolong jaga Yuki malam ini. Saya pulang dulu untuk istirahat. Asisten Hans, tolong antar saya.”

Pak Leo dibiarkan tinggal sendirian dengan Nona Yuki? Hans sempat ragu, lalu menatap Leo.

Tak disangka, Leo memberi isyarat dengan anggukan singkat. Hans pun tak banyak bicara, kembali masuk ke mobil dan melajukan kendaraan pergi.

Tubuh Yuki nyaris seluruhnya menempel pada Leo. Leo terpaksa menopangnya, melingkari pinggangnya untuk membawanya masuk ke hotel.

Leo menurunkannya di dalam suite, mendudukkannya di sofa. Dalam ingatannya, Yuki selalu pintar menjaga diri. Jarang sekali dia minum sampai benar-benar tak sadarkan diri. Ada apa dengan malam ini?

Apa mungkin kehidupan tiga tahun di luar negeri sudah mengubahnya?

Leo mengernyit, pikirannya kacau.

“Air… Aku mau air.”

Leo menuangkan segelas air, lalu menepuk pundaknya pelan. Yuki membuka mata samar-samar. Saat melihat wajah Leo, dia tersenyum.

“Leo… Aku sangat merindukanmu…”

Dia langsung menjatuhkan tubuh ke dalam pelukan Leo, Leo pun refleks memeluknya, lalu kembali menempatkannya di sofa.

“Yuki, minum air dulu.”

Seperti gadis manja, Yuki mengangguk patuh. Sekilas, seakan waktu mundur, dia kembali menjadi gadis tiga tahun lalu.

Setelah minum, Yuki kembali menempel pada Leo. Leo terpaksa menaruh gelas, lalu duduk di sampingnya.

Yuki mengenggam lengannya erat-erat. “Leo, kamu tidak tahu betapa aku merindukanmu. Selama tiga tahun ini, aku memikirkanmu setiap detik. Tapi, kenapa kamu malah menikah? Hatiku sakit sekali… benar-benar sakit!”

Air mata jatuh dari matanya, bahunya bergetar.

“Leo, kamu menikah begitu saja. Bagaimana denganku? Tubuhku ini… siapa lagi yang mau? Siapa yang tidak jijik melihatku? Dulu kamu janji akan bertanggung jawab, kamu bohong! Kamu bohong, Leo! Kenapa kamu bisa tega…”

Kenangan menyeruak. Empat tahun lalu saat Leo baru wisuda dan langsung menjabat sebagai CEO Perfilman Starlite, dia menghadapi banyak penolakan. Untuk membuktikan diri, dia berusaha mencetak prestasi dengan menginvestasi banyak film. Dia pun sering turun langsung ke lokasi syuting.

Salah satu dari film yang didanai Perfilman Starlite saat itu dibintangi oleh Yuki. Di lokasi syuting film itulah, musibah terjadi. Sebuah mesin berat terlepas dari ketinggian, nyaris menghantam kepala Leo. Kalau bukan karena Yuki yang spontan mendorongnya, mungkin nyawanya sudah melayang di tempat.

Yuki selamat, tapi tubuhnya tak seutuh dulu lagi. Mesin itu merobek kulitnya dari dada hingga perut, meninggalkan bekas permanen yang mengerikan.

Sebagai seorang perempuan, apalagi seorang aktris, bekas itu jelas merupakan noda yang mematikan.

Sejak itu, Leo kerap menjenguknya di rumah sakit. Hubungan mereka berkembang hingga akhirnya pacaran.

Leo pun sempat berjanji akan bertanggung jawab.

“Leo, apa kamu tahu betapa aku mencintaimu?”

Yuki mendekat, hendak menciumnya.

Namun Leo menoleh cepat menghindar.

Tatapan Yuki seketika berubah, terselubung rasa sakit.

Leo menenangkannya dengan lembut. “Aku dan Mya memang belum resmi bercerai. Tapi, dia sudah menandatangani surat perjanjian cerai. Yuki, aku tidak lupa dengan janjiku.”

“Serius?”

“Ya.”

Yuki tersenyum di sela tangisnya, cahaya bahagia muncul kembali. “Sudah kuduga… kamu selalu baik padaku.”

“Sekarang istirahatlah dulu. Aku bawa kamu ke kamar.”

“Baik, Leo. Apa pun katamu, aku akan menurut.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 100

    Begitu menutup telepon dengan Mya, Selen segera menghubungi sutradara utama.“Pak Robert, Anda perlu memberi saya penjelasan yang memuaskan. Memang benar Mya belum sepopuler artis papan atas, tapi dia adalah artis baru yang segera bekerja sama dengan aktor besar William Cole dan sutradara Isdin Wong. Kami tulus bekerja sama dengan acara Anda, tapi hasilnya justru seperti ini? Cara kerja tim produksi Anda sungguh terlalu sembrono!”Kata-kata Selen membuat sang sutradara tak tahu harus menaruh muka ke mana.Dua bintang tamu cedera bersamaan dalam proses syuting. Hal ini memang tak bisa dibiarkan begitu saja.“Bu Selen, kami sedang melakukan investigasi. Syuting terpaksa berhenti di tengah jalan, kami pun mengalami kerugian besar. Harap bisa saling memahami.”“Pak Robert, kami tentunya akan bersikap profesionalitas dalam hal pekerjaan. Kalau nanti ada syuting ulang, kami siap hadir. Tapi, Mya cedera serius di tengah proses syuting. Juru kamera yang seharusnya mengikutinya malah entah ke m

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 99

    Mya berhenti melangkah.“Untuk apa kamu mengikutiku?”Lift memerlukan kartu akses. Setelah menggesek kartu akses, tombol lantai otomatis menyala. Mya jelas melihat kartu yang digunakan Leo mengarah ke lantai paling atas, sesuai dengan status Leo sebagai CEO Grup Gleinch.Hans masih berdiri di dalam lift sambil menahan tombol pintu terbuka. Wajahnya canggung, tak tahu harus bagaimana bersikap.Dia hanya bisa menahan napas, berusaha mengecilkan keberadaannya.“Tanganmu terluka. Aku akan merawatmu,” kata Leo dengan sikap wajar, pandangan tertuju pada tangan Mya.Mya balik menatap tangannya. “Tanganmu sendiri juga terluka. Bagaimana mau merawatku?”Leo memakai setelan khusus buatan desainer, tak ada yang bisa melihat sebenarnya lengannya sedang dipasang gips.Sebelumnya tangannya selalu diikat perban dan digantung di depan dada. Karena merasa tidak nyaman, dia melepas perbannya.Lukanya berada di bawah siku. Asal berhati-hati dan tidak menggunakan lengan itu, tangannya boleh tak diperban.

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 98

    “Kak Yuki, kenapa Pak Leo pergi? Dia bahkan pergi bersama Mya. Apa yang terjadi?” Baru saja selesai bicara, Fani langsung menangkap bercak darah di lantai. Seketika dia menjerit kaget. “Da… darah! Darah dari mana ini!”“Keluar! Keluar dari sini!”Kata-kata Fani semakin memicu amarah Yuki. Yuki meraih bantal di belakang dan melemparkannya ke arah Fani. Fani terkejut dan langsung lari terbirit-birit keluar kamar.…Dokter membalut luka Mya sambil menghela napas panjang. “Kenapa bisa begini? Belum lama keluar rumah sakit, kamu sudah terluka lagi? Nona, jangan menganggap enteng hanya karena tidak kena tulang. Tangan punya banyak pembuluh halus. Kalau sampai infeksi, kamu akan sengsara.”Mya mendengarkan dengan tenang, tidak menyahut.Leo yang berdiri di samping merasa sangat bersalah. Dia mendengarkan setiap instruksi dokter dengan saksama.Setelah selesai diperban, Mya langsung meninggalkan rumah sakit. Leo dan Hans mengikutinya di belakang.Angin malam yang menusuk tulang berhembus kenca

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 97

    Perih menusuk menjalar dari telapak tangan Mya. Dia menggigit bibir, berusaha keras menahan diri agar tidak berteriak kesakitan.“Nyonya, tangan Anda!” Hans yang jeli segera melihat perban di tangan Mya kembali merembes darah.Baru saat itu Leo menyadari luka di tangan Mya.“Kenapa dengan tanganmu?”Mya tak ingin Leo mengira dirinya sedang berpura-pura lemah. Oleh karena itu, dia terus menyembunyikan lukanya di balik lengan baju. Saat terjatuh tadi, naluri tubuh membuatnya menumpu dengan telapak tangan. Akhirnya, soal lukanya terkuak juga.Leo buru-buru melangkah maju, berniat memeriksa luka di tangannya sekaligus membantunya bangkit.Dia tak bermaksud mendorong Mya sampai terjatuh. Tindakan Mya yang tiba-tiba menampar Yuki membuatnya refleks menjauhkan Mya.Kini, penyesalan sudah menyesakkan dadanya.Sebelum dia sempat mengucapkan permintaan maaf, suara dingin Mya sudah memotong lebih dulu.“Jangan sentuh aku!” Mya menatapnya dengan mata yang merah, lalu melontarkan sekata demi sekata

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 96

    “Kenapa? Tidak mau? Kamu tetap mau aku minta maaf padanya, membiarkan harga diriku diinjak-injak olehnya?” Mya sangat kecewa, mata memerah. “Leo, bagaimanapun juga aku sudah menemanimu tidur selama tiga tahun. Masa mudaku selama tiga tahun ini sama sekali tidak ada nilainya bagimu?”Leo terdiam, pikirannya kacau. Dia hanya meminta Mya untuk minta maaf. Lagipula, Mya sudah menampar Yuki dan mencederainya. Bukankah memang seharusnya minta maaf?Kenapa malah tiba-tiba ungkit harga diri dan masa muda?“Mya, aku sudah bicara dengan Yuki. Asal kamu minta maaf, dia tidak akan menuntutmu.”Tuntut?Konyol sekali!Memangnya Yuki berani menuntut dirinya?Yuki bisa bersikap arogan hanya karena tahu ada Leo yang membelanya.Mya menatap Yuki tanpa ekspresi. “Kalau Nona Yuki ingin menuntutku secara pidana, silakan saja. Grup Gleinch punya tim pengacara yang selalu siap sedia. Kalau kamu bisa membuatku benar-benar masuk penjara, aku akui dirimu hebat.”Yuki menampilkan wajah polos, menoleh pada Leo da

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 95

    Fani berjaga di depan pintu kamar rawat. Begitu melihat Mya datang, dia segera menghadang.“Untuk apa kamu datang ke sini!” Wajahnya penuh kewaspadaan, tatapannya tajam pada Mya.Mya tersenyum tipis. “Atas perintah Pak Leo, aku datang untuk meminta maaf pada Nona Yuki.”Mendengar itu, Fani langsung merasa puas. “Akhirnya tahu takut juga, ya? Berani-beraninya kamu menyinggung Kak Yuki. Kamu nggak mau berkarir di dunia hiburan lagi?”Mya sama sekali tidak tersulut emosi. Justru Hans yang hampir tak bisa menahan diri untuk membalas, tapi Mya mencegahnya dengan sebuah tatapan.Fani tahu Hans adalah asisten pribadi Leo, jadi dia buru-buru menampilkan senyum manis yang dikiranya enak dilihat.Hans mendengus dingin. “Awas!”Fani tak habis pikir. Dia mengira Hans terbiasa berinteraksi dengan kalangan elit, jadi meremehkan dirinya yang hanya seorang asisten biasa.Oleh karena itu, dia tidak berani banyak bicara dan hanya menyingkir.Hans mendorong pintu, lalu memberi isyarat hormat pada Mya unt

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status